Lompat ke isi

Alprazolam: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(13 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 70: Baris 70:
}}
}}


'''Alprazolam''' (dijual dengan nama '''Xanax''') merupakan obat golongan [[Benzodiazepin]] dengan nama kimia 8-Kloro-1-metil-6-fenil-4H-s-triazolo[4,3- a][1,4] benzodiazepine, diklasifikasikan sebagai [[Psikotropika|Psikotropika golongan IV]].<ref>{{Cite web|url=https://elibrary.dprd.jatengprov.go.id/peraturan-menteri-kesehatan-republik-indonesia-nomor-3-tahun-2017-tentang-perubahan-penggolongan-psikotropika|title=PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN PENGGOLONGAN PSIKOTROPIKA {{!}} e-Library DPRD Jawa Tengah|website=elibrary.dprd.jatengprov.go.id|access-date=2019-11-13|archive-date=2019-11-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20191113060257/https://elibrary.dprd.jatengprov.go.id/peraturan-menteri-kesehatan-republik-indonesia-nomor-3-tahun-2017-tentang-perubahan-penggolongan-psikotropika|dead-url=yes}}</ref> Alprazolam sering digunakan sebagai terapi pada gangguan cemas, serangan panik, dan kecemasan yang disebabkan oleh depresi. Obat ini bekerja pada kompleks reseptor GABA<sub>A</sub>-Benzodiazepin yang terdapat di sistem saraf pusat, sehingga menimbulkan efek inhibisi atau efek menenangkan.
'''Alprazolam''' (dijual dengan nama '''Xanax''') adalah obat golongan [[Benzodiazepin]] dengan nama kimia 8-Kloro-1-metil-6-fenil-4H-s-triazolo[4,3- a][1,4] benzodiazepine, diklasifikasikan sebagai [[Psikotropika|Psikotropika golongan IV]].<ref>{{Cite web|url=https://elibrary.dprd.jatengprov.go.id/peraturan-menteri-kesehatan-republik-indonesia-nomor-3-tahun-2017-tentang-perubahan-penggolongan-psikotropika|title=PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN PENGGOLONGAN PSIKOTROPIKA {{!}} e-Library DPRD Jawa Tengah|website=elibrary.dprd.jatengprov.go.id|access-date=2019-11-13|archive-date=2019-11-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20191113060257/https://elibrary.dprd.jatengprov.go.id/peraturan-menteri-kesehatan-republik-indonesia-nomor-3-tahun-2017-tentang-perubahan-penggolongan-psikotropika|dead-url=yes}}</ref> Alprazolam sering digunakan sebagai terapi pada gangguan cemas, serangan panik, dan kecemasan yang disebabkan oleh depresi. Obat ini bekerja pada kompleks reseptor GABA<sub>A</sub>-Benzodiazepin yang terdapat di sistem saraf pusat, sehingga menimbulkan efek inhibisi atau efek menenangkan.


Alprazolam diabsorpsi dengan baik pada pemberian oral dengan [[bioavailabilitas]] 90%. Puncak konsentrasi plasma dicapai dalam waktu 1 sampai 2 jam. Alprazolam dimetabolisme di hepar dan di ekskresikan melalui urin. Kerja Alprazolam dipengaruhi faktor-faktor seperti fungsi hati dan ginjal, kebiasaan merokok, usia, jenis kelamin, dan kegemukan.<ref>{{Cite web|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2029716|title=NCBI|last=|first=|date=|website=reference.medscape.com|access-date=2019-11-13}}</ref>
Alprazolam diabsorpsi dengan baik pada pemberian oral dengan [[bioavailabilitas]] 90%. Puncak konsentrasi plasma dicapai dalam waktu 1 sampai 2 jam. Alprazolam dimetabolisme di hepar dan di ekskresikan melalui urin. Kerja Alprazolam dipengaruhi faktor-faktor seperti fungsi hati dan ginjal, kebiasaan merokok, usia, jenis kelamin, dan kegemukan.<ref>{{Cite web|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2029716|title=NCBI|last=|first=|date=|website=reference.[[medscape]].com|access-date=2019-11-13}}</ref>


Menurut kategori Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat ([[Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat|FDA)]], Alprazolam dan golongan Benzodiazepin yang lain dimasukkan kategori D. Pemberian pada kehamilan trimester pertama meningkatkan risiko malformasi kongenital. Penggunaan Alprazolam pada ibu menyusui dapat menyebabkan sindrom putus obat dan mengantuk pada bayi.<ref>{{Cite journal|last=Ait-Daoud|first=Nassima|last2=Hamby|first2=Allan Scott|last3=Sharma|first3=Sana|last4=Blevins|first4=Derek|date=2018|title=A Review of Alprazolam Use, Misuse, and Withdrawal|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5846112/|journal=Journal of addiction medicine|volume=12|issue=1|pages=4–10|doi=10.1097/ADM.0000000000000350|issn=1932-0620|pmc=5846112|pmid=28777203}}</ref>
Menurut kategori Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat ([[Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat|FDA)]], Alprazolam dan golongan Benzodiazepin yang lain dimasukkan kategori D. Pemberian pada kehamilan trimester pertama meningkatkan risiko malformasi kongenital. Penggunaan Alprazolam pada ibu menyusui dapat menyebabkan sindrom putus obat dan mengantuk pada bayi.<ref>{{Cite journal|last=Ait-Daoud|first=Nassima|last2=Hamby|first2=Allan Scott|last3=Sharma|first3=Sana|last4=Blevins|first4=Derek|date=2018|title=A Review of Alprazolam Use, Misuse, and Withdrawal|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5846112/|journal=Journal of addiction medicine|volume=12|issue=1|pages=4–10|doi=10.1097/ADM.0000000000000350|issn=1932-0620|pmc=5846112|pmid=28777203}}</ref>


Pemberian jangka panjang disesuaikan dengan derajat depresi dan efek samping penggunaan. Efek samping yang sering muncul diantaranya mulut kering, kelelahan, amnesia, hipersensitivitas, iritabilitas, mengantuk, depresi, sakit kepala, konstipasi, dan diare.<ref>{{Cite journal|last=Chen|first=Tzu-Ting|last2=Ko|first2=Chih-Hung|last3=Chen|first3=Shao-Tsu|last4=Yen|first4=Chia-Nan|last5=Su|first5=Po-Wen|last6=Hwang|first6=Tzung-Jeng|last7=Lin|first7=Jin-Jia|last8=Yen|first8=Cheng-Fang|date=2015-11-01|title=Severity of alprazolam dependence and associated features among long-term alprazolam users from psychiatric outpatient clinics in Taiwan|url=http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0929664614001302|journal=Journal of the Formosan Medical Association|volume=114|issue=11|pages=1097–1104|doi=10.1016/j.jfma.2014.04.004|issn=0929-6646}}</ref>
Pemberian jangka panjang disesuaikan dengan derajat depresi dan efek samping penggunaan. Efek samping yang sering muncul diantaranya mulut kering, kelelahan, amnesia, hipersensitivitas, iritabilitas, mengantuk, depresi, sakit kepala, konstipasi, dan diare.<ref>{{Cite journal|last=Chen|first=Tzu-Ting|last2=Ko|first2=Chih-Hung|last3=Chen|first3=Shao-Tsu|last4=Yen|first4=Chia-Nan|last5=Su|first5=Po-Wen|last6=Hwang|first6=Tzung-Jeng|last7=Lin|first7=Jin-Jia|last8=Yen|first8=Cheng-Fang|date=2015-11-01|title=Severity of alprazolam dependence and associated features among long-term alprazolam users from psychiatric outpatient clinics in Taiwan|url=http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0929664614001302|journal=Journal of the Formosan Medical Association|volume=114|issue=11|pages=1097–1104|doi=10.1016/j.jfma.2014.04.004|issn=0929-6646}}</ref>


Sediaan Alprazolam berupa tablet dengan dosis 0,25 mg, 0,5 mg, 1 mg, 2 mg, dan 3 mg dengan berbagai merek dagang, diantaranya Actazolam, Alganax, Alprazolam, Atarax, Calmlet, Frixitas, Psynax, Xanax, Zolastin, dan Zyprax.<ref>{{Cite web|url=http://pionas.pom.go.id/monografi/alprazolam|title=ALPRAZOLAM {{!}} PIO Nas|website=pionas.pom.go.id|access-date=2019-11-13}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://reference.medscape.com/drug/xanax-niravam-alprazolam-342896#0|title=Xanax, Niravam (alprazolam) dosing, indications, interactions, adverse effects, and more|website=reference.medscape.com|access-date=2019-11-13}}</ref>
Sediaan Alprazolam berupa tablet dengan dosis 0,25 mg, 0,5 mg, 1 mg, 2 mg, dan 3 mg dengan berbagai merek dagang, diantaranya Actazolam, Alganax, Alprazolam, Atarax, Calmlet, Frixitas, Psynax, Xanax, Zolastin, dan Zyprax.<ref>{{Cite web|url=http://pionas.pom.go.id/monografi/alprazolam|title=ALPRAZOLAM {{!}} PIO Nas|website=pionas.pom.go.id|access-date=2019-11-13|archive-date=2019-10-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20191029091836/http://pionas.pom.go.id/monografi/alprazolam|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://reference.medscape.com/drug/xanax-niravam-alprazolam-342896#0|title=Xanax, Niravam (alprazolam) dosing, indications, interactions, adverse effects, and more|website=reference.medscape.com|access-date=2019-11-13}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 84: Baris 84:
{{GABAAR PAMs}}
{{GABAAR PAMs}}
{{Benzodiazepin}}
{{Benzodiazepin}}
{{Authority control}}

[[Kategori:Obat]]
[[Kategori:Psikotropika]]
[[Kategori:Psikotropika golongan IV]]
[[Kategori:Anksiolitik]]
[[Kategori:Antidepresan]]
[[Kategori:Antidepresan]]
[[Kategori:Benzodiazepina]]
[[Kategori:Triazolobenzodiazepina]]
[[Kategori:Kloroarena]]
[[Kategori:Modulator alosterik positif reseptor GABAA]]
[[Kategori:Obat yang dikembangkan oleh Pfizer]]
[[Kategori:Penawar halusinogen]]

Revisi terkini sejak 20 Oktober 2024 03.35

Nama sistematis (IUPAC)
8-Chloro-1-methyl-6-phenyl-4H-[1,2,4]triazolo[4,3-a] [1,4]benzodiazepine
Data klinis
Nama dagang Xanax, Xanor, Niravam, others
AHFS/Drugs.com monograph
MedlinePlus a684001
Data lisensi US Daily Med:pranala
Kat. kehamilan D(US)
Status hukum Dikontrol (S8) (AU) Schedule IV (CA) ? (UK) Schedule IV (US) Resep saja, WHO Recommended Schedule III
Kemungkinan
ketergantungan
High[1]
Rute melalui mulut
Data farmakokinetik
Bioavailabilitas 80–90%
Ikatan protein 80%
Metabolisme Hati, melalui sitokrom P450 3A4
Waktu paruh Pelepasan cepat: 11–13 hours[2]
Pelepasan diperpanjang: 11–16 hours[2]
Ekskresi Kidney
Pengenal
Nomor CAS 28981-97-7 YaY
Kode ATC N05BA12
PubChem CID 2118
Ligan IUPHAR 7111
DrugBank DB00404
ChemSpider 2034 YaY
UNII YU55MQ3IZY YaY
KEGG D00225 YaY
ChEBI CHEBI:2611 YaY
ChEMBL CHEMBL661 YaY
Data kimia
Rumus C17H13ClN4 
SMILES eMolecules & PubChem
  • InChI=1S/C17H13ClN4/c1-11-20-21-16-10-19-17(12-5-3-2-4-6-12)14-9-13(18)7-8-15(14)22(11)16/h2-9H,10H2,1H3 YaY
    Key:VREFGVBLTWBCJP-UHFFFAOYSA-N YaY

Alprazolam (dijual dengan nama Xanax) adalah obat golongan Benzodiazepin dengan nama kimia 8-Kloro-1-metil-6-fenil-4H-s-triazolo[4,3- a][1,4] benzodiazepine, diklasifikasikan sebagai Psikotropika golongan IV.[3] Alprazolam sering digunakan sebagai terapi pada gangguan cemas, serangan panik, dan kecemasan yang disebabkan oleh depresi. Obat ini bekerja pada kompleks reseptor GABAA-Benzodiazepin yang terdapat di sistem saraf pusat, sehingga menimbulkan efek inhibisi atau efek menenangkan.

Alprazolam diabsorpsi dengan baik pada pemberian oral dengan bioavailabilitas 90%. Puncak konsentrasi plasma dicapai dalam waktu 1 sampai 2 jam. Alprazolam dimetabolisme di hepar dan di ekskresikan melalui urin. Kerja Alprazolam dipengaruhi faktor-faktor seperti fungsi hati dan ginjal, kebiasaan merokok, usia, jenis kelamin, dan kegemukan.[4]

Menurut kategori Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), Alprazolam dan golongan Benzodiazepin yang lain dimasukkan kategori D. Pemberian pada kehamilan trimester pertama meningkatkan risiko malformasi kongenital. Penggunaan Alprazolam pada ibu menyusui dapat menyebabkan sindrom putus obat dan mengantuk pada bayi.[5]

Pemberian jangka panjang disesuaikan dengan derajat depresi dan efek samping penggunaan. Efek samping yang sering muncul diantaranya mulut kering, kelelahan, amnesia, hipersensitivitas, iritabilitas, mengantuk, depresi, sakit kepala, konstipasi, dan diare.[6]

Sediaan Alprazolam berupa tablet dengan dosis 0,25 mg, 0,5 mg, 1 mg, 2 mg, dan 3 mg dengan berbagai merek dagang, diantaranya Actazolam, Alganax, Alprazolam, Atarax, Calmlet, Frixitas, Psynax, Xanax, Zolastin, dan Zyprax.[7][8]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Ait2018
  2. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama AHFS2018
  3. ^ "PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN PENGGOLONGAN PSIKOTROPIKA | e-Library DPRD Jawa Tengah". elibrary.dprd.jatengprov.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-13. Diakses tanggal 2019-11-13. 
  4. ^ "NCBI". reference.medscape.com. Diakses tanggal 2019-11-13. 
  5. ^ Ait-Daoud, Nassima; Hamby, Allan Scott; Sharma, Sana; Blevins, Derek (2018). "A Review of Alprazolam Use, Misuse, and Withdrawal". Journal of addiction medicine. 12 (1): 4–10. doi:10.1097/ADM.0000000000000350. ISSN 1932-0620. PMC 5846112alt=Dapat diakses gratis. PMID 28777203. 
  6. ^ Chen, Tzu-Ting; Ko, Chih-Hung; Chen, Shao-Tsu; Yen, Chia-Nan; Su, Po-Wen; Hwang, Tzung-Jeng; Lin, Jin-Jia; Yen, Cheng-Fang (2015-11-01). "Severity of alprazolam dependence and associated features among long-term alprazolam users from psychiatric outpatient clinics in Taiwan". Journal of the Formosan Medical Association. 114 (11): 1097–1104. doi:10.1016/j.jfma.2014.04.004. ISSN 0929-6646. 
  7. ^ "ALPRAZOLAM | PIO Nas". pionas.pom.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-29. Diakses tanggal 2019-11-13. 
  8. ^ "Xanax, Niravam (alprazolam) dosing, indications, interactions, adverse effects, and more". reference.medscape.com. Diakses tanggal 2019-11-13.