Lompat ke isi

Pancoran Mas, Depok: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Krekot20 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Masdiko (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 19: Baris 19:
# [[Rangkapan Jaya, Pancoran Mas, Depok|Rangkapan Jaya]]
# [[Rangkapan Jaya, Pancoran Mas, Depok|Rangkapan Jaya]]
# [[Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas, Depok|Rangkapan Jaya Baru]]
# [[Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas, Depok|Rangkapan Jaya Baru]]

==Terbentuknya Kotamadya Depok==
[[Berkas:Agus Sutondo Rapat Tim Pansus RTRW Kota Depok 2000-2010.jpg|thumb|262px|[[Agus Sutondo]] (Ketua Pansuss RTRW), Mansuria (Wakil Ketua) dan Istichori (Sekretaris) memimpin rapat Tim Panitia Khusus Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Depok 2000-2010 bersama beberapa dinas di lingkungan Pemerintah Kota Depok]]
Berdasarkan Undang–Undang Nomor 15 Tahun 1999, tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok yang ditetapkan pada tanggal [[20]] [[April]] [[1999]], dan diresmikan tanggal [[27]] [[April]] [[1999]] berbarengan dengan Pelantikan Penjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok yang dipercayakan kepada Drs. H. [[Badrul Kamal]] yang pada waktu itu menjabat sebagai Walikota Kota Administratif Depok. Momentum peresmian Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan pelantikan penjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok dapat dijadikan suatu landasan yang bersejarah dan tepat untuk dijadikan [[Hari Jadi Kota Depok]].

Saat ini [[Kota Depok]] mengalami perubahan dan kemajuan yang sangat pesat sejak ditetapkannya [[Kota Administratif]] [[Depok]] menjadi [[Kotamadya]] [[Depok]] berdasarkan undang-undang nomor 15 tahun 1999 tentang pembentukan [[Kotamadya]] [[Depok]] dan [[Kotamadya]] [[Cilegon]].

Perubahan yang terjadi di [[Kota Depok]] adalah proses panjang dari serangkaian perencanaan strategis menuju Kota yang mandiri. Dimulai di era Walikota Depok pertama yakni [[Badrul Kamal]] dan dilanjutkan di era Walikota Depok [[Nur Mahmudi Ismail]]. Berkat perjuangan kedua pemangku kebijakan tersebut yang didukung oleh jajaran birokrasinya dan peran serta masyarakat yang guyup bersatu dengan pemimpinnya untuk membangun. Maka Kota Depok diusianya yang relatif masih muda ini kini telah menjelma menjadi [[Kota]] yang [[mandiri]].

Begitu banyak perubahan yang sudah terjadi di Kota Depok. Geliat pembangunan terlihat di mana-mana, ada sekolah-sekolah dibangun, puskesmas dibangun, jalan-jalan diperbaiki, bahkan [[Jalan Juanda Kota Depok]] yang menjadi kebanggaan hingga kini dibangun pada tahun ke 3 usia pemerintahan [[Badrul Kamal]], Untuk mengantisipasi pesatnya pertumbuhan penduduk dan pesatnya ekonomi warga, pada tahun itu pula dicanangkan pembangunan ruas jalan tol.<ref name="Jalan Juanda">[http://www1.pu.go.id/uploads/berita/ppw0312032.htm Menkimpraswil Resmikan Jalan Ir.H.Juanda di Kota Depok] pu.go.id, 3 Desember 2003</ref>

Peruntukan ruas jalan tol inilah yang direncanakan dalam perencanaan [[tata ruang]] [[wilayah]] [[Kota Depok]]. Untuk mewujudkan rencana itu kemudian Panitia Khusus [[Rencana Tata Ruang Wilayah Kota]] [[Depok]] atau sering disingkat [[RTRW Kota Depok]] [[2000]]-[[2010]] dibentuk yang di ketuai oleh [[Agus Sutondo]]. Maka melalui [[RTRW Kota Depok]] [[2000]]-[[2010]], Akhirnya perencanaan ruas [[Jalan Tol Cinere-Jagorawi]] dan rencana ruas jalan tol Depok-Antasari dapat terwujud yang nantinya akan menghubungkan wilayah Jakarta, Depok dan Bogor.<ref name="Jalan Tol">[http://metropolitan.inilah.com/read/detail/2098920/jalan-tol-depok-antasari-segera-dibangun#.U3ZjX_mSzNI Jalan Tol Depok-Antasari Segera Dibangun] metropolitan.inilah.com, Diakses 8 mei 2014</ref>

Bahkan tingkat perekonomian Kota Depok tumbuh di atas rata-rata nasional. Masyarakatnya pun hidup dalam alam toleransi dan mendapatkan perlakuan yang sama dari para pemimpinnya yang berdiri di atas semua golongan. Apalagi selama ini masyarakat Kota Depok yang majemuk telah berhasil membuktikan secara regional maupun nasional sebagai masyarakat yang dewasa bahkan perbedaan yang ada tidak pernah memicu konflik sosial sehingga masyarakat Kota Depok bisa hidup berdampingan dan saling bahu membahu membangun di segala aspek kehidupan.
== Lambang Kota Depok ==
* Lambang Kota Depok berbentuk [[Perisai]] bersisi 5 (lima) dengan [[warna]] dasar [[biru]] yang di dalamnya terdapat gambar, warna dan bentuk serta di bagian atas terdapat tulisan “[[Kota Depok|KOTA DEPOK]]” dan di bagian bawah terdapat tulisan “PARICARA DHARMA” dengan warna putih.<ref name="Arti Lambang">[http://depokgo.com/12445/logo-kota-depok-lambang-kota-depok-dan-artinya.html Logo Kota Depok, Lambang Kota Depok dan Artinya] depokgo.com</ref>
* Tulisan Paricara Dharma : berasal dari bahasa [[sansekerta]] yang terdiri dari kata Paricara yang berarti Abdi, sedangkan Dharma adalah kebaikan, [[kebenaran]] dan [[keadilan]] jadi Paricara Dharma mengandung makna bahwa [[Pemerintah]] Kota Depok sebagai Abdi [[Masyarakat]] dan Abdi Negara senantiasa mengutamakan kepada kebaikan, [[kebenaran]] dan [[keadilan]].
* Dalam rapat panitia khusus penetapan Hari Jadi dan Lambang Kota Depok, Tulisan Paricara Dharma ini sempat ingin ditiadakan, namun salah satu anggota Panitia Khusus yakni [[Agus Sutondo]] menentang dengan keras bahkan akan melakukan aksi walk out bila kata Paricara Dharma ini dihilangkan, [[argumentasi]] yang disampaikan oleh [[Agus Sutondo]] adalah, kata Paricara Dharma ini sangat penting sebagai [[semboyan]] [[daerah]], mengapa harus ditiadakan atau ingin dihilangkan, hal ini dibenarkan oleh anggota panitia khusus lainnya yakni Togu Sibuea yang juga disaksikan oleh Achmad Yusuf, SH, MH staf [[DPRD Kota Depok]] yang kini menjabat sebagai Kepala Seksi Pencatatan [[Kelahiran]] dan [[Kematian]] pada Bidang Pencatatan Sipil Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil [[Kota Depok]].


== Perekonomian ==
== Perekonomian ==
Baris 99: Baris 117:


==Lihat pula==
==Lihat pula==
* [[Badrul Kamal]]
* [[Agus Sutondo]]
* [[Agus Sutondo]]
* [[Idris Abdul Shomad]]
* [[RTRW Kota Depok]]
* [[RTRW Kota Depok]]
* [[Hari Jadi Kota Depok]]
* [[Hari Jadi Kota Depok]]
* [[Jalan Juanda Kota Depok]]
* [[Jalan Juanda Kota Depok]]
* [[Jalan Arif Rahman Hakim Kota Depok]]
* [[Jalan Arif Rahman Hakim Kota Depok]]

== Referensi ==
{{reflist}}


==Pranala luar==
==Pranala luar==
Baris 119: Baris 140:
{{Kota Depok}}
{{Kota Depok}}
{{Jawa Barat}}
{{Jawa Barat}}

{{kecamatan-stub}}
{{kecamatan-stub}}
[[Kategori:Kota Depok]]
[[Kategori:Kecamatan di Kota Depok]]

Revisi per 13 Mei 2016 01.39

Pancoran Mas
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
KotaDepok
Pemerintahan
 • Camat-
Populasi
 • Total- jiwa
Kode Kemendagri32.76.01 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3276020 Edit nilai pada Wikidata
Desa/kelurahan6
Peta
PetaKoordinat: 6°24′14.79254″S 106°49′7.82746″E / 6.4041090389°S 106.8188409611°E / -6.4041090389; 106.8188409611

Pancoran Mas adalah sebuah kecamatan di Kota Depok, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Luas wilyahnya mencapai 1.969,57 Ha dengan ketinggian antara 65-72 m di atas permukaan laut dengan topografi relatif datar. Wilayah sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Beji, sebelah selatan dengan Kecamatan Cipayung, sebelah timur dengan Kecamatan Sukmajaya, dan sebelah barat dengan Kecamatan Sawangan. Jumlah penduduk kecamatan ini sebanyak ± 181.078 jiwa terdiri dari 89.802 laki-laki dan 91.276 perempuan.

Kelurahan

Kecamatan Pancoran Mas terdiri dari 6 kelurahan yaitu :

  1. Depok
  2. Depok Jaya
  3. Pancoran Mas
  4. Mampang
  5. Rangkapan Jaya
  6. Rangkapan Jaya Baru

Terbentuknya Kotamadya Depok

Agus Sutondo (Ketua Pansuss RTRW), Mansuria (Wakil Ketua) dan Istichori (Sekretaris) memimpin rapat Tim Panitia Khusus Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Depok 2000-2010 bersama beberapa dinas di lingkungan Pemerintah Kota Depok

Berdasarkan Undang–Undang Nomor 15 Tahun 1999, tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok yang ditetapkan pada tanggal 20 April 1999, dan diresmikan tanggal 27 April 1999 berbarengan dengan Pelantikan Penjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok yang dipercayakan kepada Drs. H. Badrul Kamal yang pada waktu itu menjabat sebagai Walikota Kota Administratif Depok. Momentum peresmian Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan pelantikan penjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok dapat dijadikan suatu landasan yang bersejarah dan tepat untuk dijadikan Hari Jadi Kota Depok.

Saat ini Kota Depok mengalami perubahan dan kemajuan yang sangat pesat sejak ditetapkannya Kota Administratif Depok menjadi Kotamadya Depok berdasarkan undang-undang nomor 15 tahun 1999 tentang pembentukan Kotamadya Depok dan Kotamadya Cilegon.

Perubahan yang terjadi di Kota Depok adalah proses panjang dari serangkaian perencanaan strategis menuju Kota yang mandiri. Dimulai di era Walikota Depok pertama yakni Badrul Kamal dan dilanjutkan di era Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail. Berkat perjuangan kedua pemangku kebijakan tersebut yang didukung oleh jajaran birokrasinya dan peran serta masyarakat yang guyup bersatu dengan pemimpinnya untuk membangun. Maka Kota Depok diusianya yang relatif masih muda ini kini telah menjelma menjadi Kota yang mandiri.

Begitu banyak perubahan yang sudah terjadi di Kota Depok. Geliat pembangunan terlihat di mana-mana, ada sekolah-sekolah dibangun, puskesmas dibangun, jalan-jalan diperbaiki, bahkan Jalan Juanda Kota Depok yang menjadi kebanggaan hingga kini dibangun pada tahun ke 3 usia pemerintahan Badrul Kamal, Untuk mengantisipasi pesatnya pertumbuhan penduduk dan pesatnya ekonomi warga, pada tahun itu pula dicanangkan pembangunan ruas jalan tol.[1]

Peruntukan ruas jalan tol inilah yang direncanakan dalam perencanaan tata ruang wilayah Kota Depok. Untuk mewujudkan rencana itu kemudian Panitia Khusus Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Depok atau sering disingkat RTRW Kota Depok 2000-2010 dibentuk yang di ketuai oleh Agus Sutondo. Maka melalui RTRW Kota Depok 2000-2010, Akhirnya perencanaan ruas Jalan Tol Cinere-Jagorawi dan rencana ruas jalan tol Depok-Antasari dapat terwujud yang nantinya akan menghubungkan wilayah Jakarta, Depok dan Bogor.[2]

Bahkan tingkat perekonomian Kota Depok tumbuh di atas rata-rata nasional. Masyarakatnya pun hidup dalam alam toleransi dan mendapatkan perlakuan yang sama dari para pemimpinnya yang berdiri di atas semua golongan. Apalagi selama ini masyarakat Kota Depok yang majemuk telah berhasil membuktikan secara regional maupun nasional sebagai masyarakat yang dewasa bahkan perbedaan yang ada tidak pernah memicu konflik sosial sehingga masyarakat Kota Depok bisa hidup berdampingan dan saling bahu membahu membangun di segala aspek kehidupan.

Lambang Kota Depok

  • Lambang Kota Depok berbentuk Perisai bersisi 5 (lima) dengan warna dasar biru yang di dalamnya terdapat gambar, warna dan bentuk serta di bagian atas terdapat tulisan “KOTA DEPOK” dan di bagian bawah terdapat tulisan “PARICARA DHARMA” dengan warna putih.[3]
  • Tulisan Paricara Dharma : berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari kata Paricara yang berarti Abdi, sedangkan Dharma adalah kebaikan, kebenaran dan keadilan jadi Paricara Dharma mengandung makna bahwa Pemerintah Kota Depok sebagai Abdi Masyarakat dan Abdi Negara senantiasa mengutamakan kepada kebaikan, kebenaran dan keadilan.
  • Dalam rapat panitia khusus penetapan Hari Jadi dan Lambang Kota Depok, Tulisan Paricara Dharma ini sempat ingin ditiadakan, namun salah satu anggota Panitia Khusus yakni Agus Sutondo menentang dengan keras bahkan akan melakukan aksi walk out bila kata Paricara Dharma ini dihilangkan, argumentasi yang disampaikan oleh Agus Sutondo adalah, kata Paricara Dharma ini sangat penting sebagai semboyan daerah, mengapa harus ditiadakan atau ingin dihilangkan, hal ini dibenarkan oleh anggota panitia khusus lainnya yakni Togu Sibuea yang juga disaksikan oleh Achmad Yusuf, SH, MH staf DPRD Kota Depok yang kini menjabat sebagai Kepala Seksi Pencatatan Kelahiran dan Kematian pada Bidang Pencatatan Sipil Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Depok.

Perekonomian

Ada beberapa badan usaha di wilayah ini seperti PDAM, PT. Telkom, 6 Bank, 52 Wartel, 27 Kiospon dan 138 buah telepon umum. Terdapat 4 pabrik pengolahan pangan seperti : pabrik roti, gilingan padi, pabrik tempe, pabrik tahu yang seluruhnya 40 pabrik yang letaknya tersebar. Selain itu terdapat 179 industri perabot rumah tangga dan juga industri konveksi.

Sarana Prasarana

  • Pendidikan: Di kecamatan ini terdapat :
    • 37 TK
    • 56 SDN
    • 12 SD Swasta
    • 2 SLTPN
    • 37 SLTP Swasta
    • 1 SMUN
    • 11 SMU Swasta
    • 13 SMK/SMEA
    • 6 STM
    • 1 SMIP Negeri
    • 32 RA, 36 TPA,
    • 29 MI
    • 7 MTs
    • 5 MA
    • 5 Pesantren
    • 4 Perguruan Tinggi.
  • Rekreasi
  • Transportasi
    • Stasiun KRL(Jabodetabek) Depok(kadang disebut Depok Lama.)
    • Stasiun KRL(Jabodetabek)Depok Baru.
    • Terminal terpadu Depok.
  • Olahraga
    • 14 lapangan sepak bola
    • 46 lapangan bola voli
    • 21 lapangan bulu tangkis
    • 3 lapangan senam kebugaran
    • 1 stadion mini
    • 2 buah sarana tenis lapangan.
  • Kesehatan
    • 3 RS Swasta
    • 4 Puskesmas
    • 1 Puskesmas Pembantu,beberapa poliklinik serta RS Bersalin.
  • Seni Budaya
    • Lembaga Kesenian W.S. Rendra
    • Lembaga Kesenian Ayodya Pala.

Trayek bus/angkot dari Terminal Bus Depok

  1. Angkot D01 ke Depok Dalam
  2. Angkot D01A ke Depok Dalam (via Beji Timur)
  3. Angkot D02 ke Depok II
  4. Angkot D03 ke Parung
  5. Angkot D04 ke Kukusan
  6. Angkot D05 ke Citayam
  7. Angkot D06 ke Pasar Cisalak
  8. Angkot D07 ke Rawa Denok
  9. Angkot D07A ke Pitara
  10. Angkot D08 ke Kampung Sawah (via Cilodong)
  11. Angkot D09 ke Kampung Sawah (via Studio Alam)
  12. Angkot D10 ke Kampung Sawah (via Parung Serab)
  13. Angkot D11 ke Palsigunung
  14. Angkot D15R ke Limo
  15. Angkot D105 ke Lebak Bulus (via Pondok Labu)
  16. Angkot D110 ke Ciputat
  17. Angkot D112 ke Kp. Rambutan
  18. Angkot D126 ke Lebak Bulus (via Jagakarsa)
  19. Miniarta ke Bogor
  20. Miniarta M04 ke Pasar Minggu
  21. Hiba Utama Airport Shuttle ke Bandara Soekarno-Hatta
  22. KWK S17 ke Lebak Bulus (via Cinere)
  23. KWK T19 ke Taman Mini
  24. Kopaja S63 ke Blok M via Lenteng Agung - TB Simatupang - Ampera - Antasari - Walikota Jaksel
  25. Mayasari Bakti AC81 patas ke Kalideres via Lenteng Agung - Pasar Minggu - Pancoran - Komdak - Slipi - Grogol - Daan Mogot
  26. Mayasari Bakti AC82 patas ke Tanjung Priok via Lenteng Agung - Tol JORR - Tol Jagorawi - Cempaka Mas - Sunter
  27. Mayasari Bakti AC84 patas ke Pulo Gadung via Lenteng Agung - Tol JORR - Tol Jagorawi - Pemuda
  28. Deborah patas ke Kalideres via Lenteng Agung - Tol JORR - Cilandak - Citos - Pondok Indah - Kebayoran Lama - Permata Hijau - Panjang - Kedoya - Daan Mogot
  29. Deborah patas ke Lebak Bulus via Lenteng Agung - Tol JORR - Cilandak - Citos
  30. Trans Jabodetabek ke Grogol via Margonda - Tol Cijago - Jagorawi - UKI - Koridor 9

Lihat pula

Referensi

Pranala luar