Lompat ke isi

Sejarah Jakarta: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pierrewee (bicara | kontrib)
+
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Koloni Belanda menjadi Bekas koloni Belanda
 
(26 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{about|sejarah kota Jakarta|periode tertentu ketika daerah ini disebut Batavia, ibu kota [[Hindia Belanda]]|Batavia}}
{{about|sejarah kota Jakarta|periode tertentu ketika daerah ini disebut Batavia, ibu kota [[Hindia Belanda]]|Batavia}}
[[Berkas:Ville de Batavia c1780.jpg|thumb|300px|right|Gambar Batavia, ibu kota [[Hindia Belanda]] dalam apa yang kini merupakan [[Jakarta Utara]], sekitar 1780]]
[[Berkas:Ville de Batavia c1780.jpg|jmpl|300px|ka|Gambar Batavia, ibu kota [[Hindia Belanda]] dalam apa yang kini merupakan [[Jakarta Utara]], sekitar 1780]]


'''Jakarta''' adalah ibu kota dan kota terbesar [[Indonesia]]. Terletak di [[estuari]] [[Sungai Ciliwung]], di bagian barat laut [[Jawa]], daerah ini telah lama menopang pemukiman manusia. Bukti bersejarah dari [[Jakarta]] berasal dari abad ke-4 M, saat ia merupakan sebuah permukiman dan pelabuhan Hindu. Kota ini telah diklaim secara berurutan oleh [[Tarumanegara]] [[India Raya|kerajaan bercorak India]], [[Kerajaan Sunda]] Hindu, [[Kesultanan Banten]] Muslim, dan oleh pemerintahan Belanda, Jepang, dan Indonesia.<ref name="Jakarta History">{{cite web|title=History of Jakarta |url=http://www.jakarta.go.id/eng/news/2011/03/history-of-jakarta |date=8 March 2011 |publisher=Jakarta.go.id |accessdate=17 June 2014 |deadurl=yes |archiveurl=https://web.archive.org/web/20140608040048/http://www.jakarta.go.id/eng/news/2011/03/history-of-jakarta |archivedate=June 8, 2014 }}</ref> [[Hindia Belanda]] membangun daerah tersebut sebelum direbut oleh [[Kekaisaran Jepang]] semasa Perang Dunia II dan akhirnya menjadi merdeka sebagai bagian dari [[Indonesia]].
'''Jakarta indonesia''' adalah ibu kota dan kota terbesar [[Indonesia]]. Terletak di [[estuari]] [[Sungai Ciliwung]], di bagian barat laut [[Jawa]], daerah ini telah lama menopang pemukiman manusia. Bukti bersejarah dari [[Jakarta]] berasal dari abad ke-4 M, saat ia merupakan sebuah permukiman dan pelabuhan Hindu. Kota ini telah diklaim secara berurutan oleh [[India Raya|kerajaan bercorak India]] [[Tarumanegara]], [[Kerajaan Sunda]] Hindu, [[Kesultanan Banten]] Muslim, dan oleh pemerintahan Belanda, Jepang, dan Indonesia.<ref name="Jakarta History">{{cite web|title=History of Jakarta |url=http://www.jakarta.go.id/eng/news/2011/03/history-of-jakarta |date=8 March 2011 |publisher=Jakarta.go.id |accessdate=17 June 2014 |deadurl=yes |archiveurl=https://web.archive.org/web/20140608040048/http://www.jakarta.go.id/eng/news/2011/03/history-of-jakarta |archivedate=June 8, 2014 }}</ref> [[Hindia Belanda]] membangun daerah tersebut sebelum direbut oleh [[Kekaisaran Jepang]] semasa Perang Dunia II dan akhirnya menjadi merdeka sebagai bagian dari [[Indonesia]].


[[Jakarta]] telah dikenal dengan beberapa nama. Ia disebut '''Sunda Kelapa''' selama periode Kerajaan Sunda dan '''Jayakarta''', '''Djajakarta''', atau '''Jacatra''' selama periode singkat [[Kesultanan Banten]]. Setelah itu, Jakarta berkembang dalam tiga tahap. "[[Kota Tua Jakarta]]", yang dekat dengan laut di utara, berkembang antara 1619 dan 1799 pada era [[Perusahaan Hindia Timur Belanda|VOC]]. "Kota baru" di selatan berkembang antara 1809 dan 1942 setelah pemerintah Belanda mengambil alih penguasaan Batavia dari VOC yang gagal yang sewanya telah berakhir pada 1799. Yang ketiga adalah perkembangan Jakarta modern sejak proklamasi kemerdekaan pada 1945. Di bawah pemerintahan Belanda, ia dikenal sebagai '''Batavia''' (1619–1949), dan '''Djakarta''' (dalam bahasa Belanda) atau '''Jakarta''', selama pendudukan Jepang dan masa modern.<ref>Lihat juga [[Perfected Spelling System]] as well as [[Wikipedia:WikiProject Indonesia/Naming conventions]]</ref><ref>[http://www.studyindonesian.com/lessons/oldspellings/ Lesson: Old Indonesian Spellings]. StudyIndonesian. Retrieved on 2013-07-16.</ref>
[[Jakarta]] telah dikenal dengan beberapa nama. Ia disebut '''Sunda Kalapa''' selama periode Kerajaan Sunda dan '''Jayakarta''', '''Djajakarta''', atau '''Jacatra''' selama periode singkat [[Kesultanan Banten]]. Setelah itu, Jakarta berkembang dalam tiga tahap. "[[Kota Tua Jakarta]]", yang dekat dengan laut di utara, berkembang antara 1619 dan 1799 pada era [[Perusahaan Hindia Timur Belanda|VOC]]. "Kota baru" di selatan berkembang antara 1809 dan 1942 setelah pemerintah Belanda mengambil alih penguasaan Batavia dari VOC yang gagal yang sewanya telah berakhir pada 1799. Yang ketiga adalah perkembangan Jakarta modern sejak proklamasi kemerdekaan pada 1945. Di bawah pemerintahan Belanda, ia dikenal sebagai '''Batavia''' (1619–1949), dan '''Djakarta''' (dalam bahasa Belanda) atau '''Jakarta''', selama pendudukan Jepang dan masa modern.<ref>Lihat juga [[Ejaan Yang Disempurnakan]]</ref><ref>[http://www.studyindonesian.com/lessons/oldspellings/ Lesson: Old Indonesian Spellings] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20181117164420/http://www.studyindonesian.com/lessons/oldspellings/ |date=2018-11-17 }}. StudyIndonesian. Retrieved on 2013-07-16.</ref>

== Kerajaan-kerajan awal (abad ke-4 M) ==
Daerah pesisir dan pelabuhan Jakarta di utara [[Jawa Barat]] telah menjadi lokasi permukiman manusia sejak [[kebudayaan Buni]] abad ke-4 SM. Catatan sejarah paling awal yang ditemukan di Jakarta adalah [[Prasasti Tugu]], yang ditemukan di Kecamatan Tugu, [[Jakarta Utara]]. Ia merupakan salah satu prasasti tertua dalam [[Sejarah Indonesia]]. Daerah tersebut adalah bagian dari [[India Raya|kerajaan bercorak India]] [[Tarumanegara]].

Pada tahun 397 M, Raja [[Purnawarman]] mendirikan Sunda Pura, yang terletak di pantai utara Jawa Barat, sebagai ibu kota baru kerajaan.<ref>{{Cite book|publisher=Yayasan Pustaka Jaya, Jakarta|title=Sundakala: cuplikan sejarah Sunda berdasarkan naskah-naskah "Panitia Wangsakerta" Cirebon|year=2005}}</ref> Ibu kota kerajaan Tarumanagara tersebut kemungkinan besar terletak di suatu tempat antara Kecamatan Tugu, Jakarta Utara dan [[Kabupaten Bekasi]], Jawa Barat. Purnawarman meninggalkan tujuh batu peringatan di seluruh daerah tersebut, termasuk Provinsi [[Banten]] dan [[Jawa Barat]] saat ini, yang terdiri dari prasasti yang memuat namanya.<ref>{{Cite book|publisher=Yayasan Cipta Loka Caraka|title=The Sunda Kingdom of West Java From Tarumanagara to Pakuan Pajajaran with the Royal Center of Bogor|year=2007}}</ref>


== Catatan dan referensi ==
== Catatan dan referensi ==
Baris 26: Baris 31:


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* [http://gauss.suub.uni-bremen.de/suub/hist/servlet/servlet.hmap?id=248214 Pictures and Map from 1733] (Homannische Erben, Nuernberg-Germany)
# [http://gauss.suub.uni-bremen.de/suub/hist/servlet/servlet.hmap?id=248214 Pictures and Map from 1733] (Homannische Erben, Nuernberg-Germany)
{{Koloni Belanda}}


[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
[[Kategori:Jakarta]]
[[Kategori:Jakarta]]
[[Kategori:Sejarah Jakarta]]
[[Kategori:Kolonisasi Eropa di Asia]]
[[Kategori:Bekas koloni Belanda]]

Revisi terkini sejak 19 Agustus 2024 13.20

Gambar Batavia, ibu kota Hindia Belanda dalam apa yang kini merupakan Jakarta Utara, sekitar 1780

Jakarta indonesia adalah ibu kota dan kota terbesar Indonesia. Terletak di estuari Sungai Ciliwung, di bagian barat laut Jawa, daerah ini telah lama menopang pemukiman manusia. Bukti bersejarah dari Jakarta berasal dari abad ke-4 M, saat ia merupakan sebuah permukiman dan pelabuhan Hindu. Kota ini telah diklaim secara berurutan oleh kerajaan bercorak India Tarumanegara, Kerajaan Sunda Hindu, Kesultanan Banten Muslim, dan oleh pemerintahan Belanda, Jepang, dan Indonesia.[1] Hindia Belanda membangun daerah tersebut sebelum direbut oleh Kekaisaran Jepang semasa Perang Dunia II dan akhirnya menjadi merdeka sebagai bagian dari Indonesia.

Jakarta telah dikenal dengan beberapa nama. Ia disebut Sunda Kalapa selama periode Kerajaan Sunda dan Jayakarta, Djajakarta, atau Jacatra selama periode singkat Kesultanan Banten. Setelah itu, Jakarta berkembang dalam tiga tahap. "Kota Tua Jakarta", yang dekat dengan laut di utara, berkembang antara 1619 dan 1799 pada era VOC. "Kota baru" di selatan berkembang antara 1809 dan 1942 setelah pemerintah Belanda mengambil alih penguasaan Batavia dari VOC yang gagal yang sewanya telah berakhir pada 1799. Yang ketiga adalah perkembangan Jakarta modern sejak proklamasi kemerdekaan pada 1945. Di bawah pemerintahan Belanda, ia dikenal sebagai Batavia (1619–1949), dan Djakarta (dalam bahasa Belanda) atau Jakarta, selama pendudukan Jepang dan masa modern.[2][3]

Kerajaan-kerajan awal (abad ke-4 M)

[sunting | sunting sumber]

Daerah pesisir dan pelabuhan Jakarta di utara Jawa Barat telah menjadi lokasi permukiman manusia sejak kebudayaan Buni abad ke-4 SM. Catatan sejarah paling awal yang ditemukan di Jakarta adalah Prasasti Tugu, yang ditemukan di Kecamatan Tugu, Jakarta Utara. Ia merupakan salah satu prasasti tertua dalam Sejarah Indonesia. Daerah tersebut adalah bagian dari kerajaan bercorak India Tarumanegara.

Pada tahun 397 M, Raja Purnawarman mendirikan Sunda Pura, yang terletak di pantai utara Jawa Barat, sebagai ibu kota baru kerajaan.[4] Ibu kota kerajaan Tarumanagara tersebut kemungkinan besar terletak di suatu tempat antara Kecamatan Tugu, Jakarta Utara dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Purnawarman meninggalkan tujuh batu peringatan di seluruh daerah tersebut, termasuk Provinsi Banten dan Jawa Barat saat ini, yang terdiri dari prasasti yang memuat namanya.[5]

Catatan dan referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "History of Jakarta". Jakarta.go.id. 8 March 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 8, 2014. Diakses tanggal 17 June 2014. 
  2. ^ Lihat juga Ejaan Yang Disempurnakan
  3. ^ Lesson: Old Indonesian Spellings Diarsipkan 2018-11-17 di Wayback Machine.. StudyIndonesian. Retrieved on 2013-07-16.
  4. ^ Sundakala: cuplikan sejarah Sunda berdasarkan naskah-naskah "Panitia Wangsakerta" Cirebon. Yayasan Pustaka Jaya, Jakarta. 2005. 
  5. ^ The Sunda Kingdom of West Java From Tarumanagara to Pakuan Pajajaran with the Royal Center of Bogor. Yayasan Cipta Loka Caraka. 2007. 

Bacaan lebih lanjut

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  1. Pictures and Map from 1733 (Homannische Erben, Nuernberg-Germany)