Lompat ke isi

Merpati Nusantara Airlines: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Zulfan Amanu (bicara | kontrib)
Mufti Nasution (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(201 revisi perantara oleh 98 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox airline
{{kotak info perusahaan |
|airline = Merpati
company_name = PT. Merpati Nusantara Airlines |
|logo = Merpati logo.svg
company_logo = [[Berkas:Logo merpati lowres.jpg|center|Merpati Nusantara]] |
|logo_size = 183
company_slogan = |
company_type = |PT|
|fleet_size = 39
|destinations = 84
foundation = [[Indonesia]]|
location = [[Jakarta]],[[Indonesia]] |
|IATA = MZ
key_people = |
|ICAO = MNA
industry = Penerbangan |
|callsign = MERPATI
products = |
|parent =
revenue = |
|founded = 6 September 1962
|ceased = 20 Februari 2023
Kantor Pusat = Makassar
|plan = -
homepage = [http://www.merpati.co.id/ www.merpati.co.id]
|headquarters = [[Surabaya]], [[Indonesia]]
|key_people = Kapt. Asep Dicky Lukman - CEO
|hubs = [[Bandar Udara Internasional Ngurah Rai]]<br>[[Bandar Udara Internasional Juanda]]
|focus_cities = [[Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta]]
|frequent_flyer =
|alliance =
|subsidiaries =
|website = [http://www.merpati.co.id/ www.merpati.co.id]
|image=
|aoc=
|num_employees=
|commenced= 6 September 1962
}}
}}
'''PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)''' adalah bekas [[badan usaha milik negara]] [[Indonesia]] yang berbisnis di bidang [[penerbangan regional]].<ref name="CAPA">{{en}} [http://centreforaviation.com/profiles/airlines/merpati-nusantara-airlines-mz Center for Aviation: Merpati Nusantara Airlines]</ref> Perusahaan ini dinyatakan [[pailit]] pada tahun 2022<ref name="pailit">{{Cite news|url=https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6120707/merpati-airlines-pailit-tinggalkan-utang-rp-109-triliun|title=Merpati Airlines Pailit, Tinggalkan Utang Rp 10,9 Triliun|publisher=Detikcom|first=Ignacio Geordi|last=Oswaldo|date=10 Juni 2022|language=id|access-date=11 Juni 2022|work=[[Detik.com|detikcom]]}}</ref> dan akhirnya dibubarkan pada tahun 2023.<ref name="bubar"/>

'''Merpati Nusantara Airlines''' atau selanjutnya dikenal dengan nama '''Merpati Nusantara''' yang selanjutnya dikenal sebagai '''Merpati''' dengan kode penerbangan '''MZ''' adalah salah satu perusahan penerbangan nasional domestik di [[Indonesia]]. Pernah beberapa tahun yang lalu menerbangan rute rute regional [[Asia Tenggara]] dan [[Australia]]. Maskapai ini masuk penilaian kategori 1 (kinerja sangat baik) dari Kementerian Perhubungan<ref>http://hubud.dephub.go.id/?en+news+detail+1464+8</ref>. Merpati mendapatkan penilaian bintang 2 (kualitas pelayanan kurang) dati [[Skytrax]]<ref>http://www.airlinequality.com/Airlines/MZ.htm</ref>. Seperti beberapa maskapai Indonesia lainnya, maskapai ini masuk [[Daftar maskapai penerbangan yang dilarang di Uni Eropa|daftar hitam Uni Eropa]] karena masalah keamanan dan keselamatan.

== Data kode ==
* Kode IATA : '''MZ'''
* Kode ICAO : '''MNA'''
* Kode panggil : '''MERPATI'''


== Sejarah ==
== Sejarah ==
=== 1962 - 1966 ===
Bermodal Rp10 juta dan enam pesawat, Merpati Nusantara Airlines memulai usahanya sebagai jembatan [[udara]] yang menghubungkan tempat-tempat terpencil di [[Kalimantan]]. Sejak berdiri, tanggal [[6 September]] [[1962]], sampai sekarang, Merpati mengalami pasang surut. ''"Jembatan Udara Nusantara"''. yang sarat misi ini memang seringkali dihimpit masalah.
Perusahaan ini didirikan oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 6 September 1962 dengan nama "PN Merpati Nusantara" untuk menyediakan layanan penerbangan regional.<ref name="pn">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/2407/PP0191962.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 1962|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=8 Juni 2022}}</ref> Awalnya, Merpati hanya memiliki empat unit [[De Havilland Canada DHC-3 Otter]] dan dua unit [[Douglas DC-3]] yang dihibahkan oleh [[TNI AU]], serta modal uang sebesar Rp 10 juta. Pada tahun [[1963]], Merpati meluncurkan penerbangan dari [[Jakarta]] ke [[Semarang]], [[Tanjung Karang]], dan [[Balikpapan]]. Pada tahun [[1964]], Merpati mendapat hibah dari [[Garuda Indonesia]] berupa sejumlah pesawat terbang yang sebelumnya digunakan oleh maskapai [[de Kroonduif]] asal [[Belanda]], antara lain tiga unit [[Douglas DC-3]], dua unit [[DHC-3 "Otter"]], dan satu unit [[DHC-2 "Beaver"]]. Merpati lalu membuka penerbangan ke Irian Barat, [[Sumatera]], dan Nusa Tenggara. Merpati kemudian juga mulai mengoperasikan tiga unit [[Dornier Do-28]] dan enam unit [[Pilatus Porter PC-6]]. Pada tahun [[1966]], Merpati mulai mengoperasikan tiga unit Pilatus Porter, terutama untuk dioperasikan di Irian Barat. Bertepatan dengan penyerahan Irian Barat, [[PBB]] juga memberi tiga unit DHC-3 Otter kepada Merpati.


=== 1967 - 1978 ===
Merpati ''"lahir"'' berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.19 tahun [[1962]] yang menetapkan pendirian perusahaan negara perhubungan udara daerah dan penerbangan serbaguna Merpati Nusantara, yang disebut juga PN Merpati Nusantara. Perusahaan milik negara ini memiliki lapangan usaha, meliputi penyelenggaraan perhubungan udara di daerah-daerah dan penerbangan serbaguna serta memajukan segala sesuatu yang berkaitan dengan angkutan udara dalam arti kata yang seluas-luasnya. Maksud dan tujuannya adalah dalam rangka turut membangun perekonomian nasional di sektor perhubungan udara dengan mengutamakan kepentingan rakyat.
Pada tahun 1967, Merpati dirasa dapat melayani rute perintis secara mandiri, sehingga pemerintah daerah mengurangi subsidi yang diberikan. Pengurangan subsidi tersebut kemudian menimbulkan masalah keuangan, karena penerbangan komersial Merpati belum dapat menutup biaya operasional dari penerbangan perintis. Pemerintah lalu mengizinkan Merpati untuk membuka penerbangan jarak jauh, jarak menengah, dan jarak dekat, sehingga Merpati kemudian mulai mengoperasikan tujuh unit Douglas DC-3 untuk melayani bandara di [[Nusa Tenggara Timur]] yang ditinggalkan oleh Garuda. Pada tahun 1970, Merpati mulai melayani penerbangan jarak jauh dan menengah. Pada tahun 1971, pemerintah Indonesia mengubah status perusahaan ini menjadi [[persero]].<ref name="persero">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/2828/PP0701971.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 70 tahun 1971|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=8 Juni 2022}}</ref> Merpati lalu mulai mengoperasikan empat unit Vickers Viscount 828, tiga unit YS-11, dan dua unit HS-748, yang sebagian digunakan untuk melayani rute internasional, seperti [[Pontianak]]-[[Kuching]] dan [[Palembang]]-[[Singapura]]. Merpati juga menjalin kerja sama dengan PT Suryadirgantara untuk bersama-sama mengoperasikan pesawat terbang Dakota milik Merpati. Selain itu, Merpati juga menjalin [[perjanjian codeshare]] dengan sejumlah maskapai asing, seperti [[Japan Airlines|Japan Air Lines]], [[Qantas]], [[Thai Airways International]], [[Lufthansa]], [[Olympic Airlines|Olympic Airways]], [[Trans Australia Airlines]], dan [[China Airlines]]. Pada tahun [[1972]], Merpati mulai mengoperasikan dua unit Vickers Vanguard. Merpati lalu mulai terbang ke [[Kuala Lumpur]] dan [[Darwin]]. Merpati kemudian juga mendapat dua unit Twin Otter dari Pemerintah [[Kanada]]. Merpati kemudian mulai mengoperasikan pesawat terbang [[BAC 1-11|BAC-111]] dan [[Boeing 707]] untuk melayani penerbangan sewa internasional, antara lain dengan rute [[Denpasar]]-[[Manila]] dan [[Los Angeles]]-[[Denpasar]] hingga dihentikan pada tahun [[1979]].


=== 1978 - 1991 ===
[[Berkas:F28MerpatiSlide86.jpg|thumb|250px|right|[[Fokker 28|F-28]] Merpati]]
Pada tahun 1978, pemerintah Indonesia menyerahkan semua saham perusahaan ini ke [[Garuda Indonesia]],<ref name="gia">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/3085/PP0301978.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 30 tahun 1978|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=8 Juni 2022}}</ref> dan nama perusahaan ini kemudian diubah menjadi "PT Merpati Nusantara Airlines". Merpati lalu bekerja sama dengan sejumlah maskapai penerbangan swasta untuk menyediakan layanan penerbangan perintis, seperti dengan PT SMAC untuk melayani Sumatera Utara dan Tengah mulai tahun [[1978]], dengan PT DAS untuk melayani Kalimantan mulai tahun 1979, dengan PT Deraya untuk melayani Kalimantan mulai tahun 1988, dengan PT Indoavia untuk melayani Maluku mulai tahun 1988, dan dengan PT Asahi Mantrust untuk melayani [[Kalimantan Timur]]. Pada tahun [[1980]], Merpati mendapat tambahan 14 unit [[NC-212]] dari pemerintah. Merpati juga mulai mengoperasikan empat unit NC-212 bekas dan enam unit NC-212 baru. Selain itu, Merpati juga membangun hanggar pemeliharaan pesawat terbang di [[Makassar]] dan [[Manado]]. Pada tahun 1986, Merpati mendapat hibah dari [[Pelita Air Service]] berupa dua unit pesawat terbang [[Lockheed C-130 Hercules|Hercules]] L-100 (versi sipil dari C-130). Merpati lalu juga membuka rute [[Kupang]]-[[Darwin]] dengan menggunakan [[HS-748]], yang kemudian diganti dengan [[Fokker F-28|F-28]]. Pada tanggal [[25 Juni]] [[1986]], pada [[Indonesia Air Show]] (IAS) pertama yang digelar di bekas [[Bandara Kemayoran]], Merpati meneken kontrak pembelian 15 unit [[CN-235]] dari [[IPTN]]. Penyerahan CN-235 pertama lalu dilakukan pada tahun 1986 juga. Merpati kemudian mendapat sejumlah pesawat terbang yang sebelumnya dioperasikan oleh Garuda Indonesia, antara lain enam unit F-28 Mk.3000, 22 unit F-28 Mk. 4000, dan sembilan unit DC-9.


=== 1992 - 2006 ===
Awalnya, Merpati memiliki armada jenis [[de Havilland]] [[Otter/DHC-3]] empat unit dan [[DC-3|Dakota DC-3]] dua unit, yang merupakan pesawat hibah dari Angkatan Udara Republik Indonesia ([[TNI AU]]). Ketika itu diketahui, modal awal perusahaan berupa uang rupiah lama sejumlah Rp10 juta. Para pilot dan teknisi dipasok dari AURI, [[Garuda Indonesia]] (dulu Garuda Indonesia Airways), dan perusahaan penerbangan sipil lainnya.
[[Berkas:Merpati Lockheed TriStar PER Wheatley.jpg|thumb|Pesawat terbang [[Lockheed L-1011 TriStar|Lockheed TriStar]] milik Merpati di [[Bandar Udara Perth]] (akhir 1990-an).]]
[[Berkas:Merpati Airbus A310-300 PER Wheatley.jpg|thumb|Pesawat terbang [[Airbus A310|Airbus A310-300]] milik Merpati di [[Bandar Udara Perth]] (akhir 1990-an).]]
Pada awal dekade 1990-an, Merpati mulai mengoperasikan sejumlah [[Fokker F100|Fokker-100]] dan [[Boeing 737|B737-200]], sehingga pada saat itu, Merpati mengoperasikan delapan tipe pesawat berbeda, yakni [[Fokker F100|Fokker-100]], [[Boeing 737|B737-200]], [[Fokker F-28|Fokker-28]], BAe ATP, [[Fokker F27|Fokker-27]], [[CN-235]], [[CASA C-212|NC- 212]], dan [[Twin Otter]]. Merpati lalu mulai mengalami kesulitan keuangan, karena banyaknya tipe pesawat yang dioperasikan. Merpati akhirnya menutup 34 rute perintis di [[Maluku]], [[Nusa Tenggara Barat]], [[Nusa Tenggara Timur]], dan [[Sulawesi]], yang biasanya diterbangi dengan [[CASA C-212|NC-212]], serta enam rute perintis lain di [[Papua]], sehingga Merpati hanya melayani 28 rute perintis. Merpati kemudian mulai mengoperasikan [[A310]] dan [[Airbus A300|A300-600]] untuk digunakan pada rute ke Australia. Pesawat terbang BAe ATP milik Merpati lalu dinyatakan tidak laik terbang, sehingga tidak boleh diterbangkan, padahal tetap harus membayar sewa, sehingga kondisi keuangan Merpati makin buruk saat [[krisis finansial 1997]] mulai terjadi. Pada tahun 1997, semua saham perusahaan ini akhirnya diambil kembali oleh pemerintah Indonesia, sehingga perusahaan ini kembali menyandang status [[persero]].<ref name="persero2">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/6434/PP0101997.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 10 tahun 1997|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=8 Juni 2022}}</ref> Setelah melakukan sejumlah pembenahan, pada tahun 1999, diumumkan bahwa Merpati berhasil kembali mencatatkan laba operasi.
[[Berkas:Merpati Boeing 737-200 TTT-1.jpg|thumb|right|256px|Boeing 737-200 milik Merpati]]


=== 2007 - 2013 ===
Sebagai direktur utama, ditunjuk Komodor Udara [[Henk Sutoyo Adiputro]] ([[1962]]-[[1966]]), yang membawahi hanya 17 personel. Beberapa bulan kemudian, tahun [[1963]], penerbangan Merpati pun tak hanya di Kalimantan, tapi juga menerbangi rute [[Jakarta]]-[[Semarang]], [[Jakarta]]-[[Tanjung Karang]], dan [[Jakarta]]-[[Balikpapan]].
Pada tahun 2007, Merpati memesan 14 unit pesawat terbang [[Xian MA60]] untuk melayani penerbangan perintis. Merpati lalu juga mengumumkan bahwa mereka akan mulai mengoperasikan 11 unit pesawat terbang berkapasitas 30 kursi untuk melayani rute domestik, serta kemungkinan akan memesan pesawat terbang [[N-219]] buatan [[PT Dirgantara Indonesia|PTDI]] sekitar tahun 2011. Pada tanggal 2 Agustus 2009, sebuah Twin Otter milik Merpati [[Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 9760|jatuh]] di pegunungan di [[Papua]], sehinggga menewaskan seluruh penumpangnya yang berjumlah 13 orang dan 3 orang kru. Pada tanggal 7 Mei 2011, satu unit pesawat [[Xian MA60]] milik Merpati dengan kode registrasi [[Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 8968|PK-MZK]] juga jatuh di perairan Kaimana, sehingga menewaskan seluruh penumpangnya yang berjumlah 21 orang dan 6 orang kru. Kecelakaan tersebut pun membuat sejumlah pihak mempertanyakan keputusan Merpati untuk memesan Xian MA60, serta menduga adanya penggelembungan harga dan kolusi pada proses pemesanannya. Pada bulan Oktober 2011, [[Pertamina]] menghentikan pasokan avtur ke Merpati di Surabaya dan Makassar, karena adanya utang pembelian avtur senilai Rp 270 miliar, sehingga operasi Merpati di kedua bandara tersebut terhenti.<ref>[http://regional.kompas.com/read/2011/10/16/02111459/Merpati.Tidak.Terbang Kompas: Merpati tidak terbang]</ref> Total utang Merpati ke Pertamina adalah sebesar Rp 550 miliar, yang terdiri dari utang pokok sebesar 270 miliar, dan sisanya berupa bunga dan denda.<ref>[http://regional.kompas.com/read/2011/10/16/10294945/Pertamina.Total.Utang.Merpati.Rp.550.Miliar Pertamina: total utang Merpati Rp550 miliar]</ref> Namun, beberapa waktu kemudian, operasi Merpati di kedua bandara tersebut dapat berjalan normal kembali. Pada tahun 2012, Merpati menutup 20 rute yang merugi, meluncurkan situs web dan [[pusat panggilan]] baru, serta menjalin kerja sama pengangkutan kargo dengan [[Pos Indonesia]]. Pada bulan Agustus 2013, Menteri BUMN, [[Dahlan Iskan]], menunjuk [[Perusahaan Pengelola Aset]] untuk memperbaiki kondisi keuangan Merpati. Pertamina lalu menghentikan pasokan avtur ke pesawat terbang milik Merpati di beberapa kota, seperti Palembang, Lampung, Jakarta, Bandung, Semarang, dan Yogyakarta, sehingga Merpati hanya dapat beroperasi di kota di mana Merpati masih dapat memperoleh avtur, yakni di Surabaya, Makassar, dan Denpasar. Pada akhir tahun 2013, satu unit Boeing 737-300 dan satu unit Boeing 737-400 yang dioperasikan oleh Merpati sejak tahun 2012, ditarik oleh penyewanya, karena Merpati menunggak biaya sewa.


=== 2014 - 2023 ===
Tahun [[1964]], Merpati menerima penyerahan seluruh hak konsesi dan operasi, serta kepemilikan sejumlah pesawat bekas maskapai [[Belanda]] [[NV de Kroonduif]] dari Garuda. Pengalihan ini dilakukan, dengan alasan Garuda sedang mengembangkan kegiatan untuk menjadi flag carrier nasional dan internasional. Pesawat hibah itu adalah tiga [[DC-3|Dakota DC-3]], dua [[Twin Otter]] dan satu Beaver. Dengan armada 12 pesawat, Merpati mulai tumbuh. Penerbangannya mulai merambah [[Papua]] ([[Irian Jaya]]), [[Sumatera]], dan [[Nusa Tenggara Barat]].
Pada tanggal 1 Februari 2014, Merpati resmi menangguhkan seluruh penerbangannya, karena adanya masalah keuangan yang bersumber dari berbagai utang.<ref name="PR">{{Cite web |url=http://www.pikiran-rakyat.com/node/268499 |title=Pikiran Rakyat Maskapai Merpati Berhenti Beroperasi Senin, 03/02/2014 |access-date=2014-12-18 |archive-date=2014-12-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20141218103357/http://www.pikiran-rakyat.com/node/268499 |dead-url=yes }}</ref> Merpati pun diperkirakan membutuhkan Rp 7,2 triliun untuk dapat beroperasi kembali.<ref name="tribun">[http://www.tribunnews.com/bisnis/2014/10/02/dahlan-menyesal-tak-mampu-selamatkan-merpati Tribunnews:Dahlan Menyesal Tak Mampu Selamatkan Merpati Kamis, 2 Oktober 2014 18:20 WIB]</ref> Menteri BUMN, Dahlan Iskan, juga menyatakan bahwa operasi Merpati harus dihentikan, agar kondisinya tidak makin buruk<ref name="CAPA"/> Walaupun terlilit utang, ''"On Time Performance"'' dari Merpati berhasil mengungguli Air Asia.<ref name="Solopos">[http://www.solopos.com/2014/02/17/merpati-berhenti-beroperasi-meski-dililit-utang-on-time-performance-merpati-ungguli-air-asia-490094 MERPATI BERHENTI BEROPERASI:Meski Dililit Utang, On Time Performance Merpati Ungguli Air Asia Senin, 17/2/2014]</ref>


Pada tanggal 18 September 2014, Menteri BUMN, Dahlan Iskan, menyatakan bahwa pemulihan Merpati akan membutuhkan Rp 15 triliun, yakni untuk menutup pembayaran gaji, serta berbagai kerugian yang dan utang pada sekitar 2.000 pihak.<ref name="CAPA"/> Dahlan Iskan menyatakan bahwa rencana untuk menghidupkan kembali maskapai ini menemui jalan buntu, karena [[restrukturisasi]] aset dan rencana penjualan tidak lagi menguntungkan.<ref name="CAPA"/> Rencana penjualan fasilitas pemeliharaan milik Merpati dinilai berkisar pada harga Rp. 300 juta rupiah (USD 25.000).<ref name="CAPA"/> Namun, Ketua [[Komisi Pengawas Persaingan Usaha]] (KPPU), M. Nawir Messi menilai bahwa penutupan Merpati lebih kepada masalah politik, bukan karena harga.<ref name="okezone">[http://economy.okezone.com/read/2014/11/12/320/1064654/kppu-merpati-tutup-karena-masalah-politik Okezone Ekonomi: KPPU: Merpati Tutup karena Masalah Politik Rabu, 12 November 2014 - 19:14 wib |Raisa Adila - Okezone]</ref> Pada tanggal 2 Juni 2022, perusahaan ini dinyatakan [[pailit]] oleh Pengadilan Niaga Surabaya. Dengan demikian, kewajiban Merpati kepada pihak ketiga, seperti pesangon kepada eks karyawan, akan diselesaikan dengan penjualan seluruh aset melalui mekanisme lelang.<ref name="pailit"/> Pada 20 Februari 2023, perusahaan ini resmi dibubarkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2023 Tentang Pembubaran Perusahaan Perseroan (Persero)
Seiring pertumbuhannya, Merpati memandang perlu untuk memperkuat armadanya dengan tambahan tiga [[Dornier DO-28]] dan enam [[Pilatus]] [[Porter PC-6]]. Namun, beberapa pesawat sebelumnya ada yang tidak lagi dapat dioperasikan sehingga armada efektif Merpati 15 pesawat. Jumlah karyawan Merpati pun bertambah, menjadi 583 orang.
PT Merpati Nusantara Airline.<ref name="bubar">{{Cite web|url=https://www.cnbcindonesia.com/news/20230223081008-4-416220/resmi-bubar-bye-bye-merpati-dan-kertas-leces|title=Resmi Bubar, Bye-Bye Merpati dan Kertas Leces|publisher=CNBC Indonesia|first=Emir|last=Yanwardhana|date=23 Februari 2023|language=id|access-date=17 Mei 2023}}</ref>


== Misi pemerintah ==
== Tujuan ==
{{main|Daftar bandar udara tujuan Merpati Nusantara Airlines}}


== Armada ==
Latar belakang pendirian Merpati adalah untuk mengemban tugas dan misi dari pemerintah. Namun, sejak tahun [[1966]], Merpati mulai mengkomersialkan diri, di bawah Dirut Capt. [[R.B. Wibisono]] ([[1966]]-[[1967]]). Pada masa ini juga, perusahaan memperluas wilayah operasinya di [[Papua]] dan membeli tiga pesawat Pilatus Porter. Misinya, berupa penerbangan-penerbangan perintis, tetap dijalankan. Merpati pun menerima bantuan tiga Twin Otter dari [[PBB]].
{| class="wikitable" style="margin:0.5em auto"
|+ Armada Merpati Nusantara Airlines
|-
!rowspan="2"|Pesawat
!rowspan="2"|Jumlah Armada
!rowspan="2"|Pesanan
!colspan="3"|Kapasitas
!rowspan="2"|Rute
!rowspan="2"|Catatan
|-
!<abbr title="Business class">C</abbr>
!<abbr title="Economy class">Y</abbr>
!Total
|-
|[[Boeing 737|Boeing 737-300]]
|align=center|3
|align=center|—
|align=center|8
|align=center|126
|align=center|134
|Domestik
|
|-
|[[Boeing 737 Classic|Boeing 737-400]]
|align=center|2
|align=center|—
|align=center|16
|align=center|142
|align=center|158
|Semua
|
|-
|[[Boeing 737 Classic|Boeing 737-500]]
|align=center|1
|align=center|—
|align=center|0
|align=center|118
|align=center|118
|Semua
|
|-
|[[Comac ARJ21|Comac ARJ21-700]]
|align=center|0
|align=center|40
|align=center|0
|align=center|118
|align=center|118
|—
|
|-
|[[DHC-6|De Havilland Canada DHC-6 Twin Otter]]
|align=center|5
|align=center|—
|align=center|0
|align=center|20
|align=center|20
|Domestik
|
|-
|[[Xian MA60]]
|align=center|14
|align=center|—
|align=center|0
|align=center|56
|align=center|56
|Domestik
|
|-
!Total
!25
!40
!colspan="5"|Maret 2014
|}


#
Pada masa Marsekal Pertama Udara [[Santoro Suharto]] ([[1967]]-[[1975]]), terlihat kemungkinan Merpati bisa mandiri. Maka, pemerintah daerah mengurangi subsidi operasi penerbangan perintis. Namun, ternyata, pengurangan subsidi tersebut menimbulkan masalah keuangan yang cukup pelik karena penerbangan komersialnya belum beroperasi dengan mantap.


== Mantan Armada ==
Pemerintah turun tangan lagi, dengan memberinya konsesi untuk ikut ambil bagian dalam menjalankan penerbangan jarak jauh (trunk operation), jarak sedang (semi trunk), dan jarak dekat (federline operation). Untuk mendukung operasinya itu, Merpati menambah armada dengan tujuh [[DC-3|Dakota DC-3]], yang dibeli dari [[Australia]] dan Garuda. Pesawat-pesawat ini dipakai untuk menerbangi rute di [[Nusa Tenggara Timur]] yang ditinggalkan Garuda. Sementara itu, penerbangan jarak jauh dan menengah baru dilaksanakan tahun [[1970]].
{{Div col|colwidth=30em}}
* [[ATR 72]]
* [[Airbus A300]]<ref>{{cite web|url=http://www.airfleets.net/ficheapp/plane-a300-344.htm |title=Kuwait Airways 9K-AHI (Airbus A300 - MSN 344) (Ex PK-MAY ) &#124; Airfleets aviation |publisher=Airfleets.net |date= |accessdate=2013-10-14}}</ref>
* [[Airbus A310]]<ref>{{cite web|url=http://www.airfleets.net/flottecie/Merpati-history-a310.htm |title=Merpati Fleet of A310 (History) &#124; Airfleets aviation |publisher=Airfleets.net |date=1997-03-23 |accessdate=2013-10-14}}</ref>
* [[British Aerospace 146]]
* [[British Aerospace ATP]]
* [[Boeing 707|Boeing 707-120B]]
* [[Boeing 707|Boeing 707-320C]]
* [[Boeing 727]]
* [[Boeing 737|Boeing 737-200]]
* [[Boeing 737 Classic|Boeing 737-300]]
* [[Boeing 737 Classic|Boeing 737-400]]
* [[DHC-6|de Havilland Canada DHC-6 Twin Otter]]
* [[Douglas DC-9]]
* [[Fokker F27|Fokker F27 Friendship]]
* [[Fokker F28|Fokker F28 Fellowship]]
* [[Fokker 100]]
* [[Hawker Siddley HS 748|HS 748 series 2A]]
* [[CASA/IPTN CN-235]]
* [[CASA C-212 Aviocar|Indonesian Aerospace 212-200]]
* [[Lockheed L-100 Hercules]]
* [[Lockheed l-1011 tristar]]
* [[Vickers Vanguard]]
* [[Vickers Viscount]]
{{div col end}}


== Insiden ==
Guna meningkatkan efisiensi produksi, dan menjalankan tiga kelompok jalur niaganya, Merpati menambah armada dengan empat Vickers Viscount 828, tiga YS-11, dan dua HS-748. Sebagian dari pesawat-pesawat ini ada yang menerbangi rute internasional, seperti [[Pontianak]]-[[Kuching]] ([[Serawak]],[[Malaysia]]) dan [[Palembang]]-[[Singapura]]. Di bawah Santoso pula, Merpati menjalin kerjasama dengan sejumlah perusahaan penerbangan nasional dan internasional. Merpati menyerahkan seluruh pesawat Dakota-nya kepada [[PT Suryadirgantara]], untuk dioperasikan bersama. Selain itu, dalam meningkatkan pelayanan dan kinerja usaha, Merpati bekerjasama dengan sejumlah airlines asing, seperti [[Japan Airlines|Japan Air Lines]], [[Qantas]], [[Thai Airways International]], [[Lufthansa]], [[Olympic Airlines|Olympic Airways]], [[Trans Australia Airlines]], dan [[China Airlines]]. Kerjasama tersebut, salah satunya berupa kesepakatan dalam hal ticketing. Dengan menggunakan tiket Merpati, penumpang dapat terbang dengan airlines asing tersebut.
* [[7 Januari]] [[2012]], pukul 15.45 WIB, Merpati Nusantara Airlines jenis MA-60 dengan nomor penerbangan MZ 536 terperosok di [[Bandar Udara H. Asan|Bandar Udara Haji Asan Sampit]], [[Kabupaten Kotawaringin Timur]], [[Kalimantan Tengah]]. Pesawat rute [[Surabaya]]-[[Sampit]] ini dipiloti oleh Kapten Saptono dan kopilot Fauldort. Pesawat ini membawa 46 penumpang dewasa, 10 anak-anak, enam bayi dan enam awak pesawat. Dalam insiden tersebut tidak ada korban jiwa dan seluruh penumpang selamat.<ref>[http://regional.kompas.com/read/2012/01/07/1916130/Pesawat.Merpati.Terperosok.di.SampitKompas: Pesawat Merpati Terperosok di Sampit]</ref>
* [[10 Juni]] [[2013]], Pesawat Merpati Airlines MA-60 tujuan [[Bajawa]]-[[Kupang]] mengalami kecelakaan di [[Bandara El Tari]] [[Kupang]], [[Nusa Tenggara Timur]].<ref>[http://video.news.viva.co.id/read/26137-pesawat-merpati-kecelakaan-di-kupang Viva News: Video Pesawat Merpati Kecelakaan di Kupang]</ref><ref>{{Cite news|url=http://news.detik.com/readfoto/2013/06/10/110231/2268658/157/1/merpati-crash-landing-di-bandara-el-tari?nd771104fvt |title=Detik: FotoMerpati Crash Landing di Bandara El Tari |access-date=2013-06-11 |archive-date=2013-06-13 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130613064319/http://news.detik.com/readfoto/2013/06/10/110231/2268658/157/1/merpati-crash-landing-di-bandara-el-tari?nd771104fvt |dead-url=yes |work=[[Detik.com|detikcom]] }}</ref><ref>[http://news.detik.com/read/2013/06/10/103345/2268619/10/merpati-crash-landing-di-bandara-el-tari-evakuasi-diperkirakan-4-jam?nd771104bcj Detik: Merpati Crash Landing di Bandara El Tari, Evakuasi Diperkirakan 4 Jam]</ref>
*Pada 7 Mei 2011, Xian MA60X milik Merpati Nusantara Airlines jatuh ke laut saat akan mendarat di Bandar Udara Utarom, Kaimana, Papua Barat. Seluruh penumpang dan awak yang berjumlah 27 orang tewas.<ref>{{Cite web|date=2011-05-07|title=Merpati Jatuh ke Laut, 27 Orang Tewas|url=https://regional.kompas.com/read/2011/05/07/1415026/Merpati.Jatuh.ke.Laut.27.Orang.Tewas|website=Kompas|access-date=2023-12-27}}</ref>


== Galeri ==
Tahun [[1972]], dua Vickers Vanguard memperkuat lagi armada Merpati. Wilayah operasinya pun bertambah hingga ke [[Kuala Lumpur]] dan [[Darwin]]. Merpati juga memperoleh bantuan dua Twin Otter dari Pemerintah [[Kanada]]. Pada saat itu, Merpati mengoperasikan armada 32 pesawat, yaitu empat Vicker Viscount, empat YS-11, delapan Pilatus PC-6, tiga Dornier Do-28, tujuh Pilatus Porter, tiga DHC-6 Twin Otter, satu DHC-3 Otter, dan dua Vanguard.
<gallery widths="140" heights="140" style="border: 5px solid #CCCCFF; box-shadow: 0.1em 0.1em 0.5em rgba(0.0.0.0.75); -moz-box-shadow: 0.1em 0.1em 0.5em rgba(0.0.0.0.75); -webkit-box-shadow: 0.1em 0.1em 0.5em rgba(0.0.0.0.75); border-radius: 0.5em; -moz-border-radius: 0.5em; -webkit-border-radius: 0.5em;">
Berkas:PK-MZJ-MA60.JPG|Xi'an MA60
Berkas:CASA212Merpati.jpg|CASA C-212
Berkas:Merpati732.jpg|BOEING 737-200
Berkas:B737Merpati.jpg|BOEING 737
Berkas:MZATR72.jpg|ATR 72-212
Berkas:Merpati Fokker F-27-500RF Friendship TTT-2.jpg|FOKKER F27
Berkas:Merpati CN-235 TTT-1.jpg|CASA IPTN CN-235
Berkas:Merpati Fokker F-27-500RF Friendship TTT-1.jpg|FOKKER F27
Berkas:Merpati Fokker F100 TTT-1.jpg|FOKKER F100
Berkas:Merpati Nusantara Vickers 953 Vanguard Fitzgerald-1.jpg|Vickers Viscount
Berkas:Boeing 707-138B, Merpati Nusantara Airlines JP5920513.jpg|alt=Boeing 707|Boeing 707
Berkas:Merpati Nusantara Fokker F-27-500F Friendship Mutzair-1.jpg|Fokker 27
Berkas:Merpati Nusantara Fokker F-28-4000 Fellowship Pichugin.jpg
Berkas:Merpati Xian MA60 after take off from Ngurah Rai Airport (2).jpg|Livery Baru Merpati Xi'an MA60
Berkas:MZATR72.jpg|ATR 72-600
Berkas:Merpati Boeing 727-200 MRD-1.jpg|Boeing 727
</gallery>


== Slogan ==
Langkah-langkah usaha Santoso, yang kemudian mengelola airlines Seulawah yang bergabung dengan Mandala kini jadi [[Mandala Airlines]], dilanjutkan Marsekal Muda Udara [[Ramli Sumardi]] ([[1975]]-[[1978]]). Merpati memiliki 37 pesawat, terdiri dari empat [[DC-3|Dakota DC-3]], , empat [[Twin Otter]], dua [[Fokker F27|Fokker F-27]], dua [[Avro 748|HS-748]], lima [[YS-11]], lima [[Vicker Viscount|VC-8]], dan tiga [[VC-9]], untuk menerbangi 97 kota di 19 propinsi. Pesawat-pesawat yang ada sebelumnya, sebagian memang sudah tak lagi operasi. Merpati juga mengoperasikan pesawat BAC-111 dan [[Boeing 707]] untuk penerbangan borongan (carter) internasional, yang terbang [[Denpasar]]-[[Manila]] dan [[Los Angeles]], [[Amerika Serikat]]-[[Denpasar]], yang dihentikan tahun [[1979]].
* Jembatan Udara Nusantara

* Get The Feeling
== Bergabung dengan Garuda ==
* The Air Bridge of Indonesia

Tahun 1978, keluar PP, yang memengaruhi riwayat Merpati, yaitu PP Nomor 30/1978, yang intinya mengharuskan Merpati mengalihkan modal ke [[Garuda Indonesia]]. Merpati yang menjadi anak perusahaan Garuda, tetap menjalankan penerbangan perintis, lintas batas, transmigrasi, borongan wisatawan, dan angkutan barang, serta usaha-usaha lainnya. Pola operasi Merpati memang menyelenggarakan penerbangan pada semua jaraingan penerbangan dalam negeri, secara terpadu dan saling mengisi dengan Garuda.

Penerbangan perintis merupakan tantangan besar tapi mulia bagi Merpati. Namun dalam menjalankannya, Merpati mengikutsertakan sejumlah perusahaan penerbangan swasta. Seperti PT SMAC untuk melayani Sumatera Utara dan Tengah, sejak tahun [[1978]], dengan PT DAS untuk wilayah Kalimantan (sejak [[1979]]), dengan PT Deraya di Kalimantan (sejak [[1988]]), dengan PT Indoavia di Maluku (sejak [[1988]]), dan dengan PT Asahi Mantrust di [[Kalimantan Timur]].

Pasca keluarnya PP itu, tahun 1979, Dirut Garuda [[Wiweko Soepono]] pun menunjuk [[R.A.J.Lumenta]] (1979-1983) sebagai direktur utama. Dengan menerapkan sistem manajemen yang ketat dan terarah, Lumenta membawa Merpati ke untuk melangkah lebih baik lagi. Dia juga meyakinkan pemerintah agar memberi dana segar sebesar 18 juta dollar AS, untuk memodernisasi armada.

Lumenta lah yang pertama kali menyuarakan bahwa Merpati tengah merugi, bahkan menuju kebangkrutan. Oleh karena itu, menjadi anak perusahaan Garuda dinilai sebagai langkah paling strategis, ketika itu. Lumenta, yang memang "orang Garuda", pun mengelola Merpati dengan gaya manajemen Garuda, terutama dalam rencana penerbangannya

Kemajuan mulai terlihat, ketika tahun [[1980]], Merpati memperoleh tambahan 14 NC-212 dari pemerintah. Kemudian, ditambah lagi dengan pembelian empat pesawat bekas dan enam pesawat baru dari jenis yang sama. Selain itu, hanggar-hanggar pemeliharaan pesawat pun dibangun di [[Makassar]] dan [[Manado]]. Adanya tempat-tempat perawatan pesawat tersebut, merupakan awal keberhasilan Merpati beroperasi di wilayah Timur.

Beberapa bulan di tahun 1983, Merpati dipimpin [[J. Soekardjo]]. Karena masa jabatannya yang singkat itu, ia jarang disebut-sebut. Selanjutnya, pada [[10 November]] [[1983]], ia digantikan [[Soeratman]] ([[1983]]-[[1989]]).

Pada masa jabatan Soeratman, Merpati memperoleh hibah dua [[Lockheed C-130 Hercules|Pesawat Hercules]] L-100 (versi sipil dari C-130) dari [[Pelita Air Service]], tahun [[1986]]. Merpati juga membuka penerbangan [[Kupang]]-[[Darwin]] menggunakan [[HS-748]], yang kemudian diganti dengan [[Fokker F-28|F-28]].

Tanggal [[25 Juni]] [[1986]], Merpati menandatangani kontrak pembelian 15 [[CN-235]] dari [[IPTN]], pada saat [[Indonesia Air Show]] (IAS) yang pertama di bekas [[Bandara Kemayoran]], [[Jakarta]]. Penyerahan pertama pesawat yang awalnya merupakan hasil kerjasama CASA dan IPTN itu hanya berlangsung akhir tahun itu juga.

Pada Mei 1989, kembali ada penggatian pucuk pimpinan Merpati. Kali ini giliran Capt. [[F. H. Sumolang]] ([[1989]]-[[1992]]) Langkah ini sebagai titik tolak realisasi integrasi penuh atau operasi terpadu Merpati ke dalam Garuda Indonesia Group. Merpati ditetapkan sebagai pendukung operasi penerbangan Garuda di tingkat domestik. Sejumlah armada Garuda pun dialihkan kepada Merpati, antara lain, enam F-28 Mk.3000, 22 F-28 Mk. 4000, dan sembilan DC-9.

== Berlanjutnya masalah Merpati ==

Masa-masa ''"gejolak"'' di dalam tubuh Merpati masih berlangsung . [[Ridwan Fataruddin]] ([[1992]]-[[1995]]) yang menggantikan Sumolang, harus berhadapan dengan permasalahan kekurangan tenaga pilot, menyusul penarikan kembali armada Garuda dari tubuh Merpati. Program pengiriman calon pilot ke [[Australia]] dan [[Selandia Baru]] yang baru dijalankan, belum dapat mengatasi kekurangan tersebut. Walau di belakangan hari, pasca pemisahan Merpati-Garuda, masalah pilot ini menguak lagi.

Rencana pemisahan kembali dengan Garuda memang menimbulkan banyak masalah yang menghambat operasi Merpati. Apalagi pemisahan itu juga memberi kesempatan pada Garuda untuk menerbangi rute-rute domestik, yang sebelumnya juga diterbangi Merpati. Garuda dan Merpati pun bersaing di pasar yang sama. Persaingan semakin ketat karena sejumlah perusahaan swasta pun ikut meningkatkan frekuensi pada rute yang sama.

Pada masa itu, Merpati sempat menambah armada, dengan [[Fokker F100|Fokker-100]], pesanan Garuda yang dialihkan, dan B737-200. Armada yang beroperasi pun menjadi 86 pesawat, walaupun masih belum mencukupi untuk menerbangi 466 rute di lebih dari 130 kota.

Permasalahannya memang kian terbuka, walau tidak pernah diungkapkan seperti sekarang. Masalah-masalah tersebut berdampak kepada ketepatan jadwal penerbangan (OTP, on time performace) yang makin rendah. Rendahnya tingkat OTP itu betul-betul menurunkan citra Merpati di mata pelanggannya.

Menurunnya kinerja tersebut, antara lain karena banyaknya tipe pesawat yang dimilikinya. Merpati ketika itu memiliki 8 tipe pesawat yang berbeda, yaitu [[Fokker F100|Fokker-100]], [[Boeing 737|B737-200]], [[Fokker F-28|Fokker-28]], BAe ATP, [[Fokker F27|Fokker-27]], [[CN-235]], [[NC- 212]], dan [[Twin Otter]]. Belum lagi banyaknya pesawat yang perlu perawatan sehingga menurunkan utilisasinya. Merpati pun sering terdengar ''"merugi"''.

Permasalah yang terjadi saling berkait antara satu dengan yang lain. Misalnya, penyewaan pesawat yang penuh ''mark up'', sewa pesawat yang tidak ''feasible'', dan berbagai penyimpangan lainnya. Bahkan dikatakan, hampir semua transaksi yang terjadi tidak mendukung langkah-langkah untuk membawa perusahaan menjadi sehat.

Meski demikian, Merpati harus siap menghadapi kondisi yang ada. Menjelang pemisahan dengan Garuda, pada akhir tahun [[1996]], Merpati berusaha mandiri, antara lain dengan cara lebih mengefisienkan diri dan memperbaiki kinerja perusahaan. Namun semua itu belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan, antara lain karena belum bisa memecahkan masalah permodalan dan perestruktiurisasian di tubuh perusahaan. Kerugian pun makin membengkak hingga Rp135 milyar, dengan penurunan kinerja pelayanan yang seringkali mengecewakan para pelanggannya.

Direktur Utama [[Budiarto Subroto]] ([[1995]]-[[1999]]) berupaya mencari celah perbaikan dengan memangkas rute yang tidak menguntungkan. Saat itu, 34 rute perintis di [[Maluku]], [[Nusa Tenggara Barat]], [[Nusa Tenggara Timur]], dan [[Sulawesi]], yang biasanya diterbangi [[NC- 212]], dan enam rute lain di [[Papua]], dipangkas jumlah frekuensinya dan ditutup, walau 28 rute perintis masih dipertahankan. Pada masa itu, Merpati lebih banyak menata kembali rute perintis.

Pada masa itu, Merpati dengan "berani" mendatangkan [[A310]] dan [[Airbus A300|A300-600]] untuk menjelajah rute internasional ke Australia. Penerbangan ini membukukan utang yang tak sedikit. Belum lagi persoalan pesawat ATP yang tak lagi laik terbang sehingga grounded, walau tetap harus membayar sewa. Ada lagi Tristar, untuk menggantikan [[A310]], dan kemudian BAe-146-100, yang operasinya hanya "sekejap".

Kerugian pun tak pernah "beranjak". Pada semester pertama [[1997]], misalnya, kerugiannya mencapai Rp40,1 milyar. Makin terpuruk pada semester kedua 1997, saat krisis mulai melanda. Hutang Merpati pun menjadi lebih besar dari asetnya.

Berdasarkan analisis pengamat penerbangan yang menyebut bahwa pada tahun [[1998]], nilai aset Merpati sudah mencapai lebih Rp 830 milyar di bawah [[utang]], tidaklah menjadikan Merpati "bangkrut". Awal tahun [[1999]], [[Wahyu Hidayat]] dan jajarannya "diperintahkan" untuk membenahinya.

Gebrakan direksi baru itu cukup meyakinkan. Merpati mulai membenahi kinerja operasinya. Seperti, tingkat keselamatan penerbangan makin tinggi dan OTP {''On Time Performance'') secara perlahan merambat naik. Dengan slogan ''"Get The Feeling"'', Merpati mulai berbenah dengan serius. Tahun 1999, diumumkan bahwa Merpati meraih laba operasi, yang kedua setelah tahun 1992.

Namun, tantangan dan ancaman makin kompleks. Di luar, persaingan makin ketat. Selain bermunculan airlines swasta yang baru, Garuda pun makin menancapkan keberadaannya di domestik. Jumlah karyawannya saja 4.300 orang dengan 600 pilot, tapi hanya mengoperasikan 35 pesawat.

== Modernisasi Armada ==
Tahun 2007, Merpati mulai melaksanakan program revitalisasi dan modernisasi armada secara parsial (bertahap; mengingat Merpati hingga saat ini masih bergelut dengan masalah keuangan<ref>http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2010/03/28/brk,20100328-236177,id.html</ref><ref>http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2004/10/10/brk,20041010-09,id.html</ref>), terutama armada perintis, dengan memesan 14 pesawat [[Xian MA60]] dari Xian Aircraft China. Merpati juga sempat menyewa 1 [[ATR 72]], namun kemudian dikembalikan karena dianggap tidak ekonomis (beberapa sumber menyatakan bahwa ATR hanya disewa sementara, menunggu tambahan MA60) . Merpati juga mengumumkan akan membeli 11 pesawat 30-kursi untuk rute domestik. (tipe belum dikonfirmasi), serta juga kemungkinan akan memesan pesawat [[N-219]] buatan [[PT Dirgantara Indonesia|PTDI]] sekitar tahun 2011 ini.


== Armada ==
[[Berkas:PK-MZJ-MA60.JPG|thumb|275px|Pesawat [[Xian MA60]] milik Merpati di [[Bandar Udara El Tari]], [[Kupang]], di bulan Januari 2011]]
[[Berkas:CASA212Merpati.jpg|thumb|200px|right|[[CASA C 212|C-212]] Merpati]]
Armada Merpati Nusantara Airlines per 1 Januari 2011 terdiri dari:<ref>"Wajah Buram di Dunia Penerbangan", ''[[GATRA]]'', Edisi 11 Januari 2007, hal. 23</ref>
* 2 [[Boeing 737-400]] (PK-MDO,PK-MDZ) (Merpati kemungkinan akan menerima 7 Boeing 737-400 bekas [[Garuda Indonesia|Garuda]])
* 2 {{Boeing 737-200}} (PK-MBC, PK-MBQ)
* 7 {{Boeing 737-300}} (PK-MBP,PK-MDF,PK-MDG,PK-MDH,PK-MDJ,PK-MDK,PK-MDQ) (Merpati juga kemungkinan akan menerima 4 Boeing 737-300 bekas [[Indonesia AirAsia]])
* 14 [[Xian MA60]] (PK-MZA,PK-MZC,PK-MZD,PK-MZE,PK-MZF,PK-MZG,PK-MZH,PK-MZI,PK-MZJ,PK-MZK,PK-MZL,PK-MZM,PK-MZN,PK-MZO) (2 pesawat baru mengalami kecelakaan {PK-MZJ} {PK-MZK}
* 2 [[Fokker F100|Fokker-100]] (PK-MJC,PK-MJD)
* 1 [[CN-235]] (PK-MNE) (pensiun)
* 10 [[CASA C 212]] (PK-NCH,PK-NCL,PK-NCN,PK-NCR,PK-NCS,PK-NCV,PK-NCW,PK-NCX,PK-NCY,PK-NCZ)(7 diantaranya telah pensiun, akan dipensiunkan total sekitar 2011)
* 8 [[DHC-6]] (PK-NUH,PK-NUI,PK-NUO,PK-NUR,PK-NUS,PK-NUU,PK-NUZ,PK-NVA)(kemungkinan segera dipensiunkan dan akan digantikan oleh [[N-219]] atau [[DHC-6]])
* 1 [[ATR 72]] (PK-MFA) (telah ditarik dari armada karena dianggap tidak efisien bagi Merpati, terutama sejak kedatangan [[Xian MA60]])

== Mantan Armada ==
* 7 [[Boeing 737|Boeing 737-400]]
* 2 [[Boeing 737|Boeing 737-300]]
* 2 [[Avro 748|BAe 748 Series 2A]]
* 3 [[McDonnell Douglas DC-9]]
* 15 [[Boeing 737|Boeing 737-200]]
* 3 [[De Havilland Canada DHC-6 Twin Otter|De Havilland Canada DHC-6-300 Twin Otter]]
* 1 [[Fokker F100|Fokker 100]]
* 2 [[Fokker F27|Fokker F27 Mk500]]
* 22 [[Fokker F28|Fokker F28 Mk4000]]
* 5 [[Fokker F27|Fokker F27 Mk500F]]
* 10 [[Dirgantara Indonesia|CN-235-100]]
* 5 [[CASA C 212|NC 212-200]]
* 5 [[Vickers Vanguard]]


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist|30em}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
{{wikiportal|Indonesia}}
* [http://www.merpati.co.id Situs resmi Merpati]
* {{id}} {{resmi|http://www.merpati.co.id}}


{{Merpati Nusantara Airlines}}
{{BUMN}}
{{Grup Garuda Indonesia}}
{{Mantan BUMN Indonesia}}
{{Maskapai penerbangan Indonesia}}
{{Maskapai penerbangan Indonesia}}


[[Kategori:Maskapai penerbangan di Indonesia]]
[[Kategori:Merpati Nusantara Airlines| ]]
[[Kategori:Maskapai penerbangan Indonesia yang sudah tidak beroperasi]]
[[Kategori:BUMN]]
[[Kategori:Badan usaha milik negara di Indonesia yang sudah tidak beroperasi]]

[[Kategori:Maskapai penerbangan yang didirikan tahun 1962]]
[[de:Merpati Nusantara Airlines]]
[[en:Merpati Nusantara Airlines]]
[[es:Merpati Nusantara Airlines]]
[[fi:Merpati Nusantara Airlines]]
[[fr:Merpati Nusantara Airlines]]
[[ja:メルパチ・ヌサンタラ航空]]
[[ms:Merpati Nusantara Airlines]]
[[nl:Merpati Nusantara Airlines]]
[[pl:Merpati Nusantara Airlines]]
[[su:Merpati Nusantara Airlines]]

Revisi terkini sejak 13 Januari 2024 01.11

Merpati
IATA ICAO Kode panggil
MZ MNA MERPATI
Didirikan6 September 1962
Mulai beroperasi6 September 1962
Berhenti beroperasi20 Februari 2023
PenghubungBandar Udara Internasional Ngurah Rai
Bandar Udara Internasional Juanda
Kota fokusBandar Udara Internasional Soekarno-Hatta
Armada39
Tujuan84
Kantor pusatSurabaya, Indonesia
Tokoh utamaKapt. Asep Dicky Lukman - CEO
Situs webwww.merpati.co.id

PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) adalah bekas badan usaha milik negara Indonesia yang berbisnis di bidang penerbangan regional.[1] Perusahaan ini dinyatakan pailit pada tahun 2022[2] dan akhirnya dibubarkan pada tahun 2023.[3]

1962 - 1966

[sunting | sunting sumber]

Perusahaan ini didirikan oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 6 September 1962 dengan nama "PN Merpati Nusantara" untuk menyediakan layanan penerbangan regional.[4] Awalnya, Merpati hanya memiliki empat unit De Havilland Canada DHC-3 Otter dan dua unit Douglas DC-3 yang dihibahkan oleh TNI AU, serta modal uang sebesar Rp 10 juta. Pada tahun 1963, Merpati meluncurkan penerbangan dari Jakarta ke Semarang, Tanjung Karang, dan Balikpapan. Pada tahun 1964, Merpati mendapat hibah dari Garuda Indonesia berupa sejumlah pesawat terbang yang sebelumnya digunakan oleh maskapai de Kroonduif asal Belanda, antara lain tiga unit Douglas DC-3, dua unit DHC-3 "Otter", dan satu unit DHC-2 "Beaver". Merpati lalu membuka penerbangan ke Irian Barat, Sumatera, dan Nusa Tenggara. Merpati kemudian juga mulai mengoperasikan tiga unit Dornier Do-28 dan enam unit Pilatus Porter PC-6. Pada tahun 1966, Merpati mulai mengoperasikan tiga unit Pilatus Porter, terutama untuk dioperasikan di Irian Barat. Bertepatan dengan penyerahan Irian Barat, PBB juga memberi tiga unit DHC-3 Otter kepada Merpati.

1967 - 1978

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1967, Merpati dirasa dapat melayani rute perintis secara mandiri, sehingga pemerintah daerah mengurangi subsidi yang diberikan. Pengurangan subsidi tersebut kemudian menimbulkan masalah keuangan, karena penerbangan komersial Merpati belum dapat menutup biaya operasional dari penerbangan perintis. Pemerintah lalu mengizinkan Merpati untuk membuka penerbangan jarak jauh, jarak menengah, dan jarak dekat, sehingga Merpati kemudian mulai mengoperasikan tujuh unit Douglas DC-3 untuk melayani bandara di Nusa Tenggara Timur yang ditinggalkan oleh Garuda. Pada tahun 1970, Merpati mulai melayani penerbangan jarak jauh dan menengah. Pada tahun 1971, pemerintah Indonesia mengubah status perusahaan ini menjadi persero.[5] Merpati lalu mulai mengoperasikan empat unit Vickers Viscount 828, tiga unit YS-11, dan dua unit HS-748, yang sebagian digunakan untuk melayani rute internasional, seperti Pontianak-Kuching dan Palembang-Singapura. Merpati juga menjalin kerja sama dengan PT Suryadirgantara untuk bersama-sama mengoperasikan pesawat terbang Dakota milik Merpati. Selain itu, Merpati juga menjalin perjanjian codeshare dengan sejumlah maskapai asing, seperti Japan Air Lines, Qantas, Thai Airways International, Lufthansa, Olympic Airways, Trans Australia Airlines, dan China Airlines. Pada tahun 1972, Merpati mulai mengoperasikan dua unit Vickers Vanguard. Merpati lalu mulai terbang ke Kuala Lumpur dan Darwin. Merpati kemudian juga mendapat dua unit Twin Otter dari Pemerintah Kanada. Merpati kemudian mulai mengoperasikan pesawat terbang BAC-111 dan Boeing 707 untuk melayani penerbangan sewa internasional, antara lain dengan rute Denpasar-Manila dan Los Angeles-Denpasar hingga dihentikan pada tahun 1979.

1978 - 1991

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1978, pemerintah Indonesia menyerahkan semua saham perusahaan ini ke Garuda Indonesia,[6] dan nama perusahaan ini kemudian diubah menjadi "PT Merpati Nusantara Airlines". Merpati lalu bekerja sama dengan sejumlah maskapai penerbangan swasta untuk menyediakan layanan penerbangan perintis, seperti dengan PT SMAC untuk melayani Sumatera Utara dan Tengah mulai tahun 1978, dengan PT DAS untuk melayani Kalimantan mulai tahun 1979, dengan PT Deraya untuk melayani Kalimantan mulai tahun 1988, dengan PT Indoavia untuk melayani Maluku mulai tahun 1988, dan dengan PT Asahi Mantrust untuk melayani Kalimantan Timur. Pada tahun 1980, Merpati mendapat tambahan 14 unit NC-212 dari pemerintah. Merpati juga mulai mengoperasikan empat unit NC-212 bekas dan enam unit NC-212 baru. Selain itu, Merpati juga membangun hanggar pemeliharaan pesawat terbang di Makassar dan Manado. Pada tahun 1986, Merpati mendapat hibah dari Pelita Air Service berupa dua unit pesawat terbang Hercules L-100 (versi sipil dari C-130). Merpati lalu juga membuka rute Kupang-Darwin dengan menggunakan HS-748, yang kemudian diganti dengan F-28. Pada tanggal 25 Juni 1986, pada Indonesia Air Show (IAS) pertama yang digelar di bekas Bandara Kemayoran, Merpati meneken kontrak pembelian 15 unit CN-235 dari IPTN. Penyerahan CN-235 pertama lalu dilakukan pada tahun 1986 juga. Merpati kemudian mendapat sejumlah pesawat terbang yang sebelumnya dioperasikan oleh Garuda Indonesia, antara lain enam unit F-28 Mk.3000, 22 unit F-28 Mk. 4000, dan sembilan unit DC-9.

1992 - 2006

[sunting | sunting sumber]
Pesawat terbang Lockheed TriStar milik Merpati di Bandar Udara Perth (akhir 1990-an).
Pesawat terbang Airbus A310-300 milik Merpati di Bandar Udara Perth (akhir 1990-an).

Pada awal dekade 1990-an, Merpati mulai mengoperasikan sejumlah Fokker-100 dan B737-200, sehingga pada saat itu, Merpati mengoperasikan delapan tipe pesawat berbeda, yakni Fokker-100, B737-200, Fokker-28, BAe ATP, Fokker-27, CN-235, NC- 212, dan Twin Otter. Merpati lalu mulai mengalami kesulitan keuangan, karena banyaknya tipe pesawat yang dioperasikan. Merpati akhirnya menutup 34 rute perintis di Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi, yang biasanya diterbangi dengan NC-212, serta enam rute perintis lain di Papua, sehingga Merpati hanya melayani 28 rute perintis. Merpati kemudian mulai mengoperasikan A310 dan A300-600 untuk digunakan pada rute ke Australia. Pesawat terbang BAe ATP milik Merpati lalu dinyatakan tidak laik terbang, sehingga tidak boleh diterbangkan, padahal tetap harus membayar sewa, sehingga kondisi keuangan Merpati makin buruk saat krisis finansial 1997 mulai terjadi. Pada tahun 1997, semua saham perusahaan ini akhirnya diambil kembali oleh pemerintah Indonesia, sehingga perusahaan ini kembali menyandang status persero.[7] Setelah melakukan sejumlah pembenahan, pada tahun 1999, diumumkan bahwa Merpati berhasil kembali mencatatkan laba operasi.

Boeing 737-200 milik Merpati

2007 - 2013

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2007, Merpati memesan 14 unit pesawat terbang Xian MA60 untuk melayani penerbangan perintis. Merpati lalu juga mengumumkan bahwa mereka akan mulai mengoperasikan 11 unit pesawat terbang berkapasitas 30 kursi untuk melayani rute domestik, serta kemungkinan akan memesan pesawat terbang N-219 buatan PTDI sekitar tahun 2011. Pada tanggal 2 Agustus 2009, sebuah Twin Otter milik Merpati jatuh di pegunungan di Papua, sehinggga menewaskan seluruh penumpangnya yang berjumlah 13 orang dan 3 orang kru. Pada tanggal 7 Mei 2011, satu unit pesawat Xian MA60 milik Merpati dengan kode registrasi PK-MZK juga jatuh di perairan Kaimana, sehingga menewaskan seluruh penumpangnya yang berjumlah 21 orang dan 6 orang kru. Kecelakaan tersebut pun membuat sejumlah pihak mempertanyakan keputusan Merpati untuk memesan Xian MA60, serta menduga adanya penggelembungan harga dan kolusi pada proses pemesanannya. Pada bulan Oktober 2011, Pertamina menghentikan pasokan avtur ke Merpati di Surabaya dan Makassar, karena adanya utang pembelian avtur senilai Rp 270 miliar, sehingga operasi Merpati di kedua bandara tersebut terhenti.[8] Total utang Merpati ke Pertamina adalah sebesar Rp 550 miliar, yang terdiri dari utang pokok sebesar 270 miliar, dan sisanya berupa bunga dan denda.[9] Namun, beberapa waktu kemudian, operasi Merpati di kedua bandara tersebut dapat berjalan normal kembali. Pada tahun 2012, Merpati menutup 20 rute yang merugi, meluncurkan situs web dan pusat panggilan baru, serta menjalin kerja sama pengangkutan kargo dengan Pos Indonesia. Pada bulan Agustus 2013, Menteri BUMN, Dahlan Iskan, menunjuk Perusahaan Pengelola Aset untuk memperbaiki kondisi keuangan Merpati. Pertamina lalu menghentikan pasokan avtur ke pesawat terbang milik Merpati di beberapa kota, seperti Palembang, Lampung, Jakarta, Bandung, Semarang, dan Yogyakarta, sehingga Merpati hanya dapat beroperasi di kota di mana Merpati masih dapat memperoleh avtur, yakni di Surabaya, Makassar, dan Denpasar. Pada akhir tahun 2013, satu unit Boeing 737-300 dan satu unit Boeing 737-400 yang dioperasikan oleh Merpati sejak tahun 2012, ditarik oleh penyewanya, karena Merpati menunggak biaya sewa.

2014 - 2023

[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 1 Februari 2014, Merpati resmi menangguhkan seluruh penerbangannya, karena adanya masalah keuangan yang bersumber dari berbagai utang.[10] Merpati pun diperkirakan membutuhkan Rp 7,2 triliun untuk dapat beroperasi kembali.[11] Menteri BUMN, Dahlan Iskan, juga menyatakan bahwa operasi Merpati harus dihentikan, agar kondisinya tidak makin buruk[1] Walaupun terlilit utang, "On Time Performance" dari Merpati berhasil mengungguli Air Asia.[12]

Pada tanggal 18 September 2014, Menteri BUMN, Dahlan Iskan, menyatakan bahwa pemulihan Merpati akan membutuhkan Rp 15 triliun, yakni untuk menutup pembayaran gaji, serta berbagai kerugian yang dan utang pada sekitar 2.000 pihak.[1] Dahlan Iskan menyatakan bahwa rencana untuk menghidupkan kembali maskapai ini menemui jalan buntu, karena restrukturisasi aset dan rencana penjualan tidak lagi menguntungkan.[1] Rencana penjualan fasilitas pemeliharaan milik Merpati dinilai berkisar pada harga Rp. 300 juta rupiah (USD 25.000).[1] Namun, Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), M. Nawir Messi menilai bahwa penutupan Merpati lebih kepada masalah politik, bukan karena harga.[13] Pada tanggal 2 Juni 2022, perusahaan ini dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Surabaya. Dengan demikian, kewajiban Merpati kepada pihak ketiga, seperti pesangon kepada eks karyawan, akan diselesaikan dengan penjualan seluruh aset melalui mekanisme lelang.[2] Pada 20 Februari 2023, perusahaan ini resmi dibubarkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2023 Tentang Pembubaran Perusahaan Perseroan (Persero) PT Merpati Nusantara Airline.[3]

Armada Merpati Nusantara Airlines
Pesawat Jumlah Armada Pesanan Kapasitas Rute Catatan
C Y Total
Boeing 737-300 3 8 126 134 Domestik
Boeing 737-400 2 16 142 158 Semua
Boeing 737-500 1 0 118 118 Semua
Comac ARJ21-700 0 40 0 118 118
De Havilland Canada DHC-6 Twin Otter 5 0 20 20 Domestik
Xian MA60 14 0 56 56 Domestik
Total 25 40 Maret 2014

Mantan Armada

[sunting | sunting sumber]
  • Jembatan Udara Nusantara
  • Get The Feeling
  • The Air Bridge of Indonesia

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e (Inggris) Center for Aviation: Merpati Nusantara Airlines
  2. ^ a b Oswaldo, Ignacio Geordi (10 Juni 2022). "Merpati Airlines Pailit, Tinggalkan Utang Rp 10,9 Triliun". detikcom. Detikcom. Diakses tanggal 11 Juni 2022. 
  3. ^ a b Yanwardhana, Emir (23 Februari 2023). "Resmi Bubar, Bye-Bye Merpati dan Kertas Leces". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 17 Mei 2023. 
  4. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 1962" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 8 Juni 2022. 
  5. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 70 tahun 1971" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 8 Juni 2022. 
  6. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 30 tahun 1978" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 8 Juni 2022. 
  7. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 10 tahun 1997" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 8 Juni 2022. 
  8. ^ Kompas: Merpati tidak terbang
  9. ^ Pertamina: total utang Merpati Rp550 miliar
  10. ^ "Pikiran Rakyat Maskapai Merpati Berhenti Beroperasi Senin, 03/02/2014". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-18. Diakses tanggal 2014-12-18. 
  11. ^ Tribunnews:Dahlan Menyesal Tak Mampu Selamatkan Merpati Kamis, 2 Oktober 2014 18:20 WIB
  12. ^ MERPATI BERHENTI BEROPERASI:Meski Dililit Utang, On Time Performance Merpati Ungguli Air Asia Senin, 17/2/2014
  13. ^ Okezone Ekonomi: KPPU: Merpati Tutup karena Masalah Politik Rabu, 12 November 2014 - 19:14 wib |Raisa Adila - Okezone
  14. ^ "Kuwait Airways 9K-AHI (Airbus A300 - MSN 344) (Ex PK-MAY ) | Airfleets aviation". Airfleets.net. Diakses tanggal 2013-10-14. 
  15. ^ "Merpati Fleet of A310 (History) | Airfleets aviation". Airfleets.net. 1997-03-23. Diakses tanggal 2013-10-14. 
  16. ^ Pesawat Merpati Terperosok di Sampit
  17. ^ Viva News: Video Pesawat Merpati Kecelakaan di Kupang
  18. ^ "Detik: FotoMerpati Crash Landing di Bandara El Tari". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-13. Diakses tanggal 2013-06-11. 
  19. ^ Detik: Merpati Crash Landing di Bandara El Tari, Evakuasi Diperkirakan 4 Jam
  20. ^ "Merpati Jatuh ke Laut, 27 Orang Tewas". Kompas. 2011-05-07. Diakses tanggal 2023-12-27. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]