Lompat ke isi

Malahayati: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 5°35′28.9″N 95°31′40.3″E / 5.591361°N 95.527861°E / 5.591361; 95.527861
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Firman Mustaqim (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(44 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{kegunaanlain|Malahayati}}
{{Kegunaan lain|Malahayati (disambiguasi)}}
{{Infobox Person
[[Berkas:Laksamana Keumala Hayati.jpg|jmpl|Laksamana Malahayati]]
| name = Malahayati
| image = Malahayati_2018_stamp_of_Indonesia.jpg
| image_size = 175px
| caption = Laksamana Keumala Hayati
| birth_date = {{birth date|1550|01|01|df=y}}
| birth_place = {{negara|Kesultanan Aceh}} [[Aceh Besar]], [[Kesultanan Aceh]]
| other_names = Keumalahayati
| citizenship = {{negara|Kesultanan Aceh}} [[Kesultanan Aceh]]
| alma_mater = Akademi Militer Ma'had Baitul Maqdis
| known_for = ● Pejuang [[Perang Aceh]],<br/> [[Pahlawan Nasional Indonesia]]
| death_date = {{death date and age|1615|6|30|1550|01|01|df=y}}
| death_place = {{negara|Kesultanan Aceh}} [[Aceh Besar]], [[Kesultanan Aceh]]
| death_cause = Gugur saat melindungi Teluk Krueng Raya dari serangan Portugis yang dipimpin Laksamana Martim Afonso De Castro
| resting_place = Krueng Raya, Lamreh, Aceh Besar
| resting_place_coordinates = {{coord|5|35|28.9|N|95|31|40.3|E|type:History_region:ID|display=inline,title}}
| opponents = {{negara|VOC}} [[Belanda]] (VOC)<br> {{flagicon image|Flag Portugal (1640).svg}} [[Portugis]]<br> {{flagicon image|Flag_of_Cross_of_Burgundy.svg}} [[Spanyol]]
| spouse = Laksamana Zainal Abidin
| children =
| parents = Laksamana Mahmud Syah
| family = Laksamana Muhammad Said Syah (Kakek) <br>
Sultan Salahuddin Syah (Buyut)
}}
'''Keumalahayati''' ({{lahirmati|[[Aceh Besar]], [[Kesultanan Aceh]]|01|01|1550|[[Aceh Besar]], [[Kesultanan Aceh]]|30|06|1615}}) adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari [[Kesultanan Aceh]]. Ayahnya bernama Laksamana Mahmud Syah. Kakeknya dari garis ayahnya adalah Laksamana Muhammad Said Syah, putra dari [[Salahuddin dari Aceh|Sultan Salahuddin Syah]] yang memerintah sekitar tahun 1530–1539 M. Adapun [[Sultan Salahuddin Shah|Sultan Salahuddin Syah]] adalah putra dari [[Sultan Ali Mughayat Syah|Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah]] (1513–1530 M), yang merupakan pendiri [[Kerajaan Aceh Darussalam]].<ref>{{Cite web |url=http://acehpedia.org/Laksamana_Keumalahayati |title=Laksamana Keumalahayati |access-date=2011-11-27 |archive-date=2016-03-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160311142809/http://acehpedia.org/laksamana_keumalahayati |dead-url=yes }}</ref>


Pada tahun 1585–1604, dia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV.<ref>{{Cite web |url=http://www.kalyanamitra.or.id/kalyanamedia/2/1/kronik2.htm |title=Kronik Perempuan-perempuan Pejuang Aceh di Kalyanamedia |access-date=2007-05-31 |archive-date=2007-07-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070717222120/http://www.kalyanamitra.or.id/kalyanamedia/2/1/kronik2.htm |dead-url=yes }}</ref>
'''Keumalahayati''', adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari [[Kesultanan Aceh]]. Ayahnya bernama Laksamana Mahmud Syah. Kakeknya dari garis ayahnya adalah Laksamana [[Muhammad Said Syah]], putra dari [[Salahuddin dari Aceh|Sultan Salahuddin Syah]] yang memerintah sekitar tahun 1530–1539 M. Adapun Sultan Salahuddin Syah adalah putra dari [[Sultan Ali Mughayat Syah|Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah]] (1513–1530 M), yang merupakan pendiri [[Kerajaan Aceh Darussalam]].<ref>[http://acehpedia.org/Laksamana_Keumalahayati Laksamana Keumalahayati]</ref>


Malahayati memimpin 2.000 orang pasukan ''Inong Balee'' (janda-janda pahlawan yang telah syahid) berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng [[Belanda]] tanggal [[11 September]] [[1599]] sekaligus membunuh [[Cornelis de Houtman]] dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal. Dia mendapat gelar [[Laksamana]] untuk keberaniannya ini, sehingga ia kemudian lebih dikenal dengan nama '''Laksamana Malahayati'''<ref>{{Cite web |url=http://sejarah.kompasiana.com/2010/11/15/laksamana-malahayati-dan-bangsa-kita/ |title=Laksamana Malahayati dan bangsa kita |access-date=2011-11-27 |archive-date=2015-04-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150426043345/http://www.kompasiana.com/ |dead-url=yes }}</ref> Saat meninggal dunia, jasad Malahayati dikebumikan di bukit Krueng Raya, [[Lam Reh, Mesjid Raya, Aceh Besar|Lamreh]], [[Aceh Besar]].<ref>{{Cite news|url=https://news.detik.com/berita/d-3720257/jadi-pahlawan-nasional-makam-laksamana-malahayati-bersolek|title=Jadi Pahlawan Nasional, Makam Laksamana Malahayati Bersolek|last=Setyadi|first=Agus|work=[[Detik.com|detikcom]]|access-date=2019-11-06}}</ref>
Pada tahun 1585–1604, dia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV.<ref>[http://www.kalyanamitra.or.id/kalyanamedia/2/1/kronik2.htm Kronik Perempuan-perempuan Pejuang Aceh di Kalyanamedia]</ref>


== Pendidikan Angkatan Laut ==
Malahayati memimpin 2.000 orang pasukan ''Inong Balee'' (janda-janda pahlawan yang telah syahid) berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng [[Belanda]] tanggal [[11 September]] [[1599]] sekaligus membunuh [[Cornelis de Houtman]] dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal. Dia mendapat gelar [[Laksamana]] untuk keberaniannya ini, sehingga ia kemudian lebih dikenal dengan nama '''Laksamana Malahayati'''<ref>[http://sejarah.kompasiana.com/2010/11/15/laksamana-malahayati-dan-bangsa-kita/ Laksamana Malahayati dan bangsa kita]</ref>
Laksamana Malahayati dikenal juga dengan nama Keumalahayati. Ia dilahirkan di Aceh Besar pada tahun 1550. Pada masa kanak-kanak dan remaja ia mendapat pendidikan istana. Malahayati masih berkerabat dengan Sultan Aceh. Ayah dan kakeknya berbakti di Kesultanan Aceh sebagai Panglima Angkatan Laut. Dari situlah semangat kelautan Malahayati muncul. Ia kemudian mengikuti jejak ayah dan kakeknya dengan menempuh pendidikan militer jurusan angkatan laut di akademi Baitul Maqdis.<ref>{{Cite news|url=https://nasional.kompas.com/read/2017/11/10/12303431/profil-pahlawan-malahayati-laksmana-laut-perempuan-pertama-di-dunia|title=PROFIL PAHLAWAN: Malahayati, Laksmana Laut Perempuan Pertama di Dunia|last=Sukmana|first=Yoga|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2020-04-27|editor-last=Asril|editor-first=Sabrina}}</ref>


== Memimpin Inong Balee ==
Saat meninggal dunia, jasad Malahayati dikebumikan di bukit Krueng Raya, [[Lam Reh, Mesjid Raya, Aceh Besar|Lamreh]], [[Aceh Besar]].{{cn}}
Perjuangan Malahayati melawan penjajah dimulai setelah terjadinya pertempuran di Teluk Haru. Armada laut Kesultanan Aceh melawan armada [[Portugis]]. Pada pertempuran itu, Laksamana Zainal Abidin, suami Malahayati, gugur. Setelah ditinggal wafat oleh suaminya, Malahayati mengusulkan kepada Sultan Aceh untuk membentuk pasukan yang terdiri dari janda prajurit Aceh yang gugur dalam peperangan. Permintaan itu dikabulkan. Ia diangkat sebagai pemimpin pasukan Inong Balee dengan pangkat laksamana. Malahayati adalah perempuan Aceh pertama yang menyandang pangkat ini.<ref>{{Cite news|url=https://jakarta.tribunnews.com/2018/11/06/mengenal-sosok-laksamana-malahayati-tempuh-pendidikan-militer-hingga-dapat-gelar-pahlawan|title=Mengenal Sosok Laksamana Malahayati, Tempuh Pendidikan Militer hingga Dapat Gelar Pahlawan|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2020-04-27|last=Insiroh|first=Ilusi}}</ref>

== Perjuangan Melawan Belanda ==
Laksamana Malahayati dan pasukannya bertugas melindungi pelabuhan pelabuhan dagang di Aceh. Pada tanggal 21 Juni 1599, Laksamana Malahayati berhadapan dengan kapal Belanda yang mencoba memaksakan kehendaknya. Laksamana Malahayati dan pasukannya tentu saja tidak dapat menerimanya. Mereka mengadakan perlawanan. Dalam peristiwa itu [[Cornelis de Houtman]] dan beberapa pelaut Belanda tewas. [[Frederick de Houtman]], wakil komandan armada Belanda, ditangkap oleh pihak Aceh.<ref>{{Cite news|url=https://tirto.id/matinya-cornelis-de-houtman-di-tangan-malahayati-cz2x|title=Cornelis de Houtman Tewas dalam Tikaman Rencong Malahayati|last=Raditya|first=Iswara N.|work=[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2020-04-27}}</ref>

== Perundingan Damai ==
Laksamana Malahayati tidak hanya cakap di medan perang. Ia juga melakukan perundingan damai mewakili Sultan Aceh dengan pihak Belanda. Perundingan itu adalah upaya Belanda untuk melepaskan Frederick de Houtman yang ditangkap oleh Laksamana Malahayati. Perdamaian itu terwujud. Frederick de Houtman dilepaskan namun Belanda harus membayar ganti rugi kepada Kesultanan Aceh. Laksamana Malahayati juga menjadi orang yang menerima [[:en:James Lancaster|James Lancaster]], duta utusan [[Ratu Elizabeth I dari Inggris]].

Laksamana Malahayati meninggal dunia pada tahun 1615. Makamnya terletak di Desa Lamreh, Kecamatan Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar. Laksamana Malahayati mendapatkan gelar sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 9 November 2017 bersama dengan 3 orang lainnya.<ref>{{Cite web|url=https://ilovelife.co.id/blog/malahayati-laksamana-wanita-aceh-pertama-di-dunia-yang-juga-diplomat-ulung/|title=Malahayati, Laksamana Wanita Aceh Pertama di Dunia yang Juga Diplomat Ulung|date=2017-12-07|website=Blog|language=en-US|access-date=2020-04-27}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://bobo.grid.id/read/08678973/pahlawan-nasional-laksamana-malahayati|title=Pahlawan Nasional: Laksamana Malahayati - Bobo|website=bobo.grid.id|language=id|access-date=2020-04-27}}</ref>


== Penghargaan ==
== Penghargaan ==
Baris 14: Baris 47:


Selain dinamakan sebagai nama jalan di berbagai wilayah di [[Indonesia]], nama Malahayati juga banyak diabadikan dalam berbagai hal.
Selain dinamakan sebagai nama jalan di berbagai wilayah di [[Indonesia]], nama Malahayati juga banyak diabadikan dalam berbagai hal.
# Pelabuhan laut di Teluk Krueng Raya, [[Aceh Besar]] dinamakan dengan [[Pelabuhan Malahayati]]<ref>[http://dishubkomintel.acehprov.go.id/direktori-data-informasi/pelabuhan/pelabuhan-di-usahakan/pelabuhan-malahayati Pelabuhan Malahayati]</ref>.
# Pelabuhan laut di Teluk Krueng Raya, [[Aceh Besar]] dinamakan dengan Pelabuhan Malahayati.<ref>{{Cite web |url=http://dishubkomintel.acehprov.go.id/direktori-data-informasi/pelabuhan/pelabuhan-di-usahakan/pelabuhan-malahayati |title=Pelabuhan Malahayati |access-date=2011-11-27 |archive-date=2019-01-19 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190119174511/https://dishubkomintel.acehprov.go.id/direktori-data-informasi/pelabuhan/pelabuhan-di-usahakan/pelabuhan-malahayati |dead-url=yes }}</ref>
# Salah satu [[kapal perang]]  jenis Perusak Kawal Berpeluru Kendali (''fregat'') kelas Fatahillah milik [[Tentara Nasional Indonesia|TNI]] [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut|Angkatan Laut]] yang dinamakan [[KRI Malahayati]]. Kapal perang ini dibuat di galangan kapal ''Wilton-Fijenoord'', Schiedam, [[Belanda]] pada tahun 1980, khusus untuk [[TNI-AL]].
# Salah satu [[kapal perang]] jenis Perusak Kawal Berpeluru Kendali (''fregat'') kelas Fatahillah milik [[Tentara Nasional Indonesia|TNI]] [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut|Angkatan Laut]] yang dinamakan [[KRI Malahayati]]. Kapal perang ini dibuat di galangan kapal ''Wilton-Fijenoord'', Schiedam, [[Belanda]] pada tahun 1980, khusus untuk [[TNI-AL]].
# Dalam dunia pendidikan, terdapat [[Universitas Malahayati]] yang terdapat di [[Bandar Lampung]].
# Dalam dunia pendidikan, terdapat [[Universitas Malahayati]] yang terdapat di [[Bandar Lampung]].
# Sebuah serial film [[Laksamana Malahayati]] yang menceritakan riwayat hidup Malahayati telah dibuat pada tahun 2007.
# Sebuah serial film [[Laksamana Malahayati]] yang menceritakan riwayat hidup Malahayati telah dibuat pada tahun 2007.<ref>{{Cite news|url=https://aceh.tribunnews.com/2018/01/22/marcella-zalianty-produseri-film-laksamana-malahayati|title=Marcella Zalianty Produseri Film Laksamana Malahayati|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2019-11-06|last=Bakri}}</ref>
# Nama Malahayati juga dipakai oleh [[Nasional Demokrat (Indonesia)|Ormas Nasional Demokrat]] sebagai nama divisi wanitanya dengan nama lengkap Garda Wanita Malahayati.<ref>Metro TV 19 Juli 2011, pukul 21.30</ref>
# Nama Malahayati juga dipakai oleh [[Nasional Demokrat (Indonesia)|Ormas Nasional Demokrat]] sebagai nama divisi wanitanya dengan nama lengkap Garda Wanita Malahayati.<ref>Metro TV 19 Juli 2011, pukul 21.30</ref>
# Selain dikukuhkan bergelar Pahlawan Perintis Kemerdekaan [[Indonesia]] di 2017 , hari lahirnya pun dijadikan hari perayaan dunia internasional atas pengajuan Pemerintah [[Indonesia]] di forum [[UNESCO]] pada 2023 di [[Perancis]].


Atas jasa-jasanya Pemerintah Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo menganugerahi Gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 115/TK/Tahun 2017 tanggal 6 November 2017.<ref name="news.detik.com_JokowiTetapkanL">{{Cite web |title=Jokowi Tetapkan Laksamana Malahayati Jadi Pahlawan Nasional |last=Nugroho |first=Bagus Prihantoro |work=detiknews |date=9 November 2017 |accessdate={{date|2017-11-09}} |url=https://news.detik.com/berita/d-3719818/jokowi-tetapkan-laksamana-malahayati-jadi-pahlawan-nasional |language= |quote= |archivedate= |archiveurl= |dead-url=no}}</ref>
Atas jasa-jasanya Pemerintah Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo menganugerahi Gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 115/TK/Tahun 2017 tanggal 6 November 2017.<ref name="news.detik.com_JokowiTetapkanL">{{Cite news|title=Jokowi Tetapkan Laksamana Malahayati Jadi Pahlawan Nasional |last=Nugroho |first=Bagus Prihantoro |work=[[Detik.com|detikcom]] |date=9 November 2017 |accessdate={{date|2017-11-09}} |url=https://news.detik.com/berita/d-3719818/jokowi-tetapkan-laksamana-malahayati-jadi-pahlawan-nasional |language= |quote= |archivedate= |archiveurl= |dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/melihat-makam-laksamana-malahayati-yang-telah-dipercantik.html|title=Melihat makam Laksamana Malahayati yang telah dipercantik|work=[[Merdeka.com]]|language=id|access-date=2019-11-06|last=Afif|editor-last=Andwika|editor-first=Rizky}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 26: Baris 60:


{{Pahlawan Nasional Indonesia}}
{{Pahlawan Nasional Indonesia}}

{{indo-bio-stub}}
{{Authority control}}


[[Kategori:Kesultanan Aceh]]
[[Kategori:Kesultanan Aceh]]
[[Kategori:Tokoh Aceh]]
[[Kategori:Tokoh Aceh]]
[[Kategori:Bangsawan Aceh]]
[[Kategori:Bangsawan Aceh]]
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Aceh Besar]]
[[Kategori:Wanita Indonesia abad ke-16]]

Revisi terkini sejak 27 September 2024 14.37

Malahayati
Laksamana Keumala Hayati
Lahir(1550-01-01)1 Januari 1550
Kesultanan Aceh Aceh Besar, Kesultanan Aceh
Meninggal30 Juni 1615(1615-06-30) (umur 65)
Kesultanan Aceh Aceh Besar, Kesultanan Aceh
Sebab meninggalGugur saat melindungi Teluk Krueng Raya dari serangan Portugis yang dipimpin Laksamana Martim Afonso De Castro
MakamKrueng Raya, Lamreh, Aceh Besar
5°35′28.9″N 95°31′40.3″E / 5.591361°N 95.527861°E / 5.591361; 95.527861
Nama lainKeumalahayati
Warga negaraKesultanan Aceh Kesultanan Aceh
AlmamaterAkademi Militer Ma'had Baitul Maqdis
Dikenal atas● Pejuang Perang Aceh,
Pahlawan Nasional Indonesia
Lawan politikVereenigde Oostindische Compagnie Belanda (VOC)
Portugis
Spanyol
Suami/istriLaksamana Zainal Abidin
Orang tuaLaksamana Mahmud Syah
KeluargaLaksamana Muhammad Said Syah (Kakek)
Sultan Salahuddin Syah (Buyut)

Keumalahayati (01 Januari 1550 – 30 Juni 1615) adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Ayahnya bernama Laksamana Mahmud Syah. Kakeknya dari garis ayahnya adalah Laksamana Muhammad Said Syah, putra dari Sultan Salahuddin Syah yang memerintah sekitar tahun 1530–1539 M. Adapun Sultan Salahuddin Syah adalah putra dari Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah (1513–1530 M), yang merupakan pendiri Kerajaan Aceh Darussalam.[1]

Pada tahun 1585–1604, dia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV.[2]

Malahayati memimpin 2.000 orang pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah syahid) berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda tanggal 11 September 1599 sekaligus membunuh Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal. Dia mendapat gelar Laksamana untuk keberaniannya ini, sehingga ia kemudian lebih dikenal dengan nama Laksamana Malahayati[3] Saat meninggal dunia, jasad Malahayati dikebumikan di bukit Krueng Raya, Lamreh, Aceh Besar.[4]

Pendidikan Angkatan Laut

[sunting | sunting sumber]

Laksamana Malahayati dikenal juga dengan nama Keumalahayati. Ia dilahirkan di Aceh Besar pada tahun 1550. Pada masa kanak-kanak dan remaja ia mendapat pendidikan istana. Malahayati masih berkerabat dengan Sultan Aceh. Ayah dan kakeknya berbakti di Kesultanan Aceh sebagai Panglima Angkatan Laut. Dari situlah semangat kelautan Malahayati muncul. Ia kemudian mengikuti jejak ayah dan kakeknya dengan menempuh pendidikan militer jurusan angkatan laut di akademi Baitul Maqdis.[5]

Memimpin Inong Balee

[sunting | sunting sumber]

Perjuangan Malahayati melawan penjajah dimulai setelah terjadinya pertempuran di Teluk Haru. Armada laut Kesultanan Aceh melawan armada Portugis. Pada pertempuran itu, Laksamana Zainal Abidin, suami Malahayati, gugur. Setelah ditinggal wafat oleh suaminya, Malahayati mengusulkan kepada Sultan Aceh untuk membentuk pasukan yang terdiri dari janda prajurit Aceh yang gugur dalam peperangan. Permintaan itu dikabulkan. Ia diangkat sebagai pemimpin pasukan Inong Balee dengan pangkat laksamana. Malahayati adalah perempuan Aceh pertama yang menyandang pangkat ini.[6]

Perjuangan Melawan Belanda

[sunting | sunting sumber]

Laksamana Malahayati dan pasukannya bertugas melindungi pelabuhan pelabuhan dagang di Aceh. Pada tanggal 21 Juni 1599, Laksamana Malahayati berhadapan dengan kapal Belanda yang mencoba memaksakan kehendaknya. Laksamana Malahayati dan pasukannya tentu saja tidak dapat menerimanya. Mereka mengadakan perlawanan. Dalam peristiwa itu Cornelis de Houtman dan beberapa pelaut Belanda tewas. Frederick de Houtman, wakil komandan armada Belanda, ditangkap oleh pihak Aceh.[7]

Perundingan Damai

[sunting | sunting sumber]

Laksamana Malahayati tidak hanya cakap di medan perang. Ia juga melakukan perundingan damai mewakili Sultan Aceh dengan pihak Belanda. Perundingan itu adalah upaya Belanda untuk melepaskan Frederick de Houtman yang ditangkap oleh Laksamana Malahayati. Perdamaian itu terwujud. Frederick de Houtman dilepaskan namun Belanda harus membayar ganti rugi kepada Kesultanan Aceh. Laksamana Malahayati juga menjadi orang yang menerima James Lancaster, duta utusan Ratu Elizabeth I dari Inggris.

Laksamana Malahayati meninggal dunia pada tahun 1615. Makamnya terletak di Desa Lamreh, Kecamatan Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar. Laksamana Malahayati mendapatkan gelar sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 9 November 2017 bersama dengan 3 orang lainnya.[8][9]

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]
Makam Malahayati di bukit Krueng Raya, Aceh Besar

Selain dinamakan sebagai nama jalan di berbagai wilayah di Indonesia, nama Malahayati juga banyak diabadikan dalam berbagai hal.

  1. Pelabuhan laut di Teluk Krueng Raya, Aceh Besar dinamakan dengan Pelabuhan Malahayati.[10]
  2. Salah satu kapal perang jenis Perusak Kawal Berpeluru Kendali (fregat) kelas Fatahillah milik TNI Angkatan Laut yang dinamakan KRI Malahayati. Kapal perang ini dibuat di galangan kapal Wilton-Fijenoord, Schiedam, Belanda pada tahun 1980, khusus untuk TNI-AL.
  3. Dalam dunia pendidikan, terdapat Universitas Malahayati yang terdapat di Bandar Lampung.
  4. Sebuah serial film Laksamana Malahayati yang menceritakan riwayat hidup Malahayati telah dibuat pada tahun 2007.[11]
  5. Nama Malahayati juga dipakai oleh Ormas Nasional Demokrat sebagai nama divisi wanitanya dengan nama lengkap Garda Wanita Malahayati.[12]
  6. Selain dikukuhkan bergelar Pahlawan Perintis Kemerdekaan Indonesia di 2017 , hari lahirnya pun dijadikan hari perayaan dunia internasional atas pengajuan Pemerintah Indonesia di forum UNESCO pada 2023 di Perancis.

Atas jasa-jasanya Pemerintah Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo menganugerahi Gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 115/TK/Tahun 2017 tanggal 6 November 2017.[13][14]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Laksamana Keumalahayati". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-11. Diakses tanggal 2011-11-27. 
  2. ^ "Kronik Perempuan-perempuan Pejuang Aceh di Kalyanamedia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-07-17. Diakses tanggal 2007-05-31. 
  3. ^ "Laksamana Malahayati dan bangsa kita". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-26. Diakses tanggal 2011-11-27. 
  4. ^ Setyadi, Agus. "Jadi Pahlawan Nasional, Makam Laksamana Malahayati Bersolek". detikcom. Diakses tanggal 2019-11-06. 
  5. ^ Sukmana, Yoga. Asril, Sabrina, ed. "PROFIL PAHLAWAN: Malahayati, Laksmana Laut Perempuan Pertama di Dunia". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-04-27. 
  6. ^ Insiroh, Ilusi. "Mengenal Sosok Laksamana Malahayati, Tempuh Pendidikan Militer hingga Dapat Gelar Pahlawan". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2020-04-27. 
  7. ^ Raditya, Iswara N. "Cornelis de Houtman Tewas dalam Tikaman Rencong Malahayati". Tirto.id. Diakses tanggal 2020-04-27. 
  8. ^ "Malahayati, Laksamana Wanita Aceh Pertama di Dunia yang Juga Diplomat Ulung". Blog (dalam bahasa Inggris). 2017-12-07. Diakses tanggal 2020-04-27. 
  9. ^ "Pahlawan Nasional: Laksamana Malahayati - Bobo". bobo.grid.id. Diakses tanggal 2020-04-27. 
  10. ^ "Pelabuhan Malahayati". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-01-19. Diakses tanggal 2011-11-27. 
  11. ^ Bakri. "Marcella Zalianty Produseri Film Laksamana Malahayati". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2019-11-06. 
  12. ^ Metro TV 19 Juli 2011, pukul 21.30
  13. ^ Nugroho, Bagus Prihantoro (9 November 2017). "Jokowi Tetapkan Laksamana Malahayati Jadi Pahlawan Nasional". detikcom. Diakses tanggal 9 November 2017. 
  14. ^ Afif. Andwika, Rizky, ed. "Melihat makam Laksamana Malahayati yang telah dipercantik". Merdeka.com. Diakses tanggal 2019-11-06.