Lompat ke isi

Bilangan 29: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5: Baris 5:
*Naskah sumber utama: [[Teks Masoret|Masoretik]], [[Taurat Samaria]], [[Septuaginta]] dan [[Naskah Laut Mati]].
*Naskah sumber utama: [[Teks Masoret|Masoretik]], [[Taurat Samaria]], [[Septuaginta]] dan [[Naskah Laut Mati]].
*Pasal ini terdiri dari 40 ayat.
*Pasal ini terdiri dari 40 ayat.
*Berisi aturan mengenai hari raya di bulan ke-7. Merupakan kelanjutan [[Bilangan 28|pasal 28]].
*Berisi aturan mengenai hari raya di bulan ke-7. Merupakan kelanjutan aturan mengenai hari-hari raya yang dimulai di [[Bilangan 28|pasal 28]].


==Struktur==
==Struktur==
Baris 18: Baris 18:
*{{Alkitab|Bilangan 29:32-34}} = Hari ke-21 (hari ke-7 [[Sukkot]])
*{{Alkitab|Bilangan 29:32-34}} = Hari ke-21 (hari ke-7 [[Sukkot]])
*{{Alkitab|Bilangan 29:35-38}} = Hari ke-22 (hari ke-8 [[Sukkot]])
*{{Alkitab|Bilangan 29:35-38}} = Hari ke-22 (hari ke-8 [[Sukkot]])
*{{Alkitab|Bilangan 29:39-40}} = Penutup
*{{Alkitab|Bilangan 29:39-40}} = Penutup (untuk pasal 28 dan 29)


==Analisa==
==Analisa==
Ada lebih banyak upacara kudus di bulan ke-7 dibandingkan bulan-bulan yang lain. Waktunya ada di antara musim panen dan musim menabur. Lebih banyak waktu santai yang dapat diambil dari kesibukan hidup yang menekan, lebih banyak waktu sebaiknya diberikan untuk melayani Allah. Peniupan serunai merupakan aturan khusus ({{Alkitab|Imamat 22:24}}). Di kitab Bilangan, diatur bagaimana bentuk korban yang harus dipersembahkan untuk hari-hari tertentu. Mereka yang ingin tahu pikiran Allah di dalam Alkitab, harus membandingkan satu bagian kitab suci dengan yang lain. Penemuan kemudian akan cahaya kudus menjelaskan apa yang gelap, dan mencukupi apa yang kurang, dalam penemuan mula-mula, sehingga manusia milik Allah dapat menjadi sempurna.<ref>Matthew Henry’s Concise Commentary</ref>
Ada lebih banyak upacara kudus di bulan ke-7 dibandingkan bulan-bulan yang lain. Waktunya ada di antara musim panen dan musim menabur. Lebih banyak waktu santai yang dapat diambil dari kesibukan hidup yang menekan, lebih banyak waktu sebaiknya diberikan untuk melayani Allah. Peniupan serunai merupakan aturan khusus ({{Alkitab|Imamat 22:24}}). Di kitab Bilangan, diatur bagaimana bentuk korban yang harus dipersembahkan untuk hari-hari tertentu. Mereka yang ingin tahu pikiran Allah di dalam Alkitab, harus membandingkan satu bagian kitab suci dengan yang lain. Penemuan kemudian akan cahaya kudus menjelaskan apa yang gelap, dan mencukupi apa yang kurang, dalam penemuan mula-mula, sehingga manusia milik Allah dapat menjadi sempurna.<ref>Matthew Henry’s Concise Commentary</ref>

==Ayat 1==
{{main|Rosh Hashanah}}

==Ayat 7==
{{main|Yom Kippur}}

==Ayat 12==
{{main|Sukkot}}


==Referensi==
==Referensi==

Revisi per 2 Januari 2012 20.42

Bilangan 29 adalah bagian dari Kitab Bilangan dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Termasuk dalam kumpulan kitab Taurat yang ditulis oleh Musa.[1][2]

Teks

Struktur

Analisa

Ada lebih banyak upacara kudus di bulan ke-7 dibandingkan bulan-bulan yang lain. Waktunya ada di antara musim panen dan musim menabur. Lebih banyak waktu santai yang dapat diambil dari kesibukan hidup yang menekan, lebih banyak waktu sebaiknya diberikan untuk melayani Allah. Peniupan serunai merupakan aturan khusus (Imamat 22:24). Di kitab Bilangan, diatur bagaimana bentuk korban yang harus dipersembahkan untuk hari-hari tertentu. Mereka yang ingin tahu pikiran Allah di dalam Alkitab, harus membandingkan satu bagian kitab suci dengan yang lain. Penemuan kemudian akan cahaya kudus menjelaskan apa yang gelap, dan mencukupi apa yang kurang, dalam penemuan mula-mula, sehingga manusia milik Allah dapat menjadi sempurna.[3]

Ayat 1

Ayat 7

Ayat 12

Referensi

  1. ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 9794158151, 9789794158159
  2. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada perjanjian lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 9794153850, 9789794153857
  3. ^ Matthew Henry’s Concise Commentary

Lihat pula