Keputihan: Perbedaan antara revisi
sembunyikan bagian tanpa referensi dan ngawur |
Ibuperiwiki (bicara | kontrib) menambahkan pranala dalam Tag: VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi |
||
(29 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{penyangkalan medis}} |
{{penyangkalan medis}} |
||
'''Keputihan atau vaginal discharge''' merupakan cairan atau lendir (selain darah) yang keluar dari kemaluan wanita. Pada dasarnya, keputihan merupakan suatu kondisi normal yang dialami oleh wanita, dimana cairan lendir bening kental keluar dari [[vagina]] untuk menjaga kebersihan, kelembaban, serta melindungi dari infeksi. Keputihan akan menjadi kondisi yang tidak normal ketika organ reproduksi bermasalah. Untuk menjaga kesehatan reproduksi dan mencegah penyebaran penyakit, perlu diperhatikan tekstur keputihannya, bentuk dan aroma cairan vagina, serta yang paling penting ialah menjaga sistem reproduksi agar dapat mencegah penyebaran penyakit. Karena keputihan normal terjadi selama siklus kehidupan wanita, keputihan ubnormal bisa dilihat melalui tanda-tanda seperti: jumlah yang banyak, warna keputihan tidak biasa, disertai dengan bau yang tidak sedap, sampai disertai dengan gatal dan perih di sekitar vagina. Keputihan abnormal bisa disebabkan oleh jamur, bakteri, dan juga [[parasit]]. |
|||
'''Keputihan''' atau '''Fluor Albus''' atau '''Leukorea''' merupakan sekresi vaginal pada [[wanita]]. Keputihan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu keputihan normal (fisiologis) dan keputihan abnormal (patologis). Keputihan fisiologis adalah keputihan yang biasanya terjadi setiap bulannya, biasanya muncul menjelang menstruasi atau sesudah menstruasi ataupun masa subur. Keputihan patologis dapat disebabkan oleh [[infeksi]] biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir [[vagina]] bagian luar. Penyebab umum keputihan ini antara lain [[bakteri]], [[virus]], [[jamur]] atau juga [[parasit]]. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke [[saluran kencing]], sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderita [[Urinasi|buang air kecil]]. |
|||
== Penyebab == |
|||
Istilah keputihan acap kali digunakan sebagai referensi umum untuk sekresi vaginal, baik yang normal maupun abnormal. Karena tidak ada istilah lain dalam bahasa Indonesia yang umum dipakai untuk sekresi vaginal. Hal ini menimbulkan kerancuan di masyarakat. |
|||
Beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya keputihan yaitu: faktor hormonal, kelelahan mental dan fisik, serta adanya benda asing dalam organ reproduksi. Faktor lain yang juga menjadi penyebab terjadinya keputihan yaitu: faktor penggunaan antiseptik yang mengganggu keseimbangan [[pH]], penggunaan pembalut yang kurang tepat, serta faktor kebersihan yang kurang baik. Infeksi vagina dan keputihan sangat rentan dialami wanita karena beberapa faktor seperti penggunaan [[pil KB]] atau obat [[kortikosteroid]], adanya riwayat diabetes, hubungan seksual tanpa kondom, kelemahan daya tahan tubuh, iritasi di sekitar vagina, [[menopause]], serta penggunaan sabun dan parfum, atau penggunaan [[antiseptik]] yang berlebihan dalam membersihkan area kewanitaan.<ref>{{Cite journal|last=Putri|first=Arizki Amalia|last2=Kusumawardhani|first2=Paramitha Amelia|last3=Cholifah|first3=Siti|date=2021-03-29|title=The Relationship between Personal Hygiene Behavior with Vaginal Discharge in Young Women :|url=https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia/article/view/954|journal=Jurnal Kebidanan Midwiferia|language=en|volume=7|issue=1|pages=1–8|doi=10.21070/midwiferia.v7i1.954|issn=2548-2246}}</ref><ref name=":0">{{Cite web|title=Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan|url=https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2582/keputihan-normal-lt-keputihan-tidak-normal|website=yankes.kemkes.go.id|access-date=2024-03-16}}</ref> |
|||
== |
== Jenis == |
||
Keputihan pada wanita dapat dibagi menjadi dua jenis, pertama, keputihan normal yang merupakan kondisi alami yang dialami oleh setiap wanita. Jumlah, warna, dan tekstur keputihan dapat bervariasi antara individu, tergantung pada perubahan hormon dalam tubuh. Keputihan normal biasanya terjadi sekitar enam bulan sebelum menstruasi pertama, dipengaruhi oleh perubahan [[hormon]]. Selain itu, keputihan normal juga bisa terjadi pada wanita dewasa saat merasakan rangsangan seksual, sedang menyusui, atau mengalami stres. Pada bayi baru lahir, keputihan yang disertai sedikit darah juga bisa terjadi, namun hal ini akan hilang dalam waktu dua minggu. Kedua, keputihan tidak normal adalah keputihan tidak normal sering kali merupakan tanda adanya infeksi jamur, bakteri, atau parasit. Infeksi ini dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu infeksi tidak menular dan infeksi menular. Contoh infeksi tidak menular termasuk [[vaginosis bakterialis]] dan [[candidiasis]], sementara infeksi menular bisa disebabkan oleh Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti [[chlamydia]], [[trikomoniasis]], dan [[gonore]]. Selain itu, keputihan abnormal juga dapat menjadi gejala kanker pada rahim atau leher rahim ([[serviks]]).<ref name=":0" /> |
|||
Leukorea berasal dari:<ref name="lusa">[http://www.lusa.web.id/leukorea-fluor-albus-white-discharge-keputihan/ Keputihan], Penjelasan keputihan oleh mbak [[Lusa]]</ref> |
|||
# Vulva. |
|||
# Vagina. |
|||
# Servik uteri. |
|||
# Korpus uteri. |
|||
# Tuba. |
|||
<!-- |
|||
== Gejala keputihan == |
|||
Keputihan normal (fisiologis), sebenarnya tidak berwarna putih dan tidak cocok disebut keputihan, banyak dipengaruhi oleh sistem hormonal, sehingga banyak sedikitnya sekret/cairan vagina sangat bergantung pada siklus bulanan dan stress yang juga dapat mempengaruhi siklus bulanan itu sendiri. |
|||
* Cairan sekresi berwarna bening, tidak lengket dan encer. |
|||
* Tidak mengeluarkan bau yang menyengat. |
|||
* Gejala ini merupakan proses normal sebelum atau sesudah [[haid]] dan tanda masa subur pada wanita tertentu. |
|||
* Pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga sepuluh hari, dari vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh [[hormon]] yang dihasilkan oleh [[plasenta]] atau uri. |
|||
* Gadis muda kadang-kadang juga mengalami keputihan sesaat sebelum masa [[pubertas]], biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya. |
|||
* Biasanya keputihan yang [[normal]] tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher [[rahim]], walaupun ada yang berasal dari vagina yang terinfeksi, atau alat kelamin luar. |
|||
* Pada wanita hamil keputihan lebih sering timbul, karena pada ssat wanita hamil, maka kekebaln tubuhnya akan menurun. |
|||
* Pada waktu menopause dimana keseimbangan hormonalnya terganggu. |
|||
* Pada orang tua dimana kekebalan tubuhnya sudah menurun dapat pula timbul Keputihan |
|||
== Pemeriksaan == |
|||
Keputihan abnormal (patologis) |
|||
Untuk mendiagnosis keputihan, dokter akan melakukan pemeriksaan panggul untuk mengevaluasi kondisi organ reproduksi wanita, seperti vagina, serviks, dan rahim. Selain itu, dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan tambahan seperti tes pH, untuk mengetahui tingkat keasaman lendir vagina dan mendeteksi tanda infeksi; Pemeriksaan sampel cairan vagina, untuk mendeteksi keberadaan jamur, bakteri, atau parasit penyebab keputihan; Tes infeksi menular seksual, untuk mengidentifikasi infeksi menular seksual seperti gonore, chlamydia, dan trikomoniasis; dan pap smear, untuk mendeteksi kelainan pada jaringan leher rahim (serviks).<ref name=":0" /> |
|||
* Keluarnya cairan berwarna putih pekat, putih kekuningan, putih kehijauan atau putih kelabu dari saluran [[vagina]]. Cairan ini dapat encer atau kental, lengket dan kadang-kadang berbusa. |
|||
* cairan ini mengeluarkan bau yang menyengat. |
|||
* Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya serta dapat mengakibatkan iritasi pada vagina. |
|||
* Merupakan salah satu ciri-ciri penyakit infeksi vagina yang berbahaya seperti HIV, Herpes, Candyloma. |
|||
== |
== Penanganan == |
||
Keputihan normal umumnya tidak memerlukan penanganan medis khusus. Cukup dengan menjaga kebersihan area kewanitaan menggunakan air secara rutin. Sementara itu, penanganan keputihan abnormal tergantung pada penyebabnya, dengan pilihan pengobatan: [[Antibiotik]], untuk menghilangkan bakteri penyebab keputihan. [[Antibiotik]] dapat diberikan dalam bentuk pil atau krim oles; [[Antijamur]], untuk mengatasi infeksi jamur yang menyebabkan keputihan. Obat antijamur tersedia dalam bentuk krim atau gel yang dioleskan di dalam vagina; dan [[Metronidazol|Metronidazole]] atau tinidazole, untuk mengatasi keputihan yang disebabkan oleh parasit penyebab penyakit trikomoniasis. Obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.<ref name=":0" /> |
|||
Penyebab keputihan secara umum adalah: |
|||
* Ketidakseimbangan hormon |
|||
* Gejala suatu penyakit tertentu |
|||
* Rusaknya keseimbangan biologis dan keasaman (pH) lingkungan vagina. |
|||
Hal-hal yang bisa terjadinya infeksi |
|||
* Sering memakai tissue saat membasuh bagian kewanitaan, sehabis buang air kecil maupun buang air besar |
|||
* Memakai pakaian dalam yang ketat dari bahan sintetis (bukan katun), sehingga berkeringat dan memudahkan timbulnya jamur |
|||
* Sering menggunakan toilet umum yg kotor |
|||
* Tidak mengganti panty liner |
|||
* Membilas vagina dari arah yang salah, yaitu dari arah anus ke arah depan vagina |
|||
* Sering bertukar celana dalam/handuk dengan orang lain |
|||
* Kurang menjaga kebersihan vagina |
|||
* Kelelahan yang amat sangat |
|||
* Stres |
|||
* Tidak segera mengganti pembalut saat menstruasi |
|||
* Sering membasuh vagina, yang harus dibasuh adalah vulva (bagian yang menggembung) dan bukan vaginanya |
|||
* Tidak mejalani pola hidup sehat (makan tidak teratur, tidak pernah olahraga, tidur kurang) |
|||
* Lingkungan sanitasi yang kotor. |
|||
* Sering mandi berendam dengan air hangat dan panas. Jamur yang menyebabkan keputihan lebih mungkin tumbuh di kondisi hangat. |
|||
* Sering berganti pasangan dalam berhubungan seks |
|||
* Kadar gula darah tinggi |
|||
* Sering menggaruk vagina |
|||
Sedangkan dengan memperhatikan cairan yang keluar, kadang-kadang dapat diketahui penyebab keputihan. |
|||
* Infeksi [[kencing nanah]], misalnya, menghasilkan cairan kental, bernanah dan berwarna kuning kehijauan. |
|||
* Keputihan yang disertai bau busuk dapat disebabkan oleh [[kanker]]. |
|||
* Keputihan akibat jamur Candida albicans, Keputihan jenis ini memiliki ciri-ciri warna putih seperti susu,cairan kental, bau tak sedap dan sangat gatal, terkadang dapat menimbulkan radang pada vagina sehingga kelihatan kemerahan. |
|||
* Keputihan akibat bakteri Vaginosis atau Gardnerella, Keputihan jenis ini memiliki ciri-ciri warna abu-abu, tidak terlalu kental, cairan berbuih, mengeluarkan bau yang amis, dan gatal yang mengganggu. |
|||
* Keputihan akibat parasit Trichomonas vaginalis, Keputihan jenis ini memiliki ciri-ciri warna kehijauan atau kuning, cairan berbuih dan bau amis, tidak menimbulkan gatal, tetapi saat ditekan, vagina akan terasa sakit. keputihan ini dapat ditularkan melalu hubungan seks yang tidak sehat, perlengkapan kamar mandi atau kloset. |
|||
* Keputihan akibat virus, Keputihan jenis ini dapat diakibatkan oleh virus, HIV, Herpes atau Candyloma. keputihan yang diakibatkan oleh jenis ini dapat memicu kanker rahim, pada keputihan herpes biasanya disertai tanda-tanda herpes seperti luka yang melepuh, sedangkan pada keputihan candyloma disertai tanda-tanda candyloma berupa kutil-kutil yang tumbuh di vagina atau rahim. Penyakit herpes atau candyloma terkadang tidak terdeteksi secara dini, karena umumnya tanda-tandanya tidak mudah terlihat, karena muncul di dalam vagina. |
|||
== Pengobatan == |
|||
Dokter sering kali memerintahkan pasien datang ke Laboratorium Klinik untuk dilakukan kultur terhadap ambilan sekret keputihan. Dari biakan kultur, dapat diketahuinya antibiotik yang tepat untuk mengobatinya, terutama untuk E. coli, Klebsiela sp dan Pseudomonas sp yang sering resiten terhadap beberapa jenis antibiotik tertentu. Resistensi ini dapat berubah-ubah sejalan dengan waktu dan dapat berbeda resistensinya pada orang yang berlainan. |
|||
Kadang-kadang keputihan dapat juga bersamaan dengan [[Infeksi saluran kemih]], karena itu perlu dibedakan apakah hanya keputihan saja atau keduanya. Jika sulit buang air kecil atau terasa anyang-anyangan atau merasa ada air seni yang tertinggal atau merasa tidak tuntas, maka ini adalah tanda kemungkinan terjadinya infeksi saluran kemih. Jika juga disertai dengan adanya keputihan, maka bisa ditangani oleh [[Dokter spesialis|Dokter Spesialis]] Urologi (SpU). Jika hanya keputihan saja dapat ke Dokter Spesialis Kandungan (SpOG), Dokter Spesialis Penyakit Dalam (SpPD) atau dokter umum. Dengan hasil kultur, dokter akan mengobati penyakit dengan antibiotik yang sesuai.--> |
|||
== Lihat pula == |
|||
* [[Penyakit kelamin]] |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
<references/> |
<references/>{{Authority control}} |
||
{{Penyakit panggul dan kelamin pada wanita |state=autocollapse}} |
|||
{{penyakit-stub}} |
|||
[[Kategori:Penyakit urogenital]] |
[[Kategori:Penyakit urogenital]] |
Revisi terkini sejak 23 Maret 2024 16.06
Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. |
Keputihan atau vaginal discharge merupakan cairan atau lendir (selain darah) yang keluar dari kemaluan wanita. Pada dasarnya, keputihan merupakan suatu kondisi normal yang dialami oleh wanita, dimana cairan lendir bening kental keluar dari vagina untuk menjaga kebersihan, kelembaban, serta melindungi dari infeksi. Keputihan akan menjadi kondisi yang tidak normal ketika organ reproduksi bermasalah. Untuk menjaga kesehatan reproduksi dan mencegah penyebaran penyakit, perlu diperhatikan tekstur keputihannya, bentuk dan aroma cairan vagina, serta yang paling penting ialah menjaga sistem reproduksi agar dapat mencegah penyebaran penyakit. Karena keputihan normal terjadi selama siklus kehidupan wanita, keputihan ubnormal bisa dilihat melalui tanda-tanda seperti: jumlah yang banyak, warna keputihan tidak biasa, disertai dengan bau yang tidak sedap, sampai disertai dengan gatal dan perih di sekitar vagina. Keputihan abnormal bisa disebabkan oleh jamur, bakteri, dan juga parasit.
Penyebab
[sunting | sunting sumber]Beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya keputihan yaitu: faktor hormonal, kelelahan mental dan fisik, serta adanya benda asing dalam organ reproduksi. Faktor lain yang juga menjadi penyebab terjadinya keputihan yaitu: faktor penggunaan antiseptik yang mengganggu keseimbangan pH, penggunaan pembalut yang kurang tepat, serta faktor kebersihan yang kurang baik. Infeksi vagina dan keputihan sangat rentan dialami wanita karena beberapa faktor seperti penggunaan pil KB atau obat kortikosteroid, adanya riwayat diabetes, hubungan seksual tanpa kondom, kelemahan daya tahan tubuh, iritasi di sekitar vagina, menopause, serta penggunaan sabun dan parfum, atau penggunaan antiseptik yang berlebihan dalam membersihkan area kewanitaan.[1][2]
Jenis
[sunting | sunting sumber]Keputihan pada wanita dapat dibagi menjadi dua jenis, pertama, keputihan normal yang merupakan kondisi alami yang dialami oleh setiap wanita. Jumlah, warna, dan tekstur keputihan dapat bervariasi antara individu, tergantung pada perubahan hormon dalam tubuh. Keputihan normal biasanya terjadi sekitar enam bulan sebelum menstruasi pertama, dipengaruhi oleh perubahan hormon. Selain itu, keputihan normal juga bisa terjadi pada wanita dewasa saat merasakan rangsangan seksual, sedang menyusui, atau mengalami stres. Pada bayi baru lahir, keputihan yang disertai sedikit darah juga bisa terjadi, namun hal ini akan hilang dalam waktu dua minggu. Kedua, keputihan tidak normal adalah keputihan tidak normal sering kali merupakan tanda adanya infeksi jamur, bakteri, atau parasit. Infeksi ini dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu infeksi tidak menular dan infeksi menular. Contoh infeksi tidak menular termasuk vaginosis bakterialis dan candidiasis, sementara infeksi menular bisa disebabkan oleh Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti chlamydia, trikomoniasis, dan gonore. Selain itu, keputihan abnormal juga dapat menjadi gejala kanker pada rahim atau leher rahim (serviks).[2]
Pemeriksaan
[sunting | sunting sumber]Untuk mendiagnosis keputihan, dokter akan melakukan pemeriksaan panggul untuk mengevaluasi kondisi organ reproduksi wanita, seperti vagina, serviks, dan rahim. Selain itu, dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan tambahan seperti tes pH, untuk mengetahui tingkat keasaman lendir vagina dan mendeteksi tanda infeksi; Pemeriksaan sampel cairan vagina, untuk mendeteksi keberadaan jamur, bakteri, atau parasit penyebab keputihan; Tes infeksi menular seksual, untuk mengidentifikasi infeksi menular seksual seperti gonore, chlamydia, dan trikomoniasis; dan pap smear, untuk mendeteksi kelainan pada jaringan leher rahim (serviks).[2]
Penanganan
[sunting | sunting sumber]Keputihan normal umumnya tidak memerlukan penanganan medis khusus. Cukup dengan menjaga kebersihan area kewanitaan menggunakan air secara rutin. Sementara itu, penanganan keputihan abnormal tergantung pada penyebabnya, dengan pilihan pengobatan: Antibiotik, untuk menghilangkan bakteri penyebab keputihan. Antibiotik dapat diberikan dalam bentuk pil atau krim oles; Antijamur, untuk mengatasi infeksi jamur yang menyebabkan keputihan. Obat antijamur tersedia dalam bentuk krim atau gel yang dioleskan di dalam vagina; dan Metronidazole atau tinidazole, untuk mengatasi keputihan yang disebabkan oleh parasit penyebab penyakit trikomoniasis. Obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Putri, Arizki Amalia; Kusumawardhani, Paramitha Amelia; Cholifah, Siti (2021-03-29). "The Relationship between Personal Hygiene Behavior with Vaginal Discharge in Young Women :". Jurnal Kebidanan Midwiferia (dalam bahasa Inggris). 7 (1): 1–8. doi:10.21070/midwiferia.v7i1.954. ISSN 2548-2246.
- ^ a b c d "Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan". yankes.kemkes.go.id. Diakses tanggal 2024-03-16.