Lompat ke isi

Tapal Kuda (kawasan): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 126: Baris 126:
=== Budaya dan suku bangsa ===
=== Budaya dan suku bangsa ===
[[Berkas:MelastiSuku Tengger Bromo.jpg|jmpl|Suku Tengger, salah satu suku yang meninggali wilayah Tapal Kuda, tepatnya di wilayah pegunungan Bromo-Tengger-Semeru.]]
[[Berkas:MelastiSuku Tengger Bromo.jpg|jmpl|Suku Tengger, salah satu suku yang meninggali wilayah Tapal Kuda, tepatnya di wilayah pegunungan Bromo-Tengger-Semeru.]]
Dari segi sosial, ciri khas kawasan ini adalah dihuni [[Suku Madura Pendalungan]], [[Suku Madura]] dan [[suku Jawa]] di mana kedua suku hidup dan tinggal berdampingan satu sama lain, dengan bahasa percakapan sehari-hari adalah bahasa [[Bahasa Madura|Madura Pendalungan]] yang menjadi bahasa mayoritas di Situbondo dan Bondowoso, selain itu terdapat [[Bahasa Jawa Arekan|Jawa dialek Surabaya]] di sebagian wilayah Pasuruan, Lumajang, Probolinggo dan Jember (umumnya etnis Jawa arekan di daerah daerah tersebut berdampingan dengan etnis madura karena setengah populasi daerah tersebut merupakan etnis madura yang menggunakan bahasa madura), dan [[Bahasa Jawa Mataraman]] di wilayah Banyuwangi bagian selatan. Di wilayah Bromo-Tengger-Semeru, terdapat suku dan dialek tersendiri yaitu [[suku Tengger]] dengan [[Dialek Tengger|Bahasa Tengger]] yang masih termasuk dialek Bahasa Jawa, dan di [[Banyuwangi]] juga memiliki suku dan bahasa sendiri pula, yaitu [[suku Osing]] dengan [[bahasa Osing]] yang merupakan Dialek bahasa Jawa yang terpengaruh Bahasa Bali. Etnis Madura bahkan merupakan mayoritas di sebagian besar wilayah, terutama di kawasan pesisir. Bahkan, sebagian dari mereka tidak bisa berbahasa Jawa, meskipun tinggal dan berdampingan dengan etnis Jawa.
Dari segi sosial, ciri khas kawasan ini adalah dihuni [[Suku Madura Pendalungan]], [[Suku Madura]] dan [[suku Jawa]] di mana kedua suku hidup dan tinggal berdampingan satu sama lain, dengan bahasa percakapan sehari-hari adalah bahasa [[Bahasa Madura|Madura Pendalungan]] yang menjadi bahasa mayoritas di Situbondo dan Bondowoso, selain itu terdapat [[Bahasa Jawa Arekan|Jawa dialek Surabaya]] di sebagian wilayah Pasuruan, Lumajang, Probolinggo dan Jember (umumnya etnis Jawa arekan di daerah daerah tersebut berdampingan dengan etnis madura karena setengah populasi daerah tersebut merupakan etnis madura yang menggunakan bahasa madura), dan [[Bahasa Jawa Mataraman]] di wilayah Banyuwangi bagian selatan. Di wilayah Bromo-Tengger-Semeru, terdapat suku dan dialek tersendiri yaitu [[suku Tengger]] dengan [[Dialek Tengger|Bahasa Tengger]] yang masih termasuk dialek Bahasa Jawa, dan di [[Banyuwangi]] juga memiliki suku dan bahasa sendiri pula, yaitu [[suku Osing]] dengan [[bahasa Osing]] yang merupakan Dialek bahasa Jawa yang terpengaruh Bahasa Bali. Etnis Madura bahkan merupakan mayoritas di sebagian wilayah, terutama di kawasan pesisir. Bahkan, sebagian dari mereka tidak bisa berbahasa Jawa, meskipun tinggal dan berdampingan dengan etnis Jawa.
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Danseressen Madoera TMnr 60022651.jpg|jmpl|4 penari wanita mengenakan busana tari tradisional suku Madura , sekitar tahun 1890 (Wikipedia/Tropenmuseum)]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Danseressen Madoera TMnr 60022651.jpg|jmpl|4 penari wanita mengenakan busana tari tradisional suku Madura , sekitar tahun 1890 (Wikipedia/Tropenmuseum)]]
Orang [[Suku Madura Pendalungan|Pendalungan]] adalah orang Madura yang tinggal di kawasan ini yang sebagian hibrida dengan orang [[suku Jawa|Jawa]]. Budaya yang berkembang di wilayah ini juga merupakan budaya Madura dengan pengaruh dari Jawa. Khusus di [[Kabupaten Banyuwangi]], sosial dan kebudayaannya didominasi oleh kebudayaan [[suku Osing]] yang terpengaruh dengan suku Bali. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah [[bahasa Osing]]. Bahkan di beberapa wilayah paling timur Banyuwangi, juga dijumpai penduduk [[suku Bali]] dengan [[bahasa Bali]], selain itu juga terdapat Masyarakat [[Bahasa Jawa Mataraman|Jawa Mataraman]] di Banyuwangi bagian selatan dan [[Suku Madura]] di Banyuwangi bagian barat.
Orang [[Suku Madura Pendalungan|Pendalungan]] adalah orang Madura yang tinggal di kawasan ini yang sebagian hibrida dengan orang [[suku Jawa|Jawa]]. Budaya yang berkembang di wilayah ini juga merupakan budaya Madura dengan pengaruh budaya Jawa. Khusus di [[Kabupaten Banyuwangi]], sosial dan kebudayaannya didominasi oleh kebudayaan [[suku Osing]] yang terpengaruh dengan suku Bali. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah [[bahasa Osing]]. Bahkan di beberapa wilayah paling timur Banyuwangi, juga dijumpai penduduk [[suku Bali]] dengan [[bahasa Bali]], selain itu juga terdapat masyarakat [[Bahasa Jawa Mataraman|Jawa Mataraman]] di Banyuwangi bagian selatan dan [[Suku Madura]] di Banyuwangi bagian barat dan utara.


== Pemerintahan ==
== Pemerintahan ==

Revisi per 5 September 2023 08.51

Tapal Kuda
Ujung Timur Pulau Jawa
Kawasan Tapal Kuda, Madura Pendalungan
Kawasan Tapal Kuda, Madura Pendalungan
NegaraIndonesia Indonesia
Provinsi Jawa Timur
Kota besar Probolinggo,
Jember,
Banyuwangi
Kota Probolinggo
Kabupaten Pasuruan,
Probolinggo,
Lumajang,
Jember,
Situbondo,
Bondowoso,
Banyuwangi
Ketinggian3.676 m (12,060 ft)
Populasi
 (2017)
 • Total9.796.280
Demografi
 • Suku bangsa
 • AgamaIslam, Kristen, Hindu, Buddha, Konghucu, dll.
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode area telepon+62 331 (Jember)
+62 332 (Bondowoso)
+62 333 (Banyuwangi)
+62 334 (Lumajang)
+62 335 (Probolinggo)
+62 336 (Jember Selatan)
+62 338 (Situbondo)
+62 343 (Pasuruan)
Pelat kendaraanN
P
ISO 3166-2ID-JI[1]

Tapal Kuda (Madura: Pendâlungan; bahasa Jawa: Bang Wetan) atau Ujung Timur Pulau Jawa (bahasa Inggris: The Eastern Salient of Java; bahasa Belanda: De Oosthoek) adalah salah satu daerah yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Wilayahnya meliputi sebagian timur Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Jember, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Bondowoso, dan Kabupaten Banyuwangi. Kawasan ini merupakan kawasan yang kental dengan budaya Madura di Pulau Jawa sehingga orang Jawa menyebut sebagai Budaya Madura Pendalungan dan daerah ini merupakan ujung paling timur dari Pulau Jawa dan langsung berbatasan dengan Selat Bali di sebelah timur.

Sejarah

Etimologi

Asal penamaan Tapal Kuda karena bentuk kawasan ini dalam peta mirip dengan bentuk tapal kuda. Dalam bahasa Inggris daerah ini disebut sebagai The Eastern Salient dan dalam bahasa Belanda sebagai De Oosthoek yang keduanya berarti Pojok Timur.

Asal usul

Awal mula terbentuknya etnik Pandalungan karena Pada tahun 1806, Dari generasi ke genarasi Dinasti Cakraningrat Madura selalu gagal menyerang Jawa. karena di tiap agresi selalu berhadapan dengan pasukan dari Ponorogo, Sehingga membuat keputusan Pangeran Cakraningrat Sampang untuk memindahkan sebanyak 250.000 orang madura ke pulau Jawa bagian timur yang kini disebut tapal kuda untuk menguasai sebagian pulau Jawa terutama bagian ujung timur. Namun ternyata di wilayah pemindahan tersebut banyak juga ditemui orang-orang trah Jawa Ponorogo, Jawa Arekan, Tengger dan Osing yg masih termasuk sub suku jawa yang sudah tinggal di Tapal kuda ini, sehingga Jawa bagian timur ini tidak sepenuhnya dikuasai oleh Madura.[2]

Geografi

Di kawasan Tapal Kuda terdapat tiga pegunungan besar, yaitu Pegunungan Bromo-Tengger-Semeru (dengan puncak tertingginya Gunung Semeru / 3.676 mdpl), Pegunungan Iyang (dengan puncak tertingginya Gunung Argopuro / 3.088 mdpl), dan Pegunungan Ijen (dengan puncak tertingginya Gunung Raung / 3.344 mdpl).

Demografi

Budaya dan suku bangsa

Suku Tengger, salah satu suku yang meninggali wilayah Tapal Kuda, tepatnya di wilayah pegunungan Bromo-Tengger-Semeru.

Dari segi sosial, ciri khas kawasan ini adalah dihuni Suku Madura Pendalungan, Suku Madura dan suku Jawa di mana kedua suku hidup dan tinggal berdampingan satu sama lain, dengan bahasa percakapan sehari-hari adalah bahasa Madura Pendalungan yang menjadi bahasa mayoritas di Situbondo dan Bondowoso, selain itu terdapat Jawa dialek Surabaya di sebagian wilayah Pasuruan, Lumajang, Probolinggo dan Jember (umumnya etnis Jawa arekan di daerah daerah tersebut berdampingan dengan etnis madura karena setengah populasi daerah tersebut merupakan etnis madura yang menggunakan bahasa madura), dan Bahasa Jawa Mataraman di wilayah Banyuwangi bagian selatan. Di wilayah Bromo-Tengger-Semeru, terdapat suku dan dialek tersendiri yaitu suku Tengger dengan Bahasa Tengger yang masih termasuk dialek Bahasa Jawa, dan di Banyuwangi juga memiliki suku dan bahasa sendiri pula, yaitu suku Osing dengan bahasa Osing yang merupakan Dialek bahasa Jawa yang terpengaruh Bahasa Bali. Etnis Madura bahkan merupakan mayoritas di sebagian wilayah, terutama di kawasan pesisir. Bahkan, sebagian dari mereka tidak bisa berbahasa Jawa, meskipun tinggal dan berdampingan dengan etnis Jawa.

4 penari wanita mengenakan busana tari tradisional suku Madura , sekitar tahun 1890 (Wikipedia/Tropenmuseum)

Orang Pendalungan adalah orang Madura yang tinggal di kawasan ini yang sebagian hibrida dengan orang Jawa. Budaya yang berkembang di wilayah ini juga merupakan budaya Madura dengan pengaruh budaya Jawa. Khusus di Kabupaten Banyuwangi, sosial dan kebudayaannya didominasi oleh kebudayaan suku Osing yang terpengaruh dengan suku Bali. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Osing. Bahkan di beberapa wilayah paling timur Banyuwangi, juga dijumpai penduduk suku Bali dengan bahasa Bali, selain itu juga terdapat masyarakat Jawa Mataraman di Banyuwangi bagian selatan dan Suku Madura di Banyuwangi bagian barat dan utara.

Pemerintahan

Kawasan Tapal Kuda adalah bagian dari wilayah Provinsi Jawa Timur.[3] Berikut ini adalah daftar kabupaten dan kota yang ada di Kawasan Tapal Kuda:[butuh rujukan]

No. Kabupaten/Kota Ibu kota Keterangan
1. Kabupaten Banyuwangi Banyuwangi Seluruh Wilayah
2. Kabupaten Bondowoso Bondowoso
3. Kabupaten Jember Jember
4. Kabupaten Lumajang Lumajang
5. Kabupaten Pasuruan Bangil Bagian timur
6. Kabupaten Probolinggo Kraksaan Seluruh Wilayah
7. Kabupaten Situbondo Situbondo
8. Kota Probolinggo -

Perekonomian

Kawasan Tapal Kuda sering kali dianggap sebagai daerah yang cukup tertinggal di Jawa Timur karena berdasarkan peta Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Timur beberapa daerah di kawasan ini berada pada jajaran yang rendah. Kota-kota besar di kawasan Tapal Kuda adalah Kota Probolinggo, Jember, dan Banyuwangi. Kawasan pantai utara Tapal Kuda juga merupakan salah satu lokasi paling strategis secara ekonomi di Indonesia karena dilewati jalur penghubung utama antara Pulau Jawa dan Pulau Bali. Secara geografis, daerah Panarukan yang merupakan ujung timur dari Jalan Raya Pos yang dibangun oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Daendels, terletak di kawasan ini. Di kawasan ini juga terdapat PLTU Paiton yang merupakan salah satu PLTU terbesar di Indonesia yang mengalirkan listrik untuk Pulau Jawa dan Bali. Sebagai salah satu pembangkit listrik terbesar di Indonesia, aspek sosial masyarakat sekitar PLTU Paiton juga dapat menjadi hal yang menarik bagi para peneliti.

Pariwisata

Tapal Kuda memiliki berbagai destinasi wisata yang sangat menarik dan selalu ramai dikunjungi, di antaranya:

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Indonesia Provinces". www.statoids.com. 
  2. ^ BPS (1996). Stastistik Indonesia Bagian Jawa Timur. Jakarta. 
  3. ^ Sukandar, dkk. (Desember 2016). Profil Desa Pesisir Provinsi Jawa Timur Volume 1 (Utara Jawa Timur) (PDF). Surabaya: Bidang Kelautan, Pesisir, dan Pengawasan, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur. hlm. 3. 

Daftar pustaka