Silas Papare: Perbedaan antara revisi
→Riwayat Singkat: Penambahan data Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k →Gelar Pahlawan Nasional: merapikan penulisan kalimat |
||
(26 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Nama Papua|[[Suku Serui|Serui]]|Papare}} |
|||
{{Infobox officeholder |
{{Infobox officeholder |
||
|honorific-prefix = |
|honorific-prefix = |
||
Baris 6: | Baris 7: | ||
|imagesize = |
|imagesize = |
||
|caption = Silas Papare, 1955 |
|caption = Silas Papare, 1955 |
||
|office = |
|office = Ketua Umum [[Partai Kemerdekaan Indonesia Irian]] |
||
|term_start = |
|term_start = 1946 |
||
|term_end = |
|term_end = 1962 |
||
|predecessor = |
|predecessor = |
||
|successor = |
|successor = |
||
Baris 19: | Baris 20: | ||
|successor2 = |
|successor2 = |
||
|birth_date = {{Birth date|1918|12|18}} |
|birth_date = {{Birth date|1918|12|18}} |
||
|birth_place = {{flagicon|Belanda}} [[Serui]], [[ |
|birth_place = {{flagicon|Hindia Belanda}} [[Serui]], [[Nugini Belanda]] |
||
|death_date = {{Death date and age| |
|death_date = {{Death date and age|1978|3|7|1918|12|18}} |
||
|death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[ |
|death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Jakarta]], Indonesia{{sfn|Lumintang et al.|1997|p=117}} |
||
| resting_place =Taman Makam Pahlawan (TMP) Newi Serui, Kepulauan Yapen, [[Papua]], Indonesia |
|||
|allegiance = |
|allegiance = |
||
|serviceyears = |
|serviceyears = |
||
Baris 28: | Baris 30: | ||
|unit = |
|unit = |
||
|awards = [[Pahlawan Nasional]] |
|awards = [[Pahlawan Nasional]] |
||
|relations = |
|relations = Musa Papare (ayah)<br/>Dorkas Mangge (ibu) |
||
|party = |
|party = [[Partai Kemerdekaan Indonesia Irian]] |
||
|spouse = |
|spouse = Regina Aibui |
||
|relations = [[Alfred Papare]] (cucu) |
|||
|children = |
|children = |
||
|residence = |
|residence = |
||
|alma_mater = |
|alma_mater = |
||
|occupation = |
|occupation = Politikus |
||
|religion = [[Kristen]] |
|||
}} |
}} |
||
'''Silas Papare''' ({{lahirmati|[[Serui]], [[Papua]]|18|12|1918|[[Serui]], [[Papua]]|7|3| |
'''Silas Papare''' ({{lahirmati|[[Serui]], [[Papua]]|18|12|1918|[[Serui]], [[Papua]]|7|3|1978}}<ref>{{Cite news|url=https://www.merdeka.com/silas-papare/profil/|title=Profil - Silas Papare|work=[[Merdeka.com]]|language=id|access-date=2020-06-13}}</ref><ref name=":0">{{Cite web|url=http://www.bin.go.id/wawasan/detil/457/3/20/07/2018/silas-papare-tokoh-pejuang-dari-timur-indonesia|title=Silas Papare, Tokoh Pejuang dari Timur Indonesia - BADAN INTELIJEN NEGARA REPUBLIK INDONESIA|website=www.bin.go.id|access-date=2020-06-13|archive-date=2020-06-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20200613073650/http://www.bin.go.id/wawasan/detil/457/3/20/07/2018/silas-papare-tokoh-pejuang-dari-timur-indonesia|dead-url=yes}}</ref>) adalah seorang pejuang penyatuan [[Irian Jaya]] ([[Papua]]) ke dalam wilayah [[Indonesia]]. |
||
Ia adalah seorang [[pahlawan nasional Indonesia]]. Namanya diabadikan menjadi salah satu Kapal Perang [[Korvet kelas Parchim]] [[TNI AL]] [[KRI Silas Papare (386)|KRI Silas Papare]] dengan nomor lambung 386, dan juga namanya diabadikan menjadi nama Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara di [[Sentani, Jayapura|Sentani]], [[Kabupaten Jayapura|Jayapura]] menjadi [[Lanud Silas Papare Jayapura]]. Selain itu didirikan Monumen Silas Papare di dekat pantai dan pelabuhan laut Serui. Sementara di Jayapura, namanya diabadikan sebagai nama Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik (STISIPOL) Silas Papare, yang berada di Jalan Diponegoro dan Pangkalan TNI AU Silas Papare, Sedangkan di [[Nabire, Nabire|kota Nabire]], nama Silas Papare dikenang dalam wujud nama jalan.<ref name=":1">{{Cite web|url=https://sosok.grid.id/read/411806786/silas-papare-mantan-mata-mata-amerika-asal-papua-yang-jadi-pahlawan-nasional-atas-usahanya-bawa-bumi-cendrawasih-kembali-ke-pelukan-ibu-pertiwi|title=Silas Papare, Mantan Mata-mata Amerika Asal Papua yang Jadi Pahlawan Nasional Atas Usahanya Bawa Bumi Cendrawasih Kembali ke Pelukan Ibu Pertiwi - Semua Halaman - Sosok|website=sosok.grid.id|language=id|access-date=2020-02-27}}</ref> |
Ia adalah seorang [[pahlawan nasional Indonesia]]. Namanya diabadikan menjadi salah satu Kapal Perang [[Korvet kelas Parchim]] [[TNI AL]] [[KRI Silas Papare (386)|KRI Silas Papare]] dengan nomor lambung 386, dan juga namanya diabadikan menjadi nama Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara di [[Sentani, Jayapura|Sentani]], [[Kabupaten Jayapura|Jayapura]] menjadi [[Lanud Silas Papare Jayapura]]. Selain itu didirikan Monumen Silas Papare di dekat pantai dan pelabuhan laut Serui. Sementara di Jayapura, namanya diabadikan sebagai nama Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik (STISIPOL) Silas Papare, yang berada di Jalan Diponegoro dan Pangkalan TNI AU Silas Papare, Sedangkan di [[Nabire, Nabire|kota Nabire]], nama Silas Papare dikenang dalam wujud nama jalan.<ref name=":1">{{Cite web|url=https://sosok.grid.id/read/411806786/silas-papare-mantan-mata-mata-amerika-asal-papua-yang-jadi-pahlawan-nasional-atas-usahanya-bawa-bumi-cendrawasih-kembali-ke-pelukan-ibu-pertiwi|title=Silas Papare, Mantan Mata-mata Amerika Asal Papua yang Jadi Pahlawan Nasional Atas Usahanya Bawa Bumi Cendrawasih Kembali ke Pelukan Ibu Pertiwi - Semua Halaman - Sosok|website=sosok.grid.id|language=id|access-date=2020-02-27}}</ref> |
||
== Riwayat |
== Riwayat hidup == |
||
[[File:Silas Papare, Kami Perkenalkan (1954), p154.jpg|jmpl|150px|Silas Papare, 1954]] |
[[File:Silas Papare, Kami Perkenalkan (1954), p154.jpg|jmpl|150px|Silas Papare, 1954]] |
||
Ia menyelesaikan pendidikan di Sekolah Juru Rawat pada tahun 1935 dan bekerja di rumah sakit Serui, sebelum pindah ke rumah sakit milik perusahaan minyak NNGPM di [[Kota Sorong|Sorong]] sejak tahun 1936 dimana menjadi ketua perawat. Sekitar tahun 1940 dia dipindahkan ke Serui karena kekurangan personel, hingga awal 1942 ketika Jepang masuk. Pada tahun 1944, ia direkrut sebagai mata-mata |
Ia menyelesaikan pendidikan di Sekolah Juru Rawat pada tahun 1935 dan bekerja di rumah sakit Serui, sebelum pindah ke rumah sakit milik perusahaan minyak NNGPM di [[Kota Sorong|Sorong]] sejak tahun 1936 dimana menjadi ketua perawat. Sekitar tahun 1940 dia dipindahkan ke Serui karena kekurangan personel, hingga awal 1942 ketika Jepang masuk. Pada tahun 1944, ia direkrut sebagai mata-mata [[Amerika Serikat]] dan pemerintah Belanda, NEFIS untuk membantu perlawanan terhadap tentara [[Kekaisaran Jepang|Jepang]] di Papua terutama berhubungan dengan mantan pemberontakan Koreri yang sebelumnya memberontak terhadap pemerintah Belanda kemudian terhadap pemerintah Jepang.{{sfn|Chauvel|2005|pp=70-71}} Ketika Belanda berusaha kembali menduduki Papua setelah [[Perang Dunia II]] berakhir, Silas Papare mulai berhubungan dengan [[Corinus Krey]] ajudan [[Soegoro Atmoprasodjo]] akibat prakteknya di Kampung Harapan, dan juga [[Marthen Indey]] dari Batalyon Papua. Dia menjadi salah satu pendiri organisasi kesiswaan bersama Lukas Rumkorem, Yan Waranu, G. Sawari, S.D. Kawab, dan [[Corinus Krey]].{{sfn|Lumintang et al.|1997|pp=72}} Pada Desember 1945, Sugoro beserta kelompoknya melancarkan pemberontakan pertamanya dari Kampung Harapan bersama anggota KNIL, bekas anggota Kempeitai dan anggota Batalyon Papua untuk memberontak pada Desember 1945. Usaha tersebut gagal karena ada satu anggota Batalyon Papua yang melaporkan ke pihak Belanda. Lantas pemerintah Belanda mengirim pasukan KNIL dari Kloofkamp dan juga Rabaul, sekitar 250 orang ditangkap seperti Silas Papare yang dihukum oleh Belanda dan dipenjarakan di Jayapura.<ref name=":1" />{{sfn|Lumintang et al.|1997|pp=32}}{{sfn|Lumintang et al.|1997|pp=38}}{{sfn|Lumintang et al.|1997|pp=74|loc=Ada kesalahan pencetakan, karena pemberontakan terjadi pada hari 25 December 1945 seperti di paragraf sebelumnya}} |
||
Belanda yang tadinya akan mengirim Silas Papare karena terkenal anti-Indonesia sebelumnya mengganti dengan [[Frans Kaisiepo]] pada [[Konferensi Malino]], walau ternyata Kaisiepo menggunakan kesempatannya untuk mempopulerkan nama "Irian".{{sfn|Chauvel|2005|pp=70-71}}{{sfn|Penders|2002|p=140} Papare dipindahkan ke Serui dari Hollandia dikarenakan terjadi beberapa pemberontakan lanjutan oleh kelompok Sugoro agar mereka tidak bisa berhubungan.{{sfn|Lumintang et al.|1997|pp=38-39}} Semasa menjalani masa tahanan di Serui, Silas berkenalan dengan Dr. [[Sam Ratulangi]], Gubernur [[Sulawesi]] yang diasingkan oleh Belanda ke tempat tersebut. Perkenalannya tersebut semakin menambah |
Belanda yang tadinya akan mengirim Silas Papare karena terkenal anti-Indonesia sebelumnya mengganti dengan [[Frans Kaisiepo]] pada [[Konferensi Malino]], walau ternyata Kaisiepo menggunakan kesempatannya untuk mempopulerkan nama "Irian".{{sfn|Chauvel|2005|pp=70-71}}{{sfn|Penders|2002|p=140}} Papare dipindahkan ke Serui dari Hollandia dikarenakan terjadi beberapa pemberontakan lanjutan oleh kelompok Sugoro agar mereka tidak bisa berhubungan.{{sfn|Lumintang et al.|1997|pp=38-39}} Semasa menjalani masa tahanan di Serui, Silas berkenalan dengan Dr. [[Sam Ratulangi]], Gubernur [[Sulawesi]] yang diasingkan oleh Belanda ke tempat tersebut. Perkenalannya tersebut semakin menambah keyakinannya bahwa Papua harus bebas dan bergabung dengan [[Republik Indonesia]]. Akhirnya, ia mendirikan [[Partai Kemerdekaan Indonesia Irian]] (PKII) pada November 1946.<ref name=":1" /> Pada tahun 1949, jumlah anggota PKII terus meningkat hingga mencapai 4.000 orang, walau PKII dinyatakan ilegal oleh Belanda dan bergerak secara diam-diam.<ref name=":0" /> |
||
[[Berkas:MS Rumagesan, Silas Papare, NL Suwages, Sugoro, dan AH Nasution berbincang-bincang, Konferensi Cibogo.jpg|jmpl|350px|[[Machmud Singgirei Rumagesan|M.S. Rumagesan]], Silas Papare, N.L.Suwages, [[Soegoro Atmoprasodjo]], dan [[Abdul Haris Nasution|A.H. Nasution]] berbincang-bincang selama Konferensi Putra-putra Irian Barat di Cibogo Bogor, 14-15 April 1961]] |
|||
⚫ | Pada bulan Oktober 1949 di Yogyakarta, ia mendirikan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta dalam rangka membantu pemerintah Republik Indonesia untuk memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah RI. Silas Papare yang ketika itu aktif dalam Front Nasional Pembebasan Irian Barat (FNPIB) juga diminta oleh Presiden [[Soekarno]] menjadi delegasi Indonesia dalam [[Perjanjian New York]] bersama [[Albert Karubuy]] sebagai perwakilan PKII, delegasi yang asal Papua lainnya adalah [[Johannes Abraham Dimara]], [[Marthen Indey]], Frits Kirihio, dan Efraim Somisu.<ref name="25 Tahun Trikora p.156">{{cite book | title=25 tahun Trikora | website=Google Play Books | year=1988 | url=https://play.google.com/books/reader?id=650vAAAAMAAJ&pg=GBS.PR2&hl=en | language=id |pages=156 | access-date=2021-11-01}}</ref> Perjanjian tersebut ditandatangani pada 15 Agustus 1962, yang mengakhiri konfrontasi Indonesia dengan Belanda perihal Irian Barat. Setelah penyatuan Irian Barat, ia kemudian diangkat menjadi anggota [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara|MPRS]].<ref name=":1" /> |
||
⚫ | Silas kembali ditangkap oleh otoritas Belanda karena mendirikan PKII dan dipenjarakan di [[Biak]] dengan alasan hilang ingatan. Menggunakan alasan yang sama, Silas Papare berhasil melarikan diri dan pergi menuju [[Yogyakarta]].<ref name=":0" /><ref name=":1" /> Pada bulan Oktober 1949 di Yogyakarta, ia mendirikan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta dalam rangka membantu pemerintah Republik Indonesia untuk memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah RI. Silas Papare yang ketika itu aktif dalam Front Nasional Pembebasan Irian Barat (FNPIB) dan juga ikut dalam Konferensi Cibogo, Bogor yang dilaksanakan pada tanggal 13-15 April 1961 oleh pemuda-pemuda Papua yang kabur dari [[Nugini Belanda]] untuk upaya pembebasan Irian Barat.<ref name="25 Tahun Trikora">{{cite book | title=25 tahun Trikora | website=Google Play Books | year=1988 | publisher=Yayasan Badan Kontak Keluarga Besar Perintis Irian Barat | url=https://play.google.com/books/reader?id=650vAAAAMAAJ&pg=GBS.PR2&hl=en | language=id | access-date=2021-11-01}}</ref> Ia juga diminta oleh Presiden [[Soekarno]] menjadi delegasi Indonesia dalam [[Perjanjian New York]] bersama [[Albert Karubuy]] sebagai perwakilan PKII, delegasi yang asal Papua lainnya adalah [[Johannes Abraham Dimara]], [[Marthen Indey]], [[Frits Kirihio]], dan Efraim Somisu.<ref name="25 Tahun Trikora p.156">{{cite book | title=25 tahun Trikora | website=Google Play Books | year=1988 | url=https://play.google.com/books/reader?id=650vAAAAMAAJ&pg=GBS.PR2&hl=en | language=id |pages=156 | access-date=2021-11-01}}</ref> Perjanjian tersebut ditandatangani pada 15 Agustus 1962, yang mengakhiri konfrontasi Indonesia dengan Belanda perihal Irian Barat. Setelah penyatuan Irian Barat, ia kemudian diangkat menjadi anggota [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara|MPRS]].<ref name=":1" /> |
||
== Gelar Pahlawan Nasional == |
== Gelar Pahlawan Nasional == |
||
Berkat perjuangan dan jasa-jasanya tersebut dalam mengusahakan Irian Jaya |
Berkat perjuangan dan jasa-jasanya tersebut dalam mengusahakan Irian Jaya menjadi bagian dari Republik Indonesia dan membantu mengusir penjajah maka pemerintah Indonesia menganugrahkan gelar Pahlawan Nasional pada tanggal 14 September 1993 dengan Keppres No.77/TK/1993.<ref name=":1" /> |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
Baris 62: | Baris 66: | ||
{{Pahlawan Nasional Indonesia}} |
{{Pahlawan Nasional Indonesia}} |
||
{{Authority control}} |
{{Authority control}} |
||
⚫ | |||
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Pendiri partai politik]] |
|||
[[Kategori:Anggota DPR-GR 1965–1966]] |
|||
⚫ |
Revisi terkini sejak 24 Juli 2024 11.53
Silas Papare | |
---|---|
Ketua Umum Partai Kemerdekaan Indonesia Irian | |
Masa jabatan 1946–1962 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Serui, Nugini Belanda | 18 Desember 1918
Meninggal | 7 Maret 1978 Jakarta, Indonesia[1] | (umur 59)
Makam | Taman Makam Pahlawan (TMP) Newi Serui, Kepulauan Yapen, Papua, Indonesia |
Partai politik | Partai Kemerdekaan Indonesia Irian |
Suami/istri | Regina Aibui |
Hubungan | Alfred Papare (cucu) |
Pekerjaan | Politikus |
Penghargaan sipil | Pahlawan Nasional |
Sunting kotak info • L • B |
Silas Papare (18 Desember 1918 – 7 Maret 1978[2][3]) adalah seorang pejuang penyatuan Irian Jaya (Papua) ke dalam wilayah Indonesia. Ia adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Namanya diabadikan menjadi salah satu Kapal Perang Korvet kelas Parchim TNI AL KRI Silas Papare dengan nomor lambung 386, dan juga namanya diabadikan menjadi nama Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara di Sentani, Jayapura menjadi Lanud Silas Papare Jayapura. Selain itu didirikan Monumen Silas Papare di dekat pantai dan pelabuhan laut Serui. Sementara di Jayapura, namanya diabadikan sebagai nama Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik (STISIPOL) Silas Papare, yang berada di Jalan Diponegoro dan Pangkalan TNI AU Silas Papare, Sedangkan di kota Nabire, nama Silas Papare dikenang dalam wujud nama jalan.[4]
Riwayat hidup
[sunting | sunting sumber]Ia menyelesaikan pendidikan di Sekolah Juru Rawat pada tahun 1935 dan bekerja di rumah sakit Serui, sebelum pindah ke rumah sakit milik perusahaan minyak NNGPM di Sorong sejak tahun 1936 dimana menjadi ketua perawat. Sekitar tahun 1940 dia dipindahkan ke Serui karena kekurangan personel, hingga awal 1942 ketika Jepang masuk. Pada tahun 1944, ia direkrut sebagai mata-mata Amerika Serikat dan pemerintah Belanda, NEFIS untuk membantu perlawanan terhadap tentara Jepang di Papua terutama berhubungan dengan mantan pemberontakan Koreri yang sebelumnya memberontak terhadap pemerintah Belanda kemudian terhadap pemerintah Jepang.[5] Ketika Belanda berusaha kembali menduduki Papua setelah Perang Dunia II berakhir, Silas Papare mulai berhubungan dengan Corinus Krey ajudan Soegoro Atmoprasodjo akibat prakteknya di Kampung Harapan, dan juga Marthen Indey dari Batalyon Papua. Dia menjadi salah satu pendiri organisasi kesiswaan bersama Lukas Rumkorem, Yan Waranu, G. Sawari, S.D. Kawab, dan Corinus Krey.[6] Pada Desember 1945, Sugoro beserta kelompoknya melancarkan pemberontakan pertamanya dari Kampung Harapan bersama anggota KNIL, bekas anggota Kempeitai dan anggota Batalyon Papua untuk memberontak pada Desember 1945. Usaha tersebut gagal karena ada satu anggota Batalyon Papua yang melaporkan ke pihak Belanda. Lantas pemerintah Belanda mengirim pasukan KNIL dari Kloofkamp dan juga Rabaul, sekitar 250 orang ditangkap seperti Silas Papare yang dihukum oleh Belanda dan dipenjarakan di Jayapura.[4][7][8][9]
Belanda yang tadinya akan mengirim Silas Papare karena terkenal anti-Indonesia sebelumnya mengganti dengan Frans Kaisiepo pada Konferensi Malino, walau ternyata Kaisiepo menggunakan kesempatannya untuk mempopulerkan nama "Irian".[5][10] Papare dipindahkan ke Serui dari Hollandia dikarenakan terjadi beberapa pemberontakan lanjutan oleh kelompok Sugoro agar mereka tidak bisa berhubungan.[11] Semasa menjalani masa tahanan di Serui, Silas berkenalan dengan Dr. Sam Ratulangi, Gubernur Sulawesi yang diasingkan oleh Belanda ke tempat tersebut. Perkenalannya tersebut semakin menambah keyakinannya bahwa Papua harus bebas dan bergabung dengan Republik Indonesia. Akhirnya, ia mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII) pada November 1946.[4] Pada tahun 1949, jumlah anggota PKII terus meningkat hingga mencapai 4.000 orang, walau PKII dinyatakan ilegal oleh Belanda dan bergerak secara diam-diam.[3]
Silas kembali ditangkap oleh otoritas Belanda karena mendirikan PKII dan dipenjarakan di Biak dengan alasan hilang ingatan. Menggunakan alasan yang sama, Silas Papare berhasil melarikan diri dan pergi menuju Yogyakarta.[3][4] Pada bulan Oktober 1949 di Yogyakarta, ia mendirikan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta dalam rangka membantu pemerintah Republik Indonesia untuk memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah RI. Silas Papare yang ketika itu aktif dalam Front Nasional Pembebasan Irian Barat (FNPIB) dan juga ikut dalam Konferensi Cibogo, Bogor yang dilaksanakan pada tanggal 13-15 April 1961 oleh pemuda-pemuda Papua yang kabur dari Nugini Belanda untuk upaya pembebasan Irian Barat.[12] Ia juga diminta oleh Presiden Soekarno menjadi delegasi Indonesia dalam Perjanjian New York bersama Albert Karubuy sebagai perwakilan PKII, delegasi yang asal Papua lainnya adalah Johannes Abraham Dimara, Marthen Indey, Frits Kirihio, dan Efraim Somisu.[13] Perjanjian tersebut ditandatangani pada 15 Agustus 1962, yang mengakhiri konfrontasi Indonesia dengan Belanda perihal Irian Barat. Setelah penyatuan Irian Barat, ia kemudian diangkat menjadi anggota MPRS.[4]
Gelar Pahlawan Nasional
[sunting | sunting sumber]Berkat perjuangan dan jasa-jasanya tersebut dalam mengusahakan Irian Jaya menjadi bagian dari Republik Indonesia dan membantu mengusir penjajah maka pemerintah Indonesia menganugrahkan gelar Pahlawan Nasional pada tanggal 14 September 1993 dengan Keppres No.77/TK/1993.[4]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Lumintang et al. 1997, hlm. 117.
- ^ "Profil - Silas Papare". Merdeka.com. Diakses tanggal 2020-06-13.
- ^ a b c "Silas Papare, Tokoh Pejuang dari Timur Indonesia - BADAN INTELIJEN NEGARA REPUBLIK INDONESIA". www.bin.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-13. Diakses tanggal 2020-06-13.
- ^ a b c d e f "Silas Papare, Mantan Mata-mata Amerika Asal Papua yang Jadi Pahlawan Nasional Atas Usahanya Bawa Bumi Cendrawasih Kembali ke Pelukan Ibu Pertiwi - Semua Halaman - Sosok". sosok.grid.id. Diakses tanggal 2020-02-27.
- ^ a b Chauvel 2005, hlm. 70-71.
- ^ Lumintang et al. 1997, hlm. 72.
- ^ Lumintang et al. 1997, hlm. 32.
- ^ Lumintang et al. 1997, hlm. 38.
- ^ Lumintang et al. 1997, hlm. 74, Ada kesalahan pencetakan, karena pemberontakan terjadi pada hari 25 December 1945 seperti di paragraf sebelumnya.
- ^ Penders 2002, hlm. 140.
- ^ Lumintang et al. 1997, hlm. 38-39.
- ^ 25 tahun Trikora. Google Play Books. Yayasan Badan Kontak Keluarga Besar Perintis Irian Barat. 1988. Diakses tanggal 2021-11-01.
- ^ 25 tahun Trikora. Google Play Books. 1988. hlm. 156. Diakses tanggal 2021-11-01.
Bibliografi
[sunting | sunting sumber]- Chauvel, Richard (2005). Constructing Papuan Nationalism : History, Ethnicity, and Adaption (dalam bahasa Inggris). Washington, D.C.: East-West Center. ISBN 1-932728-26-0.
- Lumintang, Onnie; Haryono, P. Suryo; Gunawan, Restu; Nurhajarini, Dwi Ratna (1997). Biografi Pahlawan Nasional Marthin Indey dan Silas Papare (PDF). Indonesia: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
- Penders, Christian Lambert Maria (2002). The West New Guinea Debacle: Dutch Decolonisation and Indonesia, 1945-1962 (dalam bahasa Inggris). University of Hawaii Press. ISBN 978-0-8248-2470-9.
- Singh, Bilveer (2011). Papua: Geopolitics and the Quest for Nationhood (dalam bahasa Inggris). Transaction Publishers. ISBN 978-1-4128-1206-1.
- Webster, David (2012). "Race, Identity and Diplomacy in the Papua Decolonization Struggle, 1949-1962". Race, Ethnicity and the Cold War: A Global Perspective. Vanderbilt University Press. ISBN 9780826518439.