Lompat ke isi

Bandeng: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Dikembalikan ke revisi 8710233 oleh Kembangraps (bicara). (TW)
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 14: Baris 14:
}}
}}


Ikan '''bandeng''' (''Chanos chanos'') adalah [[ikan]] pangan populer di [[Asia Tenggara]]. Ikan ini merupakan satu-satunya spesies yang masih ada dalam [[familia|suku]] '''Chanidae''' (bersama enam [[genus]] tambahan dilaporkan pernah ada namun sudah punah)<ref name=Grandea> {{cite journal | title = A cladistic analysis of fossil and living gonorynchiform ostariophysan fishes | journal = Geobios | date = 1995 | first = T. | last = Grandea | coauthors = F.J. Poyato-Ariza | volume = 28 | issue = Supplement 2 | pages = 197-199 | doi = 10.1016/S0016-6995(95)80113-8 | url = http://www.sciencedirect.com/science?_ob=ArticleURL&_udi=B6X0V-4G23T8D-18&_user=3857413&_coverDate=12%2F31%2F1995&_rdoc=1&_fmt=high&_orig=search&_sort=d&_docanchor=&view=c&_searchStrId=1410516974&_rerunOrigin=scholar.google&_acct=C000061585&_version=1&_urlVersion=0&_userid=3857413&md5=396550ec91b785e252f79e05adb9448c | accessdate = 2010-07-24}}</ref>. Dalam [[bahasa Bugis]] dan [[bahasa Makassar|Makassar]] dikenal sebagai ''ikan bolu'', dan dalam [[bahasa Inggris]] ''milkfish'')
Ikan '''bandeng''' (''Chanos chanos'') adalah [[ikan]] pangan populer di [[Asia Tenggara]]. Ikan ini merupakan satu-satunya spesies yang masih ada dalam [[familia|suku]] '''Chanidae''' (bersama enam [[genus]] tambahan dilaporkan pernah ada namun sudah punah)<ref name=Grandea> {{cite journal | title = A cladistic analysis of fossil and living gonorynchiform ostariophysan fishes | journal = Geobios | date = 1995 | first = T. | last = Grandea | coauthors = F.J. Poyato-Ariza | volume = 28 | issue = Supplement 2 | pages = 197-199 | doi = 10.1016/S0016-6995(95)80113-8 | url = http://www.sciencedirect.com/science?_ob=ArticleURL&_udi=B6X0V-4G23T8D-18&_user=3857413&_coverDate=12%2F31%2F1995&_rdoc=1&_fmt=high&_orig=search&_sort=d&_docanchor=&view=c&_searchStrId=1410516974&_rerunOrigin=scholar.google&_acct=C000061585&_version=1&_urlVersion=0&_userid=3857413&md5=396550ec91b785e252f79e05adb9448c | accessdate = 2010-07-24}}</ref>. Dalam [[bahasa Bugis]] dan [[bahasa Makassar|Makassar]] dikenal sebagai ''ikan bolu'', dan dalam [[bahasa Inggris]] ''milkfish'')


Mereka hidup di [[Samudera Hindia]] dan [[Samudera Pasifik]] dan cenderung berkawanan di sekitar [[pesisir]] dan [[pulau]]-pulau dengan [[terumbu koral]]. Ikan yang muda dan baru menetas hidup di laut selama 2–3 minggu, lalu berpindah ke [[rawa-rawa]] [[bakau]] ber[[air payau]], dan kadangkala [[danau|danau-danau]] berair asin. Bandeng baru kembali ke laut kalau sudah dewasa dan bisa berkembang biak.
Mereka hidup di [[Samudera Hindia]] dan [[Samudera Pasifik]] dan cenderung berkawanan di sekitar [[pesisir]] dan [[pulau]]-pulau dengan [[terumbu koral]]. Ikan yang muda dan baru menetas hidup di laut selama 2–3 minggu, lalu berpindah ke [[rawa-rawa]] [[bakau]] ber[[air payau]], dan kadangkala [[danau|danau-danau]] berair asin. Bandeng baru kembali ke laut kalau sudah dewasa dan bisa berkembang biak.


Ikan muda disebut '''nener''' ([[IPA : nənər ]]) dikumpulkan orang dari sungai-sungai dan dibesarkan di [[tambak|tambak-tambak]]. Di sana mereka bisa diberi makanan apa saja dan tumbuh dengan cepat. Setelah cukup besar (biasanya sekitar 25-30 cm) bandeng dijual segar atau beku. Bandeng diolah dengan cara [[Penggorengan|digoreng]], [[Pembakaran (masakan)|dibakar]], [[pengukusan|dikukus]], [[pemindangan|dipindang]], atau [[pengasapan|diasap]].
Ikan muda disebut '''nener''' ([[IPA : nənər]] ) dikumpulkan orang dari sungai-sungai dan dibesarkan di [[tambak|tambak-tambak]]. Di sana mereka bisa diberi makanan apa saja dan tumbuh dengan cepat. Setelah cukup besar (biasanya sekitar 25-30 cm) bandeng dijual segar atau beku. Bandeng diolah dengan cara [[Penggorengan|digoreng]], [[Pembakaran (masakan)|dibakar]], [[pengukusan|dikukus]], [[pemindangan|dipindang]], atau [[pengasapan|diasap]].


== Pemanfaatan==
== Pemanfaatan ==
[[Berkas:Milkfish bandeng.JPG|thumb|200px|Bandeng bakar, salah satu cara pengolahan bandeng.]]
[[Berkas:Milkfish bandeng.JPG|thumb|200px|Bandeng bakar, salah satu cara pengolahan bandeng.]]


Baris 29: Baris 29:


;Bau lumpur
;Bau lumpur
Bau lumpur pada bandeng banyak dialami pada bandeng yang diambil dari [[tambak]]. Bandeng yang dipelihara di [[karamba]] jarang yang berbau. Penyebab gejala bau lumpur adalah beberapa [[Cyanobacteria]], terutama dari genus ''[[Oscillatoria]]'', ''[[Symloca]]'', dan ''[[Lyngbia]]'', yang menghasilkan [[geosmin]]<ref name=erungan> {{cite journal | title = Geosmin sebagai penyebab cita rasa lumpur pada ikan serta kemungkinan penanggulangannya | journal = Bul. Teknol. Hasil Pertanian | date = 1997 | first = A.C. | last = Erungan | volume = 4 | issue = 2 | pages = THP-11—12| id = | url = http://e-jurnal.perpustakaan.ipb.ac.id/files/Anna_C_Erungan_geosmin_sebagai_penyebab.pdf | accessdate = 2010-07-24}}</ref>. Apabila ikan tinggal di tempat yang kaya geosmin atau memakan plankton ini, dagingnya akan memiliki cita rasa tanah.
Bau lumpur pada bandeng banyak dialami pada bandeng yang diambil dari [[tambak]]. Bandeng yang dipelihara di [[karamba]] jarang yang berbau. Penyebab gejala bau lumpur adalah beberapa [[Cyanobacteria]], terutama dari genus ''[[Oscillatoria]]'', ''[[Symloca]]'', dan ''[[Lyngbia]]'', yang menghasilkan [[geosmin]]<ref name=erungan> {{cite journal | title = Geosmin sebagai penyebab cita rasa lumpur pada ikan serta kemungkinan penanggulangannya | journal = Bul. Teknol. Hasil Pertanian | date = 1997 | first = A.C. | last = Erungan | volume = 4 | issue = 2 | pages = THP-11—12| id = | url = http://e-jurnal.perpustakaan.ipb.ac.id/files/Anna_C_Erungan_geosmin_sebagai_penyebab.pdf | accessdate = 2010-07-24}}</ref>. Apabila ikan tinggal di tempat yang kaya geosmin atau memakan plankton ini, dagingnya akan memiliki cita rasa tanah.


Bau lumpur dapat diatasi paling tidak dengan dua cara. Cara pertama adalah dengan memelihara ikan selama 7—14 hari dalam air mengalir bebas biosmin sebelum dijual<ref name=erungan/>. Cara kedua adalah dengan perlakuan pemberian asam tertentu<ref name=erungan/>.
Bau lumpur dapat diatasi paling tidak dengan dua cara. Cara pertama adalah dengan memelihara ikan selama 7—14 hari dalam air mengalir bebas biosmin sebelum dijual<ref name=erungan/>. Cara kedua adalah dengan perlakuan pemberian asam tertentu<ref name=erungan/>.

Revisi per 6 Februari 2016 15.20

Bandeng
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Chanidae
Genus:
Chanos

Spesies:
C. chanos
Nama binomial
Chanos chanos
(Forsskål, 1775)

Ikan bandeng (Chanos chanos) adalah ikan pangan populer di Asia Tenggara. Ikan ini merupakan satu-satunya spesies yang masih ada dalam suku Chanidae (bersama enam genus tambahan dilaporkan pernah ada namun sudah punah)[1]. Dalam bahasa Bugis dan Makassar dikenal sebagai ikan bolu, dan dalam bahasa Inggris milkfish)

Mereka hidup di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan cenderung berkawanan di sekitar pesisir dan pulau-pulau dengan terumbu koral. Ikan yang muda dan baru menetas hidup di laut selama 2–3 minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa bakau berair payau, dan kadangkala danau-danau berair asin. Bandeng baru kembali ke laut kalau sudah dewasa dan bisa berkembang biak.

Ikan muda disebut nener (IPA : nənər ) dikumpulkan orang dari sungai-sungai dan dibesarkan di tambak-tambak. Di sana mereka bisa diberi makanan apa saja dan tumbuh dengan cepat. Setelah cukup besar (biasanya sekitar 25-30 cm) bandeng dijual segar atau beku. Bandeng diolah dengan cara digoreng, dibakar, dikukus, dipindang, atau diasap.

Pemanfaatan

Bandeng bakar, salah satu cara pengolahan bandeng.

Bandeng disukai sebagai makanan karena rasanya gurih, rasa daging netral (tidak asin seperti ikan laut) dan tidak mudah hancur jika dimasak. Dari sisi harga, bandeng termasuk ikan kelas menengah ke atas. Dalam perayaan Tahun Baru Imlek, hidangan bandeng menjadi bagian tradisi wajib bagi warga Tionghoa asli Jakarta dan sekitarnya[2]. Kelemahan bandeng ada dua: dagingnya 'berduri' dan kadang-kadang berbau 'lumpur'/'tanah'.

Duri bandeng

Duri bandeng sebenarnya adalah tulang. Duri ini mengganggu kenikmatan dalam memakan dagingnya. Gangguan ini dapat diatasi dengan penggunaan panci bertekanan tinggi (presto atau autoklaf) dalam waktu tertentu, sehingga duri ini menjadi lunak dan dapat dihancurkan jika dikunyah.

Bau lumpur

Bau lumpur pada bandeng banyak dialami pada bandeng yang diambil dari tambak. Bandeng yang dipelihara di karamba jarang yang berbau. Penyebab gejala bau lumpur adalah beberapa Cyanobacteria, terutama dari genus Oscillatoria, Symloca, dan Lyngbia, yang menghasilkan geosmin[3]. Apabila ikan tinggal di tempat yang kaya geosmin atau memakan plankton ini, dagingnya akan memiliki cita rasa tanah.

Bau lumpur dapat diatasi paling tidak dengan dua cara. Cara pertama adalah dengan memelihara ikan selama 7—14 hari dalam air mengalir bebas biosmin sebelum dijual[3]. Cara kedua adalah dengan perlakuan pemberian asam tertentu[3].

Referensi

  1. ^ Grandea, T. (1995). "A cladistic analysis of fossil and living gonorynchiform ostariophysan fishes". Geobios. 28 (Supplement 2): 197–199. doi:10.1016/S0016-6995(95)80113-8. Diakses tanggal 2010-07-24. 
  2. ^ Makan Bandeng saat Imlek Diyakini Nambah Rezeki. jpnn.com Edisi Kamis, 19 Februari 2015. Diakses 19 Februari 2015.
  3. ^ a b c Erungan, A.C. (1997). "Geosmin sebagai penyebab cita rasa lumpur pada ikan serta kemungkinan penanggulangannya" (PDF). Bul. Teknol. Hasil Pertanian. 4 (2): THP–11—12. Diakses tanggal 2010-07-24. 

Pranala luar