Kereta api Argo Dwipangga: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wibisono12 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 50: Baris 50:
Pertama kali diresmikan oleh [[Menteri Perhubungan]] RI pada tanggal 21 April 1998 dengan menggunakan nama KA Dwipangga. Akan tetapi seiring dengan tuntuan pelanggan yang menginginkan penambahan KA Argo jurusan Jakarta - Solo, maka KA Dwipangga sengaja dimodifikasi untuk layanan kelas eksekutif argo, sehingga brand-nya pun diganti menjadi KA Argo Dwipangga pada tanggal 5 Oktober 1998.
Pertama kali diresmikan oleh [[Menteri Perhubungan]] RI pada tanggal 21 April 1998 dengan menggunakan nama KA Dwipangga. Akan tetapi seiring dengan tuntuan pelanggan yang menginginkan penambahan KA Argo jurusan Jakarta - Solo, maka KA Dwipangga sengaja dimodifikasi untuk layanan kelas eksekutif argo, sehingga brand-nya pun diganti menjadi KA Argo Dwipangga pada tanggal 5 Oktober 1998.


Kereta api ini menempuh perjalanan sejauh 571 km dengan koridor [[Stasiun Gambir|Gambir]] - [[Stasiun Solo Balapan|Solo Balapan]], dalam waktu sekitar 8 jam dan hanya berhenti di [[Stasiun Klaten|Klaten]], [[Stasiun Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Stasiun Purwokerto|Purwokerto]], dan [[Stasiun Jatinegara|Jatinegara]] (arah [[Stasiun Gambir|Gambir]]). Argo Dwipangga dengan kapasitas 350-400 penumpang dan membawa 7-8 kereta kelas eksekutif argo ini menawarkan alternatif perjalanan pada siang hari dari stasiun Gambir ke Solo Balapan dan perjalanan pada malam hari dari arah sebaliknya (berkebalikan dengan alternatif perjalanan yang ditawarkan oleh [[kereta api Argo Lawu]]).
Kereta api ini menempuh perjalanan sejauh 571 km dengan koridor [[Stasiun Gambir|Gambir]] - [[Stasiun Solo Balapan|Solo Balapan]], dalam waktu sekitar 8 jam dan hanya berhenti di [[Stasiun Klaten|Klaten]], [[Stasiun Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Stasiun Purwokerto|Purwokerto]], dan [[Stasiun Jatinegara|Jatinegara]] (arah [[Stasiun Gambir|Gambir]]). Argo Dwipangga dengan kapasitas 350-400 penumpang dan membawa 7-8 kereta kelas eksekutif argo ini menawarkan alternatif perjalanan pada siang hari dari stasiun Gambir ke Solo Balapan dan perjalanan pada malam hari dari arah sebaliknya (berkebalikan dengan alternatif perjalanan yang ditawarkan oleh kereta api Argo Lawu]]).


== Asal usul istilah ==
== Asal usul istilah ==

Revisi per 15 September 2017 12.15

Kereta api Argo Dwipangga
Berkas:KA ARGO DWIPANGGA.PNG
KA Argo Dwipangga.
Informasi umum
Jenis layananKereta api ekspres
StatusBeroperasi
Daerah operasiDaerah Operasi VI Yogyakarta
Pendahulu-
Mulai beroperasi21 April 1998
Operator saat iniPT Kereta Api Indonesia
Jumlah penumpang harian800 penumpang per hari (rata-rata)[butuh rujukan]
Lintas pelayanan
Stasiun awalSolo Balapan
Jumlah pemberhentianLihatlah di bawah.
Stasiun akhirGambir
Jarak tempuh571 km
Waktu tempuh rerata8 jam 28 menit (Solo-Gambir)
8 jam 35 menit (Gambir-Solo)
Frekuensi perjalananSatu kali pergi pulang sehari
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
KelasEksekutif
Layanan disabilitasAda
Pengaturan tempat duduk50 tempat duduk disusun 2-2, reclining and revolving seat, dengan sandaran kaki.
Pengaturan tempat tidur-
Fasilitas restorasiAda, dapat memesan sendiri makanan di kereta makan yang tersedia.
Fasilitas observasiKaca panorama dupleks, dengan blinds, lapisan laminasi isolator panas.
Fasilitas hiburanAda
Fasilitas bagasiAda
Fasilitas lainLampu baca, toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, AC, peredam suara.
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm
Elektrifikasi-
Kecepatan operasional70 s.d. 120 km/jam
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI
Nomor pada jadwal9-10

Kereta api Argo Dwipangga (Hanacaraka: ꧋ꦱꦼꦥꦸꦂ​ꦲꦂꦒ​ꦢ꧀ꦮꦶꦥꦁꦒ꧉, Sepur Harga Dwipangga), adalah kereta api kelas eksekutif argo yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi VI Yogyakarta di Jawa, yang melayani tujuan Solo Balapan-Gambir, pp.

Pertama kali diresmikan oleh Menteri Perhubungan RI pada tanggal 21 April 1998 dengan menggunakan nama KA Dwipangga. Akan tetapi seiring dengan tuntuan pelanggan yang menginginkan penambahan KA Argo jurusan Jakarta - Solo, maka KA Dwipangga sengaja dimodifikasi untuk layanan kelas eksekutif argo, sehingga brand-nya pun diganti menjadi KA Argo Dwipangga pada tanggal 5 Oktober 1998.

Kereta api ini menempuh perjalanan sejauh 571 km dengan koridor Gambir - Solo Balapan, dalam waktu sekitar 8 jam dan hanya berhenti di Klaten, Yogyakarta, Purwokerto, dan Jatinegara (arah Gambir). Argo Dwipangga dengan kapasitas 350-400 penumpang dan membawa 7-8 kereta kelas eksekutif argo ini menawarkan alternatif perjalanan pada siang hari dari stasiun Gambir ke Solo Balapan dan perjalanan pada malam hari dari arah sebaliknya (berkebalikan dengan alternatif perjalanan yang ditawarkan oleh kereta api Argo Lawu]]).

Asal usul istilah

Kata Argo digunakan sebagai brand image layanan kereta api eksekutif milik PT KAI dan penamaan Dwipangga memang sengaja dibedakan dengan argo lainnya yang lazim menggunakan nama gunung mengingat nama Dwipangga dirasakan sudah sangat melekat di benak pelanggan. Kata Dwipangga diambil dari sebutan kendaraan Dewa Indra berupa gajah yang setia dan mampu melindungi pengendaranya dalam segala keadaan, sehingga menumbuhkan kebanggaan dan prestise bagi penumpangnya.

Rangkaian KA

Rangkaian KA Argo Dwipangga terdiri dari 7-8 kereta kelas eksekutif argo (K1), 1 Kereta Makan bermotif batik (M), dan 1 Kereta Pembangkit Listrik (P). Kereta yang digunakan awalnya merupakan kereta kelas satwa saat masih menjadi KA Dwipangga, namun sejak menjadi kelas Argo, beberapa kereta buatan 1998 dari PT INKA dialokasikan untuk Argo Dwipangga juga. Lalu kereta buatan 1996 dari Argo Lawu juga dipakai sejak Argo Lawu memakai kereta kelas Anggrek. Argo Dwipangga mendapat tambahan rangkaian lagi dari INKA, yaitu batch 2002. Tetapi sejak Balai Yasa Manggarai meretrofit kereta K1 produksi 1984 dan 1986, kereta buatan 1996 dihibahkan ke KA Taksaka sepenuhnya.

Sebelum 2016, kereta ini sering bertukar rangkaian dengan Argo Dwipangga dan Argo Lawu. Saat ini seringkali kereta ini saling bertukar kereta dengan Argo Lawu dan Argo Dwipangga Fakultatif karena kebijakan rotasi dari dipo, sehingga seringkali kereta milik Argo Dwipangga dapat tersambung di kereta Argo Lawu, maupun sebaliknya. Karena kereta pembangkit asli milik kereta ini juga sering dipakai kereta lain, maka kereta ini dan Argo Lawu juga terkadang menggunakan kereta pembangkit yang khas (P 0 78 03 SLO), karena mirip dengan kereta bagasi (B). Rangkaian ini kemudian dijadikan sebagai rangkaian fakultatif sejak sejumlah kereta eksekutif milik dipo Solo Balapan dihibahkan.

Saat ini, rangkaian kereta api Argo Dwipangga reguler resmi menggunakan rangkaian kereta eksekutif terbaru produksi 2016 oleh PT Inka, Madiun. Adapun susunan rangkaiannya adalah sebuah lokomotif, delapan kereta eksekutif (K1 0 16 xx), satu kereta makan (M1 0 16 xx), kereta pembangkit (P), dan kereta bagasi (B). Terkadang kereta api ini menggunakan kereta pembangkit tipe lamanya.

 Tarif

Tarif kereta api ini adalah Rp 215.000,00 - Rp 445.000,00, bergantung pada jarak yang ditempuh penumpang, subkelas/posisi tempat duduk dalam rangkaian kereta, serta hari-hari tertentu seperti akhir pekan dan libur nasional. Selain itu, berlaku pula tarif khusus yang hanya dapat dipesan di loket stasiun mulai dua jam sebelum keberangkatan pada stasiun-stasiun yang berada dalam rute berikut.

Jadwal perjalanan

Jadwal Perjalanan KA Argo Dwipangga Mulai 1 April 2017

KA 9 Argo Dwipangga (Solo Balapan-Gambir)
Stasiun Kedatangan Keberangkatan
Solo Balapan - 20.00
Klaten 20.25 20.27
Yogyakarta 20.52 20.57
Kutoarjo 21.49 21.55
Purwokerto 23.28 23.40
Cirebon 01.35 01.44
Jatinegara 04.19 04.21
Gambir 04.37 -
KA 10 Argo Dwipangga (Gambir-Solo Balapan)
Stasiun Kedatangan Keberangkatan
Gambir - 08.00
Cirebon 10.50 10.58
Purwokerto 12.56 13.12
Kutoarjo 14.43 14.47
Yogyakarta 15.39 15.44
Klaten 16.08 16.10
Solo Balapan 16.35 -

Insiden

  • Pada tanggal 10 Desember 2002, kereta api Argo Dwipangga terguling ke sawah di Sarwogadung, Mirit, Kebumen. Akibatnya empat orang tewas dan 24 lainnya luka berat, serta ratusan penumpang terluka ringan akibat anjlokan tersebut.[1]
  • Pada tanggal 3 April 2007, kereta api Argo Dwipangga anjlok di km 342+500, Babakan, Karanglewas, Banyumas. Akibatnya, perjalanan kereta api yang melewati Purwokerto terhambat.[2]
  • Pada tanggal 1 Oktober 2013, kereta api Argo Dwipangga menabrak mobil pick up yang mengangkut rombongan haji di Kertasemaya, Indramayu. Ketiga belas orang tewas dalam kejadian tersebut.[3]

Galeri

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Suara Merdeka: KA Dwipangga Terguling, 4 Tewas
  2. ^ Detikcom: KA Dwipangga Anjlok di Banyumas, Jalur Tengah Terganggu
  3. ^ Vivanews: Argo Dwipangga Tabrak Pick Up Rombongan Haji, 13 Meninggal

Pranala luar