Lompat ke isi

Halim Perdanakusuma: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 6°15′26″S 106°50′47″E / 6.25722°S 106.84639°E / -6.25722; 106.84639
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
NaidNdeso (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
NaidNdeso (bicara | kontrib)
k Melengkapinya dengan referensi yang lebih layak
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 27: Baris 27:
| signature =
| signature =
}}
}}

'''Abdul Halim Perdanakusuma''' ({{lahirmati|[[Sampang]]<ref>''[http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/h/halim-perdana-kusuma/index.shtml Halim Perdana Kusuma (1922-1947) Gugur Saat Bertugas]'', Copyright © 2002-2010, TokohIndonesia DotCom. Diakses 1 Juli 2010.</ref>|18|11|1922|[[Malaysia]]|14|12|1947}}) adalah seorang [[pahlawan nasional Indonesia]]. Ia meninggal dunia saat menjalankan tugas semasa [[perang]] [[Indonesia]] - [[Belanda]] di [[Sumatra]], yaitu ketika ditugaskan membeli dan mengangkut perlengkapan [[senjata]] dengan [[pesawat]] terbang dari [[Thailand]].
'''Abdul Halim Perdanakusuma''' ({{lahirmati|[[Sampang]]|18|11|1922|[[Malaysia]]|14|12|1947}}){{sfn|Sudarmanto|1996|p=245}} adalah seorang [[pahlawan nasional Indonesia]]. Ia meninggal dunia saat menjalankan tugas semasa [[perang]] [[Indonesia]] - [[Belanda]] di [[Sumatra]], yaitu ketika ditugaskan membeli dan mengangkut perlengkapan [[senjata]] dengan [[pesawat]] terbang dari [[Thailand]].
<!--

== Kehidupan dan karier ==
== Biografi ==
Halim dilahirkan [[Sampang]], [[Madura]], [[Indonesia]], pada [[18 November]] [[1922]].{{sfn|Sudarmanto|1996|p=245}} Setelah lulus dari SD dan SMP/SMA untuk pribumi [[Indonesia]],{{sfn|Komandoko|2006|p=1}} ia bergabung dengan ''Opleidingschool voor Inlandsche Ambtenaren'' (sebuah sekolah untuk mendidik penduduk pribumi [[Indonesia]] untuk pemerintahan) di [[Magelang]].{{sfn|Sudarmanto|1996|p=246}} Namun di tahun kedua, ia memutuskan untuk keluar dan bergabung Akademi Angkatan Laut di [[Surabaya]] untuk bergabung sebagai tentara [[Hindia Belanda]]{{sfn|Komandoko|2006|p=2}}{{sfn|Damayanti|2010|p=121}} Setelah menamatkan pendidikan di akademi tersebut, ia sempat bergabung dengan tentara [[KNIL]] di bagian penerangan.{{sfn|Komandoko|2006|p=2}}

<!--
At the time of the [[Japanese occupation of Indonesia|Japanese invasion of the Indies]] in 1942, against which he had been trained to fight, Perdanakusuma was in Britain, training in navigation with the [[Royal Canadian Air Force]]; as part of his training, he flew on 44 missions throughout Europe, including flying [[Avro Lancasters]] in bombing missions over Nazi Germany.{{sfn|Sudarmanto|1996|p=246}}{{sfn|Komandoko|2006|p=2}}{{sfn|Ajisaka|Damayanti|2010|p=121}}

After the end of World War II, Perdanakusuma returned to [[Proclamation of Indonesian Independence|newly independent]] Indonesia.{{sfn|Sudarmanto|1996|p=246}} He joined the nascent [[Indonesian Air Force|military]] (then called the {{lang|id|Tentara Keamanan Rakyat}}; Military for the People's Safety) under Commodore Suryadi Suryadarma; together with [[Agustinus Adisucipto]] and [[Abdul Rahman Saleh (hero)|Abdul Rahman Saleh]], he was tasked with organizing the [[Indonesian Air Force]].{{sfn|Ajisaka|Damayanti|2010|p=122}}

In early 1947 Perdanakusuma was promoted to air commodore and tasked with establishing a branch of the air force in [[Bukittinggi]], [[West Sumatra]]; to complete his task he penetrated the Dutch blockade of the island.{{sfn|Komandoko|2006|p=1}}{{sfn|Ajisaka|Damayanti|2010|p=122}}{{sfn|Sudarmanto|1996|p=247}} Air Officer [[Iswahyudi]] was also tasked to assist with managing the base.{{sfn|Komandoko|2006|p=2}} At the time, the various air units in Sumatra were managed individually and under the command of the [[Indonesian Army|army]]; Perdanakusuma and Iswahyudi proceeded to unite them into their own branch.{{sfn|Jakarta City Government, Abdul Halim Perdanakusuma}}

On 17 August 1947, he led paratroops into [[Borneo]]. That December, Perdanakusuma was ordered to fly to Thailand with Iswahyudi to pick up medical supplies. On their return trip on 14 December, the [[Avro Anson RI-003|Avro Anson]] they were flying stalled, leading it to crash outside of Tanjung Hantu, [[Malaysia]], killing both.{{sfn|Sudarmanto|1996|p=247}} Perdanakusuma's body was originally buried in [[Lumut, Malaysia|Lumut]], Malaysia, but later relocated to [[Kalibata Heroes Cemetery]] in 1975.

-->
-->


Baris 48: Baris 61:


== Referensi ==
== Referensi ==
=== Catatan kaki ===
{{reflist}}
{{reflist}}

=== Daftar pustaka ===
* {{cite book |title=Jejak-jejak Pahlawan dari Sultan Agung hingga Syekh Yusuf |last=Sudarmanto |first=Y.B. |year=[[1996]] |location=[[Jakarta]] |publisher=Grasindo |isbn=979-979-553-111-1 |ref=harv}}
* {{cite book |last=Komandoko|first=Gamal|title=Kisah 124 Pahlawan & Pejuang Nusantara|publisher=Pustaka Widyatama|year=2006|isbn=978-979-661-090-7|ref=harv}}
* {{cite book |last=Damayanti|first=Ajisaka Arya|title=Mengenal Pahlawan Indonesia|publisher=Kawan Pustaka|year=2010|isbn=978-979-757-430-7|ref=harv}}



== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/h/halim-perdana-kusuma/index.shtml/ Tokoh Indonesia]
* [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/h/halim-perdana-kusuma/index.shtml/ Tokoh Indonesia]

{{Pahlawan Indonesia}}
{{Pahlawan Indonesia}}
{{lifetime|1922|1947|Perdanakusuma, Halim}}
{{lifetime|1922|1947|Perdanakusuma, Halim}}

Revisi per 20 Juli 2019 00.13

Halim Perdanakusuma
Lahir(1922-11-18)18 November 1922
Belanda Sampang, Madura, Jawa Timur, Hindia Belanda
Meninggal14 Desember 1947(1947-12-14) (umur 25)
Federasi Malaya Lumut, Perak, Uni Malaya
DikebumikanTaman Makam Pahlawan Kalibata (6°15′26″S 106°50′47″E / 6.25722°S 106.84639°E / -6.25722; 106.84639)
PengabdianHindia Belanda (ca 1940 – 1945)
Indonesia (1945–1947)
Dinas/cabangAngkatan Laut Hindia Belanda
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara
Lama dinasca 1940 – 1947
PangkatMarsda
PenghargaanPahlawan Nasional Indonesia

Abdul Halim Perdanakusuma (18 November 1922 – 14 Desember 1947)[1] adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Ia meninggal dunia saat menjalankan tugas semasa perang Indonesia - Belanda di Sumatra, yaitu ketika ditugaskan membeli dan mengangkut perlengkapan senjata dengan pesawat terbang dari Thailand.


Biografi

Halim dilahirkan Sampang, Madura, Indonesia, pada 18 November 1922.[1] Setelah lulus dari SD dan SMP/SMA untuk pribumi Indonesia,[2] ia bergabung dengan Opleidingschool voor Inlandsche Ambtenaren (sebuah sekolah untuk mendidik penduduk pribumi Indonesia untuk pemerintahan) di Magelang.[3] Namun di tahun kedua, ia memutuskan untuk keluar dan bergabung Akademi Angkatan Laut di Surabaya untuk bergabung sebagai tentara Hindia Belanda[4][5] Setelah menamatkan pendidikan di akademi tersebut, ia sempat bergabung dengan tentara KNIL di bagian penerangan.[4]


Gugur dalam tugas

Semasa perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia melawan penjajah Belanda di Sumatra pada tahun 1948, Halim Perdanakusuma dan Marsma Iswahyudi ditugaskan membeli perlengkapan senjata di Thailand. Keduanya ditugaskan dengan pesawat terbang multifungsi Avro Anson RI-003.[6] Pesawat terbang itu dipenuhi dengan berbagai senjata api, diantaranya karabin, stun gun, pistol dan bom tangan.

Dalam perjalanan pulang, pesawat terbang tersebut jatuh. Tidak diketahui penyebabnya, namun diduga karena cuaca buruk atau karena ditembak (disabotase). Bangkai pesawat terbang tersebut ditemukan di sebuah hutan berdekatan dengan kota Lumut, Perak, Malaysia (ketika itu masih bernama Uni Malaya). Namun tim penyelamat hanya menemukan jasad Halim, sementara jasad Iswahyudi tidak diketemukan dan tidak diketahui nasibnya hingga sekarang. Begitu juga dengan berbagai perlengkapan senjata api yang mereka beli di Thailand, tidak diketahui kemana rimbanya.

Jasad Halim kemudian sempat dikebumikan di kampung Gunung Mesah, tidak jauh dari Gopeng, Perak, Malaysia. Pusat data Tokoh Indonesia mencatat, di daerah Gunung Mesah itu banyak bermukim penduduk keturunan Sumatra. Beberapa tahun kemudian, kuburan Halim digali dan jasadnya dibawa ke Jakarta dan dimakamkan kembali di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Ketika Perjanjian Haadyai antara Malaysia dengan Partai Komunis Malaya diadakan pada tahun 1989, seorang Indonesia turut muncul dalam gencatan senjata tersebut. Seorang penulis nasionalis Malaysia, Ishak Haji Muhammad (Pak Sako), menduga komunis warga Indonesia tersebut ialah Iswahyudi.

Penghormatan

Berkas:KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355.JPG
KRI Abdul Halim Perdanakusuma
Bandar Udara Halim Perdanakusuma

Pemerintah Indonesia memberi penghormatan atas jasa dan perjuangan Halim, dengan menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional dan mengabadikan namanya pada Bandar Udara Halim Perdanakusuma di Jakarta. Pemerintah juga mengabadikan namanya pada kapal perang KRI Abdul Halim Perdanakusuma.

Referensi

Catatan kaki

Daftar pustaka


Pranala luar