Lompat ke isi

Neraca perdagangan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.3
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Ekonomi internasional menjadi Ekonomika internasional
 
Baris 35: Baris 35:
[[Kategori:Indikator ekonomi]]
[[Kategori:Indikator ekonomi]]
[[Kategori:Perdagangan internasional]]
[[Kategori:Perdagangan internasional]]
[[Kategori:Ekonomi internasional]]
[[Kategori:Ekonomika internasional]]
[[Kategori:Ekonomi makro internasional]]
[[Kategori:Ekonomi makro internasional]]

Revisi terkini sejak 3 Agustus 2024 07.43

Peta neraca perdagangan kumulatif berbagai negara di dunia antara tahun 1980-2008 berdasarkan data IMF
Peta neraca perdagangan kumulatif per kapita berbagai negara di dunia antara tahun 1980-2008 berdasarkan data IMF

Neraca perdagangan atau neraca ekspor-impor adalah perbedaan antara nilai ekspor dan impor suatu negara pada periode waktu tertentu, diukur menggunakan mata uang yang berlaku.[1] Neraca positif artinya terjadi surplus perdagangan jika nilai ekspor lebih tinggi dari impor, dan sebaliknya untuk neraca negatif. Neraca pedagangan sering kali dibagi berdasarkan sektor barang dan sektor jasa.

Kebijakan ekonomi di berbagai negara di Eropa pada abad pertengahan dikelompokkan dalam merkantilisme. Pemahaman awal mengenai ketidakseimbangan perdagangan muncul dari praktik dan penyelewengan pada merkantilisme ketika sumber daya alam dari koloni di benua Amerika diekspor untuk ditukar dengan barang jadi dari Inggris, yang lalu memicu Revolusi Amerika.[2][3]

Neraca pembayaran dapat terjadi di dalam perekonomian tertutup maupun perekonomian terbuka. Ini dikarenakan adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara pasar keuangan dan pasar barang. Ini dapat teramati dalam jumlah pendapatan nasional yang berkaitan dengan devisa negara dan investasi. Nilai dari pendapatan nasional selalu sama dengan selisih devisa negara dan investasi yang digunakan dalam ekonomi negara. Dalam kaitannya dengan ekpor produk, maka akan selalu terjadi selisih dari keseimbangan kegiatan ekspor dan impor. Investasi asing langsung merupakan selisih antara devisa negara dengan investasi negara. Nilai investasi asing langsung sama dengan selisih dari jumlah yang dipinjamkan penduduk domestik ke luar negeri dengan jumlah pinjaman asing. Jika investasi asing langsung bernilai positif, devisi negara melebihi investasinya, dan kelebihannya dipinjamkan kepada negara lain. Jika investasi asing langsung bernilai negatif, perekonomian mengalami invetasi tambahan sehingga investasi yang diperlukan melebihi devisa, dan perekonomian membiayai investasi tambahan ini dengan meminjam dari luar negeri. Dalam hal ini, neraca pembayaran mewakili aliran dana internasional untuk membiayai akumulasi modal.[4]

Pendukung

[sunting | sunting sumber]

Standar emas

[sunting | sunting sumber]

Neraca perdagangan secara konseptual dapat dipertahankan atau diseimbangkan menggunakan standar emas. Hal ini dapat berlaku jika di suatu negara tidak terjadi distorsi ekonomi. Ketika suatu negara mengalami surplus dalam neraca perdagangan, kegiatan ekspor barang akan terjadi ke negara lain dengan diimbangi dengan kegiatan impor emas yang banyak pula. Impor emas mempercepat jumlah uang beredar sehingga terjadi peningkatan harga dari barang maupun jasa. Sedangkan di negara yang mengimpor barang lebih banyak, maka impor emasnya akan berkurang. Kondisi ini membuat peredaran mata uang berkurang dan menurunkan harga barang di negara tersebut. Negara yang mengimpor barang akhirnya akan mampu mengalami surplus juga dalam neraca perdagangan. Sebaliknya, kenaikan harga di negara yang mengespor produk akan menyebabkan neraca pembayarannya mengalami defisit. Kondisi ini menyebabkan terjadinya keseimbangan perdagangan secara alami.[5]

Krisis mata uang

[sunting | sunting sumber]

Neraca perdagangan merupakan selisih antara nilai ekspor dengan neraca berjalan. Ketika nilai selisih membesar maka ini menandakan adanya ketidakseimbangan dalam perdagangan luar negeri. Selisih pada neraca pembayaran yang terus menerus terjadi dalam jumlah yang terlalu besar akan mengakibatkan terjadinya krisis mata uang. Nilai mata uang akan menjadi sangat rendah di dalam negeri akibat adanya depresiasi yang besar. Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya krisis ekonomi di suatu negara secara keseluruhan. Penyebabnya ialah bertambahnya jumlah pembayaran utang luar negeri akibat penurunan nilai mata uang domestik. Hal ini berlaku pada jenis utang yang menggunakan denomisasi mata uang asing.[6]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Sullivan, Arthur (2003). Economics: Principles in action. Upper Saddle River, New Jersey 07458: Pearson Prentice Hall. hlm. 462. ISBN 0-13-063085-3. 
  2. ^ Sir Thomas Smith; dalam Jose Rizal, The Wheels of Commerce, vol. II of Civilization and Capitalism 15th–18th Century, 1979:204.
  3. ^ Thomas Mun, Oxford National Dictionary of Biography
  4. ^ Mankiw, N. Gregory (2009). Macroeconomics (PDF) (edisi ke-7). New York: Worth Publishers. hlm. 122–123. ISBN 978-1-4292-1887-0. 
  5. ^ Simorangkir, I., dan Suseno. Sistem dan Kebijakan Nilai Tukar (PDF). Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan, bank Indonesia. hlm. 10. 
  6. ^ Mangeswuri, Dewi Restu (2014). "Fluktuasi Neraca Perdagangan" (PDF). Info Singkat. Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi, Sekretariat Jenderal DPR RI. VI (7): 14. ISSN 2088-2351. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-08-15. Diakses tanggal 2021-08-15. 

Pranala luara

[sunting | sunting sumber]