Lompat ke isi

Siti Hartinah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Jasa-Jasa Bagi Bangsa Indonesia: penambahan informasi dan pranala
Syah7 (bicara | kontrib)
 
(79 revisi perantara oleh 48 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Officeholder
{{Infobox Officeholder
|name = <small>[[Raden Ayu|R. Ay.]] [[Hajjah|Hj.]]</small><br />Siti Hartinah
|honorific_prefix = [[Hajjah|Hj.]] [[Raden Ayu]]
|name = Siti Hartinah
|image = Siti_hartinah.jpg
|image = Raden Ayu Siti Hartinah.jpg
|imagesize =
|imagesize =
|caption =
|caption =
|office = Ibu Negara Indonesia
|order =
|order = ke-2
|office = Ibu Negara Indonesia
|order = ke-2
|president = [[Soeharto]]
|president = [[Soeharto]]
|term_start = 12 Maret 1967
|vicepresident = [[Sri Sultan Hamengkubuwono IX]]<br /> [[Adam Malik]] <br /> [[Umar Wirahadikusumah]]<br />[[Sudharmono]]<br /> [[Try Sutrisno]]
|term_end = 28 April 1996
|term_start = [[12 Maret]] [[1967]]
|term_end = [[28 April]] [[1996]]
|predecessor = [[Fatmawati]]<br =>
[[Hartini]] (pejabat)
|predecessor = [[Fatmawati|Fatmawati Soekarno]]
|successor = [[Siti Hardijanti Rukmana]] (Plt.) <br> [[Hasri Ainun Habibie]]
|successor =
[[Siti Hardijanti Rukmana]] (pelaksana tugas)<br =>
[[Hasri Ainun Habibie]]
|birth_date = {{Birth date|1923|8|23}}
|birth_date = {{Birth date|1923|8|23}}
|birth_place = {{flagicon|Belanda}} [[Jaten, Karanganyar]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]
|birth_place = [[Jaten, Karanganyar|Jaten]], [[Karanganyar|Kadipaten Mangkunegaran]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{Death date and age|1996|4|28|1923|8|23}}
|death_date = {{Death date and age|1996|4|28|1923|8|23}}
|death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|restingplace = {{flagicon|Indonesia}} [[Astana Giribangun]], [[Karanganyar]], [[Indonesia]]
|restingplace = [[Astana Giribangun]], [[Karanganyar]], [[Indonesia]]
|nationality ={{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
|nationality = [[Indonesia]]
|party =
|party =
|spouse = [[Soeharto]]
|spouse = [[Soeharto]]
|relations =
|relations =
|children = [[Siti Hardijanti Rukmana]] (Tutut) <br /> [[Sigit Harjojudanto]] (Sigit) <br /> [[Bambang Trihatmodjo]] (Bambang) <br /> [[Siti Hediati Hariyadi]] (Titiek) <br /> [[Hutomo Mandala Putra]] (Tommy) <br /> [[Siti Hutami Endang Adiningsih]] (Mamiek)
|children = {{unbulleted list|[[Siti Hardijanti Rukmana]] (Tutut)|[[Sigit Harjojudanto]] (Sigit)|[[Bambang Trihatmodjo]] (Bambang)|[[Siti Hediati Hariyadi]] (Titiek)|[[Hutomo Mandala Putra]] (Tommy)|[[Siti Hutami Endang Adiningsih]] (Mamiek)}}
|parents = K. P. H Soemoharjomo <br /> K. R. Ay. Hatmanti Hatmohoedojo
|parents = {{unbulleted list|K. P. H Soemoharjomo (bapak)|K. R. Ay. Hatmanti Hatmohoedojo (ibu)}}
|alma_mater =
|alma_mater =
|occupation =
|occupation =
|profession =
|profession =
|religion = [[Islam]]
|religion = [[Islam]]
|signature =
|signature =
|website =
|website =
|footnotes =
|footnotes =
}}
}}
'''[[Raden Ayu]] Siti Hartinah''' ({{lahirmati|[[Jaten, Karanganyar]], [[Jawa Tengah]]|23|8|1923|[[Jakarta]]|28|4|1996}}) adalah istri [[Daftar Presiden Indonesia|Presiden Indonesia kedua]], Jenderal Besar [[Purnawirawan]] [[Soeharto]]. Siti Hartinah, yang sehari-hari dipanggil '''Ibu Tien Soeharto''' merupakan anak kedua pasangan KPH Soemoharjomo dan Raden Ayu Hatmanti Hatmohoedojo. Ia merupakan [[canggah]] [[Mangkunagara III]] dari garis ibu. Tien menikah dengan [[Soeharto]] pada tanggal [[26 Desember]] 1947 di [[Surakarta]]. Siti kemudian dianugerahi gelar [[pahlawan nasional Indonesia]] tak lama setelah kematiannya.
'''[[Hajjah|Hj.]] [[Raden Ayu]] Siti Hartinah ''' ({{lahirmati|[[Jaten, Karanganyar]], [[Jawa Tengah]]|23|8|1923|[[Jakarta]]|28|4|1996}}), atau lebih dikenal dengan Ibu '''Tien Soeharto''', adalah istri [[Daftar Presiden Indonesia|Presiden Indonesia kedua]], Jenderal Besar [[Purnawirawan]] [[Soeharto]].<ref>{{Cite news|url=https://m.merdeka.com/fatimah-siti-hartinah-soeharto/profil/|title=Profil - Fatimah Siti Hartinah Soeharto|work=[[Merdeka.com]]|language=id|access-date=2020-01-20}}</ref>

Siti Hartinah merupakan anak kedua pasangan KPH Soemoharjomo dan Raden Ayu Hatmanti Hatmohoedojo. Ia merupakan [[canggah]] [[Mangkunagara III]] dari garis ibu. Tien menikah dengan [[Soeharto]] pada tanggal 26 Desember 1947 di [[Surakarta]].

Ibu Tien Soeharto dianugerahi gelar [[pahlawan nasional Indonesia]] tak lama setelah kematiannya.<ref>{{Cite news|url=https://www.jpnn.com/news/mengenang-kembali-jasa-ibu-tien-soeharto|title=Mengenang Kembali Jasa Ibu Tien Soeharto|last=Natalia|date=2019-08-22|work=[[Jawa Pos|JPNN.com]]|language=id|access-date=2019-10-24}}</ref>


== Masa kecil dan pendidikan ==
== Masa kecil dan pendidikan ==
Waktu kecil, hidupnya berpindah-pindah mengikuti penempatan tugas bapaknya sebagai pamong praja, mulai dari Klaten ke Jumapolo, lalu ke Matesih, Solo, dan Kerjo. Ia juga sempat diadopsi oleh teman bapaknya, Abdul Rachman, tetapi karena sakit-sakitan, dikembalikan ke keluarga asal.<ref name=kumparan>[https://kumparan.com/tio/ibu-tien-sang-pilar-penopang-soeharto ''Ibu Tien Sang Pilar Penopang Soeharto''.] dari situs berita Kumparan</ref>
Tien lahir pada tanggal 23 Agustus 1923 dengan nama '''Fatimah Siti Hartinah'''. Waktu kecil, hidupnya berpindah-pindah mengikuti penempatan tugas bapaknya sebagai pamong praja, mulai dari [[Kabupaten Klaten|Klaten]] ke [[Jumapolo, Karanganyar|Jumapolo]], lalu ke [[Matesih, Karanganyar|Matesih]], [[Kota Surakarta|Solo]], dan [[Kerjo, Karanganyar|Kerjo]]. Ia juga sempat diadopsi oleh teman bapaknya, Abdul Rachman, tetapi karena sakit-sakitan, dikembalikan ke keluarga asal.<ref name=kumparan>[https://kumparan.com/tio/ibu-tien-sang-pilar-penopang-soeharto ''Ibu Tien Sang Pilar Penopang Soeharto''.] dari situs berita Kumparan</ref>


Terkait pendidikan, Siti Hardianti mengaku hanya mengikuti Sekolah Dasar Dua Tahun (Ongko Loro), tetapi sebenarnya masih mengikuti HIS Siswo hingga tahun 1933. Sambil sekolah, ia ikut les membatik dan mengetik. Saat tentara Jepang datang, ia ikut serta dalam Barisan Pemuda Putri di bawah Fujinkai. Setelah kemerdekaan, Barisan Pemuda Putri ini menjadi Laskar Putri Indonesia, di mana ia menjadi salah satu pelopornya. Ia ikut serta membantu perang kemerdekaan di dapur umum dan palang merah, yang menjadi alasan pengangkatannya sebagai pahlawan nasional pada 1996.<ref name=kumparan/>
Terkait pendidikan, Tien mengaku hanya mengikuti Sekolah Dasar Dua Tahun (Ongko Loro), tetapi sebenarnya masih mengikuti HIS Siswo hingga tahun 1933. Sambil sekolah, ia ikut les membatik dan mengetik. Saat tentara Jepang datang, ia ikut serta dalam Barisan Pemuda Putri di bawah Fujinkai. Setelah kemerdekaan, Barisan Pemuda Putri ini menjadi Laskar Putri Indonesia, di mana ia menjadi salah satu pelopornya. Ia ikut serta membantu perang kemerdekaan di dapur umum dan palang merah, yang menjadi alasan pengangkatannya sebagai pahlawan nasional pada 1996.<ref name=kumparan/>


== Peran dalam Karier Soeharto ==
== Peran dalam karier Soeharto ==
Soeharto adalah pribadi yang sangat mempercayai keyakinan diri dan masukan keluarganya. Karena itu posisi Siti Hartinah sangat menentukan dalam beberapa keputusan penting. Antara lain saat Soeharto memutuskan terus menjadi tentara saat ia merasa mengalami badai fitnah pada tahun 1950-an. Soeharto nyaris berhenti dan menjadi petani atau supir taksi pada saat itu. Ia memberikan saran,
Soeharto adalah pribadi yang sangat mempercayai keyakinan diri dan masukan keluarganya. Karena itu posisi Siti Hartinah sangat menentukan dalam beberapa keputusan penting. Antara lain saat Soeharto memutuskan terus menjadi tentara saat ia merasa mengalami badai fitnah pada tahun 1950-an. Soeharto nyaris berhenti dan ingin menjadi petani atau sopir taksi pada saat itu. Ia memberikan saran,


:<blockquote>''“Saya dulu diambil istri oleh seorang prajurit dan bukan oleh supir taksi. Seorang prajurit harus dapat mengatasi setiap persoalan dengan kepala dingin walaupun hatinya panas,”.</blockquote><ref name=kumparan />
:<blockquote>''“Saya dulu diambil istri oleh seorang prajurit dan bukan oleh supir taksi. Seorang prajurit harus dapat mengatasi setiap persoalan dengan kepala dingin walaupun hatinya panas,”.</blockquote><ref name=kumparan />
Baris 50: Baris 56:


Ia juga mempengaruhi rencana sukses Soeharto pada akhir tahun 1990-an, dengan menyarankan petinggi Golkar agar tidak lagi mencalonkan suaminya.<ref>[http://www.tribunnews.com/nasional/2011/06/10/ibu-tien-tidak-ingin-suharto-maju-di-pemilu-1996 ''Ibu Tien Tidak Ingin Suharto Maju di Pemilu 1996''.] dari situs berita Tribun</ref> Walaupun saran ini akhirnya terlambat dilakukan. Siti Hartinah meninggal pada tahun 1996 dan Soeharto kembali dicalonkan <ref name=kumparan />
Ia juga mempengaruhi rencana sukses Soeharto pada akhir tahun 1990-an, dengan menyarankan petinggi Golkar agar tidak lagi mencalonkan suaminya.<ref>[http://www.tribunnews.com/nasional/2011/06/10/ibu-tien-tidak-ingin-suharto-maju-di-pemilu-1996 ''Ibu Tien Tidak Ingin Suharto Maju di Pemilu 1996''.] dari situs berita Tribun</ref> Walaupun saran ini akhirnya terlambat dilakukan. Siti Hartinah meninggal pada tahun 1996 dan Soeharto kembali dicalonkan <ref name=kumparan />

* Meski demikian ada peninggalan dan gagasannya yang terwujud untuk bangsa, sebagai contoh [[Taman Mini Indonesia Indah]], Taman Buah Mekarsari, [[Perpustakaan Nasional Republik Indonesia]], RSAB Harapan Kita, dan lainnya.<ref>[https://www.boombastis.com/fakta-istri-pak-harto/85833 ''Fakta Istri Pak Harto''.]</ref>
<ref>https://indonesiainside.id/news/nasional/2019/08/23/mengenal-51-tahun-warisan-ibu-tien-dan-yayasan-harapan-kita/amp/</ref><ref>https://m.jpnn.com/amp/news/sejarawan-museum-harusnya-layak-jadi-lokasi-swafoto-dan-instagramable</ref>


== Meninggal dunia ==
== Meninggal dunia ==
Siti Hartinah [[meninggal]] akibat penyakit [[jantung]] yang menimpanya pada [[Minggu]], [[28 April]] [[1996]], di RS Gatot Subroto, [[Jakarta]]. Berawal dari saat Siti Hartinah terbangun akibat sakit jantung yang menimpanya, lalu dilarikan ke RS Gatot Subroto. Namun tim dokter telah berusaha maksimal, takdir berkata lain. Siti Hartinah meninggal dunia pada Minggu, 28 April 1996, jam 05.10 [[WIB]]. [[Soeharto]] sangat lama merasa terpukul atas [[kematian]] Siti.
Berawal saat Siti Hartinah terbangun akibat sakit jantung yang menimpanya, lalu ia dilarikan ke [[Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto|RSPAD Gatot Subroto]], [[Jakarta]]. Siti Hartinah meninggal dunia pada Minggu, 28 April 1996, jam 05.10 WIB yang bertepatan dengan peringatan Hari Raya [[Idul Adha]] 1416 Hijriyah.<ref>{{Cite web|url=https://hot.grid.id/read/181738838/puluhan-tahun-berlalu-terungkap-misteri-penyebab-kematian-mantan-ibu-negara-tien-soeharto?page=all|title=Misteri Penyebab Kematian Mantan Ibu Negara Tien Soeharto|date=2019-05-27|website=hot.grid.id|language=id|access-date=2019-11-4}}</ref>


Siti Hartinah dimakamkan di [[Astana Giri Bangun]], [[Jawa Tengah]], pada [[29 April]] [[1996]] sekitar pukul 14.30 WIB. Upacara pemakaman tersebut dipimpin oleh inspektur upacara yaitu Ketua DPR/MPR saat itu, [[Wahono]] dan Komandan upacara Kolonel Inf [[G. Manurung]], Komandan [[Brigade infanteri 6|Brigif 6 Kostrad]] saat itu.
Keesokan harinya tepat pada 29 April 1996, sekitar pukul 14.30 WIB, Siti Hartinah dimakamkan di [[Astana Giri Bangun]], [[Jawa Tengah]]. Upacara pemakaman tersebut dipimpin oleh inspektur upacara yaitu Ketua [[DPR]]/[[MRP|MPR]] saat itu, [[Wahono]] dan Komandan upacara Kolonel Inf Getson Manurung, Komandan [[Brigade Infanteri 6|Brigade Ifanteri 6]] [[Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat|Kostrad]] saat itu.


Sedangkan sebelumnya saat pelepasan almarhumah, bertindak sebagai inspektur upacara, Letjen TNI (Purn) [[Achmad Tahir]] dan Komandan Upacara Kolonel Inf [[Sriyanto]], Komandan Grup 2 Kopassus Kartasura zaman itu.
Sedangkan sebelumnya saat pelepasan almarhumah, bertindak sebagai inspektur upacara, Letjen [[Angkatan Bersenjata Republik Indonesia|TNI]] ([[Purnawirawan|Purn]]) [[Achmad Tahir]] dan Komandan Upacara Kolonel Inf [[Sriyanto Muntasram]], [[Grup 2/Sandi Yudha|Komandan Grup 2 Kopassus Kartasura]].


== Penghargaan ==
== Jasa-Jasa Bagi Bangsa Indonesia ==
Menemani sang suami Presiden RI ke-2 HM Soeharto, Ibu Tien banyak memberikan tauladan bagi bangsa Indonesia, khususnya kaum perempuan, juga bagi generasi penerus bangsa. Berbagai jasa dan peninggalan tersebut hingga kini masih ada dan menjadi khasanah kekayaan bangsa Indonesia. Baik itu dalam bidang emansipasi wanita, sosial kemasyarakatan, pelestarian budaya nasional maupun pendidikan.
Beberapa peninggalan Ibu Tien Soeharto antara lain:


=== Tanda Kehormatan<ref>{{Cite web|title=Inilah 23 Tanda Kehormatan untuk Bu Tien Soeharto, Termasuk dari 20 Negara Lain|url=https://solo.tribunnews.com/2016/04/23/inilah-23-tanda-kehormatan-untuk-bu-tien-soeharto-termasuk-dari-20-negara-lain|website=Tribunsolo.com|language=id-ID|access-date=2023-08-14}}</ref> ===
'''Dalam Negeri'''


* [[Berkas:Bintang Republik Indonesia Adipradana rib.svg|nirbing|72x72px]] [[Bintang Republik Indonesia Adipradana]] (10 Maret 1973)<ref>{{Cite web|date=7 Januari 2020|title=Daftar WNI yang Menerima Tanda Kehormatan Republik Indonesia Tahun 1959–sekarang|url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20200107/3822wni_penerima_tanda_kehormatan_bintang_republik_indonesia_1959_sekarang.pdf|website=Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia|access-date=2023-08-14}}</ref>
'''1) Taman Mini Indonesia Indah (TMII)'''
* [[Berkas:Bintang Gerilya rib.svg|nirbing|73x73px]] [[Bintang Gerilya]] (3 Maret 1987)<ref>{{Cite web|last=Library|first=Soeharto|date=2017-11-06|title=IBU TIEN DAPAT BINTANG GERILYA|url=https://soehartolibrary.id/ibu-tien-dapat-bintang-gerilya/|website=HM Soeharto|language=id|access-date=2023-08-14}}</ref>

* [[Berkas:Bintang Budaya Parama Dharma rib.svg|nirbing|73x73px]] [[Bintang Budaya Parama Dharma]] (17 Juni 1992)<ref>{{Cite web|date=7 Januari 2020|title=DAFTAR PEMILIK BINTANG BUDAYA PARAMA DHARMA TAHUN 1988 – 2003|url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/50406-Bintang_Budaya_Parama_Dharma_tahun_1988-2003.pdf|publisher=Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia|access-date=2023-08-14}}</ref>
Indonesia terdiri dari 17.504 buah pulau, 7.870 di antaranya telah mempunyai nama, sedangkan 9.634 belum memiliki [[Daftar pulau di Indonesia menurut provinsi|nama]]. Keberadaan mereka bersama dengan budaya serta keanekaragamannya membuat Indonesia negeri yang indah dan kaya akan budaya, tidak kalah dengan negara lain. Ibu Tien terinspirasi untuk melestarikan budaya dan keindahan Indonesia dalam sebuah miniatur taman yang menyajikan keindahan budaya dan lingkungan alam Indonesia.

Gagasan ini merupakan cita-cita luhurnya akan rasa bangga dan kecintaan yang tinggi terhadap tanah air dan bangsa Indonesia. Semangat Ibu Tien makin makin menguat tatkala melakukan kunjungan ke Disneyland di Amerika Serikat dan taman budaya Timland di Thailand. Proyek miniatur Indonesia dan keragamannya pun akhirnya terwujud berupa pembangunan [[Taman Mini Indonesia Indah]] yang diresmikan pada tanggal 20 April 1975.

'''2) Perpustakaan Nasional'''

Ibu Tien memiliki keprihatinan dengan masih rendahnya pendidikan masyarakat di Indonesia setelah masa Orde Lama. Hal ini ditambah lagi dengan kondisi ekonomi masyarakat yang belum baik karena negara lagi berjuang memperbaiki perekonomian dan meratakan kemakmuran di seluruh penjuru negeri.

Ditambah lagi dengan minat baca yang kurang, hal ini menjadi ancaman bagi generasi penerus bangsa ke depan.

Hal ini mendorong Ibu Tien Soeharto menggagas untuk membangun perpustakaan nasional, agar masyarakat mudah mendapatkan informasi. Maka pada tanggal 8 Desember 1985 pembangunan gedung Perpustakaan Nasional dimulai dalam dua tahap. Pada tahap pertama diselesaikan pada Desember 1986 dan tahap kedua selesai Oktober 1988.

[[Perpustakaan Nasional Republik Indonesia]] menjadi kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Masyarakat juga tersenyum karena memiliki gedung perpustakaan nasional yang membanggakan.

'''3) Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Harapan Kita'''

Perhatian Ibu Tien terhadap masalah kesehatan sangat besar. Hal ini karena Indonesia pada saat itu menghadapi permasalah yang besar yakni tingginya angka kelahiran namun juga disertai dengan tingginya tingkat kematian ibu-anak pada saat persalinan.

Hal ini membuat Ibu Tien tergerak untuk melakukan sesuatu agar kelahiran anak menjadi 'harapan baru' dan bukannya menjadi 'momok baru' bagi keluarga.

Ini membuat Ibu Tien mempelopori berdirinya rumah sakit khusus bagi ibu dan anak.

Pada tahun 1974 dimulailah langkah pembangunan Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB)<ref>{{Cite web|url=https://www.rsabhk.co.id/|title=Beranda - RSAB Harapan Kita|website=www.rsabhk.co.id|access-date=2019-08-09}}</ref> yang terletak di Jalan S Parman Jakarta. Peresmian RSAB juga dikemas sedemikian rupa dan diluncurkan tepat pada peringatan Hari Ibu tahun 1979.

'''4) Taman Buah Mekarsari'''

Taman Wisata Mekarsari adalah salah satu pusat pelestarian keanekaragaman hayati buah-buahan tropika terbesar di dunia. Khususnya jenis buah-buahan varietas unggul yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia. Taman ini sekaligus menjadi sarana penelitian budidaya (agronomi), pemuliaan (breeding) dan pembanyakan bibit unggul yang seterusnya untuk disebarluaskan ke petani dan masyarakat.

Taman Wisata Mekarsari ini digagas oleh Ibu Tien Soeharto yang memiliki kecintaan pada pelestarian alam serta keanekaragaman hayati di nusantara. Atas dasar itu taman ini mulai dibangun pada tahun 1990 dan resmi dibuka pada tahun 1995.

Pada awalnya, taman ini memiliki konsep hanya untuk konservasi tumbuhan, namun kemudian bertambah lengkap dengan menjadi areal konservasi, reboisasi, edukasi, dan rekreasi.

Dengan luas sekitar 264 hektar, Taman Wisata Mekarsari<ref>{{Cite web|url=https://mekarsari.com/web/tentang-mekarsari/|title=Tentang Mekarsari {{!}} Mekarsari Taman Buah|language=en-US|access-date=2019-08-09}}</ref> memiliki 1.470 varietas tanaman buah dan 100.000 pohon. Di antaranya adalah tanaman rempah, biofarmaka, tanaman pangan, tanaman hias, tanaman sayur, tanaman industri, dan tanaman pelindung.

Terdapat pula laboratorium untuk persilangan beberapa varietas tumbuhan yang menghasilkan Barbados cherry, jambu air irung petruk, jambu air cengkih, nenas arnis, jambu air toon klow, serta persilangan buah cempedak dan nangka yang dinamakan pedakka, cempeka, dan nangkadak. Selain itu, juga untuk pelestarian aneka tanaman-tanaman langka seperti bunga bangkai, sawo kecik, kesemek, serta tanaman-tanaman tropis seperti salak, nangka, jeruk, rambutan, belimbing, melon, dan lain-lainnya.'''5) Menata Ulang Istana Negara'''

Seperti diketahui, Istana Negara adalah bangunan peninggalan kolonial Belanda, karenanya hiasan dan lukisan yang ada di Istana Negara mayoritas berasal dan bernuansa Belanda.

Ibu Tien lantas mengubah hiasan bangunan istana peninggalan zaman Belanda dan mengisinya dengan berbagai perangkat yang menonjolkan keindonesiaan. Seperti, ukiran jati Jepara dalam ukuran besar mengisi ruang-ruang istana juga lukisan dan warna merah untuk Istana Merdeka dan warna hijau untuk Istana Negara.

'''6) Cinta Tanah Air & Budaya Nusantara'''

Kecintaan Ibu Tien akan tanah air dan bangsa Indonesia terlihat salah satunya dari pemberian souvenir kepada tamu negara dan juga hidangan yang disediakan. Dalam jamuan makan tamu negara, menu akan diseimbangkan antara menu Indonesia dan menu dari asing.

Ibu Tien juga memutuskan agar cendera mata haruslah benda-benda hasil kerajinan asli Indonesia. Misalnya, ukiran Jepara, keris emas buatan Bali, liontin emas atau sendok garpu perak buatan Yogyakarta.

Begitupun dalam HUT kemerdekaan, pada awalnya dilakukan perayaan dengan melakukan pemotongan kue tart. Hal ini menurut Ibu Tien tidaklah sesuai dengan budaya Indonesia. Lantas diganti hal itu dengan pemotongan tumpeng, yang berlaku hingga saat ini.<ref>{{Cite web|url=https://www.kaskus.co.id/thread/523ad68a0e8b460a7100000a/ibu-tien-soeharto-sang-ibu-negara-sejati|title=IBU TIEN SOEHARTO, SANG IBU NEGARA SEJATI…|last=i12f4n4ry4|date=2013-09-19|website=KASKUS|access-date=2019-08-09}}</ref>


'''Luar Negeri'''


* {{Negara|Brunei}} [[Brunei Darussalam|Brunei]]:
** [[Berkas:The Most Esteemed Family Order of Honour of Brunei.gif|nirbing|72x72px]] [[Darjah Kerabat Laila Utama|Darjah Kerabat Laila Utama Yang Amat Dihormati]] (DK) (1970)
* {{Negara|Kamboja}} [[Kamboja]]:
** [[Berkas:KHM Royal Order Of Sowathara - Grand Cross rib.png|nirbing|72x72px]] Grand Cross of the [[:en:Orders, decorations, and medals of Cambodia|Royal Order of Sowathara]] (1968)
* {{Negara|Malaysia}} [[Malaysia]]:
** [[Berkas:MY Darjah Utama Seri Mahkota Negara (Crown of the Realm) - DMN.svg|nirbing|72x72px]] [[Darjah Utama Seri Mahkota Negara]] (DMN) (1988)
* {{Negara|Filipina}} [[Filipina]]:
** [[Berkas:PHI Order of the Golden Heart var2 Grand Collar BAR.svg|nirbing|72x72px]] Grand Collar of the [[:en:Order of the Golden Heart (Philippines)|Order of the Golden Heart]] (GCGH) (1968)
* {{Negara|Thailand}} [[Thailand]]:
** [[Berkas:Order of Chula Chom Klao - 1st Class (Thailand) ribbon.svg|nirbing|72x72px]] Dame Grand Cross of the Most Illustrious [[:en:Order of Chula Chom Klao|Order of Chula Chom Klao]] (DGC) (1970)
* {{Negara|Austria}} [[Austria]]:
** [[Berkas:AUT Honour for Services to the Republic of Austria - 1st Class BAR.png|nirbing|72x72px]] Grand Star (''Groß-Stern'') of the [[:en:Decoration of Honour for Services to the Republic of Austria|Decoration of Honour for Services to the Republic of Austria]] (1973)
* {{Negara|Belanda}} [[Belanda]]:
** [[Berkas:NED Kroonorde A1 BAR.png|nirbing|72x72px]] Dame Grand Cross of the [[Orde Mahkota (Belanda)|Order of the Crown]] (1970)
* {{Negara|Kekaisaran Etiopia}} [[Kekaisaran Etiopia]]:
** [[Berkas:Order of The Queen of Sheba (Ethiopia) ribbon.gif|nirbing|72x72px]] Grand Cordon of the [[:en:Order of the Queen of Sheba|Order of the Queen of Sheba]] (1968)
* {{Negara|Jepang}} [[Jepang]]:
** [[Berkas:JPN Hokan-sho 1Class BAR.svg|nirbing|72x72px]] Grand Cordon of the [[Orde Mahkota Berharga|Order of the Precious Crown]] (1968)
* {{Negara|Jerman}} [[Jerman]]:
** [[Berkas:GER Bundesverdienstkreuz 9 Sond des Grosskreuzes.svg|nirbing|72x72px]] Grand Cross Special Class (''Sonderstufe des Großkreuzes)'' of the [[Orde Jasa Republik Federal Jerman|Order of Merit of the Federal Republic of Germany]] (1970)
* {{Negara|Kuwait}} [[Kuwait]]:
** [[Berkas:Order of Kuwait (First Class).gif|nirbing|72x72px]] First Class of the [[:en:Order of Kuwait|Order of Kuwait]] (1977)
* {{Negara|Korea Selatan}} [[Korea Selatan]]:
** [[Berkas:Grand Order of Mugunghwa (South Korea) - ribbon bar.gif|nirbing|72x72px]] [[Orde Agung Mugunghwa|Grand Order of Mugunghwa]] (1981)
* {{Negara|Mesir}} [[Mesir]]:
** [[Berkas:EGY - Order of the Virtues - Supreme and first classes.svg|nirbing|72x72px]] Supreme Class of the [[:en:Order of the Virtues (Egypt)|Order of the Virtues (''Nishan al-Kamal'')]] (1977)
* {{Negara|Prancis|3=Prancis}}:
** [[Berkas:Ordre national du Merite GC ribbon.svg|nirbing|72x72px]] Grand Cross of the [[:en:Ordre national du Mérite|National Order of Merit (''Ordre national du Mérite'')]] (1972)
* {{Negara|Republik Sosialis Rumania}} [[Republik Sosialis Rumania|Rumania]]:
** [[Berkas:ROM Ordinul Tudor Vladimirescu clasa I BAR.svg|nirbing|72x72px]] The First Class of the Orders of Tudor Vladimirescu (1982)
* {{Negara|Spanyol|3=Spanyol}}:
** [[Berkas:ESP Isabella Catholic Order GC.svg|nirbing|72x72px]] Dame Grand Cross of the [[Bintang Isabella orang Katolik|Order of Isabella the Catholic]] (gcYC) (1980)<ref>{{cite web|url=https://boe.es/boe/dias/1981/06/15/pdfs/A13614-13614.pdf|title=Bollettino Ufficiale di Stato}}</ref>
* {{Negara|Suriah|3=Suriah}}:
** [[Berkas:Order Of Ummayad (Syria) - ribbon bar.gif|nirbing|72x72px]] Member 1st Class of the [[:en:Order of the Unity of the Nation|Order of the Umayyads]] (1977)
* {{Negara|Venezuela|3=Venezuela}}:
** [[Berkas:VEN Order of the Liberator - Grand Cordon BAR.png|nirbing|72x72px]] Grand Cordon with Collar of the [[:en:Order of the Liberator|Order of the Liberator]] (1988)
* {{Negara|Yordania|3=Yordania}}:
** [[Berkas:JOR Order of the Renaissance GC.SVG|nirbing|72x72px]] Grand Cordon of the [[:en:Supreme Order of the Renaissance|Supreme Order of the Renaissance]] (1986)
* {{Negara|Yugoslavia|3=Yugoslavia}}:
** [[Berkas:Order of the Yugoslavian Great Star Rib.png|nirbing|72x72px]] Yugoslav Star with Sash of the [[:en:Order of the Yugoslav Star|Order of the Yugoslav Star]] (1975)


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 120: Baris 124:
== Pranala luar ==
== Pranala luar ==


* {{id}} [http://www.soehartoreview.com/ibutien/biografi/index.shtml Biografi di SoehartoReview.com]
* {{id}} [http://www.soehartoreview.com/ibutien/biografi/index.shtml Biografi di SoehartoReview.com] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20040615141631/http://soehartoreview.com/ibutien/biografi/index.shtml |date=2004-06-15 }}
* {{id}} [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/s/siti-hartinah-soeharto/index.shtml Biografi di TokohIndonesia.com]
* {{id}} [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/s/siti-hartinah-soeharto/index.shtml Biografi di TokohIndonesia.com] {{Webarchive|url=https://archive.today/20061121121510/http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/s/siti-hartinah-soeharto/index.shtml |date=2006-11-21 }}
{{S-start}}
{{S-start}}
{{s-hon}}
{{s-hon}}
{{Succession box
{{Succession box
|before = [[Fatmawati|Fatmawati Soekarno]]
|before = [[Fatmawati]]
[[Hartini]] (pj.)
|title = [[Ibu Negara Indonesia|Ibu Negara Republik Indonesia]]
|title = [[Ibu Negara Indonesia|Ibu Negara Republik Indonesia]]
|years = 1967—1996
|years = 1967—1996
|after = [[Hasri Ainun Habibie]]
|after = [[Siti Hardijanti Rukmana]] (plt.)
[[Hasri Ainun Besari]]
}}
}}
{{S-end}}
{{S-end}}
Baris 134: Baris 140:
{{Pahlawan Indonesia}}
{{Pahlawan Indonesia}}
{{Soeharto}}
{{Soeharto}}
{{authority control}}
{{indo-bio-stub}}

{{Lifetime|1923|1996}}
{{Lifetime|1923|1996}}


[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Surakarta]]
[[Kategori:Soeharto]]
[[Kategori:Pasangan Presiden Indonesia]]
[[Kategori:Pasangan Presiden Indonesia]]
[[Kategori:Soeharto]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh yang meninggal akibat serangan jantung]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh Karanganyar]]
[[Kategori:Tokoh dari Kecamatan Jaten]]
[[Kategori:Tokoh dari Surakarta]]
[[Kategori:Tokoh Orde Baru]]
[[Kategori:Tokoh Orde Baru]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
[[Kategori:Penerima Bintang Republik Indonesia Adipradana]]
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]
[[Kategori:Kematian akibat penyakit jantung]]
[[Kategori:Penerima Bintang Budaya Parama Dharma]]

Revisi terkini sejak 26 Juli 2024 13.28

Siti Hartinah
Ibu Negara Indonesia ke-2
Masa jabatan
12 Maret 1967 – 28 April 1996
PresidenSoeharto
Sebelum
Pendahulu
Fatmawati
Hartini (pejabat)
Pengganti
Siti Hardijanti Rukmana (pelaksana tugas)
Hasri Ainun Habibie
Informasi pribadi
Lahir(1923-08-23)23 Agustus 1923
Jaten, Kadipaten Mangkunegaran, Hindia Belanda
Meninggal28 April 1996(1996-04-28) (umur 72)
Jakarta, Indonesia
MakamAstana Giribangun, Karanganyar, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Suami/istriSoeharto
Anak
Orang tua
  • K. P. H Soemoharjomo (bapak)
  • K. R. Ay. Hatmanti Hatmohoedojo (ibu)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Hj. Raden Ayu Siti Hartinah (23 Agustus 1923 – 28 April 1996), atau lebih dikenal dengan Ibu Tien Soeharto, adalah istri Presiden Indonesia kedua, Jenderal Besar Purnawirawan Soeharto.[1]

Siti Hartinah merupakan anak kedua pasangan KPH Soemoharjomo dan Raden Ayu Hatmanti Hatmohoedojo. Ia merupakan canggah Mangkunagara III dari garis ibu. Tien menikah dengan Soeharto pada tanggal 26 Desember 1947 di Surakarta.

Ibu Tien Soeharto dianugerahi gelar pahlawan nasional Indonesia tak lama setelah kematiannya.[2]

Masa kecil dan pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Tien lahir pada tanggal 23 Agustus 1923 dengan nama Fatimah Siti Hartinah. Waktu kecil, hidupnya berpindah-pindah mengikuti penempatan tugas bapaknya sebagai pamong praja, mulai dari Klaten ke Jumapolo, lalu ke Matesih, Solo, dan Kerjo. Ia juga sempat diadopsi oleh teman bapaknya, Abdul Rachman, tetapi karena sakit-sakitan, dikembalikan ke keluarga asal.[3]

Terkait pendidikan, Tien mengaku hanya mengikuti Sekolah Dasar Dua Tahun (Ongko Loro), tetapi sebenarnya masih mengikuti HIS Siswo hingga tahun 1933. Sambil sekolah, ia ikut les membatik dan mengetik. Saat tentara Jepang datang, ia ikut serta dalam Barisan Pemuda Putri di bawah Fujinkai. Setelah kemerdekaan, Barisan Pemuda Putri ini menjadi Laskar Putri Indonesia, di mana ia menjadi salah satu pelopornya. Ia ikut serta membantu perang kemerdekaan di dapur umum dan palang merah, yang menjadi alasan pengangkatannya sebagai pahlawan nasional pada 1996.[3]

Peran dalam karier Soeharto

[sunting | sunting sumber]

Soeharto adalah pribadi yang sangat mempercayai keyakinan diri dan masukan keluarganya. Karena itu posisi Siti Hartinah sangat menentukan dalam beberapa keputusan penting. Antara lain saat Soeharto memutuskan terus menjadi tentara saat ia merasa mengalami badai fitnah pada tahun 1950-an. Soeharto nyaris berhenti dan ingin menjadi petani atau sopir taksi pada saat itu. Ia memberikan saran,

“Saya dulu diambil istri oleh seorang prajurit dan bukan oleh supir taksi. Seorang prajurit harus dapat mengatasi setiap persoalan dengan kepala dingin walaupun hatinya panas,”.

[3]

Siti Hartinah juga berpengaruh dalam pelarangan poligami bagi pejabat di Indonesia. Sebagai penggerak Kongres Wanita Indonesia, ia mendesak perlunya larangan poligami yang akhirnya keluar dalam wujud Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1983 yang tegas melarang PNS untuk berpoligami dan juga UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan[4]

Soeharto sendiri menegaskan kesetiaan kepadanya

"Hanya ada satu Nyonya Soeharto dan tidak ada lagi yang lainnya. Jika ada, akan timbul pemberontakan yang terbuka di dalam rumah tangga Soeharto"

Ia juga mempengaruhi rencana sukses Soeharto pada akhir tahun 1990-an, dengan menyarankan petinggi Golkar agar tidak lagi mencalonkan suaminya.[5] Walaupun saran ini akhirnya terlambat dilakukan. Siti Hartinah meninggal pada tahun 1996 dan Soeharto kembali dicalonkan [3]

[7][8]

Meninggal dunia

[sunting | sunting sumber]

Berawal saat Siti Hartinah terbangun akibat sakit jantung yang menimpanya, lalu ia dilarikan ke RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Siti Hartinah meninggal dunia pada Minggu, 28 April 1996, jam 05.10 WIB yang bertepatan dengan peringatan Hari Raya Idul Adha 1416 Hijriyah.[9]

Keesokan harinya tepat pada 29 April 1996, sekitar pukul 14.30 WIB, Siti Hartinah dimakamkan di Astana Giri Bangun, Jawa Tengah. Upacara pemakaman tersebut dipimpin oleh inspektur upacara yaitu Ketua DPR/MPR saat itu, Wahono dan Komandan upacara Kolonel Inf Getson Manurung, Komandan Brigade Ifanteri 6 Kostrad saat itu.

Sedangkan sebelumnya saat pelepasan almarhumah, bertindak sebagai inspektur upacara, Letjen TNI (Purn) Achmad Tahir dan Komandan Upacara Kolonel Inf Sriyanto Muntasram, Komandan Grup 2 Kopassus Kartasura.

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]

Tanda Kehormatan[10]

[sunting | sunting sumber]

Dalam Negeri

Luar Negeri

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Profil - Fatimah Siti Hartinah Soeharto". Merdeka.com. Diakses tanggal 2020-01-20. 
  2. ^ Natalia (2019-08-22). "Mengenang Kembali Jasa Ibu Tien Soeharto". JPNN.com. Diakses tanggal 2019-10-24. 
  3. ^ a b c d Ibu Tien Sang Pilar Penopang Soeharto. dari situs berita Kumparan
  4. ^ Ibu Tien di Balik Larangan Poligami. dari situs Kumparan
  5. ^ Ibu Tien Tidak Ingin Suharto Maju di Pemilu 1996. dari situs berita Tribun
  6. ^ Fakta Istri Pak Harto.
  7. ^ https://indonesiainside.id/news/nasional/2019/08/23/mengenal-51-tahun-warisan-ibu-tien-dan-yayasan-harapan-kita/amp/
  8. ^ https://m.jpnn.com/amp/news/sejarawan-museum-harusnya-layak-jadi-lokasi-swafoto-dan-instagramable
  9. ^ "Misteri Penyebab Kematian Mantan Ibu Negara Tien Soeharto". hot.grid.id. 2019-05-27. Diakses tanggal 2019-11-4. 
  10. ^ "Inilah 23 Tanda Kehormatan untuk Bu Tien Soeharto, Termasuk dari 20 Negara Lain". Tribunsolo.com. Diakses tanggal 2023-08-14. 
  11. ^ "Daftar WNI yang Menerima Tanda Kehormatan Republik Indonesia Tahun 1959–sekarang" (PDF). Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. 7 Januari 2020. Diakses tanggal 2023-08-14. 
  12. ^ Library, Soeharto (2017-11-06). "IBU TIEN DAPAT BINTANG GERILYA". HM Soeharto. Diakses tanggal 2023-08-14. 
  13. ^ "DAFTAR PEMILIK BINTANG BUDAYA PARAMA DHARMA TAHUN 1988 – 2003" (PDF). Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. 7 Januari 2020. Diakses tanggal 2023-08-14. 
  14. ^ "Bollettino Ufficiale di Stato" (PDF). 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
Gelar kehormatan
Didahului oleh:
Fatmawati

Hartini (pj.)

Ibu Negara Republik Indonesia
1967—1996
Diteruskan oleh:
Siti Hardijanti Rukmana (plt.)

Hasri Ainun Besari