Lompat ke isi

Keluarga Berencana: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Raflinoer32 (bicara | kontrib)
Parafrasa
Mufti Nasution (bicara | kontrib)
 
(9 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{refimprove}}
[[Berkas:Logo-Keluarga Berencana.jpg|jmpl|Logo keluarga berencana]]
[[Berkas:Logo-Keluarga Berencana.jpg|jmpl|Logo keluarga berencana]]
'''Keluarga berencana''' (disingkat '''KB''') adalah gerakan untuk membentuk [[keluarga]] yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Dalam arti lain, gerakan ini dapat didefinisikan sebagai perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan seperti menggunakan alat-alat [[kontrasepsi]] atau penanggulangan kelahiran meliputi [[kondom]], [[spiral]], [[Intrauterine device (IUD)|IUD]], dan sebagainya. Selain itu, gerakan KB juga dapat dapat dimaknai sebagai upaya peningkatan kepedulian dan peran masyarakat melalui upaya pendewasaan usia perkawinan, pengendalian kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, serta peningkatan kesejahteraan keluarga dalam rangka melembagakan dan membudidayakan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.<ref name=":1">{{Cite book|last=Perpustakaan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia|date=2023|url=https://perpustakaan.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2023/02/KEMENKES-RI-Keluarga-Berencana-KB.pdf|title=Keluarga Berencana|location=Jakarta|publisher=Perpustakaan Kementerian Kesehatan RI|url-status=live}}</ref>
'''Keluarga berencana''' (disingkat '''KB''') adalah gerakan untuk membentuk [[keluarga]] yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Dalam arti lain, gerakan ini dapat didefinisikan sebagai perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan seperti menggunakan alat-alat [[kontrasepsi]] atau penanggulangan kelahiran meliputi [[kondom]], [[spiral]], [[Intrauterine device (IUD)|IUD]], dan sebagainya. Selain itu, gerakan KB juga dapat dapat dimaknai sebagai upaya peningkatan kepedulian dan peran masyarakat melalui upaya pendewasaan usia perkawinan, pengendalian kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, serta peningkatan kesejahteraan keluarga dalam rangka melembagakan dan membudidayakan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.<ref name=":1">{{Cite book|last=Perpustakaan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia|date=2023|url=https://perpustakaan.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2023/02/KEMENKES-RI-Keluarga-Berencana-KB.pdf|title=Keluarga Berencana|location=Jakarta|publisher=Perpustakaan Kementerian Kesehatan RI|url-status=live}}</ref>
Baris 10: Baris 9:
Kemudian, pada tahun 1967, PKBI diakui secara resmi sebagai badan hukum oleh [[Departemen Kehakiman]]. Dalam Kongres Nasional I PKBI di Jakarta, terdapat keputusan yang menerangkan bahwa dalam upayanya untuk mendukung program KB, PKBI akan melakukan kerjasama dengan pemerintah. Pada tahun yang sama, presiden [[Soeharto]] meresmikan [[Deklarasi Kependudukan Dunia]] yang membahas tentang kesadaran mengenai urgensi merencanakan jumlah anak dan menjarangkan kelahiran sebagai bagian dari [[hak asasi manusia]].<ref name=":2" />
Kemudian, pada tahun 1967, PKBI diakui secara resmi sebagai badan hukum oleh [[Departemen Kehakiman]]. Dalam Kongres Nasional I PKBI di Jakarta, terdapat keputusan yang menerangkan bahwa dalam upayanya untuk mendukung program KB, PKBI akan melakukan kerjasama dengan pemerintah. Pada tahun yang sama, presiden [[Soeharto]] meresmikan [[Deklarasi Kependudukan Dunia]] yang membahas tentang kesadaran mengenai urgensi merencanakan jumlah anak dan menjarangkan kelahiran sebagai bagian dari [[hak asasi manusia]].<ref name=":2" />


Lebih lanjut, setelah dilakukan pertemuan dengan para menteri dan tokoh masyarakat yang terlibat dalam upaya KB, pada tanggal 17 Oktober 1968 pemerintah membentuk [[Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN)]] dengan status sebagai Lembaga Semi Pemerintah. Lalu, pada tahun 1970, pemerintah membentuk [[Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)]] yang diketuai oleh dr. Suwardjo Suryaningrat. Pada tahun 1972, lembaga tersebut resmi menjadi Lembaga Pemerintah Non-departemen yang memiliki kedudukan langsung di bawah Presiden.<ref name=":2" />
Lebih lanjut, setelah dilakukan pertemuan dengan para menteri dan tokoh masyarakat yang terlibat dalam upaya KB, pada tanggal 17 Oktober 1968 pemerintah membentuk [[Lembaga Keluarga Berencana Nasional]] (LKBN) dengan status sebagai Lembaga Semi Pemerintah. Lalu, pada tahun 1970, pemerintah membentuk [[Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional]] (BKKBN) yang diketuai oleh dr. Suwardjo Suryaningrat. Pada tahun 1972, lembaga tersebut resmi menjadi Lembaga Pemerintah Non-departemen yang memiliki kedudukan langsung di bawah Presiden.<ref name=":2" />


=== Masa Orde Baru ===
=== Masa Orde Baru ===
Baris 17: Baris 16:
Pada tahun 1970 hingga tahun 1980, penyelenggaraan program KB Nasional dikenal dengan nama “''Management for the People''”. Pada masa ini, pemerintah lebih banyak melakukan inisiatif dan partisipasi masyarakat menjadi sangat rendah. Hal ini disebabkan karena program tersebut memiliki orientasi target sehingga menjadi kurang demokratis dengan kehadiran Polisi dan TNI pada pelaksanaan kegiatan seperti KB massal. Seiring dengan berjalannya waktu, implementasi program yang memiliki sifat “''top-down approach''” ini berubah kembali menjadi [[Gerakan Keluarga Berencana]] pada tahun 1980-an. Pola kebijakan ini berubah menjadi “''Management with the People''”. Unsur pemaksaan dikurangi serta masyarakat dibebaskan untuk memilih jenis kontrasepsi yang hendak digunakan.<ref name=":2" />
Pada tahun 1970 hingga tahun 1980, penyelenggaraan program KB Nasional dikenal dengan nama “''Management for the People''”. Pada masa ini, pemerintah lebih banyak melakukan inisiatif dan partisipasi masyarakat menjadi sangat rendah. Hal ini disebabkan karena program tersebut memiliki orientasi target sehingga menjadi kurang demokratis dengan kehadiran Polisi dan TNI pada pelaksanaan kegiatan seperti KB massal. Seiring dengan berjalannya waktu, implementasi program yang memiliki sifat “''top-down approach''” ini berubah kembali menjadi [[Gerakan Keluarga Berencana]] pada tahun 1980-an. Pola kebijakan ini berubah menjadi “''Management with the People''”. Unsur pemaksaan dikurangi serta masyarakat dibebaskan untuk memilih jenis kontrasepsi yang hendak digunakan.<ref name=":2" />


Program KB pada era [[Orde Baru]] ini berhasil mencapai target nasional. Keberhasilan program ini juga diakui oleh dunia internasional dengan peraihan penghargaan dari [[United Nation (UN) Population Award oleh UNFPA]] pada tahun 1989.<ref name=":2" />
Program KB pada era [[Orde Baru]] ini berhasil mencapai target nasional. Keberhasilan program ini juga diakui oleh dunia internasional dengan peraihan penghargaan dari [[United Nation (UN) Population Award oleh UNFPA]] pada tahun 1989.<ref name=":2" />


== Tujuan ==
== Tujuan ==
Pelaksanaan program KB memiliki tujuan sebagai berikut.
Pelaksanaan program Keluarga Berencana memiliki beberapa tujuan sebagai berikut.


# Membentuk keluarga kecil sejahtera, sesuai dengan kondisi ekonomi keluarga tersebut
# Mencanangkan keluarga kecil dengan hanya dua anak
# Mencanangkan keluarga kecil dengan hanya dua anak
# Membentuk keluarga kecil sejahtera, sesuai dengan kondisi ekonomi keluarga tersebut
# Mencegah terjadinya pernikahan di usia dini
# Menekan angka kematian ibu dan bayi akibat hamil di usia yang terlalu muda atau terlalu tua
# Menekan angka kematian ibu dan bayi akibat hamil di usia yang terlalu muda atau terlalu tua
# Mencegah terjadinya pernikahan di usia dini
# Menekan jumlah penduduk serta menyeimbangkan jumlah kebutuhan dengan jumlah penduduk di Indonesia.<ref name=":0">{{Cite web|date=2020-10-12|title=Kenali Tujuan dan Manfaat Program Keluarga Berencana|url=https://www.alodokter.com/kenali-tujuan-dan-manfaat-program-keluarga-berencana|website=Alodokter|access-date=2024-03-23}}</ref>
# Menekan jumlah penduduk dan menyeimbangkan jumlah kebutuhan dengan jumlah penduduk di Indonesia.<ref name=":0">{{Cite web|date=2020-10-12|title=Kenali Tujuan dan Manfaat Program Keluarga Berencana|url=https://www.alodokter.com/kenali-tujuan-dan-manfaat-program-keluarga-berencana|website=Alodokter|access-date=2024-03-23}}</ref>
<!--== Pandangan agama tentang keluarga berencana ==
<!--== Pandangan agama tentang keluarga berencana ==
{{main|Agama dan pengaturan kelahiran}}
{{main|Agama dan pengaturan kelahiran}}
Baris 53: Baris 52:


== Manfaat ==
== Manfaat ==
Program KB memiliki beberapa manfaat untuk keluarga yaitu sebagai berikut.
Program Keluarga Berencana (KB) memiliki beberapa manfaat untuk keluarga di antaranya sebagai berikut.


=== 1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi ===
=== 1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi ===
Program kehamilan yang direncanakan dengan matang akan memberikan dampak baik bagi kesehatan ibu dan bayi. Selain itu, program KB juga memberikan pengarahan mengenai langkah-langkah untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik sebelum maupun setelah melahirkan.<ref name=":0" />
Program Keluarga Berencana (KB) dapat memberikan pengarahan mengenai langkah-langkah untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi, baik itu pra ataupun pasca melahirkan. Hal ini disebabkan karena program kehamilan yang direncanakan dengan matang dan baik akan memberikan dampak positif bagi kesehatan ibu dan bayi.<ref name=":0" />


=== 2. Mendorong kecukupan ASI dan pola asuh yang baik bagi anak ===
=== 2. Mendorong kecukupan ASI dan pola asuh yang baik bagi anak ===
Dengan program KB, pasangan dapat merencanakan waktu kehamilan dengan tepat. Hal ini erat kaitannya dengan kecukupan ASI dan pola asuh anak. Idealnya, jarak anak pertama dan kedua adalah 3–5 tahun. Dengan jarak waktu ini, anak pertama bisa mendapatkan manfaat ASI dengan maksimal hingga usianya 2 tahun. Tak hanya itu, anak juga jadi bisa mendapatkan perhatian penuh dari orang tuanya sehingga bisa berdampak positif untuk tumbuh kembangnya.<ref name=":0" />
Melalui program KB, pasangan suami istri dapat merencanakan waktu kehamilan dengan tepat. Hal ini berhubungan dengan kecukupan ASI dan pola asuh anak. Secara ideal, jarak anak pertama dan kedua adalah 3–5 tahun. Dengan jarak waktu tersebut, anak pertama dapat memperoleh manfaat ASI dengan maksimal sampai usianya 2 tahun. Selain itu, anak juga dapat memperoleh perhatian penuh dari orang tuanya sehingga bisa berdampak positif untuk tumbuh kembangnya.<ref name=":0" />


=== 3. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan ===
=== 3. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan ===
Pasangan yang tidak menjalankan program KB berisiko mengalami kehamilan yang tidak direncanakan. Misalnya, perempuan di atas 35 tahun dan belum menopause yang melakukan hubungan intim tanpa alat kontrasepsi bisa saja hamil. Namun, kehamilan ini berisiko tinggi dan bisa berdampak fatal pada ibu dan bayi. Begitu juga dengan kehamilan yang terlalu dini setelah melahirkan. Misalnya, seorang wanita bisa saja melahirkan ketika anak pertama masih berusia di bawah 1 tahun. Pada kondisi ini, ibu bisa saja belum pulih sepenuhnya setelah melahirkan anak sebelumnya. Hal ini tentu berdampak pada kesehatan fisik maupun mentalnya.<ref name=":0" />
Pasangan yang tidak menjalankan program KB akan rentan mengalami kehamilan yang tidak direncanakan. Sebagai contoh, perempuan di atas 35 tahun dan belum menopause yang melakukan hubungan intim tanpa alat kontrasepsi bisa saja hamil. Namun, kehamilan ini berisiko tinggi dan bisa berdampak fatal pada ibu dan bayi. Begitu juga dengan kehamilan yang terlalu dini setelah melahirkan. Sebagai contoh, seorang wanita bisa saja melahirkan ketika anak pertama masih berusia di bawah 1 tahun. Pada kondisi ini, ibu bisa saja belum pulih sepenuhnya setelah melahirkan anak sebelumnya. Hal ini akan berdampak buruk pada kesehatan fisik maupun mental seorang ibu.<ref name=":0" />


=== 4. Mencegah penyakit menular seksual ===
=== 4. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi ===
Manfaat program KB selanjutnya adalah menurunkan risiko kematian ibu dan bayi. Kasus ini masih sering dijumpai di masyarakat, khususnya pada kehamilan yang berisiko tinggi, misalnya pada wanita berusia lebih dari 35 tahun, wanita yang menderita penyakit kronis tertentu, dan wanita yang baru saja melahirkan.<ref name=":0" />
Meski dilakukan antara suami-istri, hubungan seksual tidak terlepas dari risiko terjadinya penyakit menular seksual seperti sifilis, gonore, hingga HIV/AIDS. Namun, hal ini bisa dicegah dengan penggunaan alat kontrasepsi, seperti kondom.<ref name=":0" />


=== 5. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi ===
=== 5. Mencegah penyakit menular seksual ===
Hubungan seksual tidak terlepas dari risiko terjadinya penyakit menular seksual seperti [[sifilis]], [[Kencing nanah|gonore]], hingga [[HIV/AIDS]]. Namun, hal tersebut dapat dicegah dengan penggunaan alat kontrasepsi, seperti kondom.<ref name=":0" />
Manfaat program keluarga berencana lainnya adalah untuk menurunkan risiko kematian ibu dan bayi. Kasus ini masih sering dijumpai di masyarakat, terutama pada kehamilan berisiko tinggi, misalnya pada wanita berusia lebih dari 35 tahun, wanita yang menderita penyakit kronis tertentu, dan wanita yang baru saja melahirkan.<ref name=":0" />


=== 6. Membentuk keluarga yang berkualitas ===
=== 6. Membentuk keluarga yang berkualitas ===
Semua yang direncanakan dengan baik juga bisa berbuah baik. Dalam hal ini, merencanakan kehamilan dan jumlah anak bukan cuma masalah waktu, tetapi juga soal ekonomi, pendidikan anak, dan pola asuh.<ref name=":0" />
Merencanakan kehamilan dan jumlah anak bukan hanya menyoal masalah waktu, tetapi juga soal ekonomi, pendidikan anak, dan pola asuh. Semua hal yang direncanakan dengan baik akan berbuah baik juga.<ref name=":0" />


== Prosedur KB ==
== Prosedur KB ==
Program keluarga berencana memiliki beberapa metode seperti penggunaan pil kontrasepsi oral, implan, suntik, spiral, kondom, dan sebagainya. Masing-masing metode tersebut memiliki prosedur dan efektivitas yang berbeda dalam mengendalikan kehamilan atau mencegah kehamilan yang tidak kamu inginkan. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai prosedur KB.<ref name=":3">{{Cite web|last=Halodoc|title=KB (Keluarga Berencana) - Tujuan, Manfaat, dan Prosedur|url=https://www.halodoc.com/kesehatan/kb-keluarga-berencana|website=halodoc|language=id|access-date=2024-03-23}}</ref>
Program KB memiliki beberapa metode seperti penggunaan pil kontrasepsi oral, implan, suntik, spiral, kondom, dan sebagainya. Masing-masing metode tersebut memiliki prosedur dan efektivitas yang berbeda dalam mengendalikan kehamilan atau mencegah kehamilan yang tidak kamu inginkan. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai prosedur KB.<ref name=":3">{{Cite web|last=Halodoc|title=KB (Keluarga Berencana) - Tujuan, Manfaat, dan Prosedur|url=https://www.halodoc.com/kesehatan/kb-keluarga-berencana|website=halodoc|language=id|access-date=2024-03-23}}</ref>


=== 1. Kontrasepsi alami ===
=== 1. Kontrasepsi alami ===
Metode ini bisa kamu lakukan dengan menghitung masa subur wanita secara manual melalui perhitungan siklus menstruasi. Cara ini dapat kamu lakukan dengan memeriksa suhu tubuh, perubahan pada cairan vagina, serta menghitung menggunakan kalender kesuburan.<ref name=":3" />
Metode ini dapat dilakukan dengan cara menghitung masa subur wanita secara manual melalui perhitungan siklus menstruasi. Selain itu, cara ini juga dapat dilakukan dengan memeriksa suhu tubuh, perubahan pada cairan vagina, serta menghitung menggunakan kalender kesuburan.<ref name=":3" />


=== 2. Pil KB ===
=== 2. Pil KB ===
Pil KB merupakan salah satu kontrasepsi yang banyak orang gunakan. Alat kontrasepsi ini mengandung hormon estrogen dan progesteron yang berfungsi mencegah terjadinya ovulasi. Terdapat dua jenis pil KB, yaitu pil KB kombinasi dan pil yang hanya mengandung progesteron.<ref name=":3" />
Pil KB adalah salah satu metode kontrasepsi yang paling umum digunakan oleh banyak orang. Kontrasepsi ini mengandung hormon estrogen dan progesteron yang berperan dalam mencegah terjadinya ovulasi. Terdapat dua jenis pil KB, yakni pil kombinasi yang mengandung kedua hormon tersebut, dan pil yang hanya mengandung progesteron.<ref name=":3" />


=== 3. Kondom pria ===
=== 3. Kondom pria ===
Alat kontrasepsi ini bisa pria gunakan pada alat kelaminnya untuk mencegah sperma masuk ke dalam vagina saat sedang berhubungan intim.Selain mencegah kehamilan, penggunaan kondom pria bermanfaat untuk mencegah penularan penyakit infeksi menular seksual (IMS). Namun, alat kontrasepsi ini hanya bersifat sekali pakai.<ref name=":3" />
Alat ini dapat dipakai pria untuk menghalangi sperma memasuki vagina saat berhubungan seksual. Selain mencegah kehamilan, penggunaan kondom pria juga berguna untuk mencegah penularan penyakit infeksi menular seksual (IMS). Namun, perlu diingat bahwa kondom ini hanya dapat digunakan sekali pakai.<ref name=":3" />


=== 4. Suntik ===
=== 4. Suntik ===
Terdapat dua jenis KB suntik, suntik yang memiliki jangka waktu tiga bulan dan suntik yang hanya bisa bertahan selama satu bulan. Metode ini lebih efektif daripada mengonsumsi pil KB. Namun, suntik KB berpotensi menimbulkan efek samping ketimbang jenis lainnya. Meski begitu, kamu bisa Mengetahui 7 Efek Samping Melakukan Suntik KB dan Cara Mengatasinya.<ref name=":3" />
Ada dua varian dari suntikan kontrasepsi, yaitu yang bertahan selama tiga bulan dan yang hanya bertahan selama satu bulan. Metode ini lebih efektif daripada mengonsumsi pil KB, tetapi memiliki potensi efek samping yang lebih besar dibandingkan dengan jenis kontrasepsi lainnya.<ref name=":3" />


=== 5. Implan ===
=== 5. Implan ===
Alat kontrasepsi jenis ini memiliki bentuk dan seukuran batang korek api dan kamu masukkan ke bagian bawah kulit, biasanya pada lengan bagian atas. KB implan atau susuk KB akan mengeluarkan hormon progestin secara perlahan dan dapat mencegah kehamilan hingga tiga tahun. Namun KB ini memiliki efek samping, yaitu menstruasi tidak teratur, pembengkakan dan memar pada area kulit yang kamu pasang, dan tidak efektif mencegah penularan IMS. Selain itu, kamu juga bisa baca artikel ini untuk informasi lebih lengkap: Memutuskan Pasang KB Implan? Kenali Dulu Plus dan Minusnya.<ref name=":3" />
Alat kontrasepsi ini berbentuk dan berukuran mirip dengan batang korek api, dimasukkan di bawah kulit, biasanya di bagian atas lengan. Implan KB atau susuk KB melepaskan hormon progestin secara perlahan dan dapat mencegah kehamilan selama tiga tahun. Namun, alat KB ini dapat menyebabkan efek samping seperti menstruasi tidak teratur, pembengkakan, dan memar di area tempat pemasangan, serta tidak efektif dalam mencegah penularan IMS.<ref name=":3" />


=== 6. IUD ===
=== 6. IUD ===
IUD (intrauterine device) memiliki bentuk seperti huruf T. Jenis keluarga berencana ini bisa kamu pasang pada rahim untuk menghalangi sperma dari proses pembuahan. IUD umumnya memiliki dua bentuk utama, yaitu IUD yang terbuat dari tembaga, misalnya ParaGard, yang memiliki ketahanan hingga 10 tahun. Jenis lainnya yaitu IUD yang memiliki kandungan hormon, seperti Mirena yang harus kamu perbarui setiap lima tahun.<ref name=":3" />
IUD (intrauterine device) memiliki bentuk seperti huruf T. Alat ini digunakan untuk ditempatkan di rahim guna mencegah sperma mencapai sel telur. IUD umumnya terbagi menjadi dua jenis utama: yang terbuat dari tembaga, seperti ParaGard, yang dapat bertahan hingga 10 tahun; dan yang mengandung hormon, seperti Mirena, yang perlu diperbarui setiap lima tahun.<ref name=":3" />


=== 7. Kondom wanita ===
=== 7. Kondom wanita ===
Wanita juga bisa menggunakan kondom khusus, yaitu berupa plastik yang mereka pasang untuk menyelubungi vagina. Di bagian ujungnya terdapat cincin plastik yang berperan untuk menyesuaikan posisi alat kelamin pria saat berhubungan intim.<ref name=":3" />
Kondom wanita adalah perangkat plastik yang digunakan untuk melapisi vagina. Pada bagian ujung alat ini terdapat cincin plastik yang membantu menyesuaikan posisi alat kelamin pria selama berhubungan intim.<ref name=":3" />


== Efek samping ==
== Efek samping ==


=== Suntik ===
=== Suntik ===
Setiap metode dari alat kontrasepsi sebenarnya memiliki efek samping, terlebih alat kontrasepsi hormonal seperti KB suntik. Secara umum, berikut efek samping dari menggunakan alat kontrasepsi suntik KB dan cara tepat mengatasinya:
Setiap metode alat kontrasepsi memiliki efek samping, khususnya alat kontrasepsi hormonal seperti KB suntik. Alat kontrasepsi suntik umumnya memiliki efek samping sebagai berikut.


==== 1. Perubahan siklus menstruasi ====
==== 1. Perubahan siklus menstruasi ====
Suntik KB dapat menyebabkan terjadinya perubahan siklus menstruasi, baik menjadi lebih panjang maupun lebih pendek. Ketika pemakaian pertama, terjadi menstruasi berkepanjangan, flek (spotting), lalu haid akan menjadi jarang atau berhenti sama sekali. Sekitar 40 persen wanita berhenti haid setelah satu tahun pemakaian. Ini adalah efek samping yang tidak berbahaya, sehingga tidak perlu kamu khawatirkan. Sebab, berhentinya menstruasi tidak berarti “darah kotor” menstruasi jadi menumpuk. Ini karena kontrasepsi hormonal menekan penebalan dinding rahim yang biasanya luruh dalam bentuk darah haid, sehingga tidak ada “darah” yang harus diluruhkan.<ref name=":4">{{Cite web|last=Halodoc|first=Redaksi|title=Ketahui 7 Efek Samping Melakukan Suntik KB dan Cara Mengatasinya|url=https://www.halodoc.com/artikel/ketahui-7-efek-samping-melakukan-suntik-kb-dan-cara-mengatasinya|website=halodoc|language=id|access-date=2024-03-23}}</ref>
Suntik KB dapat mengakibatkan perubahan siklus menstruasi, baik menjadi lebih pendek maupun lebih panjang. Pada saat pemakaian pertama kali, perempuan akan mengalami menstruansi berkepanjangan, flek (''spotting''), kemudian jarang atau berhentinya haid. Pada kasus ini, 40 persen wanita berhenti haid setelah satu tahun pemakaian KB suntik. Perlu diingat bahwa efek samping tersebut termasuk ke dalam efek samping yang tidak berbahaya sehingga tidak perlu dikhawatirkan. Berhentinya menstruasi tidak berarti darah kotor menstruasi jadi menumpuk. Hal ini disebabkan karena kontrasepsi hormonal menekan penebalan dinding rahim yang biasanya luruh dalam bentuk darah haid sehingga tidak ada darah yang harus diluruhkan.<ref name=":4">{{Cite web|last=Halodoc|first=Redaksi|title=Ketahui 7 Efek Samping Melakukan Suntik KB dan Cara Mengatasinya|url=https://www.halodoc.com/artikel/ketahui-7-efek-samping-melakukan-suntik-kb-dan-cara-mengatasinya|website=halodoc|language=id|access-date=2024-03-23}}</ref>


==== 2. Suntik KB bisa sebabkan berat badan naik ====
==== 2. Berat badan naik ====
Kenaikan berat badan pada akseptor KB suntik berkisar antara 1-2 kilogram per tahun. Penyebabnya, hormon progesteron pada KB suntik dapat meningkatkan nafsu makan dengan cara memengaruhi pusat pengendali nafsu makan pada hipotalamus.<ref name=":4" />
Kemudian, suntik KB dapat menyebabkan kenaikan berat badan sekitar 1-2 kg per tahun. Efek samping ini disebabkan oleh [[Progesteron|hormon progesteron]] pada suntik KB yang dapat meningkatkan nafsu makan dengan cara memengaruhi pusat pengendali nafsu makan pada [[hipotalamus]].<ref name=":4" />


==== 3. Tidak bisa langsung hamil setelah suntik berhenti ====
==== 3. Tidak dapat langsung hamil setelah suntik berhenti ====
Beda halnya dengan IUD, implan, maupun pil KB, pengguna KB suntik harus sedikit bersabar ketika merencanakan kehamilan kembali. Pasalnya, setelah berhenti memakai alat kontrasepsi ini, kesuburan batu akan kembali sekitar 10 bulan setelahnya, tetapi bisa juga lebih cepat. Kamu tidak dapat memprediksi berapa lama kesuburan akan kembali karena efek KB pada setiap orang berbeda-beda.<ref name=":4" />
Suntik KB dapat menyebabkan seorang wanita tidak dapat langsung hamil setelah berhenti pemakaian. Berbeda dengan IUD, implan, maupun pil KB, pengguna suntik KB harus sedikit bersabar saat merencanakan kehamilan kembali. Hal itu disebabkan karena setelah berhenti memakai alat kontrasepsi suntik, kesuburan batu akan kembali sekitar 10 bulan setelahnya atau bisa juga lebih cepat. Pengguna tidak dapat memperkirakan berapa lama kesuburan akan kembali karena efek KB pada setiap orang berbeda-beda.<ref name=":4" />


==== 4. Penurunan gairah seksual ====
==== 4. Penurunan gairah seksual ====
Salah satu cara kerja hormon progesteron adalah mengentalkan lendir pada vagina. Selain itu, suntikan progestin dapat mengubah makanan sumber karbohidrat menjadi lemak yang sulit bereaksi terhadap air. Artinya, semakin banyak kadar lemak pada tubuh, kadar air justru menjadi lebih sedikit. Hal ini membawa pengaruh pada vagina yang menjadi lebih kering Akibatnya, wanita kerap merasa rasa sakit saat berhubungan seksual. Apabila kamu tidak segera melakukan penanganan, efek samping yang paling sering terjadi adalah penurunan gairah seksual. Kamu bisa menyiasati kondisi ini dengan melakukan ''foreplay'' yang lebih lama atau memakai pelumas. Jika kamu dan pasangan masih tetap tidak nyaman, coba beberapa posisi seks yang cocok. Menciptakan mood yang baik sebelum berhubungan seks juga bisa menjadi pemantik gairah.<ref name=":4" />
Efek selanjutnya adalah penurunan gairah seksual. Hal ini disebabkan karena suntik KB dapat membuat vagina menjadi lebih kering. Salah satu cara kerja hormon progesteron adalah mengentalkan lendir pada vagina. Di samping itu, suntikan progestin juga dapat mengubah makanan sumber karbohidrat menjadi lemak yang sukar bereaksi terhadap air. Dengan kata lain, makin banyak kadar lemak pada tubuh, maka kadar air justru menjadi lebih sedikit. Hal itulah yang membuat vagina menjadi lebih kering sehingga wanita akan merasa sakit saat berhubungan seksual. Efek samping ini akan berakibat pada penurunan gairah seksual. Namun, efek samping ini dapat disiasati dengan melakukan ''foreplay'' yang lebih lama atau memakai pelumas.<ref name=":4" />


==== 5. Sakit kepala, nyeri payudara, dan perubahan suasana hati ====
==== 5. Sakit kepala, nyeri payudara, dan perubahan suasana hati ====
Baik sakit kepala, nyeri payudara, maupun perubahan suasana hati adalah efek samping dari perubahan hormonal setelah masuknya progestin dalam tubuh setelah kamu mendapatkan suntik KB. Pada beberapa wanita, suasana hati cepat berubah dan timbul amarah yang lebih sering dari biasanya. Meski cukup umum, tidak semua wanita yang melakukan KB suntik mengalami efek tersebut. Namun, untuk membantu mengurangi rasa nyerinya, kamu bisa mengonsumsi parasetamol. Apabila efek sampingnya sampai membuat kamu tidak nyaman, segera diskusikan dengan dokter ahli kandungan.<ref name=":4" />
Suntik KB juga dapat menimbulkan sakit kepala, nyeri payudara, hingga perubahan suasana hati karena adanya perubahan hormonal yang diakibatkan oleh masuknya progestin ke dalam tubuh. Untuk mengurangi efek samping ini, pengguna dapat mengonsumsi parasetamol. Jika tidak sembuh, pengguna dapat segera berkonsultasi pada dokter.<ref name=":4" />


==== 6. Berkurangnya kepadatan tulang ====
==== 6. Berkurangnya kepadatan tulang ====
Studi menyebutkan, penggunaan KB suntik dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya penipisan tulang. Ini adalah gejala awal osteoporosis yang memang lebih rentan terjadi pada wanita. Meski begitu, tidak akan sampai pada risiko patah tulang. Seharusnya, dengan menjaga konsumsi makanan yang mengandung Vitamin D dan kalsium, efek negatif ini bisa berkurang. Untuk meminimalisir beragam efek samping ini, kenali Cara Menentukan Suntik KB yang Paling Tepat.<ref name=":4" />
Penggunaan alat suntik KB dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya penipisan tulang. Hal ini disebabkan karena gejala awal osteoporosis memang lebih rentan menimpa wanita. Kendati demikian, efek samping ini tidak akan berisiko pada patah tulang.<ref name=":4" />


==== 7. Muncul jerawat ====
==== 7. Timbul jerawat ====
Perubahan hormon yang terjadi akibat KB suntik dapat menyebabkan berbagai masalah pada kulit, seperti munculnya jerawat. Ini karena hormon progesteron dapat menyebabkan sekresi pada kelenjar minyak dan lemak pada wajah secara berlebihan, sehingga berpotensi menimbulkan jerawat. Guna mengurangi kemungkinan masalah kulit ini, jagalah kebersihan wajah dengan rajin mencuci muka sebelum tidur untuk membersihkan sisa ''make up'' atau kotoran yang menempel setelah beraktivitas. Kamu juga bisa menggunakan masker alami untuk meredakan  peradangan.<ref name=":4" />
Terakhir, perubahan hormon karena suntik KB juga dapat menyebabkan berbagai masalah pada kulit, salah satunya timbulnya jerawat. Hal ini disebabkan karena hormon progesteron dapat menyebabkan sekresi pada kelenjar minyak dan lemak pada wajah secara berlebihan sehingga berpotensi menimbulkan jerawat.<ref name=":4" />


=== Pil KB ===
=== Pil KB ===
Meskipun efektif dalam mencegah kehamilan, pil KB juga dapat menimbulkan efek samping. Berikut adalah beberapa efek samping pil KB yang sering dikeluhkan:
Selain suntik KB, pil KB juga dapat memiliki beberapa efek samping sebagai berikut.


==== 1. Mual ====
==== 1. Mual ====
Pil KB memang menjadi salah satu pilihan paling aman dan efektif untuk mencegah kehamilan. Selain itu, jenis kontrasepsi ini juga mudah dikonsumsi dan mudah didapatkan. Namun, efek samping pil KB berupa mual bisa saja Anda alami. Untuk mengatasi rasa mual, Anda bisa mengonsumsi antasida atau obat antimual yang dijual bebas. Jika mual terasa semakin mengganggu, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter mengenai cara konsumsi pil KB, maupun kemungkinan menggantinya ke metode kontrasepsi lain.<ref name=":5">{{Cite web|last=Halodoc|first=Redaksi|title=7 Efek Samping Memakai Pil KB yang Perlu Dipahami|url=https://www.halodoc.com/artikel/7-efek-samping-memakai-pil-kb-yang-perlu-dipahami|website=halodoc|language=id|access-date=2024-03-23}}</ref>
Pil KB dapat mengakibatkan mual. Meskipun dalam hal ini, pil KB menjadi salah satu pilihan paling aman dan efektif untuk mencegah kehamilan. Selain itu, jenis kontrasepsi ini juga mudah dikonsumsi dan didapatkan.<ref name=":5">{{Cite web|last=Halodoc|first=Redaksi|title=7 Efek Samping Memakai Pil KB yang Perlu Dipahami|url=https://www.halodoc.com/artikel/7-efek-samping-memakai-pil-kb-yang-perlu-dipahami|website=halodoc|language=id|access-date=2024-03-23}}</ref>


==== 2. Sakit kepala ====
==== 2. Sakit kepala ====
Efek samping pil KB lainnya adalah sakit kepala. Kondisi ini biasanya hanya terasa beberapa hari sekali dan bisa diatasi dengan obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti paracetamol. Jika tidak kunjung membaik, Anda bisa memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.<ref name=":5" />
Efek samping pil KB selanjutnya adalah rasa sakit kepala. Efek samping ini biasanya hanya terasa beberapa hari sekali. Efek samping ini dapat diatasi dengan obat pereda nyeri seperti parasetamol.<ref name=":5" />


==== 3. Nyeri payudara ====
==== 3. Nyeri payudara ====
Konsumsi pil KB mungkin juga akan memberikan Anda efek samping berupa nyeri payudara. Biasanya kondisi ini hanya berlangsung sementara dan akan hilang dalam waktu beberapa bulan. Nyeri payudara biasanya akan semakin terasa ketika mendekati waktu menstruasi. Bila efek samping pil KB ini terasa menganggu, Anda bisa menanyakan saran penanganan yang sesuai pada dokter.<ref name=":5" />
Mengonsumsi pil KB juga dapat menyebabkan nyeri payudara. Efek samping ini biasanya hanya berlangsung sementara dan akan hilang dalam waktu beberapa bulan. Namun, efek samping ini biasanya akan makin terasa saat mendekati waktu menstruasi.<ref name=":5" />


==== 4. Perdarahan di luar masa haid ====
==== 4. Perdarahan di luar masa haid ====
Pengguna pil KB bisa saja mengalami efek samping berupa perdarahan di luar masa haid. Efek samping ini bisa dicegah dengan mengonsumsi pil KB pada waktu yang sama setiap harinya. Jika Anda sudah mengonsumsinya secara teratur tetapi masih saja mengalami perdarahan di luar masa haid, sebaiknya periksakanlah diri ke dokter.<ref name=":5" />
Kemudian, pengguna pil KB dapat mengalami efek samping berupa perdarahan di luar masa haid. Efek samping ini dapat dicegah dengan mengonsumsi pil KB pada waktu yang sama setiap harinya.<ref name=":5" />


==== 5. Kenaikan berat badan ====
==== 5. Kenaikan berat badan ====
Efek samping pil KB yang dari dulu banyak ditakutkan wanita adalah kenaikan berat badan. Efek samping ini memang ada jika pil KB mengandung estrogen dengan kadar yang tinggi sehingga membuat nafsu makan meningkat dan memicu penimbunan cairan di dalam tubuh. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena kebanyakan pil KB yang beredar saat ini mengandung estrogen dalam kadar yang lebih rendah tetapi tetap efektif dan tidak menyebabkan peningkatan berat badan. Apabila Anda tetap mengalami keluhan ini selama mengonsumsi pil KB, coba konsultasikan kepada dokter. Dengan begitu, dokter bisa mencari tau penyebab kenaikan berat badan yang Anda alami dan menyarankan penanganan yang sesuai.<ref name=":5" />
Sama halnya dengan suntik KB, pil KB juga dapat berdampak pada kenaikan berat badan. Efek samping ini akan muncul jika pil KB mengandung estrogen dengan kadar yang tinggi sehingga membuat nafsu makan meningkat dan memicu penimbunan cairan di dalam tubuh.<ref name=":5" />


==== 6. Gairah seks yang menurun ====
==== 6. Gairah seks yang menurun ====
Sering kali penggunaan pil KB juga menyebabkan gairah seks Anda menurun. Hal ini bisa terjadi karena kandungan hormon estrogen dan progestin dalam pil KB membuat hormon testosteron menurun, sehingga gairah seks wanita pun ikut turun. Jika Anda mengalami penurunan gairah seks, cobalah jenis pil KB yang berbeda. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter karena beberapa wanita bisa mendapatkan kembali gairah seksnya setelah beralih ke pil KB yang bekerja seperti hormon androgen.<ref name=":5" />
Lalu, penggunaan pil KB juga dapat menyebabkan gairah seks menurun. Hal itu terjadi karena kandungan hormon estrogen dan progestin dalam pil KB membuat hormon testosteron menurun, sehingga gairah seks wanita menjadi turun.<ref name=":5" />


==== 7. Perubahan suasana hati yang terjadi secara mendadak ====
==== 7. Perubahan suasana hati yang terjadi secara mendadak ====
Terakhir, perubahan hormon akibat pil KB juga dapat berpengaruh pada suasana hati.<ref name=":5" />
Layaknya PMS, perubahan hormon yang terjadi karena pil KB dapat berpengaruh pada suasana hati. Jika ''mood swing'' yang dirasakan tidak terlalu parah, Anda bisa mencoba olahraga atau relaksasi untuk meredakannya. Namun, jika perubahan suasana hati mengarah ke depresi atau kecemasan yang berlebihan dan terasa sangat mengganggu, konsultasikanlah kepada dokter. Konsultasi akan memberikan Anda saran untuk mengatasi keluhan ini, termasuk beralih ke metode kontrasepsi nonhormonal, misalnya IUD. Selain efek samping pil KB di atas, mengonsumsi pil KB juga bisa memberikan efek samping yang lebih serius, seperti penggumpalan darah, serta meningkatnya risiko terkena kanker payudara dan kanker serviks. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena kemungkinan terjadinya efek samping tersebut sangatlah rendah.<ref name=":5" />


=== Kelompok Wanita yang Sebaiknya Menghindari Pil KB ===
=== Kelompok Wanita yang Sebaiknya Menghindari Pil KB ===
Mengonsumsi pil KB terbilang praktis karena bisa dilakukan sendiri di rumah. Namun, Anda tetap harus berkonsultasi dulu ke dokter karena ada beberapa kondisi yang tidak dianjurkan untuk menggunakan pil KB, yaitu:
Mengonsumsi pil KB dapat dibilang praktis karena pengguna dapat melakukan sendiri di rumah. Akan tetapi, ada beberapa pengguna yang dianjurkan untuk tidak menggunakan pil KB, di antaranya yaitu:


# Menderita serangan migrain yang parah
# Berusia lebih dari 35 tahun
# Berusia lebih dari 35 tahun
# Memiliki riwayat tekanan darah tinggi
# Memiliki riwayat tekanan darah tinggi
# Menderita serangan migrain yang parah
# Menderita diabetes dengan komplikasi atau telah menderita diabetes lebih dari 20 tahun
# Menderita diabetes dengan komplikasi atau telah menderita diabetes lebih dari 20 tahun
# Memiliki berat badan berlebih (''overweight'') dengan indeks massa tubuh di atas 35
# Memiliki berat badan berlebih (''overweight'') dengan indeks massa tubuh di atas 35
# Merokok atau baru saja berhenti merokok selama 1 tahun
# Merokok atau baru saja berhenti merokok selama 1 tahun
# Memiliki riwayat penggumpalan darah atau memiliki anggota keluarga yang mengalami penggumpalan darah pada usia kurang dari 45 tahun
# Memiliki riwayat penggumpalan darah atau memiliki anggota keluarga yang mengalami penggumpalan darah pada usia kurang dari 45 tahun
# Menderita kanker payudara
# Menderita kanker payudara.<ref name=":5" />

Pil KB memang sangat efektif dalam mencegah kehamilan. Namun, karena bisa saja terjadi efek samping pil KB dan untuk memastikan apakah pil KB adalah metode kontrasepsi yang cocok untuk Anda, sebaiknya berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter. Bila memang pil KB tidak sesuai untuk kondisi dan kebutuhan Anda, dokter bisa menyarankan jenis kontrasepsi lain.<ref name=":5" />


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 172: Baris 169:
== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{kamus|Keluarga}}
* {{kamus|Keluarga}}
* {{id}} [http://www.lusa.web.id/program-kb-di-indonesia/ Program keluarga berencana di Indonesia]


{{Kehamilan}}
{{Kehamilan}}
Baris 178: Baris 174:
[[Kategori:Populasi]]
[[Kategori:Populasi]]
[[Kategori:Propaganda Orde Baru]]
[[Kategori:Propaganda Orde Baru]]


{{demografi-stub}}

Revisi terkini sejak 22 Agustus 2024 06.52

Logo keluarga berencana

Keluarga berencana (disingkat KB) adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Dalam arti lain, gerakan ini dapat didefinisikan sebagai perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan seperti menggunakan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran meliputi kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. Selain itu, gerakan KB juga dapat dapat dimaknai sebagai upaya peningkatan kepedulian dan peran masyarakat melalui upaya pendewasaan usia perkawinan, pengendalian kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, serta peningkatan kesejahteraan keluarga dalam rangka melembagakan dan membudidayakan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.[1]

Program Keluarga Berencana adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan nasional. Program ini memiliki tujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat mencapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional. Di samping itu, KB juga termasuk ke dalam program pemerintah yang dibuat untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dengan jumlah penduduk. Oleh sebab itu, program ini diharapkan dapat menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang. Perlu digarisbawahi bahwasanya Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah dianggap masyarakat dunia sebagai program yang berhasil menurunkan angka kelahiran yang bermakna.[1]

Di Indonesia, program Keluarga Berencana (KB) diprakarsai oleh para ahli kandungan pada tahun 1950-an. Program ini diusung untuk mencegah angka kematian ibu dan bayi yang tinggi pada masa itu. Lalu, pada tahun 1957, terbentuk Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) yang menjadi organisasi sosial yang bergerak dalam bidang KB. Namun, kegiatannya mendapat berbagai hambatan, terutama dengan adanya KUHP nomor 283 yang melarang adanya penyebarluasan gagasan tentang keluarga berencana.[2]

Kemudian, pada tahun 1967, PKBI diakui secara resmi sebagai badan hukum oleh Departemen Kehakiman. Dalam Kongres Nasional I PKBI di Jakarta, terdapat keputusan yang menerangkan bahwa dalam upayanya untuk mendukung program KB, PKBI akan melakukan kerjasama dengan pemerintah. Pada tahun yang sama, presiden Soeharto meresmikan Deklarasi Kependudukan Dunia yang membahas tentang kesadaran mengenai urgensi merencanakan jumlah anak dan menjarangkan kelahiran sebagai bagian dari hak asasi manusia.[2]

Lebih lanjut, setelah dilakukan pertemuan dengan para menteri dan tokoh masyarakat yang terlibat dalam upaya KB, pada tanggal 17 Oktober 1968 pemerintah membentuk Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) dengan status sebagai Lembaga Semi Pemerintah. Lalu, pada tahun 1970, pemerintah membentuk Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang diketuai oleh dr. Suwardjo Suryaningrat. Pada tahun 1972, lembaga tersebut resmi menjadi Lembaga Pemerintah Non-departemen yang memiliki kedudukan langsung di bawah Presiden.[2]

Masa Orde Baru

[sunting | sunting sumber]

Program KB berjaya pada era Orde Baru karena mendapat dukungan langsung dari presiden Soeharto. Semua elemen pemerintah berkomitmen untuk melaksanakan program keluarga berencana. Selain itu, program ini juga mendapat dukungan dana dari pemerintah dalam negeri dan luar negeri salah satunya Bank Dunia. Pada masa itu, program KB berhasil dipromosikan kepada berbagai masyarakat di berbagai pelosok Indonesia.[2]

Pada tahun 1970 hingga tahun 1980, penyelenggaraan program KB Nasional dikenal dengan nama “Management for the People”. Pada masa ini, pemerintah lebih banyak melakukan inisiatif dan partisipasi masyarakat menjadi sangat rendah. Hal ini disebabkan karena program tersebut memiliki orientasi target sehingga menjadi kurang demokratis dengan kehadiran Polisi dan TNI pada pelaksanaan kegiatan seperti KB massal. Seiring dengan berjalannya waktu, implementasi program yang memiliki sifat “top-down approach” ini berubah kembali menjadi Gerakan Keluarga Berencana pada tahun 1980-an. Pola kebijakan ini berubah menjadi “Management with the People”. Unsur pemaksaan dikurangi serta masyarakat dibebaskan untuk memilih jenis kontrasepsi yang hendak digunakan.[2]

Program KB pada era Orde Baru ini berhasil mencapai target nasional. Keberhasilan program ini juga diakui oleh dunia internasional dengan peraihan penghargaan dari United Nation (UN) Population Award oleh UNFPA pada tahun 1989.[2]

Pelaksanaan program Keluarga Berencana memiliki beberapa tujuan sebagai berikut.

  1. Mencanangkan keluarga kecil dengan hanya dua anak
  2. Membentuk keluarga kecil sejahtera, sesuai dengan kondisi ekonomi keluarga tersebut
  3. Menekan angka kematian ibu dan bayi akibat hamil di usia yang terlalu muda atau terlalu tua
  4. Mencegah terjadinya pernikahan di usia dini
  5. Menekan jumlah penduduk dan menyeimbangkan jumlah kebutuhan dengan jumlah penduduk di Indonesia.[3]

Program Keluarga Berencana (KB) memiliki beberapa manfaat untuk keluarga di antaranya sebagai berikut.

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi

[sunting | sunting sumber]

Program Keluarga Berencana (KB) dapat memberikan pengarahan mengenai langkah-langkah untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi, baik itu pra ataupun pasca melahirkan. Hal ini disebabkan karena program kehamilan yang direncanakan dengan matang dan baik akan memberikan dampak positif bagi kesehatan ibu dan bayi.[3]

2. Mendorong kecukupan ASI dan pola asuh yang baik bagi anak

[sunting | sunting sumber]

Melalui program KB, pasangan suami istri dapat merencanakan waktu kehamilan dengan tepat. Hal ini berhubungan dengan kecukupan ASI dan pola asuh anak. Secara ideal, jarak anak pertama dan kedua adalah 3–5 tahun. Dengan jarak waktu tersebut, anak pertama dapat memperoleh manfaat ASI dengan maksimal sampai usianya 2 tahun. Selain itu, anak juga dapat memperoleh perhatian penuh dari orang tuanya sehingga bisa berdampak positif untuk tumbuh kembangnya.[3]

3. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan

[sunting | sunting sumber]

Pasangan yang tidak menjalankan program KB akan rentan mengalami kehamilan yang tidak direncanakan. Sebagai contoh, perempuan di atas 35 tahun dan belum menopause yang melakukan hubungan intim tanpa alat kontrasepsi bisa saja hamil. Namun, kehamilan ini berisiko tinggi dan bisa berdampak fatal pada ibu dan bayi. Begitu juga dengan kehamilan yang terlalu dini setelah melahirkan. Sebagai contoh, seorang wanita bisa saja melahirkan ketika anak pertama masih berusia di bawah 1 tahun. Pada kondisi ini, ibu bisa saja belum pulih sepenuhnya setelah melahirkan anak sebelumnya. Hal ini akan berdampak buruk pada kesehatan fisik maupun mental seorang ibu.[3]

4. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi

[sunting | sunting sumber]

Manfaat program KB selanjutnya adalah menurunkan risiko kematian ibu dan bayi. Kasus ini masih sering dijumpai di masyarakat, khususnya pada kehamilan yang berisiko tinggi, misalnya pada wanita berusia lebih dari 35 tahun, wanita yang menderita penyakit kronis tertentu, dan wanita yang baru saja melahirkan.[3]

5. Mencegah penyakit menular seksual

[sunting | sunting sumber]

Hubungan seksual tidak terlepas dari risiko terjadinya penyakit menular seksual seperti sifilis, gonore, hingga HIV/AIDS. Namun, hal tersebut dapat dicegah dengan penggunaan alat kontrasepsi, seperti kondom.[3]

6. Membentuk keluarga yang berkualitas

[sunting | sunting sumber]

Merencanakan kehamilan dan jumlah anak bukan hanya menyoal masalah waktu, tetapi juga soal ekonomi, pendidikan anak, dan pola asuh. Semua hal yang direncanakan dengan baik akan berbuah baik juga.[3]

Prosedur KB

[sunting | sunting sumber]

Program KB memiliki beberapa metode seperti penggunaan pil kontrasepsi oral, implan, suntik, spiral, kondom, dan sebagainya. Masing-masing metode tersebut memiliki prosedur dan efektivitas yang berbeda dalam mengendalikan kehamilan atau mencegah kehamilan yang tidak kamu inginkan. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai prosedur KB.[4]

1. Kontrasepsi alami

[sunting | sunting sumber]

Metode ini dapat dilakukan dengan cara menghitung masa subur wanita secara manual melalui perhitungan siklus menstruasi. Selain itu, cara ini juga dapat dilakukan dengan memeriksa suhu tubuh, perubahan pada cairan vagina, serta menghitung menggunakan kalender kesuburan.[4]

2. Pil KB

[sunting | sunting sumber]

Pil KB adalah salah satu metode kontrasepsi yang paling umum digunakan oleh banyak orang. Kontrasepsi ini mengandung hormon estrogen dan progesteron yang berperan dalam mencegah terjadinya ovulasi. Terdapat dua jenis pil KB, yakni pil kombinasi yang mengandung kedua hormon tersebut, dan pil yang hanya mengandung progesteron.[4]

3. Kondom pria

[sunting | sunting sumber]

Alat ini dapat dipakai pria untuk menghalangi sperma memasuki vagina saat berhubungan seksual. Selain mencegah kehamilan, penggunaan kondom pria juga berguna untuk mencegah penularan penyakit infeksi menular seksual (IMS). Namun, perlu diingat bahwa kondom ini hanya dapat digunakan sekali pakai.[4]

4. Suntik

[sunting | sunting sumber]

Ada dua varian dari suntikan kontrasepsi, yaitu yang bertahan selama tiga bulan dan yang hanya bertahan selama satu bulan. Metode ini lebih efektif daripada mengonsumsi pil KB, tetapi memiliki potensi efek samping yang lebih besar dibandingkan dengan jenis kontrasepsi lainnya.[4]

5. Implan

[sunting | sunting sumber]

Alat kontrasepsi ini berbentuk dan berukuran mirip dengan batang korek api, dimasukkan di bawah kulit, biasanya di bagian atas lengan. Implan KB atau susuk KB melepaskan hormon progestin secara perlahan dan dapat mencegah kehamilan selama tiga tahun. Namun, alat KB ini dapat menyebabkan efek samping seperti menstruasi tidak teratur, pembengkakan, dan memar di area tempat pemasangan, serta tidak efektif dalam mencegah penularan IMS.[4]

IUD (intrauterine device) memiliki bentuk seperti huruf T. Alat ini digunakan untuk ditempatkan di rahim guna mencegah sperma mencapai sel telur. IUD umumnya terbagi menjadi dua jenis utama: yang terbuat dari tembaga, seperti ParaGard, yang dapat bertahan hingga 10 tahun; dan yang mengandung hormon, seperti Mirena, yang perlu diperbarui setiap lima tahun.[4]

7. Kondom wanita

[sunting | sunting sumber]

Kondom wanita adalah perangkat plastik yang digunakan untuk melapisi vagina. Pada bagian ujung alat ini terdapat cincin plastik yang membantu menyesuaikan posisi alat kelamin pria selama berhubungan intim.[4]

Efek samping

[sunting | sunting sumber]

Setiap metode alat kontrasepsi memiliki efek samping, khususnya alat kontrasepsi hormonal seperti KB suntik. Alat kontrasepsi suntik umumnya memiliki efek samping sebagai berikut.

1. Perubahan siklus menstruasi

[sunting | sunting sumber]

Suntik KB dapat mengakibatkan perubahan siklus menstruasi, baik menjadi lebih pendek maupun lebih panjang. Pada saat pemakaian pertama kali, perempuan akan mengalami menstruansi berkepanjangan, flek (spotting), kemudian jarang atau berhentinya haid. Pada kasus ini, 40 persen wanita berhenti haid setelah satu tahun pemakaian KB suntik. Perlu diingat bahwa efek samping tersebut termasuk ke dalam efek samping yang tidak berbahaya sehingga tidak perlu dikhawatirkan. Berhentinya menstruasi tidak berarti darah kotor menstruasi jadi menumpuk. Hal ini disebabkan karena kontrasepsi hormonal menekan penebalan dinding rahim yang biasanya luruh dalam bentuk darah haid sehingga tidak ada darah yang harus diluruhkan.[5]

2. Berat badan naik

[sunting | sunting sumber]

Kemudian, suntik KB dapat menyebabkan kenaikan berat badan sekitar 1-2 kg per tahun. Efek samping ini disebabkan oleh hormon progesteron pada suntik KB yang dapat meningkatkan nafsu makan dengan cara memengaruhi pusat pengendali nafsu makan pada hipotalamus.[5]

3. Tidak dapat langsung hamil setelah suntik berhenti

[sunting | sunting sumber]

Suntik KB dapat menyebabkan seorang wanita tidak dapat langsung hamil setelah berhenti pemakaian. Berbeda dengan IUD, implan, maupun pil KB, pengguna suntik KB harus sedikit bersabar saat merencanakan kehamilan kembali. Hal itu disebabkan karena setelah berhenti memakai alat kontrasepsi suntik, kesuburan batu akan kembali sekitar 10 bulan setelahnya atau bisa juga lebih cepat. Pengguna tidak dapat memperkirakan berapa lama kesuburan akan kembali karena efek KB pada setiap orang berbeda-beda.[5]

4. Penurunan gairah seksual

[sunting | sunting sumber]

Efek selanjutnya adalah penurunan gairah seksual. Hal ini disebabkan karena suntik KB dapat membuat vagina menjadi lebih kering. Salah satu cara kerja hormon progesteron adalah mengentalkan lendir pada vagina. Di samping itu, suntikan progestin juga dapat mengubah makanan sumber karbohidrat menjadi lemak yang sukar bereaksi terhadap air. Dengan kata lain, makin banyak kadar lemak pada tubuh, maka kadar air justru menjadi lebih sedikit. Hal itulah yang membuat vagina menjadi lebih kering sehingga wanita akan merasa sakit saat berhubungan seksual. Efek samping ini akan berakibat pada penurunan gairah seksual. Namun, efek samping ini dapat disiasati dengan melakukan foreplay yang lebih lama atau memakai pelumas.[5]

5. Sakit kepala, nyeri payudara, dan perubahan suasana hati

[sunting | sunting sumber]

Suntik KB juga dapat menimbulkan sakit kepala, nyeri payudara, hingga perubahan suasana hati karena adanya perubahan hormonal yang diakibatkan oleh masuknya progestin ke dalam tubuh. Untuk mengurangi efek samping ini, pengguna dapat mengonsumsi parasetamol. Jika tidak sembuh, pengguna dapat segera berkonsultasi pada dokter.[5]

6. Berkurangnya kepadatan tulang

[sunting | sunting sumber]

Penggunaan alat suntik KB dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya penipisan tulang. Hal ini disebabkan karena gejala awal osteoporosis memang lebih rentan menimpa wanita. Kendati demikian, efek samping ini tidak akan berisiko pada patah tulang.[5]

7. Timbul jerawat

[sunting | sunting sumber]

Terakhir, perubahan hormon karena suntik KB juga dapat menyebabkan berbagai masalah pada kulit, salah satunya timbulnya jerawat. Hal ini disebabkan karena hormon progesteron dapat menyebabkan sekresi pada kelenjar minyak dan lemak pada wajah secara berlebihan sehingga berpotensi menimbulkan jerawat.[5]

Selain suntik KB, pil KB juga dapat memiliki beberapa efek samping sebagai berikut.

Pil KB dapat mengakibatkan mual. Meskipun dalam hal ini, pil KB menjadi salah satu pilihan paling aman dan efektif untuk mencegah kehamilan. Selain itu, jenis kontrasepsi ini juga mudah dikonsumsi dan didapatkan.[6]

2. Sakit kepala

[sunting | sunting sumber]

Efek samping pil KB selanjutnya adalah rasa sakit kepala. Efek samping ini biasanya hanya terasa beberapa hari sekali. Efek samping ini dapat diatasi dengan obat pereda nyeri seperti parasetamol.[6]

3. Nyeri payudara

[sunting | sunting sumber]

Mengonsumsi pil KB juga dapat menyebabkan nyeri payudara. Efek samping ini biasanya hanya berlangsung sementara dan akan hilang dalam waktu beberapa bulan. Namun, efek samping ini biasanya akan makin terasa saat mendekati waktu menstruasi.[6]

4. Perdarahan di luar masa haid

[sunting | sunting sumber]

Kemudian, pengguna pil KB dapat mengalami efek samping berupa perdarahan di luar masa haid. Efek samping ini dapat dicegah dengan mengonsumsi pil KB pada waktu yang sama setiap harinya.[6]

5. Kenaikan berat badan

[sunting | sunting sumber]

Sama halnya dengan suntik KB, pil KB juga dapat berdampak pada kenaikan berat badan. Efek samping ini akan muncul jika pil KB mengandung estrogen dengan kadar yang tinggi sehingga membuat nafsu makan meningkat dan memicu penimbunan cairan di dalam tubuh.[6]

6. Gairah seks yang menurun

[sunting | sunting sumber]

Lalu, penggunaan pil KB juga dapat menyebabkan gairah seks menurun. Hal itu terjadi karena kandungan hormon estrogen dan progestin dalam pil KB membuat hormon testosteron menurun, sehingga gairah seks wanita menjadi turun.[6]

7. Perubahan suasana hati yang terjadi secara mendadak

[sunting | sunting sumber]

Terakhir, perubahan hormon akibat pil KB juga dapat berpengaruh pada suasana hati.[6]

Kelompok Wanita yang Sebaiknya Menghindari Pil KB

[sunting | sunting sumber]

Mengonsumsi pil KB dapat dibilang praktis karena pengguna dapat melakukan sendiri di rumah. Akan tetapi, ada beberapa pengguna yang dianjurkan untuk tidak menggunakan pil KB, di antaranya yaitu:

  1. Berusia lebih dari 35 tahun
  2. Memiliki riwayat tekanan darah tinggi
  3. Menderita serangan migrain yang parah
  4. Menderita diabetes dengan komplikasi atau telah menderita diabetes lebih dari 20 tahun
  5. Memiliki berat badan berlebih (overweight) dengan indeks massa tubuh di atas 35
  6. Merokok atau baru saja berhenti merokok selama 1 tahun
  7. Memiliki riwayat penggumpalan darah atau memiliki anggota keluarga yang mengalami penggumpalan darah pada usia kurang dari 45 tahun
  8. Menderita kanker payudara.[6]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Perpustakaan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2023). Keluarga Berencana (PDF). Jakarta: Perpustakaan Kementerian Kesehatan RI. 
  2. ^ a b c d e f Fandy. "Sejarah Program KB di Indonesia". Gramedia. Diakses tanggal 2024-03-23. 
  3. ^ a b c d e f g "Kenali Tujuan dan Manfaat Program Keluarga Berencana". Alodokter. 2020-10-12. Diakses tanggal 2024-03-23. 
  4. ^ a b c d e f g h Halodoc. "KB (Keluarga Berencana) - Tujuan, Manfaat, dan Prosedur". halodoc. Diakses tanggal 2024-03-23. 
  5. ^ a b c d e f g Halodoc, Redaksi. "Ketahui 7 Efek Samping Melakukan Suntik KB dan Cara Mengatasinya". halodoc. Diakses tanggal 2024-03-23. 
  6. ^ a b c d e f g h Halodoc, Redaksi. "7 Efek Samping Memakai Pil KB yang Perlu Dipahami". halodoc. Diakses tanggal 2024-03-23. 

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]