Lompat ke isi

Sejarah Roma: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
 
(65 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Quote box
[[File:Rome- Ruins of the Forum, Looking towards the Capitol.jpg|thumb|right|''Roma: Reruntuhan Forum, Menghadap Kapitol'' (1742) karya [[Canaletto]]]]
| width = 30em
'''Sejarah Roma''' mencakup sejarah [[Roma|kota Roma]] maupun [[Romawi Kuno|peradaban bangsa Romawi Kuno]]. Sejarah Roma telah memengaruhi dunia modern, teristimewa perjalanan [[sejarah Gereja Katolik]], sementara [[hukum Romawi|hukum Roma]] telah memengaruhi banyak [[Daftar negara menurut sistem hukum|tatanan hukum]] modern. Sejarah Roma dapat dibagi menjadi beberapa kurun waktu sebagai berikut:
| bgcolor = #B0C4DE
| title = Negara-negara bersejarah
| fontsize = 80%
| quote = {{ubl|[[Kerajaan Romawi]] 753–509 SM|
[[Republik Romawi]] 509–27 SM|
[[Kekaisaran Romawi]] 27 SM – 395 M|
[[Kekaisaran Romawi Barat]] 286–476|
[[Odoaker#Sejarah|Kerajaan Italia]] 476–493|
[[Kerajaan Ostrogoth|Kerajaan bangsa Ostrogoth]] 493–536|
{{Flagicon image|Byzantine imperial flag, 14th century, square.svg}} [[Kekaisaran Romawi Timur]] 536–546|
[[Kerajaan Ostrogoth|Kerajaan bangsa Ostrogoth]] 546–547|
{{Flagicon image|Byzantine imperial flag, 14th century, square.svg}} [[Kekaisaran Romawi Timur]] 547–549|
[[Kerajaan Ostrogoth|Kerajaan bangsa Ostrogoth]] 549–552|
{{Flagicon image|Byzantine imperial flag, 14th century, square.svg}} [[Kekaisaran Romawi Timur]] 552–751|
[[Kerajaan Langobardi|Kerajaan bangsa Lombardi]] 751–756|
{{Flagicon image|Flag of the Papal States (pre 1808).svg}} [[Negara Gereja]] 756–1798|
{{Flagicon image|Flag of the Repubblica Romana (1798).svg}} [[Republik Roma (abad ke-18)|Republik Roma]] 1798–1799|
{{Flagicon image|Flag of the Papal States (1803-1825).svg}} [[Negara Gereja]] 1799–1809|
{{Flag|Kekaisaran Prancis Pertama}} 1809–1814|
{{Flag|Negara Gereja}} 1814–1849|
{{Flagicon image|Flag of the Roman Republic (19th century).svg}} [[Republik Roma (abad ke-19)|Republik Roma]] 1849|
{{Flag|Negara Gereja}} 1849–1870|
{{Flag|Kerajaan Italia}} 1870–1943|
{{Flag|Republik Sosial Italia}} 1943–1944|
{{Flag|Kerajaan Italia}} 1944–1946|
{{Flagicon image|Flag of Italy.svg}} [[Republik Italia]] 1946–sekarang
}}
}}
[[File:Rome- Ruins of the Forum, Looking towards the Capitol.jpg|thumb|right|''Roma: Puing-Puing Forum, Di Tentangan Kapitol'', lukisan karya [[Canaletto]] (tahun 1742)]]
'''Sejarah Roma''' melingkupi sejarah [[Roma|kota Roma]] maupun sejarah [[Romawi Kuno|peradaban bangsa Romawi Kuno]]. Sejarah bangsa Romawi telah memengaruhi dunia modern, teristimewa dalam perjalanan [[sejarah Gereja Katolik]], sementara [[hukum Romawi|tatanan hukum bangsa Romawi]] telah memengaruhi banyak [[Daftar negara menurut sistem hukum|tatanan hukum]] modern. Sejarah bangsa Romawi dapat dibagi menjadi beberapa babak sebagai berikut:


*Zaman Prasejarah dan Sejarah Perdana Roma, mencakup sejarah warga terdahulu kota Roma dan legenda pendirian kota Roma oleh [[Romulus dan Remus|Romulus]].
*Babak prasejarah dan sejarah-perdana, mencakup sejarah masyarakat yang mula-mula bermukim di lingkungan kota Roma dan legenda pendirian kota Roma oleh [[Romulus dan Remus|Romulus]].
*[[Bangsa Etruria|Zaman Daulat Etruski]] dan [[Kerajaan Romawi|Daulat Raja-Raja]], mencakup tradisi yang mendapuk Romulus sebagai raja pertama di antara tujuh raja yang silih berganti memerintah negara kota Roma.
*Babak [[Bangsa Etruria|daulat Etruski]] dan [[Kerajaan Romawi|daulat raja-raja]], mencakup anggapan turun-temurun yang mengatakan bahwa Romulus adalah raja pertama dari ketujuh raja yang silih berganti memerintah negara kota Roma.
*Zaman [[Republik Romawi|Republik Roma]], bermula pada tahun 509 SM, ketika daulat raja-raja diganti dengan pemerintahan para magistratus pilihan rakyat. Zaman ini ditengarai oleh perluasan wilayah kedaulatan negara kota Roma secara besar-besaran. Pada abad ke-5 SM, negara kota Roma berdaulat atas daerah [[Latium]]. Sebagai akibat dari perang-[[perang Punik]] yang berlangsung dari tahun 264 sampai 146 SM, negara kota Roma berdaulat atas kawasan barat [[Laut Tengah]], menggeser posisi [[Kartago]] sebagai negara adikuasa di kawasan itu.
*Babak [[Republik Romawi|republik]], bermula pada tahun 509 SM, ketika pemerintahan raja-raja diganti dengan pemerintahan yang diselenggarakan oleh para magistratus pilihan rakyat. Babak ini ditengarai oleh perluasan wilayah kedaulatan negara kota Roma secara besar-besaran. Pada abad ke-5 SM, negara kota Roma berdaulat atas daerah [[Latium]]. Sesudah memenangkan perang-[[perang Punik]] yang berlangsung dari tahun 264 sampai 146 SM, negara kota Roma menggeser posisi [[Kartago]] sebagai negara adidaya yang berdaulat atas bagian barat [[Laut Tengah|Kawasan Laut Tengah]].
*Babak [[Kekaisaran Romawi|kekaisaran]] menyusuli babak republik, yang mulai mendekati akhirnya ketika [[Yulius Kaisar]] berkuasa, dan benar-benar berakhir sesudah [[Augustus|Oktavianus]], anak angkat Yulius Kaisar, mengalahkan [[Markus Antonius]] dalam [[Perang Akhir Republik Romawi|perang saudara]] pada tahun 27 SM.
*Zaman [[Kekaisaran Romawi|Kekaisaran Roma]] bermula pada tahun 27 SM, sesudah [[Augustus|Oktavianus]], anak angkat Yulius Kaisar, mengalahkan [[Markus Antonius]] dalam [[Perang Akhir Republik Romawi|perang saudara yang terakhir sepanjang sejarah Republik Roma]]. Kekuatan Roma melemah sesudah [[Keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat|Kekaisaran Romawi Barat tumbang]], dan menjadi bagian dari wilayah kedaulatan [[Kekaisaran Romawi Timur]] dengan status praja [[Kadipaten Roma]] sampai abad ke-8 M. Ketika itu kota Roma sudah menyusut sampai tinggal sekerat saja dari luas sebelumnya, lantaran berulang kali diserbu dan dijarah pada abad ke-5 dan ke-6, bahkan sempat tidak berpenghuni sama sekali.<ref>Prokopius, Perang Goti, III.xxii. "Di Roma tidak disisakannya seorang pun, kota itu dikosongkan setuntas-tuntasnya, tiap-tiap lingkungan di dalamnya, sempurna diterlantarkan."</ref>
*Babak [[Keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat|keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat]], bermula dari jatuhnya kota Roma jatuh ke tangan bangsa Ostrogoth pada tahun 476 M. Kekuatannya pudar, dan akhirnya menjadi bagian dari wilayah kedaulatan [[Kekaisaran Romawi Timur]] dengan status [[Kadipaten Roma|Praja Kadipaten Roma]] dari abad ke-6 sampai abad ke-8. Pada kurun waktu ini, luas kota Roma menyusut sampai tinggal sekerat saja dari luasnya yang semula, akibat berulang kali diserbu dan dijarah pada abad ke-5 dan ke-6, bahkan sempat tidak berpenghuni sama sekali.<ref>Prokopius, Perang Goth, III.xxii. "Di Roma, tidak ia sisakan seorang pun, kota itu ditelantarkan sama sekali, semua bagiannya, terbengkalai sepenuhnya."</ref>
*[[Abad Pertengahan Roma]], ditengarai oleh keretakan hubungan dengan Konstantinopel dan pembentukan [[Negara Gereja]]. Lembaga [[kepausan]] berjuang mempertahankan kewibawaannya saat [[Kekaisaran Romawi Suci]] mulai kukuh bertapak, dan populasi kota Roma merosot sampai 30.000 jiwa saja pada masa ''[[saeculum obscurum]]''. Pamor lembaga kepausan kembali terangkat pada [[Puncak Abad Pertengahan]] sesudah [[Skisma Timur–Barat|Skisma Akbar]] dan [[Kontroversi Penobatan|Kontroversi Investitur]], tetapi kota Roma terdepak dari pentas dunia dan populasinya merosot sampai kurang dari 20.000 jiwa ketika [[Kepausan Avignon|lembaga kepausan hijrah ke Avignon]] dan [[Skisma Barat|skisma menggerogoti kesatuan Gereja Barat]]. Ketersingkiran kota Roma dari pentas dunia pada Abad Pertengahan, yang ditengarai oleh ketiadaan kegiatan pembangunan, justu berdampak positif terhadap kelestarian [[Daftar monumen kuno di Roma|petilasan-petilasan penting dari zaman Romawi Kuno yang masih tersisa]] di kawasan pusat kota itu, beberapa diantaranya memang ditelantarkan tetapi selebihnya terus dimanfaatkan.
*Babak [[Abad Pertengahan Roma|Abad Pertengahan]], ditengarai oleh keretakan hubungan dengan Konstantinopel dan pembentukan [[Negara Gereja]]. Lembaga [[kepausan]] berjuang mempertahankan kewibawaannya manakala [[Kekaisaran Romawi Suci]] mulai kukuh bertapak, dan populasi kota Roma merosot sampai tersisa 30.000 jiwa saja pada masa ''[[saeculum obscurum]]''. Pamor lembaga kepausan kembali terangkat pada [[Puncak Abad Pertengahan]] sesudah [[Skisma Timur–Barat|Skisma Akbar]] dan [[Kontroversi Penobatan|Sengketa Investitur]], tetapi kota Roma terdepak dari pentas dunia dan populasinya merosot sampai kurang dari 20.000 jiwa ketika [[Kepausan Avignon|lembaga kepausan hijrah ke Avignon]] dan [[Skisma Barat|skisma menggerogoti kesatuan Gereja Barat]]. Ketersingkiran kota Roma dari pentas dunia pada Abad Pertengahan, yang ditengarai oleh ketiadaan kegiatan pembangunan, justu berdampak positif terhadap kelestarian sisa-sisa berbagai [[Daftar monumen kuno di Roma|petilasan penting dari zaman Romawi Kuno]] di kawasan pusat kota itu. Beberapa petilasan memang ditelantarkan, tetapi selebihnya terus dimanfaatkan.
*[[Renaisans Roma]], terjadi pada abad ke-15, ketika Roma menggeser posisi [[Firenze]] sebagai kiblat kesenian dan kebudayaan, tetapi berakhir secara mendadak ketika [[Jatuhnya Roma (1527)|Roma dijarah habis-habisan pada tahun 1527]], tetapi lembaga kepausan kembali tampil mengemuka berkat ikhtiar [[Kontra Reformasi]], dan kota Roma terus tumbuh berkembang sampai memasuki [[awal zaman modern]]. Roma [[Kampanye Italia pada Peperangan Revolusioner Prancis|dianeksasi Napoleon]] dan menjadi bagian dari wilayah kedaulatan [[Kekaisaran Prancis Pertama]] mulai tahun 1798 sampai 1814.
*Babak [[Renaisans Roma|Renaisans]], berlangsung pada abad ke-15, tatkala Roma menggeser posisi [[Firenze]] sebagai kiblat kesenian dan kebudayaan. Babak ini mendadak berakhir ketika [[Jatuhnya Roma (1527)|kota Roma dijarah habis-habisan pada tahun 1527]]. Meskipun demikian, lembaga kepausan kembali tampil mengemuka lewat ikhtiar [[Kontra Reformasi]], dan kota Roma terus tumbuh berkembang sampai memasuki [[awal zaman modern]]. Roma [[Kampanye Italia pada Peperangan Revolusioner Prancis|dianeksasi Napoleon]] dan menjadi bagian dari wilayah kedaulatan [[Kekaisaran Prancis Pertama]] dari tahun 1798 sampai 1814.
*Zaman Modern Roma, dari abad ke-19 sampai sekarang. Roma kembali terkepung saat [[Invasi Sekutu ke Italia|tentara Sekutu menginvasi Italia]], beberapa kali [[Pengeboman Roma pada Perang Dunia II|dibombardir]], dan dinyatakan sebagai [[kota terbuka]] pada tanggal 14 Agustus 1943. Roma menjadi ibu kota negara [[Sejarah Republik Italia|Republik Italia]] (berdiri tahun 1946). Dengan populasi seramai 4,4 juta jiwa (per tahun 2015; 2,9 juta jiwa di dalam batas-batas lingkup kawasan kota), Roma merupakan [[Daftar kota di Italia|kota terbesar di Italia]]. Roma terhitung sebagai salah satu [[Daftar kawasan perkotaan di Uni Eropa|kawasan perkotaan terbesar di Uni Eropa]] dan salah satu [[kota global|kota dunia]].
*Babak modern, bermula dari abad ke-19 sampai sekarang. Roma kembali terkepung ketika [[Invasi Sekutu ke Italia|tentara Sekutu menginvasi Italia]], beberapa kali [[Pengeboman Roma pada Perang Dunia II|dibombardir]], dan dinyatakan sebagai [[kota terbuka]] pada tanggal 14 Agustus 1943. Roma menjadi ibu kota negara [[Sejarah Republik Italia|Republik Italia]] yang didirikan pada tahun 1946. Dengan populasi seramai 4,4 juta jiwa (per tahun 2015; 2,9 juta jiwa berdiam di dalam lingkup wilayah kota), Roma merupakan [[Daftar kota di Italia|kota terbesar di Italia]]. Roma terbilang sebagai salah satu [[Daftar kawasan perkotaan di Uni Eropa|kawasan perkotaan terbesar di Uni Eropa]] dan salah satu [[kota global|kota dunia]].


== Roma Kuno ==
== Nama ==
Asal-usul kebahasaan dari nama Roma sudah sering diteliti. Menurut salah satu pendapat, nama Roma terambil dari [[bahasa Yunani Kuno|kata Yunani]] ''Rṓmē'' (''Ῥώμη''), artinya "keberanian" atau "ketabahan",<ref>Bdk. [[Jean-Jacques Rousseau]] di dalam bukunya, "[[Kontrak Sosial]]", Jilid IV, Bab IV, ditulis pada tahun 1762, menerangkan pada bagian catatan kaki bahwa kata Roma berasal dari bahasa Yunani dan berarti daya. "''Ada penulis-penulis yang mengatakan bahwa nama 'Roma' berasal dari 'Romulus'. Sebenarnya nama itu adalah kata Yunani yang berarti daya.''"</ref> mungkin sekali berasal dari akar kata ''*rum-'', artinya "puting", yang diteorikan merujuk kepada totem serigala yang mengadopsi dan menyusui bayi kembar manusia, bahkan nama si kembar pun masih mirip-mirip dengan akar kata tersebut. Agaknya nama Etruski kota ini adalah ''Ruma''.<ref>Pendapat ini disimpulkan dari kalimat Etruski yang tertulis pada lukisan sosok manusia di situs [[Makan François]] di Vulci, yaitu ''Cneve Tarchunies Rumach'', yang ditafsirkan berarti "Gnaeus Tarkuinius orang Roma". http://www.mysteriousetruscans.com/francois.html {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090422201356/http://www.mysteriousetruscans.com/francois.html |date=22 April 2009 }}</ref> Bandingan juga dengan kata ''Rumon'', nama lama Sungai Tiber. Etimologi lebih lanjut dari nama Roma masih belum jelas, sama seperti kebanyakan kata Etruski. [[Thomas George Tucker|Thomas G. Tucker]] di dalam bukunya, ''Concise Etymological Dictionary of Latin'' (terbit tahun 1931), berpendapat bahwa nama itu mungkin sekali berasal dari kata ''*urobsma'' (bdk. ''urbs'', ''robur'') dan bisa juga dari kata-kata lain, "tetapi kecil kemungkinannya" berasal dari kata ''*urosma'' yang berarti "bukit" (bdk. kata Sangsekerta ''warsman-'' yang berarti "tinggi, ujung," kata Slavonika Lama врьхъ yang berarti "kemuncak, mercu", kata Rusia верх yang berarti "bagian atas, ke atas", kata Lituania ''virsus'' yang berarti "sebelah atas").
''Untuk informasi lebih lanjut dan sejarah Roma sebagai suatu peradaban, baca artikel [[Romawi Kuno]].

== Linimasa Roma Kuno ==
{{main|Romawi Kuno}}


{|border="1" cellpadding="4" cellspacing="0" style="float:right; width:300px; margin:0.5em 0 1em 1em; background:White; border:1px #aaa solid; border-collapse:collapse; font-size:95%;"
{|border="1" cellpadding="4" cellspacing="0" style="float:right; width:300px; margin:0.5em 0 1em 1em; background:White; border:1px #aaa solid; border-collapse:collapse; font-size:95%;"
|-
|-
! colspan="2" style="background:#ccf; text-align:center;"|<big><big>Lini masa Roma</big></big>
! colspan="2" style="background:#ccf; text-align:center;"|<big><big>Linimasa Roma</big></big>
|-
|-
! colspan="2" style="background:#ddf; text-align:center;"|Kerajaan Romawi dan Republik Romawi
! colspan="2" style="background:#ddf; text-align:center;"|Kerajaan Romawi dan Republik Romawi
Baris 41: Baris 75:
|}
|}


=== Sejarah Perdana ===
=== Sejarah perdana ===
{{Further|Pendirian kota Roma}}
{{Further|Pendirian kota Roma}}
Ada bukti arkeologis yang mengindikasikan bahwa kawasan kota Roma sudah didiami manusia selambat-lambatnya sejak 5.000 tahun yang lampau, tetapi lapisan padat puing-puing yang jauh lebih muda umurnya mengaburkan keberadaan situs-situs zaman Batu Tua dan Batu Muda.<ref>Heiken, G., Funiciello, R. dan De Rita, D. (2005), The Seven Hills of Rome: A Geological Tour of the Eternal City. Penerbit Universitas Princeton.</ref> Bukti tersebut mengisyaratkan bahwa cikal bakal terbentuknya kota Roma pada masa purba juga dikaburkan legenda pendirian kota Roma yang melibatkan [[Romulus dan Remus]].


==== Prasejarah ====
Menurut tradisi, kota Roma didirikan pada tanggal 21 April 753 SM, mengacu kepada keterangan [[Marcus Terentius Varro]],<ref name=Potter>{{cite book|last1=Potter|first1=D.S.|title=Rome in the Ancient World: From Romulus to Justinian|date=2009|publisher=Thames & Hudson|location=London|isbn=9780500251522|page=10|url=https://books.google.com/books?id=zSU_AQAAIAAJ&q=753}}</ref> dan kira-kira sejak saat itu kota Roma maupun daerah [[Lazio|Latium]] terus-menerus didiami manusia nyaris tanpa jeda. Usaha-usaha ekskavasi pada tahun 2014 telah menyingkap keberadaan sebuah tembok yang dibangun jauh sebelum tahun 753 SM. Para arkeolog menemukan sebuah tembok batu dan pecahan tembikar yang [[pertanggalan|dipertanggal]] abad ke-9 SM dan permulaan abad ke-8 SM. Selain itu terdapat pula bukti kedatangan manusia ke [[bukit Palatin]] seawal-awalnya pada abad ke-10 SM.<ref name=Guardian>{{cite news|last1=Hooper|first1=John|title=Archaeologists' findings may prove Rome a century older than thought|url=https://www.theguardian.com/world/2014/apr/13/archaelogists-find-rome-century-older-than-thought|newspaper=The Guardian|date=13 April 2014}}</ref><ref>{{cite magazine|url=http://content.time.com/time/magazine/article/0,9171,874209,00.html |title=Science: Rome: Older Than Ever|magazine=Time |date=21 November 1960}}</ref>
Berdasarkan bukti arkeologis, lingkungan kota Roma diperkirakan sudah didiami manusia selambat-lambatnya sejak 5.000 tahun silam, tetapi lapisan padat puing-puing yang jauh lebih muda umurnya mengaburkan keberadaan situs-situs zaman Batu Tua dan Batu Muda.<ref>Heiken, G., Funiciello, R. dan De Rita, D. (2005), The Seven Hills of Rome: A Geological Tour of the Eternal City. Penerbit Universitas Princeton.</ref> Bukti arkeologis tersebut mengisyaratkan bahwa cikal bakal terbentuknya kota Roma pada masa purba juga sudah dikaburkan oleh legenda pendirian kota Roma yang menampilkan tokoh [[Romulus dan Remus]].


Menurut tradisi, kota Roma didirikan pada tanggal 21 April 753 SM, mengacu kepada keterangan [[Marcus Terentius Varro]],<ref name=Potter>{{cite book|last1=Potter|first1=D.S.|title=Rome in the Ancient World: From Romulus to Justinian|date=2009|publisher=Thames & Hudson|location=London|isbn=9780500251522|page=10|url=https://books.google.com/books?id=zSU_AQAAIAAJ&q=753}}</ref> dan kira-kira sejak saat itu kota Roma maupun daerah [[Lazio|Latium]] terus-menerus didiami manusia nyaris tanpa jeda. Usaha-usaha ekskavasi pada tahun 2014 telah menyingkap keberadaan tembok yang dibangun jauh sebelum tahun 753 SM. Para arkeolog menemukan tembok batu dan pecahan tembikar yang [[pertanggalan|diperkirakan]] berasal dari rentang waktu abad ke-9 SM sampai permulaan abad ke-8 SM. Selain itu terdapat pula bukti kedatangan manusia ke [[bukit Palatium|bukit Palatin]] seawal-awalnya pada abad ke-10 SM.<ref name=Guardian>{{cite news|last1=Hooper|first1=John|title=Archaeologists' findings may prove Rome a century older than thought|url=https://www.theguardian.com/world/2014/apr/13/archaelogists-find-rome-century-older-than-thought|newspaper=The Guardian|date=13 April 2014}}</ref><ref>{{cite magazine|url=http://content.time.com/time/magazine/article/0,9171,874209,00.html |title=Science: Rome: Older Than Ever|magazine=Time |date=21 November 1960}}</ref>
Situs [[Area Sant'Omobono]] sangat penting artinya bagi usaha memahami tiga proses yang saling terkait, yakni monumentalisasi, [[urbanisasi]], dan pembentukan negara di Roma menjelang akhir zaman Purba. Situs kuil Sant'Omobono dipertanggal abad ke-7 sampai ke–6 SM, sehingga menjadikannya reruntuhan kuil tertua di Roma yang sudah diketahui saat ini.<ref>{{cite web|url=http://www.archaeology.org/issues/132-1405/trenches/1982-reexcavation-rome-earliest-temple|title=A Brief Glimpse into Early Rome – Archaeology Magazine|first=JASON M.|last=URBANUS|website=archaeology.org}}</ref>

Situs [[Area Sant'Omobono]] sangat penting artinya bagi usaha memahami tiga proses yang saling berkaitan, yaitu monumentalisasi, [[urbanisasi]], dan pembentukan negara di kota Roma menjelang akhir zaman Purba. Situs kuil Sant'Omobono diperkirakan berasal dari abad ke-7 sampai ke–6 SM, sehingga menjadikannya reruntuhan kuil tertua di Roma yang sudah diketahui keberadaannya.<ref>{{cite web|url=http://www.archaeology.org/issues/132-1405/trenches/1982-reexcavation-rome-earliest-temple|title=A Brief Glimpse into Early Rome – Archaeology Magazine|first=JASON M.|last=URBANUS|website=archaeology.org}}</ref>


==== Legenda asal mula kota Roma ====
==== Legenda asal mula kota Roma ====
[[File:Capitoline she-wolf Musei Capitolini MC1181.jpg|thumb|left|[[Serigala Kapitolin]] menyusui si kembar [[Romulus dan Remus]]]]
[[File:Capitoline she-wolf Musei Capitolini MC1181.jpg|thumb|left|[[Serigala Kapitolin]] menyusui si kembar [[Romulus dan Remus]]]]
Asal mula nama kota Roma diduga berasal dari nama [[Romulus]], tokoh legendaris yang dipercaya sebagai pendiri sekaligus raja pertamanya.<ref>[[Livius]], ''[[Ab Urbe Condita (buku)|Ab Urbe Condita]]'' I, 7</ref> Konon Romulus dan saudara kembarnya, [[Remus]], putra-putra Dewa Mars dan masih terhitung keturunan [[Aeneas]], pahlawan Troya, disusui seekor serigala betina sesudah ditelantarkan, dan sesudah dewasa berikhtiar mendirikan sebuah kota. Keduanya bertengkar, Romulus membunuh Remus, kemudian menamai kota baru itu menurut namanya sendiri. Sesudah mendirikan dan menamai kotanya sebagaimana dikisahkan dalam legenda tersebut, Romulus tanpa pandang bulu menyambut siapa saja, segala macam orang dari semua lapisan masyarakat, baik budak maupun orang merdeka, untuk menjadi warga negara kota Roma.<ref>[[Livius]], ''[[Ab Urbe Condita Libri (Livius)|Ab urbe condita]]'', 1:8</ref> Agar rakyatnya dapat membina rumah tangga, Romulus mengundang suku-suku tetangga menghadiri sebuah perayaan yang diselenggarakan di Roma, kemudian melarikan anak-anak gadis mereka (dikenal sebagai peristiwa [[Pemerkosaan Wanita Sabine|penculikan perempuan-perempuan Sabini]]). Seusai perang melawan orang [[Sabini]], Romulus berbagi takhta dengan [[Titus Tatius]], raja orang Sabini.<ref>[[Livius]], ''[[Ab Urbe Condita Libri (Livius)|Ab urbe condita]]'', 1:9–13</ref> Romulus memilih 100 orang dari antara warga Roma yang paling berbudi untuk membentuk [[senat Romawi|''senatus'']] (majelis tua-tua), dewan penasihat raja. Seratus tetua tersebut ia sapa dengan panggilan ''pater'' (bapa), dan keturunan merekalah yang kemudian hari dihormati sebagai ''[[patricius]]'' (bangsawan). Ia membentuk tiga ''[[centuria]]'' (pasukan seratus) [[equites|''eques'']] (prajurit berkuda), yakni Ramni (artinya orang Romawi), Titii (menurut nama raja orang Sabini), dan Luceri (orang Etruski). Ia juga membagi rakyatnya menjadi tiga puluh ''[[curia]]'' (majelis). Nama tiap-tiap ''curia'' diambil dari nama tiga puluh perempuan Sabini yang berjasa melerai dan mengakhiri peperangan antara Romulus dan Tatius. Tiga puluh ''curia'' tersebut menjadi satuan-satuan pengambil keputusan melalui pemungutan suara di dalam [[majelis-majelis Romawi|''comitia curiata'']] (sidang majelis).<ref>[[Livius]], ''[[Ab Urbe Condita Libri (Livius)|Ab urbe condita]]'', 1:8, 13</ref>
Asal mula nama kota Roma diduga berasal dari nama [[Romulus]], tokoh legendaris yang dipercaya sebagai pendiri sekaligus raja pertamanya.<ref>[[Livius]], ''[[Ab Urbe Condita (buku)|Ab Urbe Condita]]'' I, 7</ref> Konon Romulus dan [[Remus]], anak kembar Dewa Mars dan masih terhitung keturunan [[Aeneas]], pahlawan Troya, disusui seekor serigala betina sesudah ditelantarkan, dan sesudah dewasa berikhtiar mendirikan sebuah kota. Keduanya bertengkar, Romulus membunuh Remus, kemudian menamai kota baru itu menurut namanya sendiri. Sesudah mendirikan dan menamai kotanya sebagaimana dikisahkan dalam legenda tersebut, Romulus tanpa pandang bulu menyambut siapa saja, segala macam orang dari semua lapisan masyarakat, baik budak maupun orang merdeka, untuk menjadi warga negara kota Roma.<ref>[[Livius]], ''[[Ab Urbe Condita Libri (Livius)|Ab urbe condita]]'', 1:8</ref> Agar rakyatnya dapat membina rumah tangga, Romulus mengundang suku-suku tetangga menghadiri sebuah perayaan yang diselenggarakan di Roma, kemudian melarikan anak-anak gadis mereka (dikenal sebagai peristiwa [[Pemerkosaan Wanita Sabine|penculikan perempuan-perempuan Sabini]]). Seusai perang melawan orang [[Sabini]], Romulus berbagi takhta dengan [[Titus Tatius]], raja orang Sabini.<ref>[[Livius]], ''[[Ab Urbe Condita Libri (Livius)|Ab urbe condita]]'', 1:9–13</ref> Romulus memilih 100 orang dari antara warga Roma yang paling berbudi untuk membentuk [[senat Romawi|''senatus'']] (majelis tua-tua), dewan penasihat raja. Seratus tetua tersebut ia sapa dengan panggilan ''pater'' (bapa), dan keturunan merekalah yang kemudian hari dihormati sebagai ''[[patricius]]'' (bangsawan). Ia membentuk tiga ''[[centuria]]'' (pasukan seratus) [[equites|''eques'']] (prajurit berkuda), yakni Ramni (artinya orang Romawi), Titii (menurut nama raja orang Sabini), dan Luceri (orang Etruski). Ia juga membagi rakyatnya menjadi tiga puluh ''[[curia]]'' (majelis). Nama tiap-tiap ''curia'' diambil dari nama tiga puluh perempuan Sabini yang berjasa melerai dan mengakhiri peperangan antara Romulus dan Tatius. Tiga puluh ''curia'' tersebut menjadi satuan-satuan pengambil keputusan melalui pemungutan suara di dalam [[majelis-majelis Romawi|''comitia curiata'']] (sidang majelis).<ref>[[Livius]], ''[[Ab Urbe Condita Libri (Livius)|Ab urbe condita]]'', 1:8, 13</ref>

Berbagai usaha sudah dilakukan untuk mencari akar kebahasaan dari nama Roma. Kemungkinan-kemungkinannya mencakup turunan dari kata [[bahasa Yunani|Yunani]] ''ῥώμη'' (rome) yang berarti keberanian atau kebernyalian;<ref>Bdk. [[Jean-Jacques Rousseau]] dan karya tulisnya "[[The Social Contract]]", Jilid IV, Bab IV, ditulis tahun 1762, memuat catatan kaki yang menerangkan bahwa nama Roma berasal dari kata Yunani yang berarti daya. "''Ada penulis-penulis yang mengatakan bahwa nama 'Roma' diturunkan dari 'Romulus'. Sesungguhnya nama itu adalah kata Yunani yang berarti daya.''"</ref> kemungkinan besar berasal dari akar kata ''*rum-'' yang berarti "puting", dan secara teoritis merujuk kepada totem serigala yang mengadopsi dan menyusui si kembar yang nama-namanya masih berkaitan. Tampaknya nama Etruski untuk kota Roma adalah ''Ruma''.<ref>Kesimpulan ini ditarik dari nama sosok yang terlukis pada [[Makam François]] di Vulci, disertai tulisan kalimat Etruski ''Kneve Tarkhunies Rumakh'' yang ditafsirkan menjadi ''Gnaeus Tarquinius asal Roma. http://www.mysteriousetruscans.com/francois.html</ref> Bandingkan pula dengan ''Rumon'', nama lama Sungai Tiber. Sebagaimana kebanyakan kata-kata bahasa Etruski, etimologinya tidak diketahui. Di dalam bukunya, ''Concise Etymological Dictionary of Latin'' (terbit tahun 1931), [[Thomas George Tucker|Thomas G. Tucker]] mengemukakan dugaannya bahwa nama Roma mungkin sekali berasal dari kata ''*urobsma'' (bdk. ''urbs'', ''robur''), malah mungkin pula, "kendati kecil kemungkinannya", berasal dari kata''*urosma'' yang berarti "bukit" (bdk. kata Sangsekerta ''varsman-'' yang berarti "tinggi" atau "ujung", kata Slavoni ''vriksu'' yang berarti "mercu" atau "puncak", kata Rusia ''verks'' yang berarti "mercu" atau "arah ke atas", kata Lituania ''virsus'' yang berarti "sebelah atas").


==== Pembentukan kota ====
==== Pembentukan kota ====
Cikal bakal kota Roma adalah padang-padang penggembalaan atau perkampungan-perkampungan di atas [[bukit Palatium|Bukit Palatin]] dan [[Tujuh bukit Roma|bukit-bukit di sekitarnya]], kira-kira {{convert|30|km|0|abbr=on|lk=out}} dari [[Laut Tirenia]] di tepi selatan [[Sungai Tiber]]. Mungkin sekali [[Bukit Kuirinal]] adalah pangkalan terdepan orang [[Sabini]], salah satu kelompok masyarakat penutur [[Rumpun bahasa Italik|rumpun bahasa Itali]]. Di lokasi tersebut, aliran Sungai Tiber berkelok. Di tengah kelokan sungai terdapat sebuah [[Pulau Tiber|pulau]] yang menandai perairan dangkal, tempat orang dapat menyeberang dengan mudah. Dengan lokasi semacam ini, Roma berada di persimpangan lalu lintas sungai dan jalur ulang-alik utara-selatan kaum pedagang di kawasan barat [[semenanjung Italia|Jazirah Italia]].
Cikal bakal kota Roma adalah padang-padang penggembalaan atau perkampungan-perkampungan di atas [[bukit Palatium|Bukit Palatin]] dan [[Tujuh bukit Roma|bukit-bukit di sekitarnya]], kira-kira {{convert|30|km|0|abbr=on|lk=out}} dari [[Laut Tirenia]] di tepi selatan [[Sungai Tiber]]. Mungkin sekali [[Bukit Kuirinal]] adalah pangkalan terdepan orang [[Sabini]], salah satu kelompok masyarakat penutur [[Rumpun bahasa Italik|rumpun bahasa Itali]]. Di lokasi tersebut, aliran Sungai Tiber berkelok. Di tengah kelokan sungai terdapat sebuah [[Pulau Tiber|pulau]] yang menandai perairan dangkal, tempat orang dapat menyeberang dengan mudah. Dengan lokasi semacam ini, Roma berada di persimpangan lalu lintas sungai dan jalur ulang-alik utara-selatan kaum pedagang di kawasan barat [[semenanjung Italia|Jazirah Italia]].


Temuan-temuan [[arkeologi]]s membuktikan bahwa pada abad ke-8 SM sudah ada dua permukiman berkubu di lokasi yang kemudian hari menjadi kawasan kota Roma, yakni permukiman orang Rumi di Bukit Palatin dan permukiman orang Titientes di Bukit Kuirinal, dibekingi orang Luceres yang mendiami hutan-hutan di sekitarnya.<ref name="Ismarmed.com">{{cite web |url=http://www.ismarmed.com/early.html |title=History of Rome (Italy) |last=Ismarmed.com|work=ismarmed.com |year=2011}}</ref> Rumi, Titientes, dan Luceres hanyalah tiga di antara sekian banyak komunitas penutur rumpun bahasa Itali di daerah [[Latium]], sebuah [[dataran]] luas di Jazirah [[Italia]], pada milenium pertama SM. [[Daftar masyarakat kuno di Italia|Masyarakat-masyarakat penutur rumpun bahasa Itali]] terbentuk pada zaman prasejarah sehingga asal-usulnya tidak diketahui secara pasti, tetapi [[rumpun bahasa India-Eropa]] yang mereka tuturkan datang dari timur pada seperdua akhir milenium ke-2 SM.
Temuan-temuan [[arkeologi]]s membuktikan bahwa pada abad ke-8 SM sudah ada dua permukiman berkubu di lokasi yang kemudian hari menjadi kawasan kota Roma, yakni permukiman orang Rumi di Bukit Palatin dan permukiman orang Titientes di Bukit Kuirinal, dibekingi orang Luceres yang mendiami hutan-hutan di sekitarnya.<ref name="Ismarmed.com">{{cite web |url=http://www.ismarmed.com/early.html |title=History of Rome (Italy) |last=Ismarmed.com |work=ismarmed.com |year=2011 |access-date=2022-06-14 |archive-date=2011-07-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110709104434/http://www.ismarmed.com/early.html |dead-url=yes }}</ref> Rumi, Titientes, dan Luceres hanyalah tiga di antara sekian banyak komunitas penutur rumpun bahasa Itali di daerah [[Latium]], sebuah [[dataran]] luas di Jazirah [[Italia]], pada milenium pertama SM. [[Daftar masyarakat kuno di Italia|Masyarakat-masyarakat penutur rumpun bahasa Itali]] terbentuk pada zaman prasejarah sehingga asal-usulnya tidak diketahui secara pasti, tetapi [[rumpun bahasa India-Eropa]] yang mereka tuturkan datang dari timur pada seperdua akhir milenium ke-2 SM.


Menurut [[Dionisios dari Halikarnasos]], banyak sejarawan Romawi (termasuk Porcius Cato dan Gaius Sempronius) beranggapan bahwa leluhur bangsa Romawi (keturunan kaum [[Aborigines (mitologi)|Aborigines]]) adalah orang Yunani, kendati anggapan tersebut sesungguhnya mereka dapatkan dari khazanah sastra legenda Yunani.<ref>{{cite book|author=Dionysius of Halicarnassus|author-link=Dionysius of Halicarnassus|title=Roman Antiquities|chapter=Buku 1.11|quote=Namun yang paling terpelajar dari antara sejarawan-sejarawan Romawi, antara lain Porcius Cato yang secara saksama menuliskan "asal mula" kota-kota di Italia, Gaius Sempronius, dan banyak lagi sejarawan lain, mengatakan bahwa mereka [para Aborigines] adalah orang-orang Yunani, yakni orang-orang yang dulu berdiam di Akhaya, dan bahwasanya mereka berpindah dari sana beberapa generasi sebelum Perang Troya. Tetapi mereka tidak menyebutkan dari suku atau dari kota Yunani yang mana, tarikh atau nama pemimpin orang-orang yang berpindah tersebut, maupun sebab-musabab kepindahan mereka dari negeri asal; dan kendati mereka mengikuti sebuah legenda Yunani, para sejarawan tersebut tidak menyebutkan satu pun nama sejarawan Yunani yang mereka rujuk. Oleh karena itu keterangan tersebut tidak dapat dipastikan kebenarannya.}}</ref> Orang Sabini, pada khususnya, adalah masyarakat yang pertama kali mengemuka di dalam pemaparan Dionisios dari Halikarnasos. Menurut Dionisios, orang Sabini tanpa disangka-sangka merebut Lista, kota yang dianggap sebagai ibu kota kaum Aborigines.<ref>{{cite book|author=Dionisios dari Halikarnasos|title=Sejarah Bahari Bangsa Romawi|chapter=Jilid I.14|quote=Dua puluh stadion jauhnya dari kota yang sudah disebutkan di atas, berdiri Lista, ibu kota kaum Aborigines, yang dulu direbut orang Sabini dengan serangan mendadak, sesudah pergerakan malam hari dari Amiternum.}}</ref>
Menurut [[Dionysios dari Halikarnassos|Dionisios dari Halikarnasos]], banyak sejarawan Romawi (termasuk Porcius Cato dan Gaius Sempronius) beranggapan bahwa nenek moyang bangsa Romawi (keturunan [[Aborigines|kaum Aborigines]]) adalah orang Yunani, kendati anggapan itu sesungguhnya mereka dapatkan dari khazanah sastra legenda Yunani.<ref>{{cite book|author=Dionisios dari Halikarnasos|author-link=Dionysios dari Halikarnassos|title=Purbakala Romawi|chapter=Buku 1.11|quote=Namun yang paling terpelajar di antara sekalian sejarawan Romawi, antara lain Porsius Kato yang secara saksama menuliskan "asal mula" kota-kota di Italia, Gayus Sempronius, dan banyak lagi sejarawan lain, mengatakan bahwa mereka [para Aborigines] adalah orang-orang Yunani, yakni orang-orang yang dahulu kala berdiam di Akhaya, dan bahwasanya mereka berpindah dari sana beberapa lapis turunan ke belakang sebelum Perang Troya. Tetapi tidak mereka sebut dari suku atau kota Yunani yang mana, tarikh atau nama pemimpin orang-orang yang berpindah itu, maupun sebab-musabab kepindahan mereka dari negeri asal; dan kendati berpatokan kepada sebuah legenda Yunani, sejarawan-sejarawan itu tidak menyebut satu pun nama sejarawan Yunani yang mereka rujuk. Oleh karena itu keterangan tersebut tidak dapat dipastikan kebenarannya.}}</ref> Orang Sabini, pada khususnya, adalah masyarakat yang pertama kali mengemuka di dalam uraian Dionisios dari Halikarnasos. Menurut Dionisios, orang Sabini tanpa disangka-sangka merebut Lista, kota yang dianggap sebagai ibu kota kaum Aborigines.<ref>{{cite book|author=Dionisios dari Halikarnasos|title=Purbakala Romawi|chapter=Jilid I.14|quote=Dua puluh stadion jauhnya dari kota yang sudah disebutkan di atas, berdiri Lista, ibu kota kaum Aborigines, yang dulu direbut orang Sabini dengan serangan mendadak, sesudah malam-malam bergerak dari Amiternum.}}</ref>


==== Konteks Itali ====
==== Konteks Itali ====
[[File:Tomba Francois - Liberazione di Celio Vibenna.jpg|thumb|right|250px|[[Makam François]], petilasan bangsa Etruski dari abad ke-6 SM]]<!--
[[File:Tomba Francois - Liberazione di Celio Vibenna.jpg|thumb|right|250px|[[Makam François]], petilasan bangsa Etruski dari abad ke-6 SM]]
The Italic speakers in the area included [[Latins (Italic tribe)|Latins]] (in the west), [[Sabine]]s (in the upper valley of the [[Tiber River|Tiber]]), [[Umbrian language|Umbrian]]s (in the north-east), [[Samnium|Samnites]] (in the South), [[Osci|Oscans]], and others. In the 8th century BC, they shared the peninsula with two other major ethnic groups: the [[Etruscan civilization|Etruscans]] in the North and the [[Greeks]] in the south.
Masyarakat penutur rumpun bahasa Itali di lokasi tersebut terdiri atas [[Latin (suku Italik)|orang Latini]] (di sebelah barat), [[Sabini|orang Sabini]] (di sebelah hulu lembah [[Sungai Tiber]]), [[bahasa Umbria|orang Umbri]] (di sebelah timur laut), [[Samnium|orang Samni]] (di sebelah Selatan), [[orang Osci]], dan lain-lain. Pada abad ke-8 SM, kelompok-kelompok tersebut mendiami Jazirah Italia bersama-sama dengan dua bangsa besar, [[Bangsa Etruria|bangsa Etruski]] di utara dan [[bangsa Yunani]] di selatan.

The [[Etruscan civilization|Etruscans]] (''Etrusci'' or ''Tusci'' in [[Latin]]) are attested north of Rome in [[Etruria]] (modern northern Lazio, [[Tuscany]] and part of [[Umbria]]). They founded cities such as [[Tarquinia]], [[Veii]], and [[Volterra]] and deeply influenced Roman culture, as clearly shown by the Etruscan origin of some of the mythical Roman kings. Historians have no literature, no texts of religion or philosophy; therefore, much of what is known about this civilisation is derived from grave goods and tomb findings.<ref name="Bonfante 2006, page 9">[[#Bonfante2006|Larissa Bonfante:''Etruscan Inscriptions and Etruscan Religion in'' The Religion of the Etruscans – University of Texas Press 2006, page 9]]</ref>

The Greeks had founded many colonies in Southern [[Italy]] between 750 and 550&nbsp;BC (which the Romans later called [[Magna Graecia]]), such as [[Cumae]], [[Naples]], [[Reggio Calabria]], [[Crotone]], [[Sybaris]], and [[Taranto]], as well as in the eastern two-thirds of [[Sicily]].<ref name="The Story of the Greeks">{{cite web |url=http://example.invalid |archive-url=https://web.archive.org/web/20111003085828/http://www.heritage-history.com/www/heritage-books.php?Dir=books&MenuItem=display&author=guerber&book=greeks&story=troy |url-status=dead |archive-date=3 October 2011 |title=Heritage History eBook Reader |first=H. A.|last=Guerber |work=heritage-history.com |year=2011}}</ref><ref name="Roman religion">{{cite web |url=http://www.roman-empire.net/religion/religion.html |title=Religion |last=Roman-Empire.net |work=roman-empire.net |year=2009 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160512041736/http://www.roman-empire.net/religion/religion.html |archive-date=12 May 2016 |url-status=dead }}</ref>

===Etruscan dominance===
{{Further|Roman Kingdom}}

[[File:TempleofCapitoliumRome.jpg|thumb|220px|[[Temple of Jupiter Optimus Maximus]] 526–509 BC<ref>{{Google books |id=qSP4ovkOTpoC |page=6 |title=The Architecture of Roman Temples: The Republic to the Middle Empire}}</ref>]]


Bangsa Etruski (''Etrusci'' atau ''Tusci'' dalam [[bahasa Latin]]) diketahui berdiam di sebelah utara dari Roma, di [[Etruria]] (kawasan utara daerah Lazio, daerah [[Toskana]], dan sebagian daerah [[Umbria]] sekarang ini). Bangsa ini mendirikan kota-kota seperti [[Tarquinia]], [[Veii]], dan [[Volterra]]. Budaya mereka pun sangat mempengaruhi budaya bangsa Romawi, mengingat beberapa Raja Roma menurut mitos adalah orang Etruski. Lantaran ketiadaan peninggalan pustaka, sastra keagamaan atau filsafat, sebagian besar pengetahuan tentang peradaban Etruski didapatkan para sejarawan dari barang-barang bekal kubur dan temuan-temuan makam.<ref name="Bonfante 2006, page 9">[[#Bonfante2006|Larissa Bonfante:''Etruscan Inscriptions and Etruscan Religion in'' The Religion of the Etruscans – University of Texas Press 2006, halaman 9]]</ref>
[[File:Servian Wall-Termini Station.jpg|thumb|220px|The [[Servian Wall]] takes its name from king Servius Tullius and are the first true walls of Rome]]
After 650&nbsp;BC, the [[Etruscan civilization|Etruscans]] became dominant in Italy and expanded into north-central Italy. Roman tradition claimed that Rome had been under the control of [[Roman Kingdom|seven kings]] from 753 to [[509–500&nbsp;BC|509&nbsp;BC]] beginning with the mythical [[Romulus and Remus|Romulus]] who was said to have [[founding of Rome|founded the city of Rome]] along with his brother [[Romulus and Remus|Remus]]. The last three kings were said to be Etruscan (at least partially)—namely [[Lucius Tarquinius Priscus|Tarquinius Priscus]], [[Servius Tullius]] and [[Lucius Tarquinius Superbus|Tarquinius Superbus]]. (Priscus is said by the ancient literary sources to be the son of a Greek refugee and an Etruscan mother.) Their names refer to the Etruscan town of [[Tarquinia]].


Bangsa Yunani sudah mendirikan banyak koloni di kawasan selatan Jazirah [[Italia]] antara tahun 750 sampai 550 SM (kemudian hari disebut daerah [[Magna Graecia]] oleh bangsa Romawi), antara lain [[Cumae|Kumai]], [[Napoli]], [[Reggio di Calabria|Regio Kalabria]], [[Crotone|Kroton]], [[Sibaris]], dan [[Taranto]], demikian pula di sepertiga bagian [[Sisilia]], yakni di bagian timur pulau itu.<ref name="The Story of the Greeks">{{cite web |url=http://example.invalid |archive-url=https://web.archive.org/web/20111003085828/http://www.heritage-history.com/www/heritage-books.php?Dir=books&MenuItem=display&author=guerber&book=greeks&story=troy |url-status=dead |archive-date=3 Oktober 2011 |title=Heritage History eBook Reader |first=H. A.|last=Guerber |work=heritage-history.com |year=2011}}</ref><ref name="Roman religion">{{cite web |url=http://www.roman-empire.net/religion/religion.html |title=Religion |last=Roman-Empire.net |work=roman-empire.net |year=2009 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160512041736/http://www.roman-empire.net/religion/religion.html |archive-date=12 Mei 2016 |url-status=dead }}</ref>
[[Livy]], [[Plutarch]], [[Dionysius of Halicarnassus]], and others claim that Rome was ruled during its first centuries by a succession of seven kings. The traditional chronology, as codified by [[Marcus Terentius Varro|Varro]], allots 243&nbsp;years for their reigns, an average of almost 35&nbsp;years, which has been generally discounted by modern scholarship since the work of [[Barthold Georg Niebuhr]]. The [[Gauls]] destroyed much of Rome's historical records when they sacked the city after the [[Battle of the Allia]] in 390&nbsp;BC (according to Polybius, the battle occurred in 387/6) and what was left was eventually lost to time or theft. With no contemporary records of the kingdom existing, all accounts of the kings must be carefully questioned.<ref>Asimov, Isaac. Asimov's Chronology of the World. New York: HarperCollins, 1991. p. 69.</ref> The list of kings is also of dubious historical value, though the last-named kings may be historical figures.
It is believed by some historians (again, this is disputed) that Rome was under the influence of the Etruscans for about a century. During this period, a bridge was built called the [[Pons Sublicius]] to replace the [[Tiber River|Tiber]] ford, and the [[Cloaca Maxima]] was also built; the Etruscans are said to have been great engineers of this type of structure. From a cultural and technical point of view, Etruscans had arguably the second-greatest impact on Roman development, only surpassed by the Greeks.


=== Zaman daulat Etruski ===
Expanding further south, the Etruscans came into direct contact with the Greeks and initially had success in conflicts with the Greek colonists; after which, Etruria went into a decline. Taking advantage of this, Rome rebelled and gained independence from the Etruscans around 500&nbsp;BC. It also abandoned monarchy in favour of a republican system based on a [[Roman Senate|Senate]], composed of the nobles of the city, along with popular assemblies which ensured political participation for most of the freeborn men and elected magistrates annually.
{{Further|Kerajaan Romawi}}


[[File:TempleofCapitoliumRome.jpg|thumb|220px|[[Kuil Jupiter Optimus Maximus|Kuil Yupiter Aditama Mahabesar]], tahun 526-509 SM<ref>{{Google books |id=qSP4ovkOTpoC |page=6 |title=The Architecture of Roman Temples: The Republic to the Middle Empire}}</ref>]]
The Etruscans left a lasting influence on Rome. The Romans learned to build temples from them, and the Etruscans may have introduced the worship of a triad of gods&nbsp;— [[Juno (mythology)|Juno]], [[Minerva]], and [[Jupiter (mythology)|Jupiter]]&nbsp;— from the [[Etruscan mythology|Etruscan gods]]: [[Uni (mythology)|Uni]], [[Menrva]], and [[Tinia]]. However, the influence of Etruscan people in the development of Rome is often overstated.<ref>T.J. Cornell, ''The beginnings of Rome'', 1990, Routledge, {{ISBN|978-0415015967}}</ref> Rome was primarily a Latin city. It never became fully Etruscan. Also, evidence shows that Romans were heavily influenced by the Greek cities in the South, mainly through trade.<ref name="Hooker">{{cite web|url=http://public.wsu.edu/~dee/ROME/CONQHELL.HTM |title=Rome: The Conquest of the Hellenistic Empires |first=Richard |last=Hooker |work=public.wsu.edu |year=1999 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20110626115956/http://public.wsu.edu/~dee/ROME/CONQHELL.HTM |archive-date=26 June 2011}}</ref>
[[File:Servian Wall-Termini Station.jpg|thumb|220px|[[Tembok Servius]], tembok pertama kota Roma, sebutannya terambil dari nama Raja Servius Tullius]]


Sesudah tahun 650 SM, [[bangsa Etruria|bangsa Etruski]] kian berkuasa dan memperluas wilayah kedaulatannya sampai ke tengah kawasan utara Jazirah Italia. Menurut tradisi bangsa Romawi, [[Kerajaan Romawi|tujuh orang raja]] silih berganti memerintah kota Roma dari tahun 753 sampai tahun 509 SM, mulai dari [[Romulus dan Remus|Romulus]], yang konon [[pendirian kota Roma|mendirikan kota Roma]] bersama-sama saudara kembarnya, [[Romulus dan Remus|Remus]]. Konon tiga raja terakhir adalah orang Etruski (sekurang-kurangnya peranakan Etruski), yakni [[Lucius Tarquinius Priscus|Tarquinius Priscus]], [[Servius Tullius]], dan [[Lucius Tarquinius Superbus|Tarquinius Superbus]] (menurut sumber-sumber sastrawi kuno, ayah Tarquinius Priscus adalah seorang pengungsi Yunani, sementara ibunya berkebangsaan Etruski). Nama-nama mereka merujuk kepada [[Tarquinia]], kota bangsa Etruski.
===Roman Republic===
{{Further|Overthrow of the Roman monarchy|Roman Republic|Crisis of the Roman Republic}}
[[File:Forum Romanum through Arch of Septimius Severus Forum Romanum Rome.jpg|thumb|left|''[[Forum Romanum]]'']]
The Roman Republic traditionally dates from 509 BC to 27 BC. After 500&nbsp;BC, Rome joined with the Latin cities in defence against incursions by the [[Sabine]]s. Winning the [[Battle of Lake Regillus]] in 493&nbsp;BC, Rome established again the supremacy over the Latin countries it had lost after the fall of the monarchy. After a lengthy series of struggles, this supremacy became fixed in 393, when the Romans finally subdued the [[Volsci]] and [[Aequi]]. In 394&nbsp;BC, they also conquered the menacing Etruscan neighbour of [[Veii]]. The Etruscan power was now limited to Etruria itself, and Rome was the dominant city in Latium.


[[Livius]], [[Plutarkhos]], [[Dionysios dari Halikarnassos|Dionisios dari Halikarnasos]], dan pujangga-pujangga kuno lainnya mengklaim bahwa Roma silih berganti diperintah tujuh orang raja pada abad-abad permulaan sejarah kota itu. Menurut kronologi tradisional yang dibakukan pujangga [[Marcus Terentius Varro|Varro]], rentang waktu pemerintahan ketujuh raja tersebut adalah 243 tahun, rata-rata satu orang raja memerintah selama kurang lebih 35 tahun. Pandangan tradisional ini sudah diketepikan dunia kesarjanaan modern sejak terbitnya karya tulis [[Barthold Georg Niebuhr]]. [[suku Galia|Orang-orang Galia]] memusnahkan sebagian besar catatan sejarah Roma ketika menyerang kota itu seusai [[Pertempuran Allia]] tahun 390 SM (menurut Polibios, pertempuran itu terjadi pada tahun 387 atau 386 SM), dan catatan sejarah yang masih tersisa pada akhirnya sirna ditelan waktu atau hilang dicuri orang. Karena tidak ada catatan sejarah yang berasal dari zaman Kerajaan Roma, semua keterangan mengenai raja-rajanya tidak boleh ditelan mentah-mentah begitu saja.<ref>Asimov, Isaac. Asimov's Chronology of the World. New York: HarperCollins, 1991. hlm. 69.</ref> Daftar raja-raja Roma pun masih diragukan nilai kesejarahannya, kendati raja-raja terakhir mungkin saja adalah tokoh-tokoh nyata.
Also a formal treaty with the city of [[Carthage]] is reported to have been made in the end of the 6th century BC, which defined the spheres of influence of each city and regulated the trade between them.
[[File:Roman constitution.png|thumb|right|Chart Showing the Checks and Balances of the [[Constitution of the Roman Republic|Roman Constitution]].]]


Beberapa sejarawan meyakini (sekali lagi, keyakinan mereka masih dipermasalahkan) bahwa Roma berada di bawah pengaruh bangsa Etruski kira-kira seabad lamanya. Pada kurun waktu ini, dibangun sebuah jembatan yang dinamakan [[Pons Sublicius]] untuk menggantikan jalur penyeberangan [[Sungai Tiber]]. [[Cloaca Maxima]] juga dibangun pada kurun waktu ini. Konon bangsa Etruski sangat piawai dalam mengerjakan bangunan-bangunan semacam itu. Dari segi kebudayaan dan teknik, boleh dikata bangsa Etruski adalah bangsa kedua yang besar berpengaruhnya terhadap perkembangan Roma, sesudah Bangsa Yunani.
At the same time, [[Heraclides Ponticus|Heraclides]] stated that 4th-century Rome was a [[Ancient Greece|Greek]] city (Plut. Cam. 22).


Manakala kian melebarkan sayap ke selatan, bangsa Etruski bententuhan langsung dengan bangsa Yunani dan mula-mula berhasil tampil unggul dalam konflik-konflik dengan masyarakat pendatang Yunani, tetapi sesudah itu Etruria mengalami kemerosotan. Keadaan ini dimanfaatkan Roma untuk memberontak dan berhasil merebut kemerdekaannya dari bangsa Etruski sekitar tahun 500 SM. Roma juga mengganti sistem pemerintahannya dari kerajaan menjadi republik yang bertumpu pada [[Senat Romawi|Senatus]], lembaga yang beranggotakan bangsawan-bangsawan kota itu, beserta rapat-rapat rakyat yang mengikutsertakan hampir semua warga pria yang terlahir merdeka di dalam penentuan kebijakan negara dan memilih magistratus setiap tahun.


Bangsa Etruski meninggalkan pengaruh yang lama membekas di dalam berbagai sendi kehidupan masyarakat kota Roma. Dari merekalah bangsa Romawi belajar membangun kuil-kuil, dan mungkin saja bangsa Etruski pula yang memperkenalkan pemujaan tiga serangkai dewata, [[Juno|Yuno]], [[Minerva]], dan [[Jupiter (mitologi)|Yupiter]], dari [[agama bangsa Etruski|dewa-dewi bangsa Etruski]], yaitu [[Uni (mitologi)|Uni]], [[Menrva]], dan [[Tinia]]. Meskipun demikian, pengaruh bangsa Etruski terhadap pertumbuhkembangan Roma acap kali dilebih-lebihkan.<ref>T.J. Cornell, ''The beginnings of Rome'', 1990, Routledge, {{ISBN|978-0415015967}}</ref> Roma pada hakikatnya adalah sebuah kota Latin, dan tidak pernah menjadi sebuah kota Etruski yang seutuhnya. Lagi pula bukti-bukti menunjukkan bahwa bangsa Romawi mendapat pengaruh yang sangat besar dari kota-kota Yunani di selatan jazirah, terutama melalui hubungan perdagangan.<ref name="Hooker">{{cite web|url=http://public.wsu.edu/~dee/ROME/CONQHELL.HTM |title=Rome: The Conquest of the Hellenistic Empires |first=Richard |last=Hooker |work=public.wsu.edu |year=1999 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20110626115956/http://public.wsu.edu/~dee/ROME/CONQHELL.HTM |archive-date=26 Juni 2011}}</ref>


=== Republik Romawi ===
{{Further|Penggulingan monarki Romawi|Republik Romawi|Krisis Republik Romawi}}
[[File:Forum Romanum through Arch of Septimius Severus Forum Romanum Rome.jpg|thumb|left|''[[Forum Romawi|Forum Romanum]]'']]
Cerita-cerita yang banyak beredar tentang masa-masa permulaan Republik Romawi (sebelum kira-kira tahun 300 SM, manakala prasasti-prasasti dalam bahasa Latin Lama dan sastra sejarah Yunani mengenai Roma menyajikan lebih dari sekadar bukti-bukti kejadian nyata) pada umumnya dianggap sebagai legenda belaka, nilai kesejarahannya pun menjadi pokok perdebatan di kalangan klasikawan. Menurut anggapan turun-temurun, Republik Romawi berdiri dari tahun 509 SM sampai tahun 27 SM. Selepas tahun 500 SM, Roma dikabarkan menyatukan kekuatan dengan kota-kota bangsa Latin guna menghadapi rongrongan [[orang Sabini]]. Dengan memenangkan [[Pertempuran Danau Regillus]] pada tahun 493 SM, Roma menegakkan kembali supremasinya atas negeri-negeri orang Latin yang lepas dari genggamannya sesudah pemerintahan monarki tumbang. Sesudah melewati berbagai pergumulan panjang, supremasi ini akhirnya dapat dikekalkan pada tahun 393, ketika bangsa Romawi berjaya menundukkan [[suku Volski|orang Volsci]] dan [[suku Aequi|orang Aequi]]. Pada tahun 394 SM, bangsa Romawi juga berhasil menyingkirkan ancaman bahaya dengan menundukkan tetangga Etruskinya di [[Veii]]. Kekuasaan bangsa Etruski akhirnya terkungkung di Etruria, dan Roma pun menjadi kota yang paling unggul di Latium.


Pada tahun 509 SM, Roma menyepakati sebuah perjanjian resmi dengan negara kota [[Kartago Kuno|Kartago]]. Perjanjian ini menetapkan batas mandala pengaruh kedua kota itu dan mengatur hubungan perdagangan di antara keduanya.{{sfn|Goldsworthy|2006|p=69}}


[[File:Roman constitution.png|thumb|right|Bagan yang memperlihatkan pengawasan dan perimbangan [[Undang-undang dasar Republik Romawi]]]]
Pada waktu yang sama, [[Heraclides Ponticus|Heraklides]] menyebutkan bahwa Roma pada abad ke-4 adalah salah satu kota [[Yunani Kuno|Yunani]] (Plut. Cam. 22).


Musuh-musuh Roma yang sesungguhnya adalah suku-suku perbukitan yang bertetangga, yaitu orang Volsci, orang Aequi, dan tentu saja orang Etruski. Seiring bergulirnya waktu dan kian meluasnya wilayah kedaulatan bangsa Romawi berkat keberhasilan militernya, muncul musuh-musuh baru. Musuh yang paling sengit adalah [[orang Galia]], yaitu sekumpulan suku dengan persatuan renggang yang menguasai hampir seluruh kawasan utara Eropa, termasuk daerah yang dewasa ini menjadi kawasan utara dan kawasan tengah-timur negara Italia.
Rome's early enemies were the neighbouring hill tribes of the Volscians, the Aequi, and of course the Etruscans. As years passed and military successes increased Roman territory, new adversaries appeared. The fiercest were the [[Gauls]], a loose collective of peoples who controlled much of Northern Europe including what is modern North and Central-East Italy.


In 387&nbsp;BC, Rome was sacked and burned by the [[Senones]] coming from eastern Italy and led by [[Brennus (4th century BC)|Brennus]], who had successfully defeated the Roman army at the [[Battle of the Allia]] in [[Etruria]]. Multiple contemporary records suggest that the Senones hoped to punish Rome for violating its diplomatic neutrality in Etruria. The Senones marched {{convert|130|km}} to Rome without harming the surrounding countryside; once they had sacked the city, the Senones withdrew from Rome.<ref>Ellis, "The Celts: A History." pp. 61–64. Running Press, London, 2004.</ref> Brennus was defeated by the dictator [[Marcus Furius Camillus|Furius Camillus]] at [[Tusculum]] soon afterwards.<ref name="Lives">[[Plutarch]], ''Lives'':[[:s:Lives (Dryden translation)/Camillus|Wikisource Life of Camillus]].</ref><ref name="UNVR">{{cite web |url=http://www.unrv.com/empire/roman-timeline-4th-century.php |title=Roman Timeline of the 4th Century BC |last=UNVR.com|work=unrv.com |year=2011}}</ref>
Pada tahun 387 SM, Roma dijarah dan dibumihanguskan oleh [[Senonii|orang Senoni]] yang datang dari kawasan timur Italia di bawah kepemimpinan [[Brennus (Kepala Suku Senoni)|Brennus]], kepala suku yang berhasil memimpin rakyatnya mengalahkan angkatan perang Romawi dalam [[Pertempuran Allia]] di [[Etruria]]. Banyak catatan sejarah sezaman yang menyiratkan bahwa orang Senoni ingin menghukum Roma karena sudah melanggar netralitas diplomatisnya di Etruria. Orang Senoni berkirab sejauh {{convert|130|km}} ke Roma tanpa mencelakai desa-desa di sekitarnya, dan langsung pulang sehabis menjarah Roma.<ref>Ellis, ''The Celts: A History''. hlmn. 61–64. Running Press, London, 2004.</ref> Tidak lama kemudian, Brennus dibuat bertekuk lutut oleh Diktator [[Marcus Furius Camillus|Furius Kamilus]] di [[Tusculum]].<ref name="Lives">[[Plutarkos]], [[:s:Lives (Dryden translation)/Camillus|''Bunga Rampai Riwayat Hidup'']].</ref><ref name="UNVR">{{cite web |url=http://www.unrv.com/empire/roman-timeline-4th-century.php |title=Roman Timeline of the 4th Century BC |work=unrv.com |year=2011 |access-date=7 Juli 2011 |archive-date=11 Juni 2011 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110611152224/http://www.unrv.com/empire/roman-timeline-4th-century.php |url-status=live }}</ref>


Sesudah menundukkan orang Senoni, Roma buru-buru membangun kembali gedung-gedungnya dan melancarkan serangan, menaklukkan menundukkan orang Etruski dan merampas wilayah dari orang Galia di utara. Selepas tahun 345 SM, Roma meluaskan mandalanya ke selatan dengan memerangi suku-suku Lain lainnya. Musuh utama Roma di kawasan selatan adalah [[Samnium|orang Samni]] yang terkenal garang. Orang Samni mampu mengecoh dan menjebak legiun Romawi dalam [[Pertempuran Cukit Klaudina]] pada tahun 321 SM. Meskipun beberapa kali dikalahkan lawan, termasuk orang Samni, angkatan perang Romawi pantang mundur. Pada tahun 290 SM, Roma sudah menguasai lebih dari setengah Jazirah Italia. Pada abad ke-3 SM, [[polis]]-polis Yunani di selatan pun dapat dibuat bertekuk lutut.
After that, Rome hastily rebuilt its buildings and went on the offensive, conquering the Etruscans and seizing territory from the Gauls in the north. After 345&nbsp;BC, Rome pushed south against other Latins. Their main enemy in this quadrant were the fierce [[Samnium|Samnites]], who outsmarted and trapped the legions in 321&nbsp;BC at the [[Battle of the Caudine Forks|Battle of Caudine Forks]]. In spite of these and other temporary setbacks, the Romans advanced steadily. By 290&nbsp;BC, Rome controlled over half of the Italian peninsula. In the 3rd century BC, Rome brought the Greek [[polis|poleis]] in the south under its control as well.<ref name="JRank.org">{{cite web |url=http://www.jrank.org/history/pages/6292/The-Dominance-Greece-Rome.html |title=The Dominance of Greece and Rome – polis, chora, acropolis, agora, latifundia, Atlas of the Roman World – Empire, Roman, Greek, Classical, Greeks, and Century |last=JRank.org |work=jrank.org |year=2009}}</ref>


[[File:Roman conquest of Italy.PNG|thumb|left|[[Ekspansi bangsa Romawi di Jazirah Italia]] dari tahun 500 SM sampai tahun 218 SM melalui [[Perang Latin]] (area merah menyala), [[Pertempuran Samnit|Perang Samni]] (area merah muda dan jingga), [[Perang Piros]] (area putih kuam), [[Perang Punik I]], dan [[Perang Punik II]] (area kuning dan hijau). [[Galia Cisalpina]] (tahun 238–146 SM) dan Lembah [[Alpen]] (tahun 16–7 SM) menyusul belakangan. Area merah tua adalah wilayah kedaulatan [[Republik Romawi]] pada tahun 500 SM.]]
[[File:Roman conquest of Italy.PNG|thumb|left|Map showing Roman expansion in Italy.]]


Di tengah peperangan yang tidak berkesudahan itu (dari permulaan zaman Republik sampai zaman Principatus, pintu kuil Dewa [[Yanus]] hanya ditutup dua kali, karena pintu kuil dibiarkan tetap terbuka selama Roma berada dalam masa perang), Roma dihadapkan dengan kemelut kemasyarakatan yang besar, yaitu [[Konflik Tatanan]]. Di dalam pergulatan politik antara golongan ''[[plebs]]'' (jelata) dan golongan ''[[patricius]]'' (bangsawan) [[Republik Romawi]] purba ini, golongan ''plebs'' memperjuangkan kesetaraan dengan golongan ''patricius''. Konflik Tatanan yang memainkan peran penting di dalam pengembangan [[undang-undang dasar Republik Romawi]] ini bermula pada tahun 494 SM, ketika semua orang dari golongan ''plebs'' minggat meninggalkan kota ([[secessio plebis]] yang pertama) pada saat Roma sedang sibuk berperang melawan dua suku tetangganya. Peristiwa minggat yang pertama inilah yang menjadi latar belakang penciptaan jabatan [[tribunus plebis]], dan dengan demikian untuk pertama kalinya golongan plebs mendapatkan kekuasaan yang nyata.<ref name="Abbott, 28">Abbott, 28.</ref>
Amidst the never-ending wars (from the beginning of the Republic up to the Principate, the doors of the temple of [[Janus]] were closed only twice – when they were open it meant that Rome was at war), Rome had to face a severe major social crisis, the [[Conflict of the Orders]], a political struggle between the [[plebs|Plebeian]]s (commoners) and [[Patrician (ancient Rome)|Patrician]]s (aristocrats) of the ancient [[Roman Republic]], in which the Plebeians sought political equality with the Patricians. It played a major role in the development of the [[Constitution of the Roman Republic]]. It began in 494&nbsp;BC, when, while Rome was at war with two neighboring tribes, the Plebeians all left the city (the first [[secessio|Plebeian Secession]]). The result of this first secession was the creation of the office of [[Plebeian Tribune]], and with it the first acquisition of real power by the Plebeians.<ref name="Abbott, 28">Abbott, 28</ref>


Menurut anggapan turun-temurun, Roma menjadi sebuah negara republik pada tahun 509 SM. Meskipun demikian, Roma harus melewati rentang waktu beberapa abad sebelum menjadi kota gilang-gemilang yang lazim dibayangkan orang. Pada abad ke-3 SM, Roma sudah menjadi kota terkemuka di Jazirah Italia. Semasa berlangsungnya [[perang-perang Punik]] antara Roma dan Kartago (tahun 264–146 SM), marwah Roma kian melejit lantaran untuk pertama kalinya kota itu menjadi ibu kota sebuah kemarajaan lintas laut. Semenjak abad ke-2 SM, populasi Roma mengalami peningkatan yang signifikan, manakala para petani Italia berbondong-bondong pindah ke kota itu sesudah terdepak dari lahan-lahan warisan leluhur mereka lantaran kebijakan baru pemerintah untuk membuka lahan-lahan usaha tani yang sangat luas dan digarap para budak, yakni lahan-lahan yang disebut [[latifundium]]. Kemenangan atas Kartago dalam [[Perang Punik II]] menghasilkan dua provinsi pertama yang terletak di luar Jazirah Italia, yaitu [[Sisilia]] dan [[Sardinia]].<ref name="Fields,15">{{harvnb|Fields|2007|p=15}}.</ref> Beberapa daerah di [[Spanyol]] ([[Hispania]]) menyusul kemudian, dan pada permulaan abad ke-2, bangsa Romawi terseret ke dalam urusan-urusan Alam Yunani. Pada masa itu, semua kerajaan Helenistis dan negara-negara kota Yunani sedang terpuruk, letih akibat perang-perang saudara yang tidak berkesudahan dan mengandalkan tenaga prajurit upahan.
[[File:Map of downtown Rome during the Roman Empire large.png|thumb|220px|Map of the centre of Rome during the time of the Roman Empire]]
According to tradition, Rome became a [[Roman Republic|republic]] in 509&nbsp;BC. However, it took a few centuries for Rome to become the great city of popular imagination. By the 3rd century BC, Rome had become the pre-eminent city of the Italian peninsula. During the [[Punic Wars]] between Rome and the great Mediterranean empire of Carthage (264 to 146&nbsp;BC), Rome's stature increased further as it became the capital of an overseas empire for the first time. Beginning in the 2nd century BC, Rome went through a significant population expansion as Italian farmers, driven from their ancestral farmlands by the advent of massive, slave-operated farms called [[latifundium|latifundia]], flocked to the city in great numbers. The victory over Carthage in the [[First Punic War]] brought the first two provinces outside the Italian peninsula, [[Sicily]] and [[Sardinia]].<ref name=Fields,15>{{harvnb|Fields|2007|p=15}}.</ref> Parts of [[Spain]] ([[Hispania]]) followed, and in the beginning of the 2nd century the Romans got involved in the affairs of the Greek world. By then all Hellenistic kingdoms and the Greek city-states were in decline, exhausted from endless civil wars and relying on mercenary troops.


The Romans looked upon the Greek civilisation with great admiration. The Greeks saw Rome as a useful ally in their civil strifes, and it wasn't long before the Roman legions were invited to intervene in Greece. In less than 50&nbsp;years the whole of mainland Greece was subdued. The Roman legions crushed the Macedonian phalanx twice, in 197 and 168&nbsp;BC; in 146&nbsp;BC the Roman consul [[Lucius Mummius Achaicus|Lucius Mummius]] razed [[Corinth]], marking the end of free Greece. The same year [[Scipio Aemilianus Africanus|Cornelius Scipio Aemilianus]], the son of [[Scipio Africanus]], destroyed the city of [[Carthage]], making it a Roman province.
Bangsa Romawi terkagum-kagum melihat peradaban bangsa Yunani. Bangsa Yunani memandang Roma sebagai sekutu yang berguna dalam perang-perang saudara mereka, dan tidak seberapa lama kemudian legiun-legiun Romawi pun diundang untuk ikut campur di negeri Yunani.<!-- In less than 50&nbsp;years the whole of mainland Greece was subdued. The Roman legions crushed the Macedonian phalanx twice, in 197 and 168&nbsp;BC; in 146&nbsp;BC the Roman consul [[Lucius Mummius Achaicus|Lucius Mummius]] razed [[Corinth]], marking the end of free Greece. The same year [[Scipio Aemilianus Africanus|Cornelius Scipio Aemilianus]], the son of [[Scipio Africanus]], destroyed the city of [[Carthage]], making it a Roman province.


[[File:Map of downtown Rome during the Roman Empire large.png|thumb|Map of the centre of Rome during the time of the Roman Empire]]
In the following years, Rome continued its conquests in Spain with [[Tiberius Gracchus]], and it set foot in Asia, when the last king of [[Pergamum]] gave his kingdom to the Roman people. The end of the 2nd century brought another threat, when a great host of [[Germanic peoples]], namely [[Cimbri]] and [[Teutons|Teutones]], crossed the river Rhone and moved to Italy. [[Gaius Marius]] was consul five consecutive times (seven total), and won two decisive battles in 102 and 101&nbsp;BC He also reformed the Roman army, giving it such a good reorganization that it remained unchanged for centuries.
In the following years, Rome continued its conquests in Spain with [[Tiberius Gracchus]], and it set foot in Asia, when the last king of [[Pergamum]] gave his kingdom to the Roman people. The end of the 2nd century brought another threat, when a great host of [[Germanic peoples]], namely [[Cimbri]] and [[Teutons|Teutones]], crossed the river Rhone and moved to Italy. [[Gaius Marius]] was consul five consecutive times (seven total), and won two decisive battles in 102 and 101&nbsp;BC. He also reformed the Roman army, giving it such a good reorganisation that it remained unchanged for centuries.


The first thirty years of the last century BC were characterised by serious internal problems that threatened the existence of the Republic. The [[Social War (91–88&nbsp;BC)|Social War]], between Rome and its allies, and the [[Roman Servile Wars|Servile Wars]] (slave uprisings) were hard conflicts,<ref>Plutarch Life of Crassus 8</ref> all within Italy, and forced the Romans to change their policy with regards to their allies and subjects.<ref>'''Smith''', ''A Dictionary of Greek and Roman Antiquities'', [http://www.ancientlibrary.com/smith-dgra/1041.html "Servus", p. 1038]; details the legal and military means by which people were enslaved.</ref> By then Rome had become an extensive power, with great wealth which derived from the conquered people (as tribute, food or manpower, i.e. slaves). The allies of Rome felt bitter since they had fought by the side of the Romans, and yet they were not citizens and shared little in the rewards. Although they lost the war, they finally got what they asked, and by the beginning of the 1st century AD practically all free inhabitants of Italy were Roman citizens.
The first thirty years of the last century BC were characterised by serious internal problems that threatened the existence of the Republic. The [[Social War (91–88&nbsp;BC)|Social War]], between Rome and its allies, and the [[Roman Servile Wars|Servile Wars]] (slave uprisings) were hard conflicts,<ref>Plutarch Life of Crassus 8.</ref> all within Italy, and forced the Romans to change their policy with regards to their allies and subjects.<ref>Smith, ''A Dictionary of Greek and Roman Antiquities'', [http://www.ancientlibrary.com/smith-dgra/1041.html "Servus", p. 1038] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130210042250/http://www.ancientlibrary.com/smith-dgra/1041.html |date=10 February 2013 }}; details the legal and military means by which people were enslaved.</ref> By then Rome had become an extensive power, with great wealth which derived from the conquered people (as tribute, food or manpower, i.e. slaves). The allies of Rome felt bitter since they had fought by the side of the Romans, and yet they were not citizens and shared little in the rewards. Although they lost the war, they finally got what they asked, and by the beginning of the 1st century AD practically all free inhabitants of Italy were Roman citizens.


However, the growth of the Imperium Romanum (Roman power) created new problems, and new demands, that the old political system of the Republic, with its annually elected magistrates and its sharing of power, could not solve. The dictatorship of [[Lucius Cornelius Sulla|Sulla]], the extraordinary commands of Pompey Magnus, and the first [[triumvirate]] made that clear. In January 49&nbsp;BC, [[Julius Caesar]] the conqueror of Gaul, marched his legions against Rome. In the following years, he vanquished his opponents, and ruled Rome for four years. After his assassination in 44&nbsp;BC, the Senate tried to reestablish the Republic, but its champions, [[Marcus Junius Brutus the Younger|Marcus Junius Brutus]] (descendant of the founder of the republic) and [[Gaius Cassius Longinus]] were defeated by Caesar's lieutenant [[Mark Antony|Marcus Antonius]] and Caesar's nephew, [[Augustus|Octavian]].
However, the growth of the Imperium Romanum (Roman power) created new problems, and new demands, that the old political system of the Republic, with its annually elected magistrates and its sharing of power, could not solve. [[Sulla's civil war]] and his later dictatorship, the extraordinary commands of [[Pompey|Pompey Magnus]], and the first [[triumvirate]] made that clear. In January 49&nbsp;BC, [[Julius Caesar]] the conqueror of Gaul, [[Crossing the Rubicon|crossed the Rubicon]] with his legions, occupying Rome and beginning a [[Caesar's civil war|civil war]] with Pompey. In the following years, he vanquished his opponents, and ruled Rome for four years. After his assassination in 44&nbsp;BC,<ref>{{Cite web |title=Mar 15, 44 BC: Julius Caesar Assassinated |url=https://education.nationalgeographic.org/resource/julius-caesar-assassinated/ |access-date=18 December 2023 |website=National Geographic |archive-date=19 December 2023 |archive-url=https://web.archive.org/web/20231219010335/https://education.nationalgeographic.org/resource/julius-caesar-assassinated/ |url-status=live }}</ref> the Senate tried to reestablish the Republic, but its champions, [[Marcus Junius Brutus the Younger|Marcus Junius Brutus]] (descendant of the founder of the republic) and [[Gaius Cassius Longinus]] were defeated by Caesar's lieutenant [[Mark Antony|Marcus Antonius]] and Caesar's nephew, [[Augustus|Octavian]].


The years 44–31&nbsp;BC mark the struggle for power between Marcus Antonius and Octavian (later known as Augustus). Finally, on 2 September 31&nbsp;BC, in the Greek promontory of [[Actium]], the final battle took place in the sea. Octavian was victorious, and became the sole ruler of Rome (and its empire). That date marks the end of the Republic and the beginning of the [[Principate]].<ref name="BBC">{{cite web |url=https://www.bbc.co.uk/history/ancient/romans/fallofromanrepublic_article_01.shtml |title=BBC – History – The Fall of the Roman Republic |author=BBC History |work=bbc.co.uk |year=2011}}</ref><ref>The Roman Republic was never restored; but nor was it abolished, so the event which signaled its transition to [[Roman Empire]] is a matter of interpretation. Historians have variously proposed the appointment of [[Julius Caesar]] as perpetual [[Roman dictator|dictator]] in 44&nbsp;BC, the defeat of [[Mark Antony]] at the [[Battle of Actium]] in 31&nbsp;BC, and the [[Roman Senate]]'s grant of extraordinary powers to [[Augustus|Octavian (Augustus)]] under the [[Augustus#First settlement|first settlement]] in 27&nbsp;BC, as candidates for the defining pivotal [[Epoch (reference date)|event]] ending the Republic.</ref>
The years 44–31&nbsp;BC mark the struggle for power between Marcus Antonius and Octavian (later known as Augustus). Finally, on 2 September 31&nbsp;BC, in the Greek promontory of [[Actium]], the final battle took place in the sea. Octavian was victorious, and became the sole ruler of Rome (and its empire). That date marks the end of the Republic and the beginning of the [[Principate]].<ref name="BBC">{{cite web |url=https://www.bbc.co.uk/history/ancient/romans/fallofromanrepublic_article_01.shtml |title=BBC – History – The Fall of the Roman Republic |work=BBC History |year=2011 |access-date=21 December 2019 |archive-date=9 December 2019 |archive-url=https://web.archive.org/web/20191209154544/http://www.bbc.co.uk/history/ancient/romans/fallofromanrepublic_article_01.shtml |url-status=live }}</ref><ref>The Roman Republic was never restored; but nor was it abolished, so the event which signalled its transition to [[Roman Empire]] is a matter of interpretation. Historians have variously proposed the appointment of [[Julius Caesar]] as perpetual [[Roman dictator|dictator]] in 44&nbsp;BC, the defeat of [[Mark Antony]] at the [[Battle of Actium]] in 31&nbsp;BC, and the [[Roman Senate]]'s grant of extraordinary powers to [[Augustus|Octavian (Augustus)]] under the [[Augustus#First settlement|first settlement]] in 27&nbsp;BC, as candidates for the defining pivotal [[Epoch (reference date)|event]] ending the Republic.</ref>


===Roman Empire===
=== Kekaisaran Romawi ===
{{Further|Roman Empire}}
{{Further|Roman Empire}}
{|border="1" cellpadding="4" cellspacing="0" style="float:right; width:300px; margin:0.5em 0 1em 1em; background:White; border:1px #aaa solid; border-collapse:collapse; font-size:95%;"
{|border="1" cellpadding="4" cellspacing="0" style="float:right; width:300px; margin:0.5em 0 1em 1em; background:White; border:1px #aaa solid; border-collapse:collapse; font-size:95%;"
Baris 177: Baris 207:
|}
|}


====Early Empire====
==== Permulaan kekaisaran ====
[[File:Vita Romae.webm|thumb|left|Life in Rome; animation in Latin with English subtitles]] By the end of the Republic, the city of Rome had achieved a grandeur befitting the capital of an empire dominating the whole of the [[Mediterranean Sea|Mediterranean]]. It was, at the time, the largest city in the world. Estimates of its peak population range from 450,000 to over 3.5&nbsp;million people with estimates of 1 to 2&nbsp;million being most popular with historians.<ref>{{cite book |last= Aldrete |first= Gregory S. |author-link= Gregory S. Aldrete |title= Daily life in the Roman city: Rome, Pompeii and Ostia |publisher= Greenwood Press |year= 2004 |location= Westport, CT |page= [https://archive.org/details/dailylifeinroman00aldr/page/22 22] |url=https://archive.org/details/dailylifeinroman00aldr |url-access= registration |quote= rome first city with one million inhabitants -.com .edu. |isbn= 0-313-33174-X |access-date= 8 July 2011}}</ref> This grandeur increased under [[Augustus]], who completed Caesar's projects and added many of his own, such as the [[Forum of Augustus]] and the [[Ara Pacis]]. He is said to have remarked that he found Rome a city of brick and left it a city of marble (''Urbem latericium invenit, marmoream reliquit''). Augustus's successors sought to emulate his success in part by adding their own contributions to the city. In AD 64, during the reign of [[Nero]], the [[Great Fire of Rome]] left much of the city destroyed, but in many ways it was used as an excuse for new development.<ref name="Tacitus, Annals XV.40">Tacitus, ''Annals''XV.40</ref><ref name="Fordham">{{cite web |url=http://www.fordham.edu/halsall/ancient/diocassius-nero1.html |title=Ancient History Sourcebook: Dio Cassius: Nero and the Great Fire 64 AD |last=Fordham.edu|work=fordham.edu |year=2009}}</ref>
[[File:Vita Romae.webm|thumb|left|Life in Rome; animation in Latin with English subtitles]] By the end of the Republic, the city of Rome had achieved a grandeur befitting the capital of an empire dominating the whole of the [[Mediterranean Sea|Mediterranean]]. It was, at the time, the largest city in the world. Estimates of its peak population range from 450,000 to over 3.5&nbsp;million people with estimates of 1 to 2&nbsp;million being most popular with historians.<ref>{{cite book |last= Aldrete |first= Gregory S. |author-link= Gregory S. Aldrete |title= Daily life in the Roman city: Rome, Pompeii and Ostia |publisher= Greenwood Press |year= 2004 |location= Westport, CT |page= [https://archive.org/details/dailylifeinroman00aldr/page/22 22] |url=https://archive.org/details/dailylifeinroman00aldr |url-access= registration |quote= rome first city with one million inhabitants -.com .edu. |isbn= 0-313-33174-X |access-date= 8 July 2011}}</ref> This grandeur increased under [[Augustus]], who completed Caesar's projects and added many of his own, such as the [[Forum of Augustus]] and the [[Ara Pacis]]. He is said to have remarked that he found Rome a city of brick and left it a city of marble (''Urbem latericium invenit, marmoream reliquit''). Augustus's successors sought to emulate his success in part by adding their own contributions to the city. In AD 64, during the reign of [[Nero]], the [[Great Fire of Rome]] left much of the city destroyed, but in many ways it was used as an excuse for new development.<ref name="Tacitus, Annals XV.40">Tacitus, ''Annals''XV.40</ref><ref name="Fordham">{{cite web |url=http://www.fordham.edu/halsall/ancient/diocassius-nero1.html |title=Ancient History Sourcebook: Dio Cassius: Nero and the Great Fire 64 AD |last=Fordham.edu|work=fordham.edu |year=2009}}</ref>


Baris 186: Baris 216:
Rome's population declined after its apex in the 2nd century. At the end of that century, during the reign of [[Marcus Aurelius]], the [[Antonine Plague]] killed 2,000 people a day.<ref>{{cite news|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/england/gloucestershire/7374836.stm |title='Plague' killed Roman grave dead |work=BBC News |date=30 April 2008}}</ref> Marcus Aurelius died in 180, his reign being the last of the "[[Five Good Emperors]]" and [[Pax Romana]]. His son [[Commodus]], who had been co-emperor since AD 177, assumed full imperial power, which is most generally associated with the gradual decline of the Western Roman Empire. Rome's population was only a fraction of its peak when the [[Aurelian Walls|Aurelian Wall]] was completed in the year 273 (in that year its population was only around 500,000). At this time, part of the Roman aristocratic class circulated in Rome following the catastrophic eruption of [[Mount Vesuvius]] in 79 AD, which destroyed the city of [[Pompeii]].
Rome's population declined after its apex in the 2nd century. At the end of that century, during the reign of [[Marcus Aurelius]], the [[Antonine Plague]] killed 2,000 people a day.<ref>{{cite news|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/england/gloucestershire/7374836.stm |title='Plague' killed Roman grave dead |work=BBC News |date=30 April 2008}}</ref> Marcus Aurelius died in 180, his reign being the last of the "[[Five Good Emperors]]" and [[Pax Romana]]. His son [[Commodus]], who had been co-emperor since AD 177, assumed full imperial power, which is most generally associated with the gradual decline of the Western Roman Empire. Rome's population was only a fraction of its peak when the [[Aurelian Walls|Aurelian Wall]] was completed in the year 273 (in that year its population was only around 500,000). At this time, part of the Roman aristocratic class circulated in Rome following the catastrophic eruption of [[Mount Vesuvius]] in 79 AD, which destroyed the city of [[Pompeii]].


====Crisis of the Third Century====
==== Krisis abad ke-3 ====
Starting in the early 3rd century, matters changed. The "[[Crisis of the Third Century]]" defines the disasters and political troubles for the Empire, which nearly collapsed. The new feeling of danger and the menace of barbarian invasions was clearly shown by the decision of Emperor [[Aurelian]], who at year 273 finished encircling the capital itself with a massive [[Aurelian Walls|wall]] which had a perimeter that measured close to {{convert|20|km|0|abbr=on|lk=off}}. Rome formally remained capital of the [[Roman Empire|empire]], but emperors spent less and less time there. At the end of 3rd century [[Diocletian]]'s political reforms, Rome was deprived of its traditional role of administrative capital of the Empire. Later, [[Western Roman Empire|western emperors]] ruled from [[Milan]] or [[Ravenna]], or cities in [[Gaul]]. In 330, [[Constantine I]] established a second capital at [[Constantinople]].
Starting in the early 3rd century, matters changed. The "[[Crisis of the Third Century]]" defines the disasters and political troubles for the Empire, which nearly collapsed. The new feeling of danger and the menace of barbarian invasions was clearly shown by the decision of Emperor [[Aurelian]], who at year 273 finished encircling the capital itself with a massive [[Aurelian Walls|wall]] which had a perimeter that measured close to {{convert|20|km|0|abbr=on|lk=off}}. Rome formally remained capital of the [[Roman Empire|empire]], but emperors spent less and less time there. At the end of 3rd century [[Diocletian]]'s political reforms, Rome was deprived of its traditional role of administrative capital of the Empire. Later, [[Western Roman Empire|western emperors]] ruled from [[Milan]] or [[Ravenna]], or cities in [[Gaul]]. In 330, [[Constantine I]] established a second capital at [[Constantinople]].


====Christianization====
==== Kristenisasi ====
{{Further|Early Christianity|Decline of Greco-Roman polytheism|Constantinian shift|State church of the Roman Empire}}
{{Further|Early Christianity|Decline of Greco-Roman polytheism|Constantinian shift|State church of the Roman Empire}}


Baris 202: Baris 232:
The Empire's conversion to Christianity made the [[Pope|Bishop of Rome]] (later called the Pope) the senior religious figure in the Western Empire, as officially stated in 380 by the [[Edict of Thessalonica]]. In spite of its increasingly marginal role in the Empire, Rome retained its historic prestige, and this period saw the last wave of construction activity: Constantine's predecessor [[Maxentius]] built buildings such as its basilica in the [[Roman Forum|Forum]], Constantine himself erected the [[Arch of Constantine]] to celebrate his victory over the former, and [[Diocletian]] built the greatest [[Baths of Diocletian|baths]] of all. Constantine was also the first patron of official Christian buildings in the city. He donated the [[Lateran Palace]] to the Pope, and built the first great basilica, the [[old St. Peter's Basilica]].
The Empire's conversion to Christianity made the [[Pope|Bishop of Rome]] (later called the Pope) the senior religious figure in the Western Empire, as officially stated in 380 by the [[Edict of Thessalonica]]. In spite of its increasingly marginal role in the Empire, Rome retained its historic prestige, and this period saw the last wave of construction activity: Constantine's predecessor [[Maxentius]] built buildings such as its basilica in the [[Roman Forum|Forum]], Constantine himself erected the [[Arch of Constantine]] to celebrate his victory over the former, and [[Diocletian]] built the greatest [[Baths of Diocletian|baths]] of all. Constantine was also the first patron of official Christian buildings in the city. He donated the [[Lateran Palace]] to the Pope, and built the first great basilica, the [[old St. Peter's Basilica]].


==== Invasi bangsa Jermani dan tumbangnya kekaisaran barat ====
====Germanic invasions and collapse of the Western Empire====
[[File:Basilica of Saint Lawrence outside the Walls.jpg|thumb|220px|right|The ancient basilica of St. Lawrence outside the walls was built directly over the tomb of the people's favourite Roman martyr]]
[[File:Basilica of Saint Lawrence outside the Walls.jpg|thumb|220px|right|The ancient basilica of St. Lawrence outside the walls was built directly over the tomb of the people's favourite Roman martyr]]


Baris 211: Baris 241:
At the beginning of the 6th century Rome's population may have been less than 100,000. Many monuments were being destroyed by the citizens themselves, who stripped stones from closed temples and other precious buildings, and even burned statues to make lime for their personal use. In addition, most of the increasing number of churches were built in this way. For example, the [[Old Saint Peter's Basilica|first Saint Peter's Basilica]] was erected using spoils from the abandoned [[Circus of Nero]].<ref name=met>{{cite journal |author= Boorsch, Suzanne |date= Winter 1982–1983 |title= The Building of the Vatican: The Papacy and Architecture |journal= The Metropolitan Museum of Art Bulletin |volume= 40 |issue= 3 |pages= 4–8 }}</ref> This architectural cannibalism was a constant feature of Roman life until the [[Renaissance]]. From the 4th century, imperial edicts against stripping of stones and especially marble were common, but the need for their repetition shows that they were ineffective. Sometimes new churches were created by simply taking advantage of early Pagan temples, while sometimes changing the Pagan god or hero to a corresponding Christian saint or martyr. In this way, the Temple of Romulus and Remus became the basilica of the twin saints [[Santi Cosma e Damiano|Cosmas and Damian]]. Later, the [[Pantheon, Rome|Pantheon]], Temple of All Gods, became the church of All Martyrs.
At the beginning of the 6th century Rome's population may have been less than 100,000. Many monuments were being destroyed by the citizens themselves, who stripped stones from closed temples and other precious buildings, and even burned statues to make lime for their personal use. In addition, most of the increasing number of churches were built in this way. For example, the [[Old Saint Peter's Basilica|first Saint Peter's Basilica]] was erected using spoils from the abandoned [[Circus of Nero]].<ref name=met>{{cite journal |author= Boorsch, Suzanne |date= Winter 1982–1983 |title= The Building of the Vatican: The Papacy and Architecture |journal= The Metropolitan Museum of Art Bulletin |volume= 40 |issue= 3 |pages= 4–8 }}</ref> This architectural cannibalism was a constant feature of Roman life until the [[Renaissance]]. From the 4th century, imperial edicts against stripping of stones and especially marble were common, but the need for their repetition shows that they were ineffective. Sometimes new churches were created by simply taking advantage of early Pagan temples, while sometimes changing the Pagan god or hero to a corresponding Christian saint or martyr. In this way, the Temple of Romulus and Remus became the basilica of the twin saints [[Santi Cosma e Damiano|Cosmas and Damian]]. Later, the [[Pantheon, Rome|Pantheon]], Temple of All Gods, became the church of All Martyrs.


==== Usaha restorasi Romawi Timur ====
====Eastern Roman (Byzantine) restoration====
{{Further|Ostrogothic Kingdom|Duchy of Rome|Sack of Rome (546)}}
{{Further|Ostrogothic Kingdom|Duchy of Rome|Sack of Rome (546)}}
[[File:Roma-Porta San Paolo.JPG|thumb|220px|[[Porta San Paolo]], a gate in the [[Aurelian Walls]], built between 271 AD and 275 AD. During the [[Gothic War (535–554)|Gothic Wars]] of the mid-6th century, Rome was besieged several times by Eastern Roman and Ostrogoth armies. Ostrogoths of Totila entered through this gate in 549, because of the treason of the [[Isauria]]n garrison.]]
[[File:Roma-Porta San Paolo.JPG|thumb|220px|[[Porta San Paolo]], a gate in the [[Aurelian Walls]], built between 271 AD and 275 AD. During the [[Gothic War (535–554)|Gothic Wars]] of the mid-6th century, Rome was besieged several times by Eastern Roman and Ostrogoth armies. Ostrogoths of Totila entered through this gate in 549, because of the treason of the [[Isauria]]n garrison.]]
Baris 236: Baris 266:
Then, in 663, Rome had its first imperial visit for two centuries, by [[Constans II]]—its worst disaster since the Gothic Wars when the Emperor proceeded to strip Rome of metal, including that from buildings and statues, to provide armament materials for use against the [[Saracen]]s. However, for the next half century, despite further tensions, Rome and the Papacy continued to prefer continued Byzantine Roman rule: in part because the alternative was Lombard rule, and in part because Rome's food was largely coming from Papal estates elsewhere in the Empire, particularly [[Sicily]].
Then, in 663, Rome had its first imperial visit for two centuries, by [[Constans II]]—its worst disaster since the Gothic Wars when the Emperor proceeded to strip Rome of metal, including that from buildings and statues, to provide armament materials for use against the [[Saracen]]s. However, for the next half century, despite further tensions, Rome and the Papacy continued to prefer continued Byzantine Roman rule: in part because the alternative was Lombard rule, and in part because Rome's food was largely coming from Papal estates elsewhere in the Empire, particularly [[Sicily]].


== Abad Pertengahan Roma ==
==Medieval Rome==


{|border="1" cellpadding="4" cellspacing="0" style="float:right; width:300px; margin:0.5em 0 1em 1em; background:White; border:1px #aaa solid; border-collapse:collapse; font-size:95%;"
{|border="1" cellpadding="4" cellspacing="0" style="float:right; width:300px; margin:0.5em 0 1em 1em; background:White; border:1px #aaa solid; border-collapse:collapse; font-size:95%;"
Baris 584: Baris 614:
Rome's [[Leonardo da Vinci–Fiumicino Airport]] opened in 1961.
Rome's [[Leonardo da Vinci–Fiumicino Airport]] opened in 1961.
[[Tourism in Rome|Tourism]] brings an average of 7–10&nbsp;million visitors a year. Rome is the 3rd most visited city in the [[European Union]], after [[London]] and [[Paris]].
[[Tourism in Rome|Tourism]] brings an average of 7–10&nbsp;million visitors a year. Rome is the 3rd most visited city in the [[European Union]], after [[London]] and [[Paris]].
The [[Colosseum]] (4&nbsp;million tourists) and the [[Vatican Museum]]s (4.2&nbsp;million tourists) are the 39th and 37th (respectively) most visited places in the world, according to a 2009 study.<ref name="itvnews.tv">{{cite news|url=http://www.itvnews.tv/Blog/Blog/the-50-most-visited-places.html|archive-url=https://web.archive.org/web/20091002073926/http://www.itvnews.tv/Blog/Blog/the-50-most-visited-places.html|archive-date=2 October 2009|title=The Fifty Most Visited Places in the World|publisher=ITV News}}</ref> Many of the ancient monuments of Rome were restored by the Italian state and by the [[Vatican City|Vatican]] for the [[Great Jubilee|2000 Jubilee]].
The [[Colosseum]] (4&nbsp;million tourists) and the [[Vatican Museum]]s (4.2&nbsp;million tourists) are the 39th and 37th (respectively) most visited places in the world, according to a 2009 study.<ref name="itvnews.tv">{{cite news|url=http://www.itvnews.tv/Blog/Blog/the-50-most-visited-places.html|archive-url=https://web.archive.org/web/20091002073926/http://www.itvnews.tv/Blog/Blog/the-50-most-visited-places.html|archive-date=2 October 2009|title=The Fifty Most Visited Places in the World|publisher=ITV News}}</ref> Many of the ancient monuments of Rome were restored by the Italian state and by the [[Vatican City|Vatican]] for the [[Great Jubilee|2000 Jubilee]].-->


== Pusat kota bersejarah ==
== Kawasan bersejarah ==
{{Further|Daftar monumen kuno di Roma|Daftar monumen di Forum Romawi|Gereja-gereja di Roma}}
{{Further|Daftar monumen kuno di Roma|Daftar monumen di Forum Romawi|Gereja-gereja di Roma}}
{{Further|Pariwisata di Roma|Daftar daya tarik wisata di Roma}}
{{Further|Pariwisata di Roma|Daftar daya tarik wisata di Roma}}
Meskipun sekarang ini Roma merupakan sebuah [[metropolis]] modern, berbagai tahap dalam penjalanan panjang sejarahnya masih tampak membekas pada kota ini. Pusat bersejarah, yang diidentifikasi sebagai bagian dari lingkungan yang pernah dikelilingi tembok pada zaman Kekaisaran Roma, penuh dengan tinggalan-tinggalan arkeologis dari zaman Romawi Kuno. Tinggalan-tinggalan tersebut terus-menerus diekskavasi dan dibuka untuk umum, misalnya [[Koloseum]], [[Forum Romawi]], dan [[Katakomba Roma|katakombe-katakombe]]. There are areas with remains from [[Medieval]] times. There are palaces and artistic treasures from the [[Renaissance]]; fountains, churches and palaces from [[Baroque]] times. There is art and architecture from the [[Art Nouveau]], [[Neoclassical architecture|Neoclassic]], [[Modernist]] and [[Rationalist]] periods. There are museums, such as the [[Capitoline Museums|Musei Capitolini]], the [[Vatican Museums]], [[Galleria Borghese]].
Meskipun dewasa ini Roma merupakan sebuah [[metropolis]] modern, berbagai tahap dalam penjalanan panjang sejarahnya masih membekas. Kawasan bersejarah, yang diidentifikasi sebagai bagian dari lingkungan bertembok pada zaman Kekaisaran Roma, penuh dengan petilasan Romawi Kuno. Petilasan-petilasan tersebut terus-menerus diekskavasi dan terbuka untuk umum, misalnya [[Koloseum]], [[Forum Romawi]], dan [[Katakomba Roma|katakombe-katakombe]]. Ada pula petilasan-petilasan dari [[Abad Pertengahan]], istana-istana dan karya-karya seni dari Abad [[Renaisans]], maupun sekian banyak pancuran, gereja, dan istana peninggalan zaman [[Barok]]. Ada karya seni dan arsitektur periode [[Art Nouveau]], periode [[arsitektur Neoklasik|Neoklasik]], periode [[Modernis]], dan periode [[Rasionalis]], maupun museum-museum seperti [[Musei Capitolini]], [[Museum Vatikan]], dan [[Galleria Borghese]].


Parts of the historical centre were reorganised after the 19th-century [[Italian Unification]] (1880–1910 – ''Roma Umbertina''). The increase of population caused by the centralisation of the Italian state necessitated new infrastructure and accommodation. There were also substantial alterations and adaptations made during the [[Fascist]] period, for example, the creation of the [[Via dei Fori Imperiali]]; and the [[Via della Conciliazione]] in front of the Vatican. These projects involved the destruction of a large part of the old [[Borgo (rione of Rome)|Borgo]] neighbourhood. New [[quartieri]] were founded, such as EUR ([[Esposizione Universale Roma]]), San Basilio, Garbatella, Cinecittà, Trullo and Quarticciolo. So great was the influx of people that on the coast, there was restructuring of [[Ostia (quarter of Rome)|Ostia]] and the inclusion of bordering villages such as Labaro, Osteria del Curato, Quarto Miglio, Capannelle, Pisana, Torrevecchia, Ottavia, Casalotti.-->
Petilasan-petilasan di kawasan bersejarah ditata kembali selepas [[Penyatuan Italia]] (tahun 1880–1910 – ''Roma Umbertina'') pada abad ke-19. Lonjakan populasi akibat sentralisasi negara Italia melahirkan kebutuhan akan prasarana dan akomodasi yang baru. Ada pula alterasi dan adaptasi substansial yang dilakukan pada zaman [[Fasis]], misalnya pembangunan [[Via dei Fori Imperiali]], dan [[Via della Conciliazione]] di depan Vatikan. Proyek-proyek pembangunan tersebut dapat dijalankan sesudah menghancurkan sebagian besar lingkungan [[Borgo (rione Rome)|Borgo]] lama. [[Quartieri]] baru pun dibangun, misalnya EUR ([[Esposizione Universale Roma]]), San Basilio, Garbatella, Cinecittà, Trullo, dan Quarticciolo. Akibat derasnya arus pendatang ke pesisir, [[Ostia (lingkungan di Roma)|Ostia]] pun direstrukturisasi, dan kawasan kota diperluas sehingga melingkupi desa-desa di sekitar Roma, seperti Labaro, Osteria del Curato, Quarto Miglio, Capannelle, Pisana, Torrevecchia, Ottavia, dan Casalotti.


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
*[[Teknologi Romawi]]
*[[Teknologi Romawi]]
*[[Lini masa kota Roma]]
*[[Linimasa kota Roma]]
*[[Lini masa sejarah bangsa Romawi]]
*[[Linimasa sejarah bangsa Romawi]]


== Rujukan ==
== Rujukan ==
Baris 603: Baris 633:


=== Kepustakaan ===
=== Kepustakaan ===
*{{cite book|last=Beard|first=Mary|author-link=Mary Beard (classicist)|title=SPQR: A History of Ancient Rome|year=2015|location=New York & London|publisher=Liveright Publishing|isbn=978-0-87140-423-7}}
*{{cite book|last=Beard|first=Mary|author-link=Mary Beard (classicist)|title=SPQR: A History of Ancient Rome|url=https://archive.org/details/spqrhistoryofanc0000bear_b2c1|year=2015|location=New York & London|publisher=Liveright Publishing|isbn=978-0-87140-423-7}}
*{{cite book|last=Bloch|first=Raymond|title=The ancient civilization of the Etruscans|url=https://archive.org/details/ancientcivilizat00bloc|url-access=registration|location=New York|publisher=Cowles Book|year=1969}}
*{{cite book|last=Bloch|first=Raymond|title=The ancient civilization of the Etruscans|url=https://archive.org/details/ancientcivilizat00bloc|url-access=registration|location=New York|publisher=Cowles Book|year=1969}}
*{{Cite book|title=A history of Rome to 565 A. D. |author=Boak, Arthur Edward Romilly |year=1921 |publisher=Macmillan |location=New York|url=https://archive.org/details/bub_gb_5bsoAAAAYAAJ}}
*{{Cite book|title=A history of Rome to 565 A. D. |author=Boak, Arthur Edward Romilly |year=1921 |publisher=Macmillan |location=New York|url=https://archive.org/details/bub_gb_5bsoAAAAYAAJ}}
*{{cite book|editor-last=Bonfante|editor-first=Larissa |title=Etruscan Life and Afterlife: a Handbook of Etruscan Studies|location=Warminster|publisher=Aris and Phillips|year=1986}}
*{{cite book|editor-last=Bonfante|editor-first=Larissa |title=Etruscan Life and Afterlife: a Handbook of Etruscan Studies|url=https://archive.org/details/etruscanlifeafte0000unse_t0o5|location=Warminster|publisher=Aris and Phillips|year=1986}}
*{{cite book|last=Bonfante|first=Larissa|title=Etruscan|publisher=University of California Press|year=1990|isbn=0-520-07118-2}}
*{{cite book|last=Bonfante|first=Larissa|title=Etruscan|url=https://archive.org/details/etruscan0000bonf|publisher=University of California Press|year=1990|isbn=0-520-07118-2}}
*{{cite book|last=Bonfante|first=Larissa |title=''Etruscan Inscriptions and Etruscan Religion in'' The Religion of the Etruscans|location=Austin |publisher=University of Texas Press|year=2006|ref=Bonfante2006}}
*{{cite book|last=Bonfante|first=Larissa |title=''Etruscan Inscriptions and Etruscan Religion in'' The Religion of the Etruscans|location=Austin |publisher=University of Texas Press|year=2006|ref=Bonfante2006}}
*{{cite book|author=Bonfante, G.|author2=L. Bonfante|title=The Etruscan Language. An Introduction|publisher=Manchester University Press|year=2002|ref=Bonfante2002}}
*{{cite book|author=Bonfante, G.|author2=L. Bonfante|title=The Etruscan Language. An Introduction|publisher=Manchester University Press|year=2002|ref=Bonfante2002}}
Baris 617: Baris 647:
*[[Theodor Mommsen]] ''The History of Rome, Books I, II, III, IV, V.''
*[[Theodor Mommsen]] ''The History of Rome, Books I, II, III, IV, V.''
*{{cite book|author=Frost Abbott, Frank|title=A history and description of Roman political institutions|url=https://archive.org/details/ahistoryanddesc03abbogoog|year=1911|publisher=Harvard Univ. Press|isbn=0-543-92749-0}}
*{{cite book|author=Frost Abbott, Frank|title=A history and description of Roman political institutions|url=https://archive.org/details/ahistoryanddesc03abbogoog|year=1911|publisher=Harvard Univ. Press|isbn=0-543-92749-0}}
*{{cite book|last=Kertzer|first=David|author-link=David Kertzer|title=Prisoner of the Vatican|location=Boston|publisher=Houghton Mifflin Company|year=2004|isbn=0-618-22442-4}}
*{{cite book|last=Kertzer|first=David|author-link=David Kertzer|title=Prisoner of the Vatican|url=https://archive.org/details/prisonerofvatica00unse|location=Boston|publisher=Houghton Mifflin Company|year=2004|isbn=0-618-22442-4}}


==== Atribusi ====
==== Atribusi ====
Baris 628: Baris 658:
*[http://www.zeno.org/Geschichte/M/Mommsen,+Theodor/R%C3%B6mische+Geschichte ''Römische Geschichte'', dalam bahasa Jerman]
*[http://www.zeno.org/Geschichte/M/Mommsen,+Theodor/R%C3%B6mische+Geschichte ''Römische Geschichte'', dalam bahasa Jerman]


== Bahan bacaan lanjutan ==
== Bacaan lanjutan ==
*{{cite book|author=Thomas W. Africa|title=The immense majesty: a history of Rome and the Roman Empire|url=https://books.google.com/books?id=SYgTAQAAIAAJ|year=1991|publisher=Harlan Davidson|isbn=978-0-88295-874-3}} [https://www.questia.com/read/111783608?title=The%20Immense%20Majesty%3a%20%20A%20History%20of%20Rome%20and%20the%20Roman%20Empire edisi daring]
*{{cite book|author=Thomas W. Africa|title=The immense majesty: a history of Rome and the Roman Empire|url=https://books.google.com/books?id=SYgTAQAAIAAJ|year=1991|publisher=Harlan Davidson|isbn=978-0-88295-874-3}} [https://www.questia.com/read/111783608?title=The%20Immense%20Majesty%3a%20%20A%20History%20of%20Rome%20and%20the%20Roman%20Empire edisi daring]
*{{cite book|author1=Roloff Beny|author-link=Roloff Beny|author2=Peter Gunn|title=The churches of Rome|url=https://books.google.com/books?id=kyAeqICKFOoC|year=1981|publisher=[[Simon & Schuster]]|isbn=978-0-671-43447-2}}
*{{cite book|author1=Roloff Beny|author-link=Roloff Beny|author2=Peter Gunn|title=The churches of Rome|url=https://books.google.com/books?id=kyAeqICKFOoC|year=1981|publisher=[[Simon & Schuster]]|isbn=978-0-671-43447-2}}

Revisi terkini sejak 12 September 2024 16.04

Negara-negara bersejarah
Roma: Puing-Puing Forum, Di Tentangan Kapitol, lukisan karya Canaletto (tahun 1742)

Sejarah Roma melingkupi sejarah kota Roma maupun sejarah peradaban bangsa Romawi Kuno. Sejarah bangsa Romawi telah memengaruhi dunia modern, teristimewa dalam perjalanan sejarah Gereja Katolik, sementara tatanan hukum bangsa Romawi telah memengaruhi banyak tatanan hukum modern. Sejarah bangsa Romawi dapat dibagi menjadi beberapa babak sebagai berikut:

Asal-usul kebahasaan dari nama Roma sudah sering diteliti. Menurut salah satu pendapat, nama Roma terambil dari kata Yunani Rṓmē (Ῥώμη), artinya "keberanian" atau "ketabahan",[2] mungkin sekali berasal dari akar kata *rum-, artinya "puting", yang diteorikan merujuk kepada totem serigala yang mengadopsi dan menyusui bayi kembar manusia, bahkan nama si kembar pun masih mirip-mirip dengan akar kata tersebut. Agaknya nama Etruski kota ini adalah Ruma.[3] Bandingan juga dengan kata Rumon, nama lama Sungai Tiber. Etimologi lebih lanjut dari nama Roma masih belum jelas, sama seperti kebanyakan kata Etruski. Thomas G. Tucker di dalam bukunya, Concise Etymological Dictionary of Latin (terbit tahun 1931), berpendapat bahwa nama itu mungkin sekali berasal dari kata *urobsma (bdk. urbs, robur) dan bisa juga dari kata-kata lain, "tetapi kecil kemungkinannya" berasal dari kata *urosma yang berarti "bukit" (bdk. kata Sangsekerta warsman- yang berarti "tinggi, ujung," kata Slavonika Lama врьхъ yang berarti "kemuncak, mercu", kata Rusia верх yang berarti "bagian atas, ke atas", kata Lituania virsus yang berarti "sebelah atas").

Linimasa Roma Kuno

[sunting | sunting sumber]
Linimasa Roma
Kerajaan Romawi dan Republik Romawi
753 SM Menurut legenda, Romulus mendirikan kota Roma.
753–509 SM Pemerintahan ketujuh Raja Roma.
509 SM Pembentukan negara Republik Roma.
390 SM Bangsa Galia menyerbu Roma. Kota Roma dijarah habis-habisan.
264–146 SM Perang-perang Punik.
146–44 SM Perang Mitra dan Perang Saudara. Marius, Sula, Pompeyus, dan Yulius Kaisar tampil mengemuka.
44 SM Yulius Kaisar tewas terbunuh.

Sejarah perdana

[sunting | sunting sumber]

Prasejarah

[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan bukti arkeologis, lingkungan kota Roma diperkirakan sudah didiami manusia selambat-lambatnya sejak 5.000 tahun silam, tetapi lapisan padat puing-puing yang jauh lebih muda umurnya mengaburkan keberadaan situs-situs zaman Batu Tua dan Batu Muda.[4] Bukti arkeologis tersebut mengisyaratkan bahwa cikal bakal terbentuknya kota Roma pada masa purba juga sudah dikaburkan oleh legenda pendirian kota Roma yang menampilkan tokoh Romulus dan Remus.

Menurut tradisi, kota Roma didirikan pada tanggal 21 April 753 SM, mengacu kepada keterangan Marcus Terentius Varro,[5] dan kira-kira sejak saat itu kota Roma maupun daerah Latium terus-menerus didiami manusia nyaris tanpa jeda. Usaha-usaha ekskavasi pada tahun 2014 telah menyingkap keberadaan tembok yang dibangun jauh sebelum tahun 753 SM. Para arkeolog menemukan tembok batu dan pecahan tembikar yang diperkirakan berasal dari rentang waktu abad ke-9 SM sampai permulaan abad ke-8 SM. Selain itu terdapat pula bukti kedatangan manusia ke bukit Palatin seawal-awalnya pada abad ke-10 SM.[6][7]

Situs Area Sant'Omobono sangat penting artinya bagi usaha memahami tiga proses yang saling berkaitan, yaitu monumentalisasi, urbanisasi, dan pembentukan negara di kota Roma menjelang akhir zaman Purba. Situs kuil Sant'Omobono diperkirakan berasal dari abad ke-7 sampai ke–6 SM, sehingga menjadikannya reruntuhan kuil tertua di Roma yang sudah diketahui keberadaannya.[8]

Legenda asal mula kota Roma

[sunting | sunting sumber]
Serigala Kapitolin menyusui si kembar Romulus dan Remus

Asal mula nama kota Roma diduga berasal dari nama Romulus, tokoh legendaris yang dipercaya sebagai pendiri sekaligus raja pertamanya.[9] Konon Romulus dan Remus, anak kembar Dewa Mars dan masih terhitung keturunan Aeneas, pahlawan Troya, disusui seekor serigala betina sesudah ditelantarkan, dan sesudah dewasa berikhtiar mendirikan sebuah kota. Keduanya bertengkar, Romulus membunuh Remus, kemudian menamai kota baru itu menurut namanya sendiri. Sesudah mendirikan dan menamai kotanya sebagaimana dikisahkan dalam legenda tersebut, Romulus tanpa pandang bulu menyambut siapa saja, segala macam orang dari semua lapisan masyarakat, baik budak maupun orang merdeka, untuk menjadi warga negara kota Roma.[10] Agar rakyatnya dapat membina rumah tangga, Romulus mengundang suku-suku tetangga menghadiri sebuah perayaan yang diselenggarakan di Roma, kemudian melarikan anak-anak gadis mereka (dikenal sebagai peristiwa penculikan perempuan-perempuan Sabini). Seusai perang melawan orang Sabini, Romulus berbagi takhta dengan Titus Tatius, raja orang Sabini.[11] Romulus memilih 100 orang dari antara warga Roma yang paling berbudi untuk membentuk senatus (majelis tua-tua), dewan penasihat raja. Seratus tetua tersebut ia sapa dengan panggilan pater (bapa), dan keturunan merekalah yang kemudian hari dihormati sebagai patricius (bangsawan). Ia membentuk tiga centuria (pasukan seratus) eques (prajurit berkuda), yakni Ramni (artinya orang Romawi), Titii (menurut nama raja orang Sabini), dan Luceri (orang Etruski). Ia juga membagi rakyatnya menjadi tiga puluh curia (majelis). Nama tiap-tiap curia diambil dari nama tiga puluh perempuan Sabini yang berjasa melerai dan mengakhiri peperangan antara Romulus dan Tatius. Tiga puluh curia tersebut menjadi satuan-satuan pengambil keputusan melalui pemungutan suara di dalam comitia curiata (sidang majelis).[12]

Pembentukan kota

[sunting | sunting sumber]

Cikal bakal kota Roma adalah padang-padang penggembalaan atau perkampungan-perkampungan di atas Bukit Palatin dan bukit-bukit di sekitarnya, kira-kira 30 km (19 mi) dari Laut Tirenia di tepi selatan Sungai Tiber. Mungkin sekali Bukit Kuirinal adalah pangkalan terdepan orang Sabini, salah satu kelompok masyarakat penutur rumpun bahasa Itali. Di lokasi tersebut, aliran Sungai Tiber berkelok. Di tengah kelokan sungai terdapat sebuah pulau yang menandai perairan dangkal, tempat orang dapat menyeberang dengan mudah. Dengan lokasi semacam ini, Roma berada di persimpangan lalu lintas sungai dan jalur ulang-alik utara-selatan kaum pedagang di kawasan barat Jazirah Italia.

Temuan-temuan arkeologis membuktikan bahwa pada abad ke-8 SM sudah ada dua permukiman berkubu di lokasi yang kemudian hari menjadi kawasan kota Roma, yakni permukiman orang Rumi di Bukit Palatin dan permukiman orang Titientes di Bukit Kuirinal, dibekingi orang Luceres yang mendiami hutan-hutan di sekitarnya.[13] Rumi, Titientes, dan Luceres hanyalah tiga di antara sekian banyak komunitas penutur rumpun bahasa Itali di daerah Latium, sebuah dataran luas di Jazirah Italia, pada milenium pertama SM. Masyarakat-masyarakat penutur rumpun bahasa Itali terbentuk pada zaman prasejarah sehingga asal-usulnya tidak diketahui secara pasti, tetapi rumpun bahasa India-Eropa yang mereka tuturkan datang dari timur pada seperdua akhir milenium ke-2 SM.

Menurut Dionisios dari Halikarnasos, banyak sejarawan Romawi (termasuk Porcius Cato dan Gaius Sempronius) beranggapan bahwa nenek moyang bangsa Romawi (keturunan kaum Aborigines) adalah orang Yunani, kendati anggapan itu sesungguhnya mereka dapatkan dari khazanah sastra legenda Yunani.[14] Orang Sabini, pada khususnya, adalah masyarakat yang pertama kali mengemuka di dalam uraian Dionisios dari Halikarnasos. Menurut Dionisios, orang Sabini tanpa disangka-sangka merebut Lista, kota yang dianggap sebagai ibu kota kaum Aborigines.[15]

Konteks Itali

[sunting | sunting sumber]
Makam François, petilasan bangsa Etruski dari abad ke-6 SM

Masyarakat penutur rumpun bahasa Itali di lokasi tersebut terdiri atas orang Latini (di sebelah barat), orang Sabini (di sebelah hulu lembah Sungai Tiber), orang Umbri (di sebelah timur laut), orang Samni (di sebelah Selatan), orang Osci, dan lain-lain. Pada abad ke-8 SM, kelompok-kelompok tersebut mendiami Jazirah Italia bersama-sama dengan dua bangsa besar, bangsa Etruski di utara dan bangsa Yunani di selatan.

Bangsa Etruski (Etrusci atau Tusci dalam bahasa Latin) diketahui berdiam di sebelah utara dari Roma, di Etruria (kawasan utara daerah Lazio, daerah Toskana, dan sebagian daerah Umbria sekarang ini). Bangsa ini mendirikan kota-kota seperti Tarquinia, Veii, dan Volterra. Budaya mereka pun sangat mempengaruhi budaya bangsa Romawi, mengingat beberapa Raja Roma menurut mitos adalah orang Etruski. Lantaran ketiadaan peninggalan pustaka, sastra keagamaan atau filsafat, sebagian besar pengetahuan tentang peradaban Etruski didapatkan para sejarawan dari barang-barang bekal kubur dan temuan-temuan makam.[16]

Bangsa Yunani sudah mendirikan banyak koloni di kawasan selatan Jazirah Italia antara tahun 750 sampai 550 SM (kemudian hari disebut daerah Magna Graecia oleh bangsa Romawi), antara lain Kumai, Napoli, Regio Kalabria, Kroton, Sibaris, dan Taranto, demikian pula di sepertiga bagian Sisilia, yakni di bagian timur pulau itu.[17][18]

Zaman daulat Etruski

[sunting | sunting sumber]
Kuil Yupiter Aditama Mahabesar, tahun 526-509 SM[19]
Tembok Servius, tembok pertama kota Roma, sebutannya terambil dari nama Raja Servius Tullius

Sesudah tahun 650 SM, bangsa Etruski kian berkuasa dan memperluas wilayah kedaulatannya sampai ke tengah kawasan utara Jazirah Italia. Menurut tradisi bangsa Romawi, tujuh orang raja silih berganti memerintah kota Roma dari tahun 753 sampai tahun 509 SM, mulai dari Romulus, yang konon mendirikan kota Roma bersama-sama saudara kembarnya, Remus. Konon tiga raja terakhir adalah orang Etruski (sekurang-kurangnya peranakan Etruski), yakni Tarquinius Priscus, Servius Tullius, dan Tarquinius Superbus (menurut sumber-sumber sastrawi kuno, ayah Tarquinius Priscus adalah seorang pengungsi Yunani, sementara ibunya berkebangsaan Etruski). Nama-nama mereka merujuk kepada Tarquinia, kota bangsa Etruski.

Livius, Plutarkhos, Dionisios dari Halikarnasos, dan pujangga-pujangga kuno lainnya mengklaim bahwa Roma silih berganti diperintah tujuh orang raja pada abad-abad permulaan sejarah kota itu. Menurut kronologi tradisional yang dibakukan pujangga Varro, rentang waktu pemerintahan ketujuh raja tersebut adalah 243 tahun, rata-rata satu orang raja memerintah selama kurang lebih 35 tahun. Pandangan tradisional ini sudah diketepikan dunia kesarjanaan modern sejak terbitnya karya tulis Barthold Georg Niebuhr. Orang-orang Galia memusnahkan sebagian besar catatan sejarah Roma ketika menyerang kota itu seusai Pertempuran Allia tahun 390 SM (menurut Polibios, pertempuran itu terjadi pada tahun 387 atau 386 SM), dan catatan sejarah yang masih tersisa pada akhirnya sirna ditelan waktu atau hilang dicuri orang. Karena tidak ada catatan sejarah yang berasal dari zaman Kerajaan Roma, semua keterangan mengenai raja-rajanya tidak boleh ditelan mentah-mentah begitu saja.[20] Daftar raja-raja Roma pun masih diragukan nilai kesejarahannya, kendati raja-raja terakhir mungkin saja adalah tokoh-tokoh nyata.

Beberapa sejarawan meyakini (sekali lagi, keyakinan mereka masih dipermasalahkan) bahwa Roma berada di bawah pengaruh bangsa Etruski kira-kira seabad lamanya. Pada kurun waktu ini, dibangun sebuah jembatan yang dinamakan Pons Sublicius untuk menggantikan jalur penyeberangan Sungai Tiber. Cloaca Maxima juga dibangun pada kurun waktu ini. Konon bangsa Etruski sangat piawai dalam mengerjakan bangunan-bangunan semacam itu. Dari segi kebudayaan dan teknik, boleh dikata bangsa Etruski adalah bangsa kedua yang besar berpengaruhnya terhadap perkembangan Roma, sesudah Bangsa Yunani.

Manakala kian melebarkan sayap ke selatan, bangsa Etruski bententuhan langsung dengan bangsa Yunani dan mula-mula berhasil tampil unggul dalam konflik-konflik dengan masyarakat pendatang Yunani, tetapi sesudah itu Etruria mengalami kemerosotan. Keadaan ini dimanfaatkan Roma untuk memberontak dan berhasil merebut kemerdekaannya dari bangsa Etruski sekitar tahun 500 SM. Roma juga mengganti sistem pemerintahannya dari kerajaan menjadi republik yang bertumpu pada Senatus, lembaga yang beranggotakan bangsawan-bangsawan kota itu, beserta rapat-rapat rakyat yang mengikutsertakan hampir semua warga pria yang terlahir merdeka di dalam penentuan kebijakan negara dan memilih magistratus setiap tahun.

Bangsa Etruski meninggalkan pengaruh yang lama membekas di dalam berbagai sendi kehidupan masyarakat kota Roma. Dari merekalah bangsa Romawi belajar membangun kuil-kuil, dan mungkin saja bangsa Etruski pula yang memperkenalkan pemujaan tiga serangkai dewata, Yuno, Minerva, dan Yupiter, dari dewa-dewi bangsa Etruski, yaitu Uni, Menrva, dan Tinia. Meskipun demikian, pengaruh bangsa Etruski terhadap pertumbuhkembangan Roma acap kali dilebih-lebihkan.[21] Roma pada hakikatnya adalah sebuah kota Latin, dan tidak pernah menjadi sebuah kota Etruski yang seutuhnya. Lagi pula bukti-bukti menunjukkan bahwa bangsa Romawi mendapat pengaruh yang sangat besar dari kota-kota Yunani di selatan jazirah, terutama melalui hubungan perdagangan.[22]

Republik Romawi

[sunting | sunting sumber]
Forum Romanum

Cerita-cerita yang banyak beredar tentang masa-masa permulaan Republik Romawi (sebelum kira-kira tahun 300 SM, manakala prasasti-prasasti dalam bahasa Latin Lama dan sastra sejarah Yunani mengenai Roma menyajikan lebih dari sekadar bukti-bukti kejadian nyata) pada umumnya dianggap sebagai legenda belaka, nilai kesejarahannya pun menjadi pokok perdebatan di kalangan klasikawan. Menurut anggapan turun-temurun, Republik Romawi berdiri dari tahun 509 SM sampai tahun 27 SM. Selepas tahun 500 SM, Roma dikabarkan menyatukan kekuatan dengan kota-kota bangsa Latin guna menghadapi rongrongan orang Sabini. Dengan memenangkan Pertempuran Danau Regillus pada tahun 493 SM, Roma menegakkan kembali supremasinya atas negeri-negeri orang Latin yang lepas dari genggamannya sesudah pemerintahan monarki tumbang. Sesudah melewati berbagai pergumulan panjang, supremasi ini akhirnya dapat dikekalkan pada tahun 393, ketika bangsa Romawi berjaya menundukkan orang Volsci dan orang Aequi. Pada tahun 394 SM, bangsa Romawi juga berhasil menyingkirkan ancaman bahaya dengan menundukkan tetangga Etruskinya di Veii. Kekuasaan bangsa Etruski akhirnya terkungkung di Etruria, dan Roma pun menjadi kota yang paling unggul di Latium.

Pada tahun 509 SM, Roma menyepakati sebuah perjanjian resmi dengan negara kota Kartago. Perjanjian ini menetapkan batas mandala pengaruh kedua kota itu dan mengatur hubungan perdagangan di antara keduanya.[23]

Bagan yang memperlihatkan pengawasan dan perimbangan Undang-undang dasar Republik Romawi

Pada waktu yang sama, Heraklides menyebutkan bahwa Roma pada abad ke-4 adalah salah satu kota Yunani (Plut. Cam. 22).

Musuh-musuh Roma yang sesungguhnya adalah suku-suku perbukitan yang bertetangga, yaitu orang Volsci, orang Aequi, dan tentu saja orang Etruski. Seiring bergulirnya waktu dan kian meluasnya wilayah kedaulatan bangsa Romawi berkat keberhasilan militernya, muncul musuh-musuh baru. Musuh yang paling sengit adalah orang Galia, yaitu sekumpulan suku dengan persatuan renggang yang menguasai hampir seluruh kawasan utara Eropa, termasuk daerah yang dewasa ini menjadi kawasan utara dan kawasan tengah-timur negara Italia.

Pada tahun 387 SM, Roma dijarah dan dibumihanguskan oleh orang Senoni yang datang dari kawasan timur Italia di bawah kepemimpinan Brennus, kepala suku yang berhasil memimpin rakyatnya mengalahkan angkatan perang Romawi dalam Pertempuran Allia di Etruria. Banyak catatan sejarah sezaman yang menyiratkan bahwa orang Senoni ingin menghukum Roma karena sudah melanggar netralitas diplomatisnya di Etruria. Orang Senoni berkirab sejauh 130 kilometer (81 mi) ke Roma tanpa mencelakai desa-desa di sekitarnya, dan langsung pulang sehabis menjarah Roma.[24] Tidak lama kemudian, Brennus dibuat bertekuk lutut oleh Diktator Furius Kamilus di Tusculum.[25][26]

Sesudah menundukkan orang Senoni, Roma buru-buru membangun kembali gedung-gedungnya dan melancarkan serangan, menaklukkan menundukkan orang Etruski dan merampas wilayah dari orang Galia di utara. Selepas tahun 345 SM, Roma meluaskan mandalanya ke selatan dengan memerangi suku-suku Lain lainnya. Musuh utama Roma di kawasan selatan adalah orang Samni yang terkenal garang. Orang Samni mampu mengecoh dan menjebak legiun Romawi dalam Pertempuran Cukit Klaudina pada tahun 321 SM. Meskipun beberapa kali dikalahkan lawan, termasuk orang Samni, angkatan perang Romawi pantang mundur. Pada tahun 290 SM, Roma sudah menguasai lebih dari setengah Jazirah Italia. Pada abad ke-3 SM, polis-polis Yunani di selatan pun dapat dibuat bertekuk lutut.

Ekspansi bangsa Romawi di Jazirah Italia dari tahun 500 SM sampai tahun 218 SM melalui Perang Latin (area merah menyala), Perang Samni (area merah muda dan jingga), Perang Piros (area putih kuam), Perang Punik I, dan Perang Punik II (area kuning dan hijau). Galia Cisalpina (tahun 238–146 SM) dan Lembah Alpen (tahun 16–7 SM) menyusul belakangan. Area merah tua adalah wilayah kedaulatan Republik Romawi pada tahun 500 SM.

Di tengah peperangan yang tidak berkesudahan itu (dari permulaan zaman Republik sampai zaman Principatus, pintu kuil Dewa Yanus hanya ditutup dua kali, karena pintu kuil dibiarkan tetap terbuka selama Roma berada dalam masa perang), Roma dihadapkan dengan kemelut kemasyarakatan yang besar, yaitu Konflik Tatanan. Di dalam pergulatan politik antara golongan plebs (jelata) dan golongan patricius (bangsawan) Republik Romawi purba ini, golongan plebs memperjuangkan kesetaraan dengan golongan patricius. Konflik Tatanan yang memainkan peran penting di dalam pengembangan undang-undang dasar Republik Romawi ini bermula pada tahun 494 SM, ketika semua orang dari golongan plebs minggat meninggalkan kota (secessio plebis yang pertama) pada saat Roma sedang sibuk berperang melawan dua suku tetangganya. Peristiwa minggat yang pertama inilah yang menjadi latar belakang penciptaan jabatan tribunus plebis, dan dengan demikian untuk pertama kalinya golongan plebs mendapatkan kekuasaan yang nyata.[27]

Menurut anggapan turun-temurun, Roma menjadi sebuah negara republik pada tahun 509 SM. Meskipun demikian, Roma harus melewati rentang waktu beberapa abad sebelum menjadi kota gilang-gemilang yang lazim dibayangkan orang. Pada abad ke-3 SM, Roma sudah menjadi kota terkemuka di Jazirah Italia. Semasa berlangsungnya perang-perang Punik antara Roma dan Kartago (tahun 264–146 SM), marwah Roma kian melejit lantaran untuk pertama kalinya kota itu menjadi ibu kota sebuah kemarajaan lintas laut. Semenjak abad ke-2 SM, populasi Roma mengalami peningkatan yang signifikan, manakala para petani Italia berbondong-bondong pindah ke kota itu sesudah terdepak dari lahan-lahan warisan leluhur mereka lantaran kebijakan baru pemerintah untuk membuka lahan-lahan usaha tani yang sangat luas dan digarap para budak, yakni lahan-lahan yang disebut latifundium. Kemenangan atas Kartago dalam Perang Punik II menghasilkan dua provinsi pertama yang terletak di luar Jazirah Italia, yaitu Sisilia dan Sardinia.[28] Beberapa daerah di Spanyol (Hispania) menyusul kemudian, dan pada permulaan abad ke-2, bangsa Romawi terseret ke dalam urusan-urusan Alam Yunani. Pada masa itu, semua kerajaan Helenistis dan negara-negara kota Yunani sedang terpuruk, letih akibat perang-perang saudara yang tidak berkesudahan dan mengandalkan tenaga prajurit upahan.

Bangsa Romawi terkagum-kagum melihat peradaban bangsa Yunani. Bangsa Yunani memandang Roma sebagai sekutu yang berguna dalam perang-perang saudara mereka, dan tidak seberapa lama kemudian legiun-legiun Romawi pun diundang untuk ikut campur di negeri Yunani.

Kawasan bersejarah

[sunting | sunting sumber]

Meskipun dewasa ini Roma merupakan sebuah metropolis modern, berbagai tahap dalam penjalanan panjang sejarahnya masih membekas. Kawasan bersejarah, yang diidentifikasi sebagai bagian dari lingkungan bertembok pada zaman Kekaisaran Roma, penuh dengan petilasan Romawi Kuno. Petilasan-petilasan tersebut terus-menerus diekskavasi dan terbuka untuk umum, misalnya Koloseum, Forum Romawi, dan katakombe-katakombe. Ada pula petilasan-petilasan dari Abad Pertengahan, istana-istana dan karya-karya seni dari Abad Renaisans, maupun sekian banyak pancuran, gereja, dan istana peninggalan zaman Barok. Ada karya seni dan arsitektur periode Art Nouveau, periode Neoklasik, periode Modernis, dan periode Rasionalis, maupun museum-museum seperti Musei Capitolini, Museum Vatikan, dan Galleria Borghese.

Petilasan-petilasan di kawasan bersejarah ditata kembali selepas Penyatuan Italia (tahun 1880–1910 – Roma Umbertina) pada abad ke-19. Lonjakan populasi akibat sentralisasi negara Italia melahirkan kebutuhan akan prasarana dan akomodasi yang baru. Ada pula alterasi dan adaptasi substansial yang dilakukan pada zaman Fasis, misalnya pembangunan Via dei Fori Imperiali, dan Via della Conciliazione di depan Vatikan. Proyek-proyek pembangunan tersebut dapat dijalankan sesudah menghancurkan sebagian besar lingkungan Borgo lama. Quartieri baru pun dibangun, misalnya EUR (Esposizione Universale Roma), San Basilio, Garbatella, Cinecittà, Trullo, dan Quarticciolo. Akibat derasnya arus pendatang ke pesisir, Ostia pun direstrukturisasi, dan kawasan kota diperluas sehingga melingkupi desa-desa di sekitar Roma, seperti Labaro, Osteria del Curato, Quarto Miglio, Capannelle, Pisana, Torrevecchia, Ottavia, dan Casalotti.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Keterangan

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Prokopius, Perang Goth, III.xxii. "Di Roma, tidak ia sisakan seorang pun, kota itu ditelantarkan sama sekali, semua bagiannya, terbengkalai sepenuhnya."
  2. ^ Bdk. Jean-Jacques Rousseau di dalam bukunya, "Kontrak Sosial", Jilid IV, Bab IV, ditulis pada tahun 1762, menerangkan pada bagian catatan kaki bahwa kata Roma berasal dari bahasa Yunani dan berarti daya. "Ada penulis-penulis yang mengatakan bahwa nama 'Roma' berasal dari 'Romulus'. Sebenarnya nama itu adalah kata Yunani yang berarti daya."
  3. ^ Pendapat ini disimpulkan dari kalimat Etruski yang tertulis pada lukisan sosok manusia di situs Makan François di Vulci, yaitu Cneve Tarchunies Rumach, yang ditafsirkan berarti "Gnaeus Tarkuinius orang Roma". http://www.mysteriousetruscans.com/francois.html Diarsipkan 22 April 2009 di Wayback Machine.
  4. ^ Heiken, G., Funiciello, R. dan De Rita, D. (2005), The Seven Hills of Rome: A Geological Tour of the Eternal City. Penerbit Universitas Princeton.
  5. ^ Potter, D.S. (2009). Rome in the Ancient World: From Romulus to Justinian. London: Thames & Hudson. hlm. 10. ISBN 9780500251522. 
  6. ^ Hooper, John (13 April 2014). "Archaeologists' findings may prove Rome a century older than thought". The Guardian. 
  7. ^ "Science: Rome: Older Than Ever". Time. 21 November 1960. 
  8. ^ URBANUS, JASON M. "A Brief Glimpse into Early Rome – Archaeology Magazine". archaeology.org. 
  9. ^ Livius, Ab Urbe Condita I, 7
  10. ^ Livius, Ab urbe condita, 1:8
  11. ^ Livius, Ab urbe condita, 1:9–13
  12. ^ Livius, Ab urbe condita, 1:8, 13
  13. ^ Ismarmed.com (2011). "History of Rome (Italy)". ismarmed.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-09. Diakses tanggal 2022-06-14. 
  14. ^ Dionisios dari Halikarnasos. "Buku 1.11". Purbakala Romawi. Namun yang paling terpelajar di antara sekalian sejarawan Romawi, antara lain Porsius Kato yang secara saksama menuliskan "asal mula" kota-kota di Italia, Gayus Sempronius, dan banyak lagi sejarawan lain, mengatakan bahwa mereka [para Aborigines] adalah orang-orang Yunani, yakni orang-orang yang dahulu kala berdiam di Akhaya, dan bahwasanya mereka berpindah dari sana beberapa lapis turunan ke belakang sebelum Perang Troya. Tetapi tidak mereka sebut dari suku atau kota Yunani yang mana, tarikh atau nama pemimpin orang-orang yang berpindah itu, maupun sebab-musabab kepindahan mereka dari negeri asal; dan kendati berpatokan kepada sebuah legenda Yunani, sejarawan-sejarawan itu tidak menyebut satu pun nama sejarawan Yunani yang mereka rujuk. Oleh karena itu keterangan tersebut tidak dapat dipastikan kebenarannya. 
  15. ^ Dionisios dari Halikarnasos. "Jilid I.14". Purbakala Romawi. Dua puluh stadion jauhnya dari kota yang sudah disebutkan di atas, berdiri Lista, ibu kota kaum Aborigines, yang dulu direbut orang Sabini dengan serangan mendadak, sesudah malam-malam bergerak dari Amiternum. 
  16. ^ Larissa Bonfante:Etruscan Inscriptions and Etruscan Religion in The Religion of the Etruscans – University of Texas Press 2006, halaman 9
  17. ^ Guerber, H. A. (2011). "Heritage History eBook Reader". heritage-history.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Oktober 2011. 
  18. ^ Roman-Empire.net (2009). "Religion". roman-empire.net. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Mei 2016. 
  19. ^ The Architecture of Roman Temples: The Republic to the Middle Empire, hlm. 6, pada Google Books
  20. ^ Asimov, Isaac. Asimov's Chronology of the World. New York: HarperCollins, 1991. hlm. 69.
  21. ^ T.J. Cornell, The beginnings of Rome, 1990, Routledge, ISBN 978-0415015967
  22. ^ Hooker, Richard (1999). "Rome: The Conquest of the Hellenistic Empires". public.wsu.edu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Juni 2011. 
  23. ^ Goldsworthy 2006, hlm. 69.
  24. ^ Ellis, The Celts: A History. hlmn. 61–64. Running Press, London, 2004.
  25. ^ Plutarkos, Bunga Rampai Riwayat Hidup.
  26. ^ "Roman Timeline of the 4th Century BC". unrv.com. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 Juni 2011. Diakses tanggal 7 Juli 2011. 
  27. ^ Abbott, 28.
  28. ^ Fields 2007, hlm. 15.

Kepustakaan

[sunting | sunting sumber]

Bacaan lanjutan

[sunting | sunting sumber]

Zaman Kekaisaran

[sunting | sunting sumber]

Abad Pertengahan, Renaisans, Awal Zaman Modern

[sunting | sunting sumber]