Penyerbuan ke Batavia: Perbedaan antara revisi
penambahan konten Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(38 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{tanpa_referensi|date=2011}} |
{{tanpa_referensi|date=2011}} |
||
{{Infobox Military Conflict |
{{Infobox Military Conflict |
||
|conflict= |
|conflict= Penyerbuan ke Batavia |
||
|partof=[[ |
|partof=[[Konflik Mataram–Belanda]] |
||
|image=[[Berkas:AMH-6775-KB Siege of Batavia by the sultan of Mataram.jpg|280px]] |
|image=[[Berkas:AMH-6775-KB Siege of Batavia by the sultan of Mataram.jpg|280px]] |
||
|caption="''Serangan Besar di Batavia oleh Sultan Mataram''" pada tahun [[1628]] (cetakan setelah [[1680]]).<ref>Montanus, A. "''Oud en nieuw Oost-Indien''", hal. 358</ref> |
|caption="''Serangan Besar di Batavia oleh Sultan Mataram''" pada tahun [[1628]] (cetakan setelah [[1680]]).<ref>Montanus, A. "''Oud en nieuw Oost-Indien''", hal. 358</ref><ref>[http://www.nationaalarchief.nl/amh/detail.aspx?page=dafb&lang=nl&id=5222] Afbeelding - AMH (Berkas AMH)</ref> |
||
|date= [[1628]]-[[1629]] |
|date= [[1628]]-[[1629]] |
||
|place= [[Batavia |
|place= [[Batavia]] |
||
|casus=Penolakan [[VOC]] untuk tunduk pada [[Kesultanan Mataram]] |
|casus=Penolakan [[VOC]] untuk tunduk pada [[Kesultanan Mataram]] |
||
|result= Kemenangan [[VOC]] |
|result= Kemenangan [[VOC]] |
||
|combatant1= |
|combatant1={{flag|Kesultanan Mataram}} |
||
|combatant2=[[Berkas: |
|combatant2=[[Berkas:VOC.svg|20px]] [[Perusahaan Hindia Timur Belanda]] (VOC) |
||
|commander1={{flagicon|Kesultanan Mataram}} '''[[Sultan Agung]]'''<br>{{flagicon|Kesultanan Mataram}} [[Bahureksa]]{{Executed}}<br>{{flagicon|Kesultanan Mataram}} [[Mandurareja]]{{Executed}}<br>{{flagicon|Kesultanan Mataram}} [[Dipati Ukur|Adipati Ukur]] <br>{{flagicon|Kesultanan Mataram}} Adipati Juminah |
|||
|commander1=[[Berkas:Flag of the Sultanate of Mataram.svg|22x20px|tepi]] [[Sultan Agung dari Mataram]]{{br}} |
|||
|commander2=[[File:Gouverneur-Generaal Nederlands-Indië vlag en brede wimpel.svg|22px]]''' [[Jan Pieterszoon Coen]]''' '''[[Kematian karena sebab alami|#]]'''<br>{{flagicon image|Flag of the Dutch East India Company.svg}} Jacob van der Plaetten |
|||
|commander2=[[Berkas:Flag of the Dutch East India Company.svg|22x20px|tepi]] [[J.P. Coen]]{{br}} |
|||
|strength1= Serangan pertama:<br>10.000 prajurit<br>Serangan kedua:<br>14.000 prajurit |
|strength1= Serangan pertama:<br>10.000 prajurit<br>Serangan kedua:<br>14.000 prajurit |
||
|strength2= Serangan pertama:<br>500-800 orang termasuk tentara bayaran dari Jepang, |
|strength2= Serangan pertama:<br>500-800 orang termasuk tentara bayaran dari Jepang, Cina, India, Afrika, Kepulauan Maluku, Sulawesi, dan Jawa<br>Serangan kedua:<br>Tidak diketahui |
||
}} |
}} |
||
{{Kampanye Kesultanan Mataram}} |
{{Kampanye Kesultanan Mataram}} |
||
{{Kotak kampanye kolonial Belanda}} |
{{Kotak kampanye kolonial Belanda}} |
||
'''Penyerbuan |
'''Penyerbuan ke Batavia''' adalah serangan pada tahun [[1628]] dan tahun [[1629]] oleh [[Sultan Agung]] dari [[Kesultanan Mataram]] ke [[Batavia]] (sekarang [[Jakarta]]), pusat [[VOC]] di kepulauan [[Nusantara]], pada tahun [[1628]] dengan tujuan untuk mengusir VOC dari [[Pulau Jawa]], lalu menjadikan Batavia sebagai pangkalan militer sebelum melakukan penyerangan ke [[Kesultanan Banten|Banten]]. |
||
Pada tahun [[1621]] Mataram mulai menjalin hubungan dengan VOC. Kedua pihak saling mengirim duta besar. Akan tetapi, VOC ternyata menolak membantu saat Mataram menyerang Surabaya. Akibatnya, hubungan diplomatik kedua pihak pun putus. Serangan ini mulai tanggal [[22 Agustus]] tahun 1628, di [[teluk Jakarta]], dengan |
Pada tahun [[1621]] Mataram mulai menjalin hubungan dengan VOC. Kedua pihak saling mengirim duta besar. Akan tetapi, VOC ternyata menolak membantu saat Mataram menyerang Surabaya. Akibatnya, hubungan diplomatik kedua pihak pun putus. Serangan ini mulai tanggal [[22 Agustus]] tahun 1628, di [[teluk Jakarta]], dengan berangkatnya 59 perahu yang membawa 900 prajurit di bawah [[Tumenggung]] [[Bahureksa]] dari [[Kendal]] dan tanggal [[3 Desember]] 1628 dengan tentara Mataram sampai ke Batavia |
||
== Latar Belakang == |
== Latar Belakang == |
||
VOC yang sebelumnya bermarkas di [[Ambon]], Kepulauan [[Maluku]], mengirimkan [[duta]]nya untuk mengajak Sultan Agung agar mengizinkan VOC untuk mendirikan loji-loji dagang di pantai Utara Mataram. Namun hal ini ditolak Sultan Agung karena bila diizinkan maka ekonomi di pantai Utara akan dikuasai oleh VOC. Penolakan ini membuat hubungan Mataram dan VOC sejak saat itu renggang. |
VOC yang sebelumnya bermarkas di [[Ambon]], Kepulauan [[Maluku]], mengirimkan [[duta]]nya untuk mengajak Sultan Agung agar mengizinkan VOC untuk mendirikan loji-loji dagang di pantai Utara Mataram. Namun hal ini ditolak Sultan Agung karena bila diizinkan maka ekonomi di pantai Utara akan dikuasai oleh VOC. Penolakan ini membuat hubungan Mataram dan VOC sejak saat itu renggang. |
||
Pada tahun [[1619]] VOC berhasil merebut [[Jayakarta]] (di bagian Barat pulau Jawa yang belum ditaklukkan Mataram) dari [[Kesultanan Banten]], dan mengganti namanya menjadi "[[Batavia]]" (sekarang [[Jakarta]]). Markas mereka pun dipindah ke kota Batavia. Menyadari kekuatan bangsa dan maskapai dagang [[Belanda]] tersebut, Sultan Agung mulai berpikir untuk memanfaatkan VOC dalam persaingannya menghadapi [[Surabaya]] dan |
Pada tahun [[1619]] VOC berhasil merebut [[Jayakarta]] (di bagian Barat pulau Jawa yang belum ditaklukkan Mataram) dari [[Kesultanan Banten]], dan mengganti namanya menjadi "[[Batavia]]" (sekarang [[Jakarta]]). Markas mereka pun dipindah ke kota Batavia. Menyadari kekuatan bangsa dan maskapai dagang [[Belanda]] tersebut, Sultan Agung mulai berpikir untuk memanfaatkan VOC dalam persaingannya menghadapi [[Surabaya]] dan Kesultanan Banten. |
||
Sasaran [[Mataram]] berikutnya setelah [[Surabaya]] jatuh adalah [[Banten]] yang ada di ujung Barat pulau Jawa. Akan tetapi posisi [[Batavia]] yang menjadi penghalang perlu diatasi terlebih dahulu oleh Mataram. Bulan [[April]] [[1628]] [[Kyai Rangga]] bupati [[Tegal]] dikirim sebagai duta ke Batavia untuk menyampaikan tawaran damai dengan syarat-syarat tertentu dari Mataram. Tawaran tersebut ditolak pihak [[VOC]] sehingga Sultan Agung memutuskan untuk menyatakan perang. |
Sasaran [[Mataram]] berikutnya setelah [[Surabaya]] jatuh adalah [[Banten]] yang ada di ujung Barat pulau Jawa. Akan tetapi posisi [[Batavia]] yang menjadi penghalang perlu diatasi terlebih dahulu oleh Mataram. Bulan [[April]] [[1628]] [[Kyai Rangga]] bupati [[Tegal]] dikirim sebagai duta ke Batavia untuk menyampaikan tawaran damai dengan syarat-syarat tertentu dari Mataram. Tawaran tersebut ditolak pihak [[VOC]] sehingga Sultan Agung memutuskan untuk menyatakan perang. |
||
Baris 34: | Baris 34: | ||
Armada Bahureksa membawa 150 ekor sapi, 5.900 karung gula, 26.600 buah kelapa dan 12.000 karung beras. Pihak Mataram menyampaikan hal ini sebagai alasan keinginan Mataram berdagang dengan Batavia. Namun pihak Belanda curiga. Hari berikutnya, mereka menyetujui sapi diturunkan, dengan syarat kapal Mataram hanya menepi satu demi satu. 100 prajurit bersenjata dari [[garnisun]] ''Kasteel'' (benteng) keluar untuk menjaga-jaga. |
Armada Bahureksa membawa 150 ekor sapi, 5.900 karung gula, 26.600 buah kelapa dan 12.000 karung beras. Pihak Mataram menyampaikan hal ini sebagai alasan keinginan Mataram berdagang dengan Batavia. Namun pihak Belanda curiga. Hari berikutnya, mereka menyetujui sapi diturunkan, dengan syarat kapal Mataram hanya menepi satu demi satu. 100 prajurit bersenjata dari [[garnisun]] ''Kasteel'' (benteng) keluar untuk menjaga-jaga. |
||
Hari ketiga, tujuh lagi kapal Mataram muncul, dengan alasan ingin minta surat jalan dari pihak Belanda agar dapat berlayar ke [[Melaka]], saat itu di bawah kekuasaan VOC. Belanda memperkuat penjagaan di dua benteng kecil utara dan menyiapkan artilerinya. Sore hari itu, duapuluhan kapal Mataram menurunkan pasukannya di depan ''Kasteel''. Belanda terkejut dan buru-buru masuk benteng kecil. Sejumlah kapal Mataram lain mendaratkan prajuritnya. Pasukan Mataram kemudian dihujani tembakan dari ''Kasteel''. |
Hari ketiga, tujuh lagi kapal Mataram muncul, dengan alasan ingin minta surat jalan dari pihak Belanda agar dapat berlayar ke [[Melaka]], saat itu di bawah kekuasaan VOC. Belanda memperkuat penjagaan di dua benteng kecil utara dan menyiapkan artilerinya. Sore hari itu, duapuluhan kapal Mataram menurunkan pasukannya di depan ''Kasteel''. Belanda terkejut dan buru-buru masuk benteng kecil. Sejumlah kapal Mataram lain mendaratkan prajuritnya. Pasukan Mataram kemudian dihujani tembakan dari ''Kasteel''.[[Berkas:Javanse vloot bij het beleg van Batavia.jpg|jmpl|Kapal [[Malangbang]] Jawa, pada penyerbuan tahun 1628, Bandingkan ukurannya dengan kapal Belanda yang sedang berlabuh.]] |
||
[[Berkas:Javanse vloot bij het beleg van Batavia.jpg|jmpl|Kapal [[Malangbang]] Jawa, pada penyerbuan tahun 1628, Bandingkan ukurannya dengan kapal Belanda yang sedang berlabuh.]] |
|||
Tanggal [[25 Agustus]], 27 kapal Mataram lagi masuk teluk, tetapi berlabuh agak jauh dari ''Kasteel''. Di sebelah selatan Batavia, serdadu Mataram mulai tiba, dengan panji perang berkibar. Mataram telah menyatakan dengan jelas keinginannya menyerang Belanda. Esok harinya, terhitung 1.000 prajurit Mataram memasang kuda-kuda di depan Batavia. Tanggal [[27 Agustus]], mereka menyerang benteng kecil "[[Benteng Hollandia|Hollandia]]" di sebelah tenggara kota. Sekompi berkekuatan 120 prajurit di bawah pimpinan Letnan [[Jacob van der Plaetten]] berhasil menghalang mereka, setelah pertempuran yang dahsyat. Sementara beberapa kapal Belanda datang dari [[Banten]] dan [[Pulau Onrust]] dan mendaratkan 200 prajurit. Kini ''Kasteel'' dipertahankan oleh 530 prajurit. |
Tanggal [[25 Agustus]], 27 kapal Mataram lagi masuk teluk, tetapi berlabuh agak jauh dari ''Kasteel''. Di sebelah selatan Batavia, serdadu Mataram mulai tiba, dengan panji perang berkibar. Mataram telah menyatakan dengan jelas keinginannya menyerang Belanda. Esok harinya, terhitung 1.000 prajurit Mataram memasang kuda-kuda di depan Batavia. Tanggal [[27 Agustus]], mereka menyerang benteng kecil "[[Benteng Hollandia|Hollandia]]" di sebelah tenggara kota. Sekompi berkekuatan 120 prajurit di bawah pimpinan Letnan [[Jacob van der Plaetten]] berhasil menghalang mereka, setelah pertempuran yang dahsyat. Sementara beberapa kapal Belanda datang dari [[Banten]] dan [[Pulau Onrust]] dan mendaratkan 200 prajurit. Kini ''Kasteel'' dipertahankan oleh 530 prajurit. |
||
Baris 45: | Baris 44: | ||
Walaupun kembali mengalami kekalahan, serangan kedua Sultan Agung ini berhasil membendung dan mengotori [[Sungai Ciliwung]], yang mengakibatkan timbulnya wabah penyakit kolera melanda Batavia. [[Gubernur jenderal]] [[VOC]] yaitu [[J.P. Coen]] meninggal menjadi korban wabah tersebut. |
Walaupun kembali mengalami kekalahan, serangan kedua Sultan Agung ini berhasil membendung dan mengotori [[Sungai Ciliwung]], yang mengakibatkan timbulnya wabah penyakit kolera melanda Batavia. [[Gubernur jenderal]] [[VOC]] yaitu [[J.P. Coen]] meninggal menjadi korban wabah tersebut. |
||
== |
==Galeri== |
||
{{Multiple image|header=Penyerbuan di Batavia dalam seri perangko "Road to Jakarta" 2008|image1=Stamps of Indonesia, 021-08.jpg|image2=Stamps of Indonesia, 022-08.jpg|width=400|align=center}} |
|||
⚫ | |||
== Lihat pula == |
|||
* ''[[Babad Tanah Jawi]]'' |
* ''[[Babad Tanah Jawi]]'' |
||
* ''[[Dagh Register]]'' Benteng Batavia |
* ''[[Dagh Register]]'' Benteng Batavia |
||
* ''[[Sajarah Banten]]'' |
* ''[[Sajarah Banten]]'' |
||
== Referensi == |
|||
⚫ | |||
== Rujukan == |
|||
* Romain Bertrand, ''L‘Histoire à parts égales. Récits d'une rencontre Orient-Occident (XVIe-XVIIe siècles)'', Paris, Seuil, 2011, bab 15, hlm. 420-436. |
* Romain Bertrand, ''L‘Histoire à parts égales. Récits d'une rencontre Orient-Occident (XVIe-XVIIe siècles)'', Paris, Seuil, 2011, bab 15, hlm. 420-436. |
||
{{indo-sejarah-stub}} |
|||
{{Lembaran hitam Nusantara}} |
{{Lembaran hitam Nusantara}} |
||
Baris 63: | Baris 65: | ||
[[Kategori:Sejarah Jawa]] |
[[Kategori:Sejarah Jawa]] |
||
[[Kategori:Perang di nusantara]] |
[[Kategori:Perang di nusantara]] |
||
[[Kategori:Perang |
[[Kategori:Perang pada era kolonial]] |
||
[[Kategori:Pengepungan|Batavia,1628]] |
[[Kategori:Pengepungan|Batavia,1628]] |
||
[[Kategori:Kesultanan Mataram]] |
[[Kategori:Kesultanan Mataram]] |
Revisi terkini sejak 4 Januari 2025 17.14
Penyerbuan ke Batavia | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Konflik Mataram–Belanda | |||||||
"Serangan Besar di Batavia oleh Sultan Mataram" pada tahun 1628 (cetakan setelah 1680).[1][2] | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Kesultanan Mataram | Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Sultan Agung Bahureksa Mandurareja Adipati Ukur Adipati Juminah |
Jan Pieterszoon Coen # Jacob van der Plaetten | ||||||
Kekuatan | |||||||
Serangan pertama: 10.000 prajurit Serangan kedua: 14.000 prajurit |
Serangan pertama: 500-800 orang termasuk tentara bayaran dari Jepang, Cina, India, Afrika, Kepulauan Maluku, Sulawesi, dan Jawa Serangan kedua: Tidak diketahui |
Penyerbuan ke Batavia adalah serangan pada tahun 1628 dan tahun 1629 oleh Sultan Agung dari Kesultanan Mataram ke Batavia (sekarang Jakarta), pusat VOC di kepulauan Nusantara, pada tahun 1628 dengan tujuan untuk mengusir VOC dari Pulau Jawa, lalu menjadikan Batavia sebagai pangkalan militer sebelum melakukan penyerangan ke Banten.
Pada tahun 1621 Mataram mulai menjalin hubungan dengan VOC. Kedua pihak saling mengirim duta besar. Akan tetapi, VOC ternyata menolak membantu saat Mataram menyerang Surabaya. Akibatnya, hubungan diplomatik kedua pihak pun putus. Serangan ini mulai tanggal 22 Agustus tahun 1628, di teluk Jakarta, dengan berangkatnya 59 perahu yang membawa 900 prajurit di bawah Tumenggung Bahureksa dari Kendal dan tanggal 3 Desember 1628 dengan tentara Mataram sampai ke Batavia
Latar Belakang
[sunting | sunting sumber]VOC yang sebelumnya bermarkas di Ambon, Kepulauan Maluku, mengirimkan dutanya untuk mengajak Sultan Agung agar mengizinkan VOC untuk mendirikan loji-loji dagang di pantai Utara Mataram. Namun hal ini ditolak Sultan Agung karena bila diizinkan maka ekonomi di pantai Utara akan dikuasai oleh VOC. Penolakan ini membuat hubungan Mataram dan VOC sejak saat itu renggang.
Pada tahun 1619 VOC berhasil merebut Jayakarta (di bagian Barat pulau Jawa yang belum ditaklukkan Mataram) dari Kesultanan Banten, dan mengganti namanya menjadi "Batavia" (sekarang Jakarta). Markas mereka pun dipindah ke kota Batavia. Menyadari kekuatan bangsa dan maskapai dagang Belanda tersebut, Sultan Agung mulai berpikir untuk memanfaatkan VOC dalam persaingannya menghadapi Surabaya dan Kesultanan Banten.
Sasaran Mataram berikutnya setelah Surabaya jatuh adalah Banten yang ada di ujung Barat pulau Jawa. Akan tetapi posisi Batavia yang menjadi penghalang perlu diatasi terlebih dahulu oleh Mataram. Bulan April 1628 Kyai Rangga bupati Tegal dikirim sebagai duta ke Batavia untuk menyampaikan tawaran damai dengan syarat-syarat tertentu dari Mataram. Tawaran tersebut ditolak pihak VOC sehingga Sultan Agung memutuskan untuk menyatakan perang.
Serangan pertama
[sunting | sunting sumber]Armada Bahureksa membawa 150 ekor sapi, 5.900 karung gula, 26.600 buah kelapa dan 12.000 karung beras. Pihak Mataram menyampaikan hal ini sebagai alasan keinginan Mataram berdagang dengan Batavia. Namun pihak Belanda curiga. Hari berikutnya, mereka menyetujui sapi diturunkan, dengan syarat kapal Mataram hanya menepi satu demi satu. 100 prajurit bersenjata dari garnisun Kasteel (benteng) keluar untuk menjaga-jaga.
Hari ketiga, tujuh lagi kapal Mataram muncul, dengan alasan ingin minta surat jalan dari pihak Belanda agar dapat berlayar ke Melaka, saat itu di bawah kekuasaan VOC. Belanda memperkuat penjagaan di dua benteng kecil utara dan menyiapkan artilerinya. Sore hari itu, duapuluhan kapal Mataram menurunkan pasukannya di depan Kasteel. Belanda terkejut dan buru-buru masuk benteng kecil. Sejumlah kapal Mataram lain mendaratkan prajuritnya. Pasukan Mataram kemudian dihujani tembakan dari Kasteel.
Tanggal 25 Agustus, 27 kapal Mataram lagi masuk teluk, tetapi berlabuh agak jauh dari Kasteel. Di sebelah selatan Batavia, serdadu Mataram mulai tiba, dengan panji perang berkibar. Mataram telah menyatakan dengan jelas keinginannya menyerang Belanda. Esok harinya, terhitung 1.000 prajurit Mataram memasang kuda-kuda di depan Batavia. Tanggal 27 Agustus, mereka menyerang benteng kecil "Hollandia" di sebelah tenggara kota. Sekompi berkekuatan 120 prajurit di bawah pimpinan Letnan Jacob van der Plaetten berhasil menghalang mereka, setelah pertempuran yang dahsyat. Sementara beberapa kapal Belanda datang dari Banten dan Pulau Onrust dan mendaratkan 200 prajurit. Kini Kasteel dipertahankan oleh 530 prajurit.
Pasukan kedua tiba bulan Oktober dipimpin Pangeran Mandurareja (cucu Ki Juru Martani). Total semuanya adalah 10.000 prajurit. Perang besar terjadi di Benteng Holandia. Pasukan Mataram mengalami kehancuran karena kurang perbekalan. Menanggapi kekalahan ini Sultan Agung bertindak tegas, pada bulan Desember 1628 ia mengirim algojo untuk menghukum mati Tumenggung Bahureksa dan Pangeran Mandurareja. Pihak VOC menemukan 744 mayat orang Jawa berserakan dan sebagian tanpa kepala.
Serangan kedua
[sunting | sunting sumber]Sultan Agung kembali menyerang Batavia untuk kedua kalinya pada tahun berikutnya. Pasukan pertama dipimpin Adipati Ukur berangkat pada bulan Mei 1629, sedangkan pasukan kedua dipimpin Adipati Juminah berangkat bulan Juni. Total semua 14.000 orang prajurit. Kegagalan serangan pertama diantisipasi dengan cara mendirikan lumbung-lumbung beras tersembunyi di Karawang dan Cirebon. Namun pihak VOC yang menggunakan mata-mata berhasil menemukan dan memusnahkan semuanya. Hal ini menyebabkan pasukan Mataram kurang perbekalan, ditambah wabah penyakit malaria dan kolera yang melanda mereka, sehingga kekuatan pasukan Mataram tersebut sangat lemah ketika mencapai Batavia.
Walaupun kembali mengalami kekalahan, serangan kedua Sultan Agung ini berhasil membendung dan mengotori Sungai Ciliwung, yang mengakibatkan timbulnya wabah penyakit kolera melanda Batavia. Gubernur jenderal VOC yaitu J.P. Coen meninggal menjadi korban wabah tersebut.
Galeri
[sunting | sunting sumber]Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Babad Tanah Jawi
- Dagh Register Benteng Batavia
- Sajarah Banten
Referensi
[sunting | sunting sumber]Rujukan
[sunting | sunting sumber]- Romain Bertrand, L‘Histoire à parts égales. Récits d'une rencontre Orient-Occident (XVIe-XVIIe siècles), Paris, Seuil, 2011, bab 15, hlm. 420-436.