Monumen Pancasila Sakti: Perbedaan antara revisi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
NikolasKHF (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(28 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{referensi}} |
{{Tambah referensi}} |
||
{{Infobox building |
|||
| name = Monumen Pancasila Sakti |
|||
| image = Monumen Pancasila Sakti.jpg |
|||
| image_caption = Monumen Pancasila Sakti |
|||
| location = Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur |
|||
| coordinates = {{coord|-6.284828364034824|106.9043705094711}} |
|||
| address = Jl. Raya Pd. Gede, Lubang Buaya, Kec. Cipayung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta |
|||
| start_date = Pertengahan Agustus 1967 |
|||
| inauguration_date = 1 Oktober 1973 |
|||
| renovation_date = Tahun 2013 |
|||
| owner = Republik Indonesia |
|||
| architect = Edhi Sunarso |
|||
}} |
|||
[[Berkas:Pancasila Sakti. |
[[Berkas:Monumen Pancasila Sakti.jpg|jmpl|300px|Monumen Pancasila Sakti]] |
||
'''Monumen Pancasila Sakti''' dibangun atas gagasan [[Presiden]] ke-2 [[Indonesia]], [[Soeharto]]. |
'''Monumen Pancasila Sakti''' dibangun atas gagasan [[Presiden]] ke-2 [[Indonesia]], [[Soeharto]]. Monumen ini ibangun di atas tanah seluas 14,6 hektar dengan tujuan untuk mengingat perjuangan para [[Pahlawan Revolusi]] yang berjuang mempertahankan [[ideologi]] negara [[Indonesia|Republik Indonesia]], [[Pancasila]] dari ancaman ideologi [[komunis]].<ref>{{Cite news|last=Putri|date=2020-10-02|title=Monumen Lubang Buaya, Saksi Kekejaman PKI yang Punya Aura Mencekam|url=https://travel.okezone.com/read/2020/10/01/408/2286874/monumen-lubang-buaya-saksi-kekejaman-pki-yang-punya-aura-mencekam|work=[[Okezone.com]]|language=id-ID|access-date=2021-07-03|first=Wiji Adinda}}</ref> |
||
Ketujuh pahlawan revolusi tersebut adalah: |
Ketujuh pahlawan revolusi tersebut adalah: |
||
# [[Kepala Staf TNI Angkatan Darat|Panglima Angkatan Darat]] [[Letnan Jenderal|Letnan Jenderal TNI]] ([[Jenderal|Jenderal TNI]] ([[Anumerta]])) [[Ahmad Yani]], |
|||
# [[Mayor Jenderal|Mayor Jenderal TNI]] ([[Letnan Jenderal|Letnan Jenderal TNI]] ([[Anumerta]])) [[R. Suprapto]] |
|||
* Mayjen TNI [[R. Suprapto]] |
|||
# [[Mayor Jenderal|Mayor Jenderal TNI]] ([[Letnan Jenderal|Letnan Jenderal TNI]] ([[Anumerta]])) [[M.T. Haryono]] |
|||
* Mayjen TNI [[M.T. Haryono]] |
|||
# [[Mayor Jenderal|Mayor Jenderal TNI]] ([[Letnan Jenderal|Letnan Jenderal TNI]] ([[Anumerta]])) [[Siswondo Parman]] |
|||
# [[Brigadir Jenderal|Brigadir Jenderal TNI]] ([[Mayor Jenderal|Mayor Jenderal TNI]] ([[Anumerta]])) [[DI Panjaitan]] |
|||
* Brigjen TNI [[DI Panjaitan]] |
|||
# [[Brigadir Jenderal|Brigadir Jenderal TNI]] ([[Mayor Jenderal|Mayor Jenderal TNI]] ([[Anumerta]])) [[Sutoyo Siswomiharjo]] |
|||
# [[Letnan Satu]] ([[Kapten|Kapten CZI]] ([[Anumerta]])) [[Pierre Tendean]], Ajudan [[Jenderal|Jenderal TNI]] [[A.H. Nasution]] |
|||
Selain ketujuh pahlawan revolusi tersebut terdapat 2 pahlawan revolusi lainnya: |
|||
⚫ | |||
# Brigadir Jenderal TNI Anumerta [[Katamso Darmokusumo]] |
|||
# Kolonel Infanteri [[Sugiyono Mangunwiyoto]] |
|||
Kedua pahlawan revolusi tersebut diperingati di [[Monumen Pahlawan Pancasila Yogyakarta]]. |
|||
⚫ | |||
Monumen yang terletak di daerah [[Lubang Buaya]], [[Cipayung, Jakarta Timur|Cipayung]], [[Jakarta Timur]] ini, berisikan bermacam-macam hal dari masa pemberontakan [[G30S]] - [[PKI]], seperti pakaian asli para Pahlawan Revolusi. |
Monumen yang terletak di daerah [[Lubang Buaya]], [[Cipayung, Jakarta Timur|Cipayung]], [[Jakarta Timur]] ini, berisikan bermacam-macam hal dari masa pemberontakan [[G30S]] - [[PKI]], seperti pakaian asli para Pahlawan Revolusi. |
||
== Sejarah |
== Sejarah pembangunan == |
||
⚫ | Monumen ini dibangun di atas lahan seluas 14,6 Hektar, atas prakarsa Presiden ke-2 RI, [[Soeharto]]. Monumen ini dibangun untuk mengingat perjuangan para [[Pahlawan Revolusi]] yang berjuang mempertahankan ideologi negara [[Republik]] [[Indonesia]], [[Pancasila]] dari ancaman [[ideologi]] [[komunis]]. |
||
⚫ | |||
Monumen ini terletak Kelurahan [[Lubang Buaya]], Kecamatan [[Cipayung]], [[Jakarta Timur]]. Di sebelah selatan terdapat markas besar [[Tentara Nasional Indonesia]], Cilangkap, sebelah utara adalah [[Bandar Udara Halim Perdanakusuma]], sedangkan sebelah timur adalah Pasar [[Pondok Gede]], dan sebelah barat, [[Taman Mini Indonesia Indah]]. |
Monumen ini terletak Kelurahan [[Lubang Buaya]], Kecamatan [[Cipayung]], [[Jakarta Timur]]. Di sebelah selatan terdapat markas besar [[Tentara Nasional Indonesia]], Cilangkap, sebelah utara adalah [[Bandar Udara Halim Perdanakusuma]], sedangkan sebelah timur adalah Pasar [[Pondok Gede]], dan sebelah barat, [[Taman Mini Indonesia Indah]]. |
||
Sebelum menjadi sebuah [[museum]] [[sejarah]], tempat ini merupakan |
Sebelum menjadi sebuah [[museum]] [[sejarah]], tempat ini merupakan kebun karet yang sudah tidak berfungsi lagi yang dijadikan sebagai tempat pembuangan terakhir para korban [[Gerakan 30 September 1965]] (G30S). |
||
Di kawasan kebun kosong itu terdapat sebuah |
Di kawasan kebun kosong itu terdapat sebuah [[sumur]] tua dengan dalam 12 meter dan diameter 75 cm. Sumur ini yang digunakan untuk membuang jenazah para korban [[G30S]].<ref>{{Cite news|last=Hens|date=2019-09-30|title=Asal Nama Lubang Buaya yang Jadi Lokasi Monumen Pancasila Sakti|url=https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4075230/asal-nama-lubang-buaya-yang-jadi-lokasi-monumen-pancasila-sakti|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2021-07-03|first=Henry|editor-last=Mutiah|editor-first=Dinny}}</ref> |
||
== Kompleks |
== Kompleks monumen == |
||
⚫ | Monumen ini berdiri di atas lahan seluas 14,6 Hektar dan terdiri dari beberapa tempat yang bersejarah seperti [[Museum Pengkhianatan PKI (Komunis)|Museum Pengkhianatan PKI]], [[Sumur Tua]] tempat membuang jenazah tujuh [[Pahlawan Revolusi]], [[Rumah Penyiksaan]], Pos Komando, [[Dapur Umum]], Mobil-Mobil tua peninggalan [[Pahlawan Revolusi]], dan [[Museum Paseban]]. |
||
⚫ | Monumen ini berdiri di atas lahan seluas |
||
=== Museum Pengkhianatan PKI === |
=== Museum Pengkhianatan PKI === |
||
[[Berkas:Museum Pengkhianatan PKI.jpg|jmpl|300px|Museum Pengkhianatan PKI]] |
|||
Museum |
Museum Pengkhuanatan PKI bersisi sejarah pemberontakan-pemberontakan PKI untuk menggantikan Pancasila dengan komunis. Sejarah tersebut terekam hingga pemberontakan [[Gerakan 30 September|G30S/PKI]]. Di pintu masuk, terdapat beberapa koleksi foto pemberontakan PKI, Pengangkatan Jenazah 7 Pahlawan Revolusi, dan beberapa [[diorama]] yang menceritakan tentang pemberontakan PKI di berbagai daerah di Indonesia. |
||
[[Berkas:Sumur maut monumen pancasila sakti.jpg|jmpl]] |
|||
=== Sumur |
=== Sumur Tua === |
||
Sumur Tua ini adalah sebuah sumur tua di daerah Lubang Buaya, dekat lapangan terbang [[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma|Halim Perdanakusuma]], Jakarta. Pada sumur ini, ditemukan jenazah 7 Pahlawan Revolusi, yaitu: |
|||
#[[Kepala Staf TNI Angkatan Darat|Panglima Angkatan Darat]] [[Letnan Jenderal|Letnan Jenderal TNI]] ([[Jenderal|Jenderal TNI]] ([[Anumerta]])) [[Ahmad Yani]], |
|||
# [[Mayor Jenderal|Mayor Jenderal TNI]] ([[Letnan Jenderal|Letnan Jenderal TNI]] ([[Anumerta]])) [[R. Suprapto]] |
|||
# [[Mayor Jenderal|Mayor Jenderal TNI]] ([[Letnan Jenderal|Letnan Jenderal TNI]] ([[Anumerta]])) [[M.T. Haryono]] |
|||
# [[Mayor Jenderal|Mayor Jenderal TNI]] ([[Letnan Jenderal|Letnan Jenderal TNI]] ([[Anumerta]])) [[Siswondo Parman]] |
|||
# [[Brigadir Jenderal|Brigadir Jenderal TNI]] ([[Mayor Jenderal|Mayor Jenderal TNI]] ([[Anumerta]])) [[DI Panjaitan]] |
|||
# [[Brigadir Jenderal|Brigadir Jenderal TNI]] ([[Mayor Jenderal|Mayor Jenderal TNI]] ([[Anumerta]])) [[Sutoyo Siswomiharjo]] |
|||
# [[Letnan Satu]] ([[Kapten|Kapten CZI]] ([[Anumerta]])) [[Pierre Tendean]], Ajudan [[Jenderal|Jenderal TNI]] [[A.H. Nasution]] |
|||
Sedangkan jenazah [[Kolonel]] ([[Brigadir Jenderal|Brigadir Jenderal TNI]] [[Anumerta]]) [[Katamso Darmokusumo|Katamso Darmakusumo]] dan [[Letnan Kolonel]] ([[Kolonel]] [[Anumerta]] [[Sugiyono Mangunwiyoto]] ditemukan di Desa Kentungan, Yogyakarta. Selain itu, gugur pula [[Brigadir Polisi]] ([[Ajun Inspektur Polisi Dua|Ajun Inspektur Polisi Tingkat II]] [[Anumerta]]) [[Karel Sadsuitubun|Karel Sasuit Tubun]] dan Ade Irma Suryani Nasution, putri dari [[Jenderal|Jenderal TNI]] A.H. Nasution. |
|||
Sumur Tua ini adalah tempat membuang 7 Pahlawan Revolusi: |
|||
[[Berkas:Diorama Rumah Penyiksaan.jpg|jmpl]] |
|||
- Jend. Anumerta Ahmad Yani |
|||
- Mayjen. Anumerta Donald Isaaccus Panjaitan |
|||
- Letjen. Anumerta M.T. Haryono |
|||
- Kapten CZI Anumerta Pierre Andreas Tendean |
|||
- Letjen. Anumerta Siswandono Parman |
|||
- Letjen. Anumerta Suprapto |
|||
- Mayjen. Anumerta Sutoyo Siswomiharjo |
|||
Jenazah ke-7 pahlawan itu ditemukan di sebuah sumur tua yang sekarang dinamai Lubang Buaya , di daerah Lubang Buaya , dekat lapangan terbang Halim Perdanakusumah, Jakarta. Sedangkan jenazah Brigjen Katamso Dharmakusumo dan Kol. Sugiyono Mangunwiyoto ditemukan di Desa Kentungan, Yogyakarta. Selain itu, gugur pula AIP II Brimob Karel Sasuit Tubun dan Ade Irma Suryani Nasution, putri dari Jend. A.H: Nasution. |
|||
=== Rumah Penyiksaan === |
=== Rumah Penyiksaan === |
||
Rumah Penyiksaan adalah tempat para Pahlawan Revolusi di[[siksa]] dimana [[Mayor Jenderal|Mayor Jenderal TNI]] [[Siswondo Parman]] dipaksa untuk menandatangani surat pernyataan untuk mengakui bahwa mereka adalah [[dewan jenderal]] yang akan melakukan kudeta kepada presiden [[Soekarno]] Pada Hari Angkatan Bersenjata. Mereka di[[siksa]] sebelum akhirnya di[[bunuh]], ditempat ini ditampilkan diorama penyiksaan kepada 4 [[pahlawan Revolusi|Perwira angkatan darat yag masih hidup, yaitu:]] |
|||
#[[Mayor Jenderal|Mayor Jenderal TNI]] ([[Letnan Jenderal|Letnan Jenderal TNI]] ([[Anumerta]])) [[R. Suprapto]] |
|||
Rumah Penyiksaan adalah tempat para Pahlawan Revolusi di[[siksa]] untuk menandatangani surat pernyataan untuk mendukung [[komunisme]] di [[Indonesia]], mereka di[[siksa]] seblum akhirnya di[[bunuh]], ditempat ini ditampilkan diorama penyiksaan 7 [[pahlawan Revolusi]] beserta kisah dimulainya [[Pemberontakan PKI]], dahulu tempat ini merupakan sebuah sekolah rakyat atau sekarang lebih dikenal [[SD]] dan dialih fungsikan oleh [[PKI]] sebagai tempat [[penyiksaan]] [[kejam]] para [[Pahlawan Revolusi]]. |
|||
# [[Mayor Jenderal|Mayor Jenderal TNI]] ([[Letnan Jenderal|Letnan Jenderal TNI]] ([[Anumerta]])) [[Siswondo Parman]] |
|||
# [[Brigadir Jenderal|Brigadir Jenderal TNI]] ([[Mayor Jenderal|Mayor Jenderal TNI]] ([[Anumerta]])) [[Sutoyo Siswomiharjo]] |
|||
# Perwira TNI [[Letnan Satu]] ([[Kapten|Kapten CZI]] ([[Anumerta]])) [[Pierre Tendean]] Ajudan [[Jenderal|Jenderal TNI]] [[A.H. Nasution]] |
|||
Tempat ini dahulunya merupakan sebuah [[Sekolah Dasar|sekolah rakyat]] dan dialih fungsikan oleh [[PKI]] sebagai tempat [[penyiksaan]] kepada para [[Pahlawan Revolusi]]. |
|||
=== Pos Komando === |
=== Pos Komando === |
||
⚫ | Rumah ini adalah milik seorang penduduk RW 02 Lubang Buaya bernama Haji Sueb. Tempat ini dipakai oleh pimpinan [[Gerakan 30 September|G30S/PKI]] yaitu Letnan Kolonel Untung dalam rangka perencanaan [[penculikan]] terhadap 7 [[Pahlawan Revolusi]]. Di dalam pos komando ini masih ada barang-barang asli yang menjadi saksi bisu pemberontakan [[PKI]] seperti: 3 buah [[petromaks]], [[mesin jahit]], dan [[lemari]] [[kaca]]. |
||
⚫ | |||
=== Dapur Umum === |
=== Dapur Umum === |
||
Tempat ini sebenarnya sebuah rumah yang dialihfungsikan oleh [[PKI]] sebagai [[Dapur Umum]]<!--, rumah yang statusnya milik Ibu Amroh ini dipakai--> sebagai tempat sarana [[konsumsi]] anggota [[G30S/PKI]]. |
|||
<!--oleh karena itu Ibu Amroh yang sehari-harinya berjualan [[pakaian]] keliling meninggalkan rumah dalam keadaan tidak terkunci dan diperintahkan oleh para anggota [[PKI]] untuk meninggalkan rumahnya dalam keadaan terkunci, tetapi saat kembali ternyata rumahnya sudah dalam keadaan berantakan, hampir semua benda di rumah tersebut menghilang.--> |
|||
=== Museum Paseban === |
=== Museum Paseban === |
||
Museum Paseban yang terletak di [[Kompleks]] Monumen Pahlawan Revolusi ini diresmikan oleh [[Presiden]] [[Soeharto]] pada tanggal 1 Oktober 1981 bertepatan dengan [[Dwi Windu]] [[Hari Kesaktian Pancasila]], di dalam ruangan ini terdapat beberapa diorama sebagai berikut: |
Museum Paseban yang terletak di [[Kompleks]] Monumen Pahlawan Revolusi ini diresmikan oleh [[Presiden]] [[Soeharto]] pada tanggal 1 Oktober 1981 bertepatan dengan [[Dwi Windu]] [[Hari Kesaktian Pancasila]], di dalam ruangan ini terdapat beberapa diorama sebagai berikut: |
||
* Rapat-Rapat Persiapan [[Pemberontakan]] (September 1965) |
* Rapat-Rapat Persiapan [[Pemberontakan]] (September 1965) |
||
* [[Latihan]] sukarelawan di [[Lubang Buaya]] (5 Juli-30 September 1965) |
* [[Latihan]] sukarelawan di [[Lubang Buaya]] (5 Juli-30 September 1965) |
||
* [[Penculikan]] [[Letnan Jenderal |
* [[Penculikan]] [[Letnan Jenderal|Letnan Jenderal TNI]] [[Ahmad Yani]] (1 Oktober 1965) |
||
* [[Penganiayaan]] di [[Lubang Buaya]] (1 Oktober 1965) |
* [[Penganiayaan]] di [[Lubang Buaya]] (1 Oktober 1965) |
||
* Pengamanan [[Lanuma]] [[Halim Perdanakusuma]] (2 Oktober 1965) |
* Pengamanan [[Lanuma]] [[Halim Perdanakusuma]] (2 Oktober 1965) |
||
* Pengangkatan [[Jenazah]] [[Pahlawan Revolusi]] (4 Oktober 1965) |
* Pengangkatan [[Jenazah]] [[Pahlawan Revolusi]] (4 Oktober 1965) |
||
* Proses lahirnya [[Supersemar]] (11 Maret 1966) |
|||
* [[Pelantikan]] [[Jenderal]] [[Soeharto]] sebagai [[Presiden]] (12 Maret 1967) |
|||
* Tindak Lanjut [[Pelarangan]] [[PKI]] (26 Juni 1982) |
|||
Usaha terhadap Pemerintah RI dan mengganti dasar negara Pancasila telah dua kali dijalankan, yang pertama pada tahun 1948, dikenal sebagai pemberontakan PKI |
Usaha terhadap Pemerintah RI dan mengganti dasar negara Pancasila telah dua kali dijalankan, yang pertama pada tahun 1948, dikenal sebagai pemberontakan PKI di Madiun yang dipimpin oleh Muso dan yang kedua ialah pemberontakan G30S/PKI dalam bulan September 1965. Selain itu tempat ini juga terdapat foto ketujuh [[Pahlawan Revolusi]], yang ukuran foto tersebut sudah diperbesar dari aslinya. |
||
Selain itu tempat ini juga terdapat Foto ke 7 [[Pahlawan Revolusi]], yang ukuran foto tersebut sudah diperbesar dari aslinya. |
|||
=== Ruang Relik === |
|||
⚫ | Ruang Relik merupakan tempat dipamerkannya barang-barang, terutama [[pakaian]] yang mereka kenakan ketika mereka di[[culik]], di[[siksa]], sampai akhirnya di[[bunuh]], dengan hasil [[visum]] dari dokter. Selain itu terdapat pula [[aqualung]], sebuah alat bantu pernapasan yang digunakan untuk mengangkat jenazah 7 [[Pahlawan Revolusi]] dari dalam sumur tua. |
||
Monumen Pancasila Sakti memiliki ruang [[teater]] yang memutar film dokumenter peristiwa G 30 S/PKI yang berdurasi 30 menit. Dimulai dari peristiwa penculikan, penyiksaan, [[pengangkatan]] [[jenazah]] [[Pahlawan Revolusi]], hingga pemakaman ke [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]]. |
|||
=== Ruang Pameran Foto === |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
== Daftar Referensi == |
|||
Selain itu terdapat pula Ruang [[Teater]] yang memutar rekaman bersejarah [[pengangkatan]] [[jenazah]] [[Pahlawan Revolusi]], Pemakaman ke [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]], dan lain-lain, masa putar rekaman ini kurang lebih 30 menit. |
|||
<references /> |
|||
== Lihat pula == |
|||
⚫ | |||
* [[Monumen Pahlawan Pancasila Yogyakarta]] |
|||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
* {{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} |
|||
* [http://www.theglobal-review.com/new/content_detail.php?lang=id&id=9694&type=2 ISLAM, MAAF DAN PKI] |
|||
* [http://www.theglobal-review.com/new/content_detail.php?lang=id&id=9648&type=2 Melacak "The Soeharto - CIA Connection"] |
* [http://www.theglobal-review.com/new/content_detail.php?lang=id&id=9648&type=2 Melacak "The Soeharto - CIA Connection"]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} |
||
* [http://www.theglobal-review.com/new/content_detail.php?lang=id&id=9679&type=2 Pembantaian Yang Tidak Tercatat] |
* [http://www.theglobal-review.com/new/content_detail.php?lang=id&id=9679&type=2 Pembantaian Yang Tidak Tercatat]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} |
||
* [http://www.theglobal-review.com/new/content_detail.php?lang=id&id=9655&type=2 Menyongsong 30 September] |
* [http://www.theglobal-review.com/new/content_detail.php?lang=id&id=9655&type=2 Menyongsong 30 September]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} |
||
* [http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0902/29/percil/percil1.htm Mengenang Kekejaman di Lubang Buaya] |
* [http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0902/29/percil/percil1.htm Mengenang Kekejaman di Lubang Buaya] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070228154234/http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0902/29/percil/percil1.htm |date=2007-02-28 }} |
||
{{Museum di Jakarta}} |
{{Museum di Jakarta}} |
||
{{Lokasi wisata Daerah Khusus Ibukota Jakarta}} |
|||
[[Kategori:Kota Administrasi Jakarta Timur]] |
[[Kategori:Kota Administrasi Jakarta Timur]] |
Revisi terkini sejak 23 Oktober 2024 01.50
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Monumen Pancasila Sakti | |
---|---|
Informasi umum | |
Lokasi | Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur |
Alamat | Jl. Raya Pd. Gede, Lubang Buaya, Kec. Cipayung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta |
Koordinat | 6°17′05″S 106°54′16″E / 6.284828364034824°S 106.9043705094711°E |
Mulai dibangun | Pertengahan Agustus 1967 |
Diresmikan | 1 Oktober 1973 |
Tanggal renovasi | Tahun 2013 |
Pemilik | Republik Indonesia |
Desain dan konstruksi | |
Arsitek | Edhi Sunarso |
Monumen Pancasila Sakti dibangun atas gagasan Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto. Monumen ini ibangun di atas tanah seluas 14,6 hektar dengan tujuan untuk mengingat perjuangan para Pahlawan Revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi negara Republik Indonesia, Pancasila dari ancaman ideologi komunis.[1]
Ketujuh pahlawan revolusi tersebut adalah:
- Panglima Angkatan Darat Letnan Jenderal TNI (Jenderal TNI (Anumerta)) Ahmad Yani,
- Mayor Jenderal TNI (Letnan Jenderal TNI (Anumerta)) R. Suprapto
- Mayor Jenderal TNI (Letnan Jenderal TNI (Anumerta)) M.T. Haryono
- Mayor Jenderal TNI (Letnan Jenderal TNI (Anumerta)) Siswondo Parman
- Brigadir Jenderal TNI (Mayor Jenderal TNI (Anumerta)) DI Panjaitan
- Brigadir Jenderal TNI (Mayor Jenderal TNI (Anumerta)) Sutoyo Siswomiharjo
- Letnan Satu (Kapten CZI (Anumerta)) Pierre Tendean, Ajudan Jenderal TNI A.H. Nasution
Selain ketujuh pahlawan revolusi tersebut terdapat 2 pahlawan revolusi lainnya:
- Brigadir Jenderal TNI Anumerta Katamso Darmokusumo
- Kolonel Infanteri Sugiyono Mangunwiyoto
Kedua pahlawan revolusi tersebut diperingati di Monumen Pahlawan Pancasila Yogyakarta.
Jenderal TNI A.H. Nasution juga disebut sebagai salah seorang target namun dia selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan AH Nasution, Letnan Satu Pierre Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.
Monumen yang terletak di daerah Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur ini, berisikan bermacam-macam hal dari masa pemberontakan G30S - PKI, seperti pakaian asli para Pahlawan Revolusi.
Sejarah pembangunan
[sunting | sunting sumber]Monumen ini dibangun di atas lahan seluas 14,6 Hektar, atas prakarsa Presiden ke-2 RI, Soeharto. Monumen ini dibangun untuk mengingat perjuangan para Pahlawan Revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi negara Republik Indonesia, Pancasila dari ancaman ideologi komunis.
Monumen ini terletak Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Di sebelah selatan terdapat markas besar Tentara Nasional Indonesia, Cilangkap, sebelah utara adalah Bandar Udara Halim Perdanakusuma, sedangkan sebelah timur adalah Pasar Pondok Gede, dan sebelah barat, Taman Mini Indonesia Indah.
Sebelum menjadi sebuah museum sejarah, tempat ini merupakan kebun karet yang sudah tidak berfungsi lagi yang dijadikan sebagai tempat pembuangan terakhir para korban Gerakan 30 September 1965 (G30S).
Di kawasan kebun kosong itu terdapat sebuah sumur tua dengan dalam 12 meter dan diameter 75 cm. Sumur ini yang digunakan untuk membuang jenazah para korban G30S.[2]
Kompleks monumen
[sunting | sunting sumber]Monumen ini berdiri di atas lahan seluas 14,6 Hektar dan terdiri dari beberapa tempat yang bersejarah seperti Museum Pengkhianatan PKI, Sumur Tua tempat membuang jenazah tujuh Pahlawan Revolusi, Rumah Penyiksaan, Pos Komando, Dapur Umum, Mobil-Mobil tua peninggalan Pahlawan Revolusi, dan Museum Paseban.
Museum Pengkhianatan PKI
[sunting | sunting sumber]Museum Pengkhuanatan PKI bersisi sejarah pemberontakan-pemberontakan PKI untuk menggantikan Pancasila dengan komunis. Sejarah tersebut terekam hingga pemberontakan G30S/PKI. Di pintu masuk, terdapat beberapa koleksi foto pemberontakan PKI, Pengangkatan Jenazah 7 Pahlawan Revolusi, dan beberapa diorama yang menceritakan tentang pemberontakan PKI di berbagai daerah di Indonesia.
Sumur Tua
[sunting | sunting sumber]Sumur Tua ini adalah sebuah sumur tua di daerah Lubang Buaya, dekat lapangan terbang Halim Perdanakusuma, Jakarta. Pada sumur ini, ditemukan jenazah 7 Pahlawan Revolusi, yaitu:
- Panglima Angkatan Darat Letnan Jenderal TNI (Jenderal TNI (Anumerta)) Ahmad Yani,
- Mayor Jenderal TNI (Letnan Jenderal TNI (Anumerta)) R. Suprapto
- Mayor Jenderal TNI (Letnan Jenderal TNI (Anumerta)) M.T. Haryono
- Mayor Jenderal TNI (Letnan Jenderal TNI (Anumerta)) Siswondo Parman
- Brigadir Jenderal TNI (Mayor Jenderal TNI (Anumerta)) DI Panjaitan
- Brigadir Jenderal TNI (Mayor Jenderal TNI (Anumerta)) Sutoyo Siswomiharjo
- Letnan Satu (Kapten CZI (Anumerta)) Pierre Tendean, Ajudan Jenderal TNI A.H. Nasution
Sedangkan jenazah Kolonel (Brigadir Jenderal TNI Anumerta) Katamso Darmakusumo dan Letnan Kolonel (Kolonel Anumerta Sugiyono Mangunwiyoto ditemukan di Desa Kentungan, Yogyakarta. Selain itu, gugur pula Brigadir Polisi (Ajun Inspektur Polisi Tingkat II Anumerta) Karel Sasuit Tubun dan Ade Irma Suryani Nasution, putri dari Jenderal TNI A.H. Nasution.
Rumah Penyiksaan
[sunting | sunting sumber]Rumah Penyiksaan adalah tempat para Pahlawan Revolusi disiksa dimana Mayor Jenderal TNI Siswondo Parman dipaksa untuk menandatangani surat pernyataan untuk mengakui bahwa mereka adalah dewan jenderal yang akan melakukan kudeta kepada presiden Soekarno Pada Hari Angkatan Bersenjata. Mereka disiksa sebelum akhirnya dibunuh, ditempat ini ditampilkan diorama penyiksaan kepada 4 Perwira angkatan darat yag masih hidup, yaitu:
- Mayor Jenderal TNI (Letnan Jenderal TNI (Anumerta)) R. Suprapto
- Mayor Jenderal TNI (Letnan Jenderal TNI (Anumerta)) Siswondo Parman
- Brigadir Jenderal TNI (Mayor Jenderal TNI (Anumerta)) Sutoyo Siswomiharjo
- Perwira TNI Letnan Satu (Kapten CZI (Anumerta)) Pierre Tendean Ajudan Jenderal TNI A.H. Nasution
Tempat ini dahulunya merupakan sebuah sekolah rakyat dan dialih fungsikan oleh PKI sebagai tempat penyiksaan kepada para Pahlawan Revolusi.
Pos Komando
[sunting | sunting sumber]Rumah ini adalah milik seorang penduduk RW 02 Lubang Buaya bernama Haji Sueb. Tempat ini dipakai oleh pimpinan G30S/PKI yaitu Letnan Kolonel Untung dalam rangka perencanaan penculikan terhadap 7 Pahlawan Revolusi. Di dalam pos komando ini masih ada barang-barang asli yang menjadi saksi bisu pemberontakan PKI seperti: 3 buah petromaks, mesin jahit, dan lemari kaca.
Dapur Umum
[sunting | sunting sumber]Tempat ini sebenarnya sebuah rumah yang dialihfungsikan oleh PKI sebagai Dapur Umum sebagai tempat sarana konsumsi anggota G30S/PKI.
Museum Paseban
[sunting | sunting sumber]Museum Paseban yang terletak di Kompleks Monumen Pahlawan Revolusi ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 1 Oktober 1981 bertepatan dengan Dwi Windu Hari Kesaktian Pancasila, di dalam ruangan ini terdapat beberapa diorama sebagai berikut:
- Rapat-Rapat Persiapan Pemberontakan (September 1965)
- Latihan sukarelawan di Lubang Buaya (5 Juli-30 September 1965)
- Penculikan Letnan Jenderal TNI Ahmad Yani (1 Oktober 1965)
- Penganiayaan di Lubang Buaya (1 Oktober 1965)
- Pengamanan Lanuma Halim Perdanakusuma (2 Oktober 1965)
- Pengangkatan Jenazah Pahlawan Revolusi (4 Oktober 1965)
Usaha terhadap Pemerintah RI dan mengganti dasar negara Pancasila telah dua kali dijalankan, yang pertama pada tahun 1948, dikenal sebagai pemberontakan PKI di Madiun yang dipimpin oleh Muso dan yang kedua ialah pemberontakan G30S/PKI dalam bulan September 1965. Selain itu tempat ini juga terdapat foto ketujuh Pahlawan Revolusi, yang ukuran foto tersebut sudah diperbesar dari aslinya.
Ruang Relik
[sunting | sunting sumber]Ruang Relik merupakan tempat dipamerkannya barang-barang, terutama pakaian yang mereka kenakan ketika mereka diculik, disiksa, sampai akhirnya dibunuh, dengan hasil visum dari dokter. Selain itu terdapat pula aqualung, sebuah alat bantu pernapasan yang digunakan untuk mengangkat jenazah 7 Pahlawan Revolusi dari dalam sumur tua.
Monumen Pancasila Sakti memiliki ruang teater yang memutar film dokumenter peristiwa G 30 S/PKI yang berdurasi 30 menit. Dimulai dari peristiwa penculikan, penyiksaan, pengangkatan jenazah Pahlawan Revolusi, hingga pemakaman ke Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Ruang Pameran Foto
[sunting | sunting sumber]Ruang Pameran Foto menyajikan foto-foto pengangkatan jenazah Pahlawan Revolusi dan pemakamannya di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Daftar Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Putri, Wiji Adinda (2020-10-02). "Monumen Lubang Buaya, Saksi Kekejaman PKI yang Punya Aura Mencekam". Okezone.com. Diakses tanggal 2021-07-03.
- ^ Hens, Henry (2019-09-30). Mutiah, Dinny, ed. "Asal Nama Lubang Buaya yang Jadi Lokasi Monumen Pancasila Sakti". Liputan6.com. Diakses tanggal 2021-07-03.