Lompat ke isi

Siti Hartinah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor karakter berulang [ * ]
PenaBijak (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(133 revisi perantara oleh 76 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Officeholder
{{Infobox Officeholder
|honorific_prefix = [[Hajjah|Hj.]] [[Raden Ayu]]
|name = Siti Hartinah
|name = Siti Hartinah
|image = http://1.bp.blogspot.com/-svprnYEZQt0/URSGd7oMDYI/AAAAAAAAA34/Vg5sHTBx-DE/s1600/PARA+ISTERI+PRESIDEN+INDONESIA+_+fakihbondowoso.blogspot.com+_+ibu+tien+soeharto.jpg
|image = Siti Hartina, First Lady of Indonesia (spouse of President Suharto).jpg
|imagesize =
|imagesize =
|caption =
|caption =
|office = Ibu Negara Indonesia
|order =
|order = ke-2
|office = Ibu Negara Indonesia
|president = [[Soeharto]]
|president = [[Soeharto]]
|term_start = [[12 Maret]] [[1967]]
|term_start = 12 Maret 1967
|term_end = [[28 April]] [[1996]]
|term_end = 28 April 1996
|predecessor = [[Fatmawati|Fatmawati Soekarno]]
|predecessor = [[Fatmawati]]<br =>
[[Hartini]] (pejabat)
|successor = [[Siti Hardijanti Rukmana|Tutut Soeharto]] (Plt.) </br> [[Hasri Ainun Habibie]]
|successor =
[[Siti Hardijanti Rukmana]] (pelaksana tugas)<br =>
[[Hasri Ainun Habibie]]
|birth_date = {{Birth date|1923|8|23}}
|birth_date = {{Birth date|1923|8|23}}
|birth_place = {{flagicon|Belanda}} [[Kota Surakarta|Surakarta]], [[Jawa Tengah]], [[Hindia Belanda]]
|birth_place = [[Jaten, Karanganyar|Jaten]], [[Karanganyar|Kadipaten Mangkunegaran]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{Death date and age|1996|4|28|1923|8|23}}
|death_date = {{Death date and age|1996|4|28|1923|8|23}}
|death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|restingplace = [[Astana Giribangun]], [[Karanganyar]], [[Indonesia]]
|nationality = [[Indonesia]]
|nationality = [[Indonesia]]
|party =
|party =
|spouse = [[Soeharto]]
|spouse = {{Marriage|[[Soeharto]]|1947|1996|reason=cerai mati}}
|relations =
|relations =
|children = [[Siti Hardijanti Rukmana]] (Tutut) <br /> Sigit Harjojudanto (Sigit) <br /> [[Bambang Trihatmodjo]] (Bambang) <br /> [[Siti Hediati Hariyadi]] (Titiek) <br /> [[Hutomo Mandala Putra]] (Tommy) <br /> Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek)
|children = {{unbulleted list|[[Siti Hardijanti Rukmana]] (Tutut)|[[Sigit Harjojudanto]] (Sigit)|[[Bambang Trihatmodjo]] (Bambang)|[[Siti Hediati Hariyadi]] (Titiek)|[[Hutomo Mandala Putra]] (Tommy)|[[Siti Hutami Endang Adiningsih]] (Mamiek)}}
|parents = {{unbulleted list|K. P. H Soemoharjomo (bapak)|K. R. Ay. Hatmanti Hatmohoedojo (ibu)}}
|parents =
|alma_mater =
|alma_mater =
|occupation =
|occupation =
|profession =
|profession =
|religion = [[Islam]]
|religion = [[Islam]]
|signature =
|signature =
|website =
|website =
|footnotes =
|footnotes =
}}
}}
'''[[Raden Ayu]] Siti Hartinah''' ({{lahirmati|Desa Jaten, [[Kota Surakarta|Surakarta]], [[Jawa Tengah]]|23|8|1923|[[Jakarta]]|28|4|1996}}) adalah istri [[Daftar Presiden Indonesia|Presiden Indonesia kedua]], Jenderal [[Purnawirawan]] [[Soeharto]]. Siti Hartinah, yang sehari-hari dipanggil "Tien" merupakan anak kedua pasangan KPH Soemoharjomo dan Raden Ayu Hatmanti Hatmohoedojo. Ia merupakan [[canggah]] [[Mangkunagara III]] dari garis ibu. Tien menikah dengan [[Soeharto]] pada tanggal [[26 Desember]] 1947 di [[Surakarta]]. Siti kemudian dianugerahi gelar [[pahlawan]] nasional R.I. tak lama setelah kematiannya.
[[Hajjah|Hj.]] [[Raden Ayu]] '''Siti Hartinah ''' ({{lahirmati|[[Jaten, Karanganyar]], [[Jawa Tengah]]|23|8|1923|[[Jakarta]]|28|4|1996}}), atau lebih dikenal dengan Ibu '''Tien Soeharto''', adalah istri [[Daftar Presiden Indonesia|Presiden Indonesia kedua]], Jenderal Besar [[Purnawirawan]] [[Soeharto]].<ref>{{Cite news|url=https://m.merdeka.com/fatimah-siti-hartinah-soeharto/profil/|title=Profil - Fatimah Siti Hartinah Soeharto|work=[[Merdeka.com]]|language=id|access-date=2020-01-20}}</ref>

Siti Hartinah merupakan anak kedua pasangan KPH Soemoharjomo dan Raden Ayu Hatmanti Hatmohoedojo. Ia merupakan [[canggah]] [[Mangkunagara III]] dari garis ibu. Tien menikah dengan [[Soeharto]] pada tanggal 26 Desember 1947 di [[Surakarta]].

Ibu Tien Soeharto dianugerahi gelar [[pahlawan nasional Indonesia]] tak lama setelah kematiannya.<ref>{{Cite news|url=https://www.jpnn.com/news/mengenang-kembali-jasa-ibu-tien-soeharto|title=Mengenang Kembali Jasa Ibu Tien Soeharto|last=Natalia|date=2019-08-22|work=[[Jawa Pos|JPNN.com]]|language=id|access-date=2019-10-24}}</ref>

== Masa kecil dan pendidikan ==
Tien lahir pada tanggal 23 Agustus 1923 dengan nama '''Fatimah Siti Hartinah'''. Waktu kecil, hidupnya berpindah-pindah mengikuti penempatan tugas bapaknya sebagai pamong praja, mulai dari [[Kabupaten Klaten|Klaten]] ke [[Jumapolo, Karanganyar|Jumapolo]], lalu ke [[Matesih, Karanganyar|Matesih]], [[Kota Surakarta|Solo]], dan [[Kerjo, Karanganyar|Kerjo]]. Ia juga sempat diadopsi oleh teman bapaknya, Abdul Rachman, tetapi karena sakit-sakitan, dikembalikan ke keluarga asal.<ref name=kumparan>[https://kumparan.com/tio/ibu-tien-sang-pilar-penopang-soeharto ''Ibu Tien Sang Pilar Penopang Soeharto''.] dari situs berita Kumparan</ref>

Terkait pendidikan, Tien mengaku hanya mengikuti Sekolah Dasar Dua Tahun (Ongko Loro), tetapi sebenarnya masih mengikuti HIS Siswo hingga tahun 1933. Sambil sekolah, ia ikut les membatik dan mengetik. Saat tentara Jepang datang, ia ikut serta dalam Barisan Pemuda Putri di bawah Fujinkai. Setelah kemerdekaan, Barisan Pemuda Putri ini menjadi Laskar Putri Indonesia, di mana ia menjadi salah satu pelopornya. Ia ikut serta membantu perang kemerdekaan di dapur umum dan palang merah, yang menjadi alasan pengangkatannya sebagai pahlawan nasional pada 1996.<ref name=kumparan/>

== Peran dalam karier Soeharto ==
Soeharto adalah pribadi yang sangat mempercayai keyakinan diri dan masukan keluarganya. Karena itu posisi Siti Hartinah sangat menentukan dalam beberapa keputusan penting. Antara lain saat Soeharto memutuskan terus menjadi tentara saat ia merasa mengalami badai fitnah pada tahun 1950-an. Soeharto nyaris berhenti dan ingin menjadi petani atau sopir taksi pada saat itu. Ia memberikan saran,

:<blockquote>''“Saya dulu diambil istri oleh seorang prajurit dan bukan oleh supir taksi. Seorang prajurit harus dapat mengatasi setiap persoalan dengan kepala dingin walaupun hatinya panas,”.</blockquote><ref name=kumparan />

Siti Hartinah juga berpengaruh dalam pelarangan poligami bagi pejabat di Indonesia. Sebagai penggerak Kongres Wanita Indonesia, ia mendesak perlunya larangan poligami yang akhirnya keluar dalam wujud Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1983 yang tegas melarang PNS untuk berpoligami dan juga UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan<ref>[https://kumparan.com/maria-duhita/ibu-tien-di-balik-larangan-poligami#KtwoK5TAQvytvEie.99 ''Ibu Tien di Balik Larangan Poligami''.] dari situs Kumparan</ref>

Soeharto sendiri menegaskan kesetiaan kepadanya
:<blockquote>''"Hanya ada satu Nyonya Soeharto dan tidak ada lagi yang lainnya. Jika ada, akan timbul pemberontakan yang terbuka di dalam rumah tangga Soeharto"''</blockquote>

Ia juga mempengaruhi rencana sukses Soeharto pada akhir tahun 1990-an, dengan menyarankan petinggi Golkar agar tidak lagi mencalonkan suaminya.<ref>[http://www.tribunnews.com/nasional/2011/06/10/ibu-tien-tidak-ingin-suharto-maju-di-pemilu-1996 ''Ibu Tien Tidak Ingin Suharto Maju di Pemilu 1996''.] dari situs berita Tribun</ref> Walaupun saran ini akhirnya terlambat dilakukan. Siti Hartinah meninggal pada tahun 1996 dan Soeharto kembali dicalonkan <ref name=kumparan />

* Meski demikian ada peninggalan dan gagasannya yang terwujud untuk bangsa, sebagai contoh [[Taman Mini Indonesia Indah]], Taman Buah Mekarsari, [[Perpustakaan Nasional Republik Indonesia]], RSAB Harapan Kita, dan lainnya.<ref>[https://www.boombastis.com/fakta-istri-pak-harto/85833 ''Fakta Istri Pak Harto''.]</ref>
<ref>https://indonesiainside.id/news/nasional/2019/08/23/mengenal-51-tahun-warisan-ibu-tien-dan-yayasan-harapan-kita/amp/</ref><ref>https://m.jpnn.com/amp/news/sejarawan-museum-harusnya-layak-jadi-lokasi-swafoto-dan-instagramable</ref>


== Meninggal dunia ==
== Meninggal dunia ==
Siti [[meninggal]] akibat penyakit [[jantung]] yang menimpanya pada [[Minggu]], [[28 April]] [[1996]], di RS Gatot Subroto, [[Jakarta]]. Berawal dari saat Siti terbangun akibat sakit jantung yang menimpanya, lalu dilarikan ke RS Gatot Subroto. Namun tim dokter telah berusaha maksimal, takdir berkata lain. Siti meninggal dunia pada Minggu, 28 April 1996, jam 05.10 [[WIB]]. [[Soeharto]] sangat lama merasa terpukul atas [[kematian]] Siti.
Berawal saat Siti Hartinah terbangun akibat sakit jantung yang menimpanya, lalu ia dilarikan ke [[Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto|RSPAD Gatot Subroto]], [[Jakarta]]. Siti Hartinah meninggal dunia pada Minggu, 28 April 1996, jam 05.10 WIB yang bertepatan dengan peringatan Hari Raya [[Idul Adha]] 1416 Hijriyah.<ref>{{Cite web|url=https://hot.grid.id/read/181738838/puluhan-tahun-berlalu-terungkap-misteri-penyebab-kematian-mantan-ibu-negara-tien-soeharto?page=all|title=Misteri Penyebab Kematian Mantan Ibu Negara Tien Soeharto|date=2019-05-27|website=hot.grid.id|language=id|access-date=2019-11-4}}</ref>


Siti dimakamkan di [[Astana Giri Bangun]], [[Jawa Tengah]], pada [[29 April]] [[1996]] sekitar pukul 14.30 WIB. Upacara pemakaman tersebut dipimpin oleh inspektur upacara yaitu Ketua DPR/MPR saat itu, [[Wahono]] dan Komandan upacara Kolonel Inf [[G. Manurung]], Komandan Brigif 6 Kostrad saat itu.
Keesokan harinya tepat pada 29 April 1996, sekitar pukul 14.30 WIB, Siti Hartinah dimakamkan di [[Astana Giri Bangun]], [[Jawa Tengah]]. Upacara pemakaman tersebut dipimpin oleh inspektur upacara yaitu Ketua [[DPR]]/[[MRP|MPR]] saat itu, [[Wahono]] dan Komandan upacara Kolonel Inf Getson Manurung, Komandan [[Brigade Infanteri 6|Brigade Ifanteri 6]] [[Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat|Kostrad]] saat itu.


Sedangkan sebelumnya saat pelepasan almarhumah, bertindak sebagai inspektur upacara, Letjen TNI (Purn) [[Ahmad Taher]] dan Komandan Upacara Kolonel Inf [[Sriyanto]], Komandan Grup 2 Kopassus Kartasura zaman itu.
Sedangkan sebelumnya saat pelepasan almarhumah, bertindak sebagai inspektur upacara, Letjen [[Angkatan Bersenjata Republik Indonesia|TNI]] ([[Purnawirawan|Purn]]) [[Achmad Tahir]] dan Komandan Upacara Kolonel Inf [[Sriyanto Muntasram]], [[Grup 2/Sandi Yudha|Komandan Grup 2 Kopassus Kartasura]].

== Penghargaan ==

=== Tanda Kehormatan<ref>{{Cite web|title=Inilah 23 Tanda Kehormatan untuk Bu Tien Soeharto, Termasuk dari 20 Negara Lain|url=https://solo.tribunnews.com/2016/04/23/inilah-23-tanda-kehormatan-untuk-bu-tien-soeharto-termasuk-dari-20-negara-lain|website=Tribunsolo.com|language=id-ID|access-date=2023-08-14}}</ref> ===
'''Dalam Negeri'''

* [[Berkas:Bintang Republik Indonesia Adipradana rib.svg|nirbing|72x72px]] [[Bintang Republik Indonesia Adipradana]] (10 Maret 1973)<ref>{{Cite web|date=7 Januari 2020|title=Daftar WNI yang Menerima Tanda Kehormatan Republik Indonesia Tahun 1959–sekarang|url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20200107/3822wni_penerima_tanda_kehormatan_bintang_republik_indonesia_1959_sekarang.pdf|website=Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia|access-date=2023-08-14}}</ref>
* [[Berkas:Bintang Gerilya rib.svg|nirbing|73x73px]] [[Bintang Gerilya]] (3 Maret 1987)<ref>{{Cite web|last=Library|first=Soeharto|date=2017-11-06|title=IBU TIEN DAPAT BINTANG GERILYA|url=https://soehartolibrary.id/ibu-tien-dapat-bintang-gerilya/|website=HM Soeharto|language=id|access-date=2023-08-14}}</ref>
* [[Berkas:Bintang Budaya Parama Dharma rib.svg|nirbing|73x73px]] [[Bintang Budaya Parama Dharma]] (17 Juni 1992)<ref>{{Cite web|date=7 Januari 2020|title=DAFTAR PEMILIK BINTANG BUDAYA PARAMA DHARMA TAHUN 1988 – 2003|url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/50406-Bintang_Budaya_Parama_Dharma_tahun_1988-2003.pdf|publisher=Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia|access-date=2023-08-14}}</ref>

'''Luar Negeri'''

* {{Negara|Brunei}} [[Brunei Darussalam|Brunei]]:
** [[Berkas:The Most Esteemed Family Order of Honour of Brunei.gif|nirbing|72x72px]] [[Darjah Kerabat Laila Utama|Darjah Kerabat Laila Utama Yang Amat Dihormati]] (DK) (1970)
* {{Negara|Kamboja}} [[Kamboja]]:
** [[Berkas:KHM Royal Order Of Sowathara - Grand Cross rib.png|nirbing|72x72px]] Grand Cross of the [[:en:Orders, decorations, and medals of Cambodia|Royal Order of Sowathara]] (1968)
* {{Negara|Malaysia}} [[Malaysia]]:
** [[Berkas:MY Darjah Utama Seri Mahkota Negara (Crown of the Realm) - DMN.svg|nirbing|72x72px]] [[Darjah Utama Seri Mahkota Negara]] (DMN) (1988)
* {{Negara|Filipina}} [[Filipina]]:
** [[Berkas:PHI Order of the Golden Heart var2 Grand Collar BAR.svg|nirbing|72x72px]] Grand Collar of the [[:en:Order of the Golden Heart (Philippines)|Order of the Golden Heart]] (GCGH) (1968)
* {{Negara|Thailand}} [[Thailand]]:
** [[Berkas:Order of Chula Chom Klao - 1st Class (Thailand) ribbon.svg|nirbing|72x72px]] Dame Grand Cross of the Most Illustrious [[:en:Order of Chula Chom Klao|Order of Chula Chom Klao]] (DGC) (1970)
* {{Negara|Austria}} [[Austria]]:
** [[Berkas:AUT Honour for Services to the Republic of Austria - 1st Class BAR.png|nirbing|72x72px]] Grand Star (''Groß-Stern'') of the [[:en:Decoration of Honour for Services to the Republic of Austria|Decoration of Honour for Services to the Republic of Austria]] (1973)
* {{Negara|Belanda}} [[Belanda]]:
** [[Berkas:NED Kroonorde A1 BAR.png|nirbing|72x72px]] Dame Grand Cross of the [[Orde Mahkota (Belanda)|Order of the Crown]] (1970)
* {{Negara|Kekaisaran Etiopia}} [[Kekaisaran Etiopia]]:
** [[Berkas:Order of The Queen of Sheba (Ethiopia) ribbon.gif|nirbing|72x72px]] Grand Cordon of the [[:en:Order of the Queen of Sheba|Order of the Queen of Sheba]] (1968)
* {{Negara|Jepang}} [[Jepang]]:
** [[Berkas:JPN Hokan-sho 1Class BAR.svg|nirbing|72x72px]] Grand Cordon of the [[Orde Mahkota Berharga|Order of the Precious Crown]] (1968)
* {{Negara|Jerman}} [[Jerman]]:
** [[Berkas:GER Bundesverdienstkreuz 9 Sond des Grosskreuzes.svg|nirbing|72x72px]] Grand Cross Special Class (''Sonderstufe des Großkreuzes)'' of the [[Orde Jasa Republik Federal Jerman|Order of Merit of the Federal Republic of Germany]] (1970)
* {{Negara|Kuwait}} [[Kuwait]]:
** [[Berkas:Order of Kuwait (First Class).gif|nirbing|72x72px]] First Class of the [[:en:Order of Kuwait|Order of Kuwait]] (1977)
* {{Negara|Korea Selatan}} [[Korea Selatan]]:
** [[Berkas:Grand Order of Mugunghwa (South Korea) - ribbon bar.svg|nirbing|72x72px]] [[Orde Agung Mugunghwa|Grand Order of Mugunghwa]] (1981)
* {{Negara|Mesir}} [[Mesir]]:
** [[Berkas:EGY - Order of the Virtues - Supreme and first classes.svg|nirbing|72x72px]] Supreme Class of the [[:en:Order of the Virtues (Egypt)|Order of the Virtues (''Nishan al-Kamal'')]] (1977)
* {{Negara|Prancis|3=Prancis}}:
** [[Berkas:Ordre national du Merite GC ribbon.svg|nirbing|72x72px]] Grand Cross of the [[:en:Ordre national du Mérite|National Order of Merit (''Ordre national du Mérite'')]] (1972)
* {{Negara|Republik Sosialis Rumania}} [[Republik Sosialis Rumania|Rumania]]:
** [[Berkas:ROM Ordinul Tudor Vladimirescu clasa I BAR.svg|nirbing|72x72px]] The First Class of the Orders of Tudor Vladimirescu (1982)
* {{Negara|Spanyol|3=Spanyol}}:
** [[Berkas:ESP Isabella Catholic Order GC.svg|nirbing|72x72px]] Dame Grand Cross of the [[Bintang Isabella orang Katolik|Order of Isabella the Catholic]] (gcYC) (1980)<ref>{{cite web|url=https://boe.es/boe/dias/1981/06/15/pdfs/A13614-13614.pdf|title=Bollettino Ufficiale di Stato}}</ref>
* {{Negara|Suriah|3=Suriah}}:
** [[Berkas:Order Of Ummayad (Syria) - ribbon bar.gif|nirbing|72x72px]] Member 1st Class of the [[:en:Order of the Unity of the Nation|Order of the Umayyads]] (1977)
* {{Negara|Venezuela|3=Venezuela}}:
** [[Berkas:VEN Order of the Liberator - Grand Cordon BAR.png|nirbing|72x72px]] Grand Cordon with Collar of the [[:en:Order of the Liberator|Order of the Liberator]] (1988)
* {{Negara|Yordania|3=Yordania}}:
** [[Berkas:JOR Order of the Renaissance GC.SVG|nirbing|72x72px]] Grand Cordon of the [[:en:Supreme Order of the Renaissance|Supreme Order of the Renaissance]] (1986)
* {{Negara|Yugoslavia|3=Yugoslavia}}:
** [[Berkas:Order of the Yugoslavian Great Star Rib.png|nirbing|72x72px]] Yugoslav Star with Sash of the [[:en:Order of the Yugoslav Star|Order of the Yugoslav Star]] (1975)

== Referensi ==
{{reflist}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==

* {{id}} [http://www.soehartoreview.com/ibutien/biografi/index.shtml Biografi di SoehartoReview.com]
* {{id}} [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/s/siti-hartinah-soeharto/index.shtml Biografi di TokohIndonesia.com]
* {{id}} [http://www.soehartoreview.com/ibutien/biografi/index.shtml Biografi di SoehartoReview.com] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20040615141631/http://soehartoreview.com/ibutien/biografi/index.shtml |date=2004-06-15 }}
* {{id}} [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/s/siti-hartinah-soeharto/index.shtml Biografi di TokohIndonesia.com] {{Webarchive|url=https://archive.today/20061121121510/http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/s/siti-hartinah-soeharto/index.shtml |date=2006-11-21 }}
{{S-start}}
{{S-start}}
{{s-hon}}
{{Succession box
{{Succession box
|before = [[Fatmawati|Fatmawati Soekarno]]
|before = [[Fatmawati]]
[[Hartini]] (pj.)
|title = [[Ibu Negara Indonesia|Ibu Negara Republik Indonesia]]
|title = [[Ibu Negara Indonesia|Ibu Negara Republik Indonesia]]
|years = 1967—1996
|years = 1967—1996
|after = [[Siti Hardijanti Rukmana|Tutut Soeharto]] (Plt.) </br> [[Hasri Ainun Habibie]]
|after = [[Siti Hardijanti Rukmana]] (plt.)
[[Hasri Ainun Besari]]
}}
}}
{{S-end}}
{{S-end}}
Baris 52: Baris 140:
{{Pahlawan Indonesia}}
{{Pahlawan Indonesia}}
{{Soeharto}}
{{Soeharto}}
{{authority control}}
{{indo-bio-stub}}
{{Lifetime|1923|1996}}


[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Surakarta]]
[[Kategori:Pasangan Presiden Indonesia]]
[[Kategori:Soeharto]]
[[Kategori:Soeharto]]
[[Kategori:Pasangan presiden Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh Karanganyar]]
[[Kategori:Tokoh dari Kecamatan Jaten]]
[[Kategori:Tokoh dari Surakarta]]
[[Kategori:Tokoh Orde Baru]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
[[Kategori:Penerima Bintang Republik Indonesia Adipradana]]
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]
[[Kategori:Kematian akibat penyakit jantung]]
[[Kategori:Penerima Bintang Budaya Parama Dharma]]

Revisi terkini sejak 1 November 2024 03.19

Siti Hartinah
Ibu Negara Indonesia ke-2
Masa jabatan
12 Maret 1967 – 28 April 1996
PresidenSoeharto
Sebelum
Pendahulu
Fatmawati
Hartini (pejabat)
Pengganti
Siti Hardijanti Rukmana (pelaksana tugas)
Hasri Ainun Habibie
Informasi pribadi
Lahir(1923-08-23)23 Agustus 1923
Jaten, Kadipaten Mangkunegaran, Hindia Belanda
Meninggal28 April 1996(1996-04-28) (umur 72)
Jakarta, Indonesia
MakamAstana Giribangun, Karanganyar, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Suami/istri
(m. 1947; cerai mati 1996)
Anak
Orang tua
  • K. P. H Soemoharjomo (bapak)
  • K. R. Ay. Hatmanti Hatmohoedojo (ibu)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Hj. Raden Ayu Siti Hartinah (23 Agustus 1923 – 28 April 1996), atau lebih dikenal dengan Ibu Tien Soeharto, adalah istri Presiden Indonesia kedua, Jenderal Besar Purnawirawan Soeharto.[1]

Siti Hartinah merupakan anak kedua pasangan KPH Soemoharjomo dan Raden Ayu Hatmanti Hatmohoedojo. Ia merupakan canggah Mangkunagara III dari garis ibu. Tien menikah dengan Soeharto pada tanggal 26 Desember 1947 di Surakarta.

Ibu Tien Soeharto dianugerahi gelar pahlawan nasional Indonesia tak lama setelah kematiannya.[2]

Masa kecil dan pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Tien lahir pada tanggal 23 Agustus 1923 dengan nama Fatimah Siti Hartinah. Waktu kecil, hidupnya berpindah-pindah mengikuti penempatan tugas bapaknya sebagai pamong praja, mulai dari Klaten ke Jumapolo, lalu ke Matesih, Solo, dan Kerjo. Ia juga sempat diadopsi oleh teman bapaknya, Abdul Rachman, tetapi karena sakit-sakitan, dikembalikan ke keluarga asal.[3]

Terkait pendidikan, Tien mengaku hanya mengikuti Sekolah Dasar Dua Tahun (Ongko Loro), tetapi sebenarnya masih mengikuti HIS Siswo hingga tahun 1933. Sambil sekolah, ia ikut les membatik dan mengetik. Saat tentara Jepang datang, ia ikut serta dalam Barisan Pemuda Putri di bawah Fujinkai. Setelah kemerdekaan, Barisan Pemuda Putri ini menjadi Laskar Putri Indonesia, di mana ia menjadi salah satu pelopornya. Ia ikut serta membantu perang kemerdekaan di dapur umum dan palang merah, yang menjadi alasan pengangkatannya sebagai pahlawan nasional pada 1996.[3]

Peran dalam karier Soeharto

[sunting | sunting sumber]

Soeharto adalah pribadi yang sangat mempercayai keyakinan diri dan masukan keluarganya. Karena itu posisi Siti Hartinah sangat menentukan dalam beberapa keputusan penting. Antara lain saat Soeharto memutuskan terus menjadi tentara saat ia merasa mengalami badai fitnah pada tahun 1950-an. Soeharto nyaris berhenti dan ingin menjadi petani atau sopir taksi pada saat itu. Ia memberikan saran,

“Saya dulu diambil istri oleh seorang prajurit dan bukan oleh supir taksi. Seorang prajurit harus dapat mengatasi setiap persoalan dengan kepala dingin walaupun hatinya panas,”.

[3]

Siti Hartinah juga berpengaruh dalam pelarangan poligami bagi pejabat di Indonesia. Sebagai penggerak Kongres Wanita Indonesia, ia mendesak perlunya larangan poligami yang akhirnya keluar dalam wujud Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1983 yang tegas melarang PNS untuk berpoligami dan juga UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan[4]

Soeharto sendiri menegaskan kesetiaan kepadanya

"Hanya ada satu Nyonya Soeharto dan tidak ada lagi yang lainnya. Jika ada, akan timbul pemberontakan yang terbuka di dalam rumah tangga Soeharto"

Ia juga mempengaruhi rencana sukses Soeharto pada akhir tahun 1990-an, dengan menyarankan petinggi Golkar agar tidak lagi mencalonkan suaminya.[5] Walaupun saran ini akhirnya terlambat dilakukan. Siti Hartinah meninggal pada tahun 1996 dan Soeharto kembali dicalonkan [3]

[7][8]

Meninggal dunia

[sunting | sunting sumber]

Berawal saat Siti Hartinah terbangun akibat sakit jantung yang menimpanya, lalu ia dilarikan ke RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Siti Hartinah meninggal dunia pada Minggu, 28 April 1996, jam 05.10 WIB yang bertepatan dengan peringatan Hari Raya Idul Adha 1416 Hijriyah.[9]

Keesokan harinya tepat pada 29 April 1996, sekitar pukul 14.30 WIB, Siti Hartinah dimakamkan di Astana Giri Bangun, Jawa Tengah. Upacara pemakaman tersebut dipimpin oleh inspektur upacara yaitu Ketua DPR/MPR saat itu, Wahono dan Komandan upacara Kolonel Inf Getson Manurung, Komandan Brigade Ifanteri 6 Kostrad saat itu.

Sedangkan sebelumnya saat pelepasan almarhumah, bertindak sebagai inspektur upacara, Letjen TNI (Purn) Achmad Tahir dan Komandan Upacara Kolonel Inf Sriyanto Muntasram, Komandan Grup 2 Kopassus Kartasura.

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]

Tanda Kehormatan[10]

[sunting | sunting sumber]

Dalam Negeri

Luar Negeri

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Profil - Fatimah Siti Hartinah Soeharto". Merdeka.com. Diakses tanggal 2020-01-20. 
  2. ^ Natalia (2019-08-22). "Mengenang Kembali Jasa Ibu Tien Soeharto". JPNN.com. Diakses tanggal 2019-10-24. 
  3. ^ a b c d Ibu Tien Sang Pilar Penopang Soeharto. dari situs berita Kumparan
  4. ^ Ibu Tien di Balik Larangan Poligami. dari situs Kumparan
  5. ^ Ibu Tien Tidak Ingin Suharto Maju di Pemilu 1996. dari situs berita Tribun
  6. ^ Fakta Istri Pak Harto.
  7. ^ https://indonesiainside.id/news/nasional/2019/08/23/mengenal-51-tahun-warisan-ibu-tien-dan-yayasan-harapan-kita/amp/
  8. ^ https://m.jpnn.com/amp/news/sejarawan-museum-harusnya-layak-jadi-lokasi-swafoto-dan-instagramable
  9. ^ "Misteri Penyebab Kematian Mantan Ibu Negara Tien Soeharto". hot.grid.id. 2019-05-27. Diakses tanggal 2019-11-4. 
  10. ^ "Inilah 23 Tanda Kehormatan untuk Bu Tien Soeharto, Termasuk dari 20 Negara Lain". Tribunsolo.com. Diakses tanggal 2023-08-14. 
  11. ^ "Daftar WNI yang Menerima Tanda Kehormatan Republik Indonesia Tahun 1959–sekarang" (PDF). Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. 7 Januari 2020. Diakses tanggal 2023-08-14. 
  12. ^ Library, Soeharto (2017-11-06). "IBU TIEN DAPAT BINTANG GERILYA". HM Soeharto. Diakses tanggal 2023-08-14. 
  13. ^ "DAFTAR PEMILIK BINTANG BUDAYA PARAMA DHARMA TAHUN 1988 – 2003" (PDF). Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. 7 Januari 2020. Diakses tanggal 2023-08-14. 
  14. ^ "Bollettino Ufficiale di Stato" (PDF). 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
Gelar kehormatan
Didahului oleh:
Fatmawati

Hartini (pj.)

Ibu Negara Republik Indonesia
1967—1996
Diteruskan oleh:
Siti Hardijanti Rukmana (plt.)

Hasri Ainun Besari