Lompat ke isi

Nasi gandul: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Hasil diskusi warkop: cuisine = hidangan, bukan masakan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(19 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2: Baris 2:
{{Infobox Prepared Food
{{Infobox Prepared Food
| name = Nasi Gandul
| name = Nasi Gandul
| image =
| image = Nasi Gandul 2.jpg
| image_size = 200px
| image_size = 200px
| caption = Nasi Gandul
| caption = Nasi Gandul
Baris 17: Baris 17:
}}
}}


'''Nasi gandul atau Sego Gandul''' ([[Hanacaraka]]: {{jav|ꦱꦼꦒ​ꦒꦤ꧀ꦝꦸꦭ꧀}}, {{lang-jv|''Sega gandhul''}}) adalah masakan khas yang berasal dari daerah [[Pati]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]] yang sepintas mirip dengan Semur Daging dan [[Gulai]].
'''Nasi gandul atau Sego Gandul''' adalah masakan khas yang berasal dari daerah [[Pati]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]] yang sepintas mirip dengan [[Semur|semur daging]] dan [[gulai]].


== Latar Belakang ==
== Latar belakang ==
'''Nasi gandul''' merupakan kuliner khas daerah Pati (daerah pesisir Jawa Tengah, jalan pantai utara Jawa). Daerah di Pati yang memopulerkan nasi gandul ini adalah Desa Gajahmati (arah selatan teminal bus Pati. Desa Semampir/Sebelah timur dari Desa Gajahmati), itulah sebabnya sering ditemui kata-kata Nasi Gandul Gajah Mati. Walaupun pada akhirnya banyak ditemui penjual nasi gandul yang tidak berasal dari Desa Gajahmati tetap menuliskan kata Desa Gajahmati pada spanduk tempat makan mereka. Jika ditelusuri asal-usul pemberian nama nasi gandul, banyak versi yang mengemukakan tentang hal tersebut.
Nasi gandul adalah kuliner khas daerah Pati (daerah pesisir Jawa Tengah, jalan pantai utara Jawa). Daerah di Pati yang memopulerkan nasi gandul ini adalah Desa Gajahmati (arah selatan teminal bus Pati. Desa Semampir/Sebelah timur dari Desa Gajahmati), itulah sebabnya sering ditemui kata-kata Nasi Gandul Gajah Mati. Walaupun pada akhirnya banyak ditemui penjual nasi gandul yang tidak berasal dari Desa Gajahmati tetap menuliskan kata Desa Gajahmati pada spanduk tempat makan mereka. Jika ditelusuri asal-usul pemberian nama nasi gandul, banyak versi yang mengemukakan tentang hal tersebut.


== Etimologi ==
== Etimologi ==
Terdapat banyak versi tentang asal-usul nama nasi gandul tersebut.
Terdapat banyak versi tentang asal-usul nama nasi gandul tersebut.


Versi pertama mengatakan bahwa nama nasi gandul adalah nama pemberian dari pembeli. Dulu, di daerah Pati, penjual nasi gandul menjajakan nasinya dengan menggunakan pikulan yang berisi kuali (tempat kuah nasi gandul) di satu sisi, dan bakul nasi serta peralatan makan nasi gandul di sisi lain. Kemudian, pikulan tersebut digotong dan dijajakan sehingga pikulan tersebut naik-turun seirama dengan langkah penjualnya (kedua sisi bambu ini bergantungan bakul nasi dan kuali kuah secara menggantung (gandul). Oleh sebab itu, masyarakat kemudian menamainya nasi gandul.
Versi pertama mengatakan bahwa nama nasi gandul adalah nama pemberian dari pembeli. Dulu, di daerah Pati, penjual nasi gandul menjajakan nasinya dengan menggunakan pikulan yang berisi kuali (tempat kuah nasi gandul) di satu sisi, dan bakul nasi serta [[Alat makan|peralatan makan]] nasi gandul di sisi lain. Kemudian, pikulan tersebut digotong dan dijajakan sehingga pikulan tersebut naik-turun seirama dengan langkah penjualnya (kedua sisi [[bambu]] ini bergantungan bakul nasi dan kuali kuah secara menggantung (gandul). Oleh sebab itu, masyarakat kemudian menamainya nasi gandul.


Versi kedua, nama nasi gandul terinspirasi dari cara penyajian nasi gandul yang unik. Cara penyajiannya: piring yang telah dilapisi oleh daun pisang, kemudian diisi oleh nasi, baru setelah itu diberi kuah. Karena penyajian yang serupa itu, oleh para pembeli menyebut bahwa nasi dan kuah itu mengambang; menggantung (tidak menyentuh piring).
Versi kedua, nama nasi gandul terinspirasi dari cara penyajian nasi gandul yang unik. Cara penyajiannya: piring yang telah dilapisi oleh daun pisang, kemudian diisi oleh nasi, baru setelah itu diberi kuah. Karena penyajian yang serupa itu, oleh para pembeli menyebut bahwa nasi dan kuah itu mengambang; menggantung (tidak menyentuh piring).


Versi Ketiga, dahulu penjual nasi gandul kepala nya botak dan dagangan nasi tersebut dipikul oleh 2 wanita botak. sehingga seperti gondal gandul. Oleh sebab itu, pembeli menyebutnya sebagai nasi gandul.
Versi ketiga mungkin dahulu hanya sebagai bahan banyolan masyarakat Pati. Dikisahkan bahwa penjual (seorang pria) yang menjajakan nasi tersebut dengan cara berkeliling, memakai sarung. Ketika penjual tersebut duduk dan melayani pembeli, sarung penjual tersebut tersingkap dan kelihatan alat kelaminnya yang ‘gondal-gandul’. Kemudian, sejak saat itu orang menyebut nasi itu adalah nasi gandul.
Dari versi-versi tersebut, versi pertama dan kedualah yang bisa diterima oleh masyarakat luas.


Makanan ini sama sepintas sangat mirip dengan [[Soto Betawi]] dan [[Soto tangkar]] yang dijual di seputaran daerah [[Jakarta]], [[Soto Padang]] yang dijual di seputaran daerah [[Kota Padang]], serta [[Soto Bandung]] yang dijual di seputaran daerah [[Kota Bandung]].
Makanan ini sepintas mirip dengan [[Soto Betawi]] dan [[Soto tangkar]] yang dijual di seputaran daerah [[Jakarta]], [[Soto Padang]] yang dijual di seputaran daerah [[Kota Padang]], serta [[Soto Bandung]] yang dijual di seputaran daerah [[Kota Bandung]].


== Cara Penyajian ==
== Cara penyajian ==
Cara penyajian nasi gandul ini tergolong unik, karena dalam penyajiannya piring dialasi dengan [[daun pisang]]. Makannya juga tidak menggunakan [[sendok]], melainkan [[suru]], yaitu daun pisang yang dipotong memanjang dan dilipat dua untuk digunakan sebagai pengganti sendok. Namun biasanya para penjual nasi gandul tetap menyediakan [[sendok]] maupun [[garpu]] untuk persiapan apabila pembeli tidak dapat menggunakan suru.
Cara penyajian nasi gandul ini tergolong unik, karena dalam penyajiannya piring dialasi dengan [[daun pisang]]. Makannya juga tidak menggunakan [[sendok]], melainkan [[suru]], yaitu daun pisang yang dipotong memanjang dan dilipat dua untuk digunakan sebagai pengganti sendok. Namun biasanya para penjual nasi gandul tetap menyediakan [[sendok]] maupun [[garpu]] untuk persiapan apabila pembeli tidak dapat menggunakan suru.
[[Berkas:Nasi Gandul.jpg|jmpl|Nasi gandul yang dijajakan di Yogyakarta.]]

Saat membeli nasi gandul biasanya hanya akan mendapatkan nasi putih ditambah kuah gandul dengan sedikit potongan [[daging sapi]]. Apabila lauk yang telah diberikan dianggap tidak cukup, pembeli dapat meminta tambahan lauk kepada penjual. Biasanya tambahan lauk yang tersedia pada nasi gandul adalah: [[tempe]] goreng, [[perkedel]], [[telor bacem]], daging sapi, dan [[jerohan]] sapi. Tambahan lauk ini dapat dipotong kecil-kecil sesuai dengan permintaan pembeli.
Saat membeli nasi gandul biasanya hanya akan mendapatkan nasi putih ditambah kuah gandul dengan sedikit potongan [[daging sapi]]. Apabila lauk yang telah diberikan dianggap tidak cukup, pembeli dapat meminta tambahan lauk kepada penjual. Biasanya tambahan lauk yang tersedia pada nasi gandul adalah: [[tempe]] goreng, [[perkedel]], [[Bacem|bacem telur]], daging sapi, dan [[jerohan]] sapi. Tambahan lauk ini dapat dipotong kecil-kecil sesuai dengan permintaan pembeli. Kalaupun nasi gandul dirasa kurang manis pembeli dapat menambah kecap yang telah disediakan.


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
Baris 44: Baris 43:
* [[Nasi becek]]
* [[Nasi becek]]


{{Masakan Indonesia}}
{{makanan-indonesia-stub}}


[[Kategori:Hidangan Indonesia]]
[[Kategori:Hidangan Indonesia]]
[[Kategori:Masakan Jawa Tengah]]
[[Kategori:Hidangan Jawa Tengah]]
[[Kategori:Hidangan Jawa]]
[[Kategori:Kabupaten Pati]]


{{makanan-indonesia-stub}}

Revisi terkini sejak 28 Januari 2024 02.00

Nasi Gandul
Nasi Gandul
Nama lainSego Gandul
Tempat asalIndonesia
DaerahPati, Jawa Tengah
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Nasi gandul atau Sego Gandul adalah masakan khas yang berasal dari daerah Pati, Jawa Tengah, Indonesia yang sepintas mirip dengan semur daging dan gulai.

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Nasi gandul adalah kuliner khas daerah Pati (daerah pesisir Jawa Tengah, jalan pantai utara Jawa). Daerah di Pati yang memopulerkan nasi gandul ini adalah Desa Gajahmati (arah selatan teminal bus Pati. Desa Semampir/Sebelah timur dari Desa Gajahmati), itulah sebabnya sering ditemui kata-kata Nasi Gandul Gajah Mati. Walaupun pada akhirnya banyak ditemui penjual nasi gandul yang tidak berasal dari Desa Gajahmati tetap menuliskan kata Desa Gajahmati pada spanduk tempat makan mereka. Jika ditelusuri asal-usul pemberian nama nasi gandul, banyak versi yang mengemukakan tentang hal tersebut.

Etimologi

[sunting | sunting sumber]

Terdapat banyak versi tentang asal-usul nama nasi gandul tersebut.

Versi pertama mengatakan bahwa nama nasi gandul adalah nama pemberian dari pembeli. Dulu, di daerah Pati, penjual nasi gandul menjajakan nasinya dengan menggunakan pikulan yang berisi kuali (tempat kuah nasi gandul) di satu sisi, dan bakul nasi serta peralatan makan nasi gandul di sisi lain. Kemudian, pikulan tersebut digotong dan dijajakan sehingga pikulan tersebut naik-turun seirama dengan langkah penjualnya (kedua sisi bambu ini bergantungan bakul nasi dan kuali kuah secara menggantung (gandul). Oleh sebab itu, masyarakat kemudian menamainya nasi gandul.

Versi kedua, nama nasi gandul terinspirasi dari cara penyajian nasi gandul yang unik. Cara penyajiannya: piring yang telah dilapisi oleh daun pisang, kemudian diisi oleh nasi, baru setelah itu diberi kuah. Karena penyajian yang serupa itu, oleh para pembeli menyebut bahwa nasi dan kuah itu mengambang; menggantung (tidak menyentuh piring).

Versi Ketiga, dahulu penjual nasi gandul kepala nya botak dan dagangan nasi tersebut dipikul oleh 2 wanita botak. sehingga seperti gondal gandul. Oleh sebab itu, pembeli menyebutnya sebagai nasi gandul.

Makanan ini sepintas mirip dengan Soto Betawi dan Soto tangkar yang dijual di seputaran daerah Jakarta, Soto Padang yang dijual di seputaran daerah Kota Padang, serta Soto Bandung yang dijual di seputaran daerah Kota Bandung.

Cara penyajian

[sunting | sunting sumber]

Cara penyajian nasi gandul ini tergolong unik, karena dalam penyajiannya piring dialasi dengan daun pisang. Makannya juga tidak menggunakan sendok, melainkan suru, yaitu daun pisang yang dipotong memanjang dan dilipat dua untuk digunakan sebagai pengganti sendok. Namun biasanya para penjual nasi gandul tetap menyediakan sendok maupun garpu untuk persiapan apabila pembeli tidak dapat menggunakan suru.

Nasi gandul yang dijajakan di Yogyakarta.

Saat membeli nasi gandul biasanya hanya akan mendapatkan nasi putih ditambah kuah gandul dengan sedikit potongan daging sapi. Apabila lauk yang telah diberikan dianggap tidak cukup, pembeli dapat meminta tambahan lauk kepada penjual. Biasanya tambahan lauk yang tersedia pada nasi gandul adalah: tempe goreng, perkedel, bacem telur, daging sapi, dan jerohan sapi. Tambahan lauk ini dapat dipotong kecil-kecil sesuai dengan permintaan pembeli. Kalaupun nasi gandul dirasa kurang manis pembeli dapat menambah kecap yang telah disediakan.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]