Tabiin: Perbedaan antara revisi
Naval Scene (bicara | kontrib) Menolak perubahan teks terakhir (oleh 103.47.132.34) dan mengembalikan revisi 12660228 oleh Naval Scene |
|||
Baris 40: | Baris 40: | ||
* [[Al-Hasan al-Bashri]] |
* [[Al-Hasan al-Bashri]] |
||
* [[Ali Zainal Abidin|Ali bin al-Husain Zainal Abidin]] |
* [[Ali Zainal Abidin|Ali bin al-Husain Zainal Abidin]] |
||
* [[Al-Qasim bin Muhammad]] |
* [[Al-Qasim bin Muhammad]] bin Abi Bakar ash-Shiddiq |
||
* [[Ibnu Abi Mulaikah]] |
* [[Ibnu Abi Mulaikah]] |
||
* [[Muhammad bin al-Hanafiyah]] |
* [[Muhammad bin al-Hanafiyah]] |
Revisi per 2 Mei 2017 13.46
Bagian dari seri |
Islam |
---|
Tabi'in (bahasa Arab: التابعون, pengikut), adalah orang Islam awal yang masa hidupnya setelah para Sahabat Nabi dan tidak mengalami masa hidup Nabi Muhammad. Usianya tentu saja lebih muda dari Sahabat Nabi, bahkan ada yang masih anak-anak atau remaja pada masa Sahabat masih hidup. Tabi'in merupakan murid Sahabat Nabi.
Rentang masa
Masa Tabi'in dimulai sejak wafatnya Sahabat Nabi terakhir, Abu Thufail al-Laitsi, pada tahun 100 H (735 M) di kota Mekkah; dan berakhir dengan wafatnya Tabi'in terakhir, Khalaf bin Khulaifat, pada tahun 181 H (812 M).[1]
Setelah masa Tabi'in berakhir, maka diteruskan dengan masa Tabi'ut tabi'in atau generasi ketiga umat Islam setelah Nabi Muhammad wafat.[1]
Tingkatan
Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam karyanya Taqrib at-Tahdzib membagi para Tabi'in menjadi empat tingkatan berdasarkan usia dan sumber periwayatannya, yaitu:[2]
- Para Tabi'in kelompok utama/senior (kibar at-tabi'in), yang telah wafat sekitar tahun 95 H/713 M. Mereka seangkatan dengan Said bin al-Musayyab (lahir 13 H - wafat 94 H),
- Para Tabi'in kelompok pertengahan (al-wustha min at-tabi'in), yang telah wafat sekitar tahun 110 H/728 M. Mereka seangkatan dengan Al-Hasan al-Bashri (lahir 21 H - wafat 110 H) dan Muhammad bin Sirin (lahir 33 H - wafat 110 H),
- Para Tabi'in kelompok muda (shighar at-tabi'in) yang kebanyakan meriwayatkan hadits dari para Tabi'in tertua, yang telah wafat sekitar tahun 125 H/742 M. Mereka seangkatan dengan Qatadah bin Da'amah (lahir 61 H - wafat 118 H) dan Ibnu Syihab az-Zuhri (lahir 58 H - wafat 124 H),
- Para Tabi'in kelompok termuda yang kemungkinan masih berjumpa dengan para Sahabat Nabi dan para Tabi'in tertua walau tidak meriwayatkan hadits dari Sahabat Nabi, yang telah wafat sekitar tahun 150 H/767 M. Mereka seangkatan dengan Sulaiman bin Mihran al-A'masy (lahir 61 H - wafat 148 H).
Mayoritas ulama penulis biografi para periwayat hadits (asma ar-rijal) juga membagi para Tabi'in menjadi tiga tingkatan berdasarkan Sahabat Nabi yang menjadi guru mereka, yaitu:[3]
- Para Tabi'in yang menjadi murid para Sahabat yang masuk Islam sebelum peristiwa Fathu Makkah,
- Para Tabi'in yang menjadi murid para Sahabat yang masuk Islam setelah peristiwa Fathu Makkah,
- Para Tabi'in yang menjadi murid para Sahabat yang belum berusia dewasa ketika Nabi Muhammad wafat.
Tokoh Tabi'in
Di bawah ini adalah daftar beberapa tokoh Tabi'in yang ternama:
- Abu Hanifah
- Al-Hasan al-Bashri
- Ali bin al-Husain Zainal Abidin
- Al-Qasim bin Muhammad bin Abi Bakar ash-Shiddiq
- Ibnu Abi Mulaikah
- Muhammad bin al-Hanafiyah
- Muhammad bin Sirin
- Muhammad bin Syihab az-Zuhri
- Salim bin Abdullah bin Umar bin Khattab
- Said bin al-Musayyib
- Rabi'ah ar-Ra'yi
- Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah bin Mas'ud
- Umar bin Abdul Aziz
- Urwah bin az-Zubair
- Uwais al-Qarni
Referensi
- ^ a b Nashruddin Baidan (2003). Perkembangan Tafsir al-Qur'an di Indonesia. Tiga Serangkai. hlm. 10. ISBN 979-668-213-3, 9789796682133.
- ^ Sayeed, Asma (2013). Women and the Transmission of Religious Knowledge in Islam. Cambridge University Press. hlm. 82. ISBN 1-107-35537-0, 9781107355378.
- ^ Siddiqi, Muhammad (1993). Hadith Literature (PDF). Oxford: The Islamic Texts Society. hlm. 29. ISBN 0946621381.