Bagolo, Kalipucang, Pangandaran

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bagolo
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
KabupatenPangandaran
KecamatanKalipucang
Kode pos
46597[1]
Kode Kemendagri32.18.08.2003
Luas2.228,7 Ha
Jumlah penduduk3626 jiwa
Potret Sore di atas Sawah, Bagolo

Bagolo adalah desa di kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Indonesia. Desa ini memiliki letak yang dekat dengan laut, tepatnya di dusun Bagolo Kolot. Berbagai potensi alam yang dimiliki Bagolo seperti Pantai Pasir Putih di Pantai Karapyak, wisata alam Hutan Karinjing, biota laut, dan pertanian nya yang hampir dapat menyokong setiap rumah tangga di Bagolo.

Administrasi[sunting | sunting sumber]

Luas

  • Total: 2.228,7 Ha
  • Lahan Sawah: 104,09 Ha
  • Lahan Ladang: 935,71 Ha
  • Lahan Perkebunan: 85,17 Ha
  • Hutan: 17,20 Ha
  • Lahan lainnya: 1.086,53 Ha

Populasi (2023)

  • Total: 3626 jiwa
  • Laki-laki: 1821 jiwa
  • Perempuan: 1805 jiwa
  • Usia 0-14: 724 jiwa
  • Usia 15-64: 2586 jiwa
  • Usia 64 ke atas: 316 jiwa

Geografi[sunting | sunting sumber]

Batas wilayah

Utara Desa Pamotan
Selatan Samudera Indonesia
Barat Desa Emplak
Timur Desa Pamotan

Demografi[sunting | sunting sumber]

Pendidikan

Untuk fasilitas pendidikan, Desa Bagolo memiliki 1 PAUD RA Miftahul Jannah yang berlokasi di Sindangmangu. Terdapat 2 TK di antaranya 1 . TK Yayasan Bagas Bintang dan 2. TK PGRI Mawar yang juga berada di Sindangmangu. Untuk SD terdiri dari 2 SDN dan 1 SD IT. SDN 1 Bagolo berada di Sukasirna dan SDN 2 Bagolo berada di Sindamangu, sedangkan SD IT Ibnu Ahkam terletak di Sindamangu. Adapun SMP 3 Kalipucang yang berlokasi di Sukasirna.

Lembaga Pendidikan Jumlah Unit
Perpustakaan Desa 1
PAUD 1
TK 2
SD 3
SMP 1

Ibadah

Pada umumnya penduduk Desa Bagolo menganut agama Islam, yang mana seringkali dilakukan kegiatan-kegiatan agama, seperti Peringatan Hari Besar Islam dan pengajian rutin.

Prasarana Ibadah Jumlah Unit
Mesjid 14
Mushola 7
Potret Sawah di Bagolo Kolot, Desa Bagolo

Mata Pencaharian[sunting | sunting sumber]

  1. Dusun SukasirnaMayoritas : petani dan produsen gula merah
  2. Dusun SindangmanguMayoritas : petani, nelayan, buruh dan peternak ayam
  3. Dusun Bagolo KolotMayoritas: Nelayan, Petani, dan Penyadap

Potensi Desa Bagolo[sunting | sunting sumber]

Dusun Sukasirna

  • Terdapat beberapa UMKM yang dapat dikembangkan : Ecoprint dan Produsen Gula Merah
  • Terdapat beberapa organisasi yang cukup aktif : Posyandu anak, Posyandu remaja, Posbindu, PKK, Karang Taruna, Kelompok Tani dan Kelompok Pengajian.

Dusun Sindangmangu

  • Memiliki tanaman komoditas tinggi : Kelapa, Kayu Albasia, Cokelat dan Kelapa Kopyor.

Dusun Bagolokolot

  • UMKM: Food & Beverages
  • Organisasi: Posyandu, PKK, Karang Taruna, Rukun Tani, Rukun Nelayan
  • Tanaman: Kelapa & Padi
    Potret Sore di Pantai Karapyak, Bagolo

Potensi Wisata Keseluruhan Desa Bagolo

  • Pantai Karapyak
  • Karinjing Forest
  • Sawah

Pemerintahan Desa Bagolo[sunting | sunting sumber]

Nama kepala Desa Bagolo : Sutoyo

1. Dusun Sukasirna

  • Nama kadus : Fuadhi
  • Terdapat 3 RW : 001, 002, 003
  • Terdapat 10 RT

2. Dusun Sindangmangu

  • Nama kadus : Asep
  • Terdapat 3 RW : 004, 005, 009
  • Terdapat 8 RT

3. Dusun Bagolo Kolot

  • Nama kadus : Romli
  • Terdapat 3 RW : 006, 007, 008
  • Terdapat 9 RT

Fasilitas Kesehatan[sunting | sunting sumber]

Prasarana Kesehatan Dusun Jumlah Unit
Puskesmas Pembantu Sukasirna 1
Posyandu Cempaka Bagolo Kolot 1
Posyandu Dahlia Sindangmangu 1
Posyandu Melati Sukasirna 1

Bencana Alam[sunting | sunting sumber]

Tsunami

Potensi bencana alam terbesar yang menghantui Desa Bagolo adalah Tsunami. Tsunami terakhir terjadi di Bagolo pada tahun 2008. Saat itu warga mendapatkan waktu 30 menit untuk evakuasi ke Kantor Desa Bagolo yang berada di dataran lebih tinggi. Seluruh perumahan, sawah, usaha warga di sekitar pantai tersapu bersih. Setelah kejadian tsunami tersebut, didirikanlah perumahan LIONS di sekitar Kantor Kepala Desa yang berasal dari donatur bencana.

Sejak kejadian Tsunami tersebut, warga Bagolo pun telah memiliki arahan dan pengetahuan soal cara menangani Tsunami. 15 Tahun kemudian, pada tahun 2023, usaha di dekat pantai telah kembali ramai dan masyarakat Bagolo hidup dengan ketahanan pangan yang cukup stabil.

Referensi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]