Lompat ke isi

Terowongan Wilhelmina: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Faiz Abbsy (bicara | kontrib)
Nama lain
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Cagar
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Terowongan Wilhelmina''' atau yang sering disebut '''Terowongan Sumber''' adalah [[terowongan]] yang terletak di bawah Desa Empak dan [[Bagolo, Kalipucang, Pangandaran|Desa Bagolo]] di [[Kalipucang, Pangandaran|Kecamatan Kalipucang]], [[Kabupaten Pangandaran]]. Terowongan kereta api jalur [[Jalur kereta api Banjar–Cijulang|Banjar–Cijulang]] yang diberi nama Wilhelmina merupakan salah satu terowongan sisa peninggalan zaman [[Hindia Belanda|Belanda]]. Terowongan Wilhelmina juga dinobatkan sebagai terowongan terpanjang dan terindah dari 10 terowongan yang ada di Indonesia lantaran pemandangan alam mulai dari pegunungan dan pantai bisa terlihat jelas. Gunung di jalur ini sangat indah.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://www.kabarpenumpang.com/hanya-cerita-yang-tersisa-dari-terowongan-ka-wilhelmina-di-pangandaran/|title=Hanya Cerita yang Tersisa dari Terowongan KA Wilhelmina di Pangandaran|last=Okta|first=Maria|date=2017-03-14|website=KabarPenumpang.com|language=en-US|access-date=2020-02-08}}</ref>
'''Terowongan Wilhelmina''' atau yang sering disebut '''Terowongan Sumber''' adalah [[terowongan]] yang terletak di bawah [[Pamotan, Kalipucang, Pangandaran|Desa Pamotan]] dan [[Bagolo, Kalipucang, Pangandaran|Desa Bagolo]] di [[Kalipucang, Pangandaran|Kecamatan Kalipucang]], [[Kabupaten Pangandaran]]. Terowongan kereta api jalur [[Jalur kereta api Banjar–Cijulang|Banjar–Cijulang]] yang diberi nama Wilhelmina merupakan salah satu terowongan sisa peninggalan zaman [[Hindia Belanda|Belanda]]. Terowongan Wilhelmina juga dinobatkan sebagai terowongan terpanjang dan terindah dari 10 terowongan yang ada di Indonesia lantaran pemandangan alam mulai dari pegunungan dan pantai bisa terlihat jelas. Gunung di jalur ini sangat indah.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://www.kabarpenumpang.com/hanya-cerita-yang-tersisa-dari-terowongan-ka-wilhelmina-di-pangandaran/|title=Hanya Cerita yang Tersisa dari Terowongan KA Wilhelmina di Pangandaran|last=Okta|first=Maria|date=2017-03-14|website=KabarPenumpang.com|language=en-US|access-date=2020-02-08}}</ref>


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Baris 7: Baris 7:
<references />
<references />


[[Kategori:Cagar budaya Indonesia di Jawa Barat]]
[[Kategori:Cagar budaya di Jawa Barat]]
[[Kategori:Terowongan kereta api di Indonesia|Wilhelmina]]
[[Kategori:Terowongan kereta api di Indonesia|Wilhelmina]]

Revisi terkini sejak 6 Agustus 2024 05.40

Terowongan Wilhelmina atau yang sering disebut Terowongan Sumber adalah terowongan yang terletak di bawah Desa Pamotan dan Desa Bagolo di Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran. Terowongan kereta api jalur Banjar–Cijulang yang diberi nama Wilhelmina merupakan salah satu terowongan sisa peninggalan zaman Belanda. Terowongan Wilhelmina juga dinobatkan sebagai terowongan terpanjang dan terindah dari 10 terowongan yang ada di Indonesia lantaran pemandangan alam mulai dari pegunungan dan pantai bisa terlihat jelas. Gunung di jalur ini sangat indah.[1]

Nama Wilhemina diambil dari Ratu Belanda, Wilhelmina Helena Pauline Maria. Terowongan itu dibangun pada tahun 1914 dan diresmikan pada tanggal 1 Juni 1924. Nama Wilhelmina sendiri, diambil dari nama seorang ratu dari Kerajaan Belanda yang memiliki nama lengkap Wilhelmina Helena Pauline Maria. Terowongan dan sekaligus jalur Banjar – Cijulang ditutup total pada 1 Januari 1982. Berkali-kali reaktivasi digaungkan untuk jalur ini, tetapi tidak pernah terealisasikan.[1] Namun pada tahun 2018, pihak PT. KAI menggaungkan realisasi pengaktifan kembali jalur tersebut bersama jalur-jalur KA mati di Jawa Barat. Rencananya reaktivasi dilakukan setelah jalur kereta api Cibatu–Cikajang direaktivasi karena lahan yang masih memungkinkan dibandingkan Rancaekek–Tanjungsari dan Cikudapateuh–Ciwidey. Belum ada progres reaktivasi untuk jalur ini.[2]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Okta, Maria (2017-03-14). "Hanya Cerita yang Tersisa dari Terowongan KA Wilhelmina di Pangandaran". KabarPenumpang.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-08. 
  2. ^ "Kegiatan Pelestarian Terowongan Wilhelmina". kai.id. Diakses tanggal 2020-02-08.