Tjoet Nja' Dhien (film): Perbedaan antara revisi
k WP:GENRE |
|||
Baris 83: | Baris 83: | ||
[[Kategori:Film drama Indonesia]] |
[[Kategori:Film drama Indonesia]] |
||
[[Kategori:Film epos Indonesia]] |
[[Kategori:Film epos Indonesia]] |
||
[[Kategori:Film biografi Indonesia]] |
[[Kategori:Film biografi]][[Kategori:Film Indonesia]] |
||
[[Kategori:Film sejarah Indonesia]] |
[[Kategori:Film sejarah Indonesia]] |
||
[[Kategori:Film yang berlatar di Aceh]] |
[[Kategori:Film yang berlatar di Aceh]] |
Revisi per 28 Januari 2022 15.45
Tjoet Nja' Dhien | |
---|---|
Sutradara | Eros Djarot |
Produser | Alwin Abdullah Alwin Arifin Sugeng Djarot |
Ditulis oleh | Eros Djarot |
Pemeran | Christine Hakim Piet Burnama Rudy Wowor Slamet Rahardjo Rosihan Anwar Ibrahim Kadir Huib van den Hoek Roy Karyadi Johan Moosdijk Fritz G. Schadt Robert Syarif Rita Zahara |
Penata musik | Idris Sardi Penata Suara: Hartanto |
Sinematografer | George Kamarullah |
Penyunting | Karsono Hadi |
Distributor | Kanta Indah Film |
Tanggal rilis | 7 Juli 1988 |
Durasi | 150 menit |
Negara | Indonesia |
Penghargaan |
---|
Festival Film Indonesia 1988 |
|
Tjoet Nja' Dhien adalah film drama epos biografi sejarah Indonesia tahun 1988 yang disutradarai oleh Eros Djarot. Film ini memenangkan Piala Citra sebagai Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 1988. Film ini dibintangi Christine Hakim sebagai Cut Nyak Dien, Piet Burnama sebagai Panglima Laot, Slamet Rahardjo (kakak Eros Djarot) sebagai Teuku Umar, dan juga didukung Rudy Wowor.
Film ini sempat diajukan Indonesia kepada Academy Awards ke-62 tahun 1990 untuk penghargaan Film Berbahasa Asing Terbaik, tetapi tidak lolos dalam pencalonan nominasi.[1] Walaupun begitu, film ini menjadi film Indonesia pertama yang ditayangkan di Festival Film Cannes (tahun 1989).
Sinopsis
Film ini menceritakan tentang perjuangan gigih seorang wanita asal Aceh (lihat Cut Nyak Dien ) dan teman-teman seperjuangannya melawan tentara Kerajaan Belanda yang menduduki Aceh di kala masa penjajahan Belanda pada zaman Hindia Belanda. Perang antara rakyat Aceh dan tentara Kerajaan Belanda ini menjadi perang terpanjang dalam sejarah kolonial Hindia Belanda. Film ini tidak hanya menceritakan dilema-dilema yang dialami Tjoet Nja' Dhien sebagai seorang pemimpin, tetapi juga yang dialami oleh pihak tentara Kerajaan Belanda kala itu, dan bagaimana Tjoet Nja' Dhien yang terlalu bersikeras pada pendiriannya untuk berperang, akhirnya dikhianati oleh salah satu orang kepercayaannya dan teman setianya, Pang Laot yang merasa iba pada kondisi kesehatan Tjoet Nja' Dhien yang menderita rabun dan encok, ditambah penderitaan berkepanjangan yang dialami para pejuang Aceh dan keluarga mereka.
Pemeran
- Christine Hakim sebagai Cut Nyak Dien
- Slamet Rahardjo sebagai Teuku Umar
- Pietrajaya Burnama sebagai Pang Laot
- Rita Zaharah sebagai Nya' Bantu
- Roy Karyadi sebagai Voorneman
- Ibrahim Kadir sebagai Penyair
- Rosihan Anwar sebagai Habib Meulaboh
- Rudy Wowor sebagai Veltman
- Muhamad Amin sebagai Teuku Leubeh
- Hendra Yanuarti sebagai Cut Gambang
- Kamaruzaman sebagai Agam kecil
- Huib "John" van den Hoek sebagai Van Heutz
- Fritz G. Schadt sebagai Vetter
- Herald Meyer sebagai saudagar
- Robert Syarif sebagai Verbrough
Penghargaan
- Piala Citra Film Terbaik - Festival Film Indonesia 1988
Referensi
- ^ (Indonesia) "Upaya Indonesia Mencari Peluang". Suara Pembaruan. 2007-11-22. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-03-12. Diakses tanggal 2008-09-23.
Penghargaan dan prestasi | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Naga Bonar (1987) |
Film Bioskop Terbaik (Festival Film Indonesia) 1988 |
Diteruskan oleh: Pacar Ketinggalan Kereta (1989) |