Lompat ke isi

Sejarah ekonomi Jerman: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 3: Baris 3:


== Abad pertengahan - akhir abad ke 18 ==
== Abad pertengahan - akhir abad ke 18 ==
Jerman pada abad pertengahan berada pada dataran Eropa Tengah dan terbagi dalam ratusan kerajaan yang saling bersaing, keuskupan, dan kota-kota yang bebas. Dengan lingkungan seperti ini, Jerman pada masa ini dipenuhi oleh ketidakpastian baik dibidang politik, hukum, maupun ekonomi.<ref name=":2">{{Cite web|url=http://countrystudies.us/germany/135.htm|title=Germany - Economy - History|website=countrystudies.us|access-date=2017-11-03}}</ref> Pada bidang hukum dan ekonomi misalnya tidak ditemukan suatu hukum yang memungkinkan pedagang untuk menuntut suatu pembayaran dari aktifitasnya, bantuan diberikan oleh penguasa jika dan hanya jika terdapat kontrak sebelumnya.<ref>{{Cite journal|last=Volckart|first=Oliver|date=2004|title=The economics of feuding in late medieval Germany|url=https://econpapers.repec.org/article/eeeexehis/v_3a41_3ay_3a2004_3ai_3a3_3ap_3a282-299.htm|journal=Explorations in Economic History|volume=41|issue=3|pages=282–299|issn=0014-4983}} [https://web.stanford.edu/~avner/Greif_228_2007/Volckart%20O.%202004.%20The%20Economics%20of%20Feuding.%20EEE.pdf Archived.]</ref>Meskipun di bawah kondisi yang relatif tidak stabil, Jerman pada masa ini telah mampu mengembangkan ekonomi yang cukup kuat. Ekonomi Jerman pada masa ini berbasis pada industri kerajinan dan pertukangan.<ref name=":2" />
Jerman pada abad pertengahan berada pada dataran Eropa Tengah dan terbagi dalam ratusan kerajaan yang saling bersaing, keuskupan, dan kota-kota yang bebas. Dengan lingkungan seperti ini, Jerman pada masa ini dipenuhi oleh ketidakpastian baik dibidang politik, hukum, maupun ekonomi.<ref name=":2">{{Cite web|url=http://countrystudies.us/germany/135.htm|title=Germany - Economy - History|website=countrystudies.us|access-date=2017-11-03}}</ref> Pada bidang hukum dan ekonomi misalnya tidak ditemukan suatu hukum yang memungkinkan pedagang untuk menuntut suatu pembayaran dari aktifitasnya, bantuan diberikan oleh penguasa jika dan hanya jika terdapat kontrak sebelumnya.<ref>{{Cite journal|last=Volckart|first=Oliver|date=2004|title=The economics of feuding in late medieval Germany|url=https://econpapers.repec.org/article/eeeexehis/v_3a41_3ay_3a2004_3ai_3a3_3ap_3a282-299.htm|journal=Explorations in Economic History|volume=41|issue=3|pages=282–299|issn=0014-4983}} [https://web.stanford.edu/~avner/Greif_228_2007/Volckart%20O.%202004.%20The%20Economics%20of%20Feuding.%20EEE.pdf Archived.]</ref>Meskipun di bawah kondisi yang relatif tidak stabil, Jerman pada masa ini telah mampu mengembangkan ekonomi yang cukup kuat. Ekonomi Jerman pada masa ini berbasis pada industri kerajinan dan pertukangan.<ref name=":2" />
[[Berkas:Cologn1411.jpg|pus|jmpl|400x400px|Ilustrasi [[Köln]] di abad pertengahan]]

== Abad ke-19 ==
== Abad ke-19 ==
[[Berkas:Bismarck pickelhaube.jpg|jmpl|200x200px|[[Otto von Bismarck]] yang dijuluki sebagai arsitek dari terbentuknya negara Jerman modern.]]
[[Berkas:Bismarck pickelhaube.jpg|jmpl|200x200px|[[Otto von Bismarck]] yang dijuluki sebagai arsitek dari terbentuknya negara Jerman modern.]]

Revisi per 3 November 2017 17.39

Frankfurt, Ibukota finansial dari Jerman.

Jerman sebagai suatu Negara belum dapat dikatakan berdiri hingga abad ke-19.[1][2] Pada periode ini, sejarah ekonomi Jerman mengkaji aktifitas ekonomi yang berlangsung di daerah dengan bahasa (mayoritas) Jerman. Setelah Jerman berdiri sebagai suatu negara pada 1871[3], kajian ini menyempit dan berfokus pada aktifitas ekonomi di negara Jerman atau yang berkaitan dengan pemerintahannya. Pada tahun 1900 Jerman adalah salah satu negara dengan perekonomian terbesar di Eropa[3], hal ini kemudian membuat Jerman memainkan peran penting dalam Perang Dunia I dan Perang Dunia II.[4] Ekonomi Jerman pasca perang dapat dikatakan mengalami jatuh bangun, mengalami krisis besar pasca Perang Dunia I, perekonomian Jerman berhasil bangkit, namun mengalami kehancuran kembali setelah mengalami kekalahan di Perang Dunia II.[5][4] Pasca Perang Dunia II, dengan bantuan Marshall Plan oleh negara-negara sekutu Jerman sukses dalam melakukan rekonstruksi perekonomian yang sebelumnya hancur.[5][6] Sejak saat itu, perekonomian Jerman terus tumbuh dan saat ini kembali menjadi negara dengan perekonomian terbesar di Eropa menurut GDP.[7] Perekonomian Jerman saat ini juga dikategorikan sebagai salah satu perekonomian yang tidak begitu terpengaruh oleh krisis.[8]

Abad pertengahan - akhir abad ke 18

Jerman pada abad pertengahan berada pada dataran Eropa Tengah dan terbagi dalam ratusan kerajaan yang saling bersaing, keuskupan, dan kota-kota yang bebas. Dengan lingkungan seperti ini, Jerman pada masa ini dipenuhi oleh ketidakpastian baik dibidang politik, hukum, maupun ekonomi.[9] Pada bidang hukum dan ekonomi misalnya tidak ditemukan suatu hukum yang memungkinkan pedagang untuk menuntut suatu pembayaran dari aktifitasnya, bantuan diberikan oleh penguasa jika dan hanya jika terdapat kontrak sebelumnya.[10]Meskipun di bawah kondisi yang relatif tidak stabil, Jerman pada masa ini telah mampu mengembangkan ekonomi yang cukup kuat. Ekonomi Jerman pada masa ini berbasis pada industri kerajinan dan pertukangan.[9]

Abad ke-19

Otto von Bismarck yang dijuluki sebagai arsitek dari terbentuknya negara Jerman modern.

Pada awal abad ke-19 Jerman sebagai suatu negara masih belum berdiri sehingga aktifitas ekonomi di Jerman masih banyak menemui kendala.[4] Pada tahun 1833 terdapat kesepakatan yang berkaitan dengan pasar bebas antar kerajaan-kerajaan di Jerman. Ini dilakukan dengan menghapus pajak dan retribusi suatu barang dari kerajaan satu ke kerajaan lainnya sehingga pertukaran barang menjadi semakin lancar antara kerajaan-kerajaan Jerman.[4][11] Selain itu kerajaan-kerajaan Jerman mulai menetapkan tiga buah mata uang yang berlaku di daerahnya. Kerajaan-kerajaan Jerman juga pada masa ini mulai membangun jaringan jalan dan kereta api.[11]

Walaupun terdapat perkembangan, namun perekonomian Jerman pada mulai menemui kendala pada tahun-tahun berikutnya. Keterbatasan lahan dan bertambahnya jumlah pengangguran akibat revolusi industri membuat terjadinya imigrasi besar-besaran penduduk Jerman ke Amerika. Imigrasi semakin meningkat pada tahun 1840an yang diakibatkan krisis ekonomi dan kegagalan panen.[12]

Berdirinya Kekasiaran Jerman

Kekaisaran Jerman berdiri pada 18 Januari 1871, pasca tiga kemenangan perang yang diraih oleh kerajaan Prussia.[3] Pasca terbentuknya kesatuan pemerintahan, perindustrian dan perekonomian Jerman semakin berkembang. Produksi batu-bara Jerman yang hanya sepertiga dari Inggris pada tahun 1880 meningkat enam kali lipat pada awal abad ke-19. Produksi baja Jerman juga meningkat sepuluh 10 kali lipat pada periode yang sama. Hal ini membuat perekonomian Jerman pada tahun 1900 menjadi salah satu yang terbesar di dunia bersama Inggris.[2][11]

Abad ke-20

Pada abad ke-20, keterlibatan Jerman pada dua perang dunia dan disertai kekalahan mengakibatkan ekonomi Jerman mengalami jatuh bangun. Setidaknya terdapat lima periode pada abad ke-20 yang dapat dikaji berkaitan dengan perkembangan atau keterpurukan yang dialami oleh perekonomian Jerman.

Perang Dunia I

Perkembangan dalam perindustrian dan perekonomian yang sangat pesat di akhir abad ke-19 membuat Kaisar Jerman, Pangeran Wilhlem II ingin lebih aktif dalam perpolitikan luar negeri.[13] Hal ini bertentangan dengan politik pasif yang dijalankan Otto von Bismarck selama menjabat sebagai kanselir sekaligus perdana menteri sejak tahun 1871.[14] Sepeninggal Otto von Bismarck yang mengundurkan diri pada tahun 1890, Jerman akhirnya terjerumus kedalam Perang Dunia I dan kemudian mengalami kekalahan. Kekalahan ini membawan Jerman dalam keterpurukan ekonomi akibat berkurangnya wilayah kekuasaan, kematian prajurit yang juga merupakan tenaga kerja aktif, serta beban utang perang yang harus ditanggung.[15]

Republik Weimar

Pasca kekalahan pada Perang Dunia Pertama, Jerman harus menandatangani Perjanjian Versailles yang membawa banyak kerugian bagi perekonomian Jerman.[15] Selain itu timbulnya gejolak revolusi dikalangan sipil turut memperparah keadaan ini dan membuat perekonomian Jerman makin tidak stabil. Walaupun sempat membaik, Jerman akhirnya mengalami krisis hebat saat pasar saham Amerika Serikat mengalami kejatuhan pada tahun 1929 .[16] Krisis ini, dari persepektif politik dipandang sebagai salah satu faktor yang membuat politisi populis berhaluan fasis seperti Adolf Hittler memperoleh banyak popularitas, sebelum akhirnya bersama partainya, Nazi , meraih kekuasaan di Jerman dan kemudian memicu Perang Dunia II.[17]

Perang Dunia II

Sebelum meletusnya Perang Dunia II, di bawah kekuasaan Nazi, ekonomi Jerman berhasil tumbuh kembali.[17] Selama enam tahun dari 1933-1939 pemerintahan Nazi Jerman berhasil menekan jumlah pengangguran dari sebelumnya 6 juta jiwa pada tahun 1933 menjadi hanya 300 ribu jiwa pada tahun 1939. Walaupun, dalam perkembangannya terdapat perdebatan mengenai relevansi data statistik yang dikeluarkan oleh Nazi. Selain menurunkan jumlah pengangguran, pemerintahan Nazi juga menekankan swasembada ekonomi. Berkaitan dengan ini, pemerintahan Nazi memberikan subsidi yang besar terhadap industri yang dianggap dapat meningkatkan kemampuan militer dan juga terhadap pertanian. Walaupun subsidi tersebut berhasil meningkatkan produktifitas dari bahan industri dan pertanian, pada tahun 1939 Jerman masih mengimpor 33% bahan mentah dan 20% makanan.

Rekonstruksi pasca Perang Dunia II

Kekalahan yang dialami Jerman pada Perang Dunia II kembali membawa perekonomian Jerman terpuruk.

Abad ke-21

Saat ini perekonomian Jerman merupakan perekonomian yang terbesar di Eropa dan terbesar ke-4 di dunia menurut GDP. Jerman memiliki nilai surplus perdagangan terbesar di dunia pada 2016, yakni sebesar $310 milyar. Pada 2017, ekonomi Jerman menyumbang 28% dari keseluruhan ekonomi Uni Eropa. Negara utama tujuan ekspor Jerman diantaranya : Amerika Serikat, Uni Eropa, Tiongkok, Swiss, dan Russia. Produk ekspor terbesar Jerman saat ini meliputi : mobil, berbagai jenis mesin, bahan kimia, produk elektronik, dan obat-obatan.[18]

Baca juga

Referensi

  1. ^ "1864: Germany, Denmark and the Rise of the Nation State | History Today". www.historytoday.com. Diakses tanggal 2017-11-03. 
  2. ^ a b "Germany - Germany from 1871 to 1918 | history - geography". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-11-03. 
  3. ^ a b c "Germany - Germany from 1871 to 1918 | history - geography". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-11-03. 
  4. ^ a b c d "THE ECONOMIC HISTORY OF GERMANY". www.sjsu.edu. Diakses tanggal 2017-11-03. 
  5. ^ a b "Germany - Germany from 1871 to 1918 | history - geography". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-11-03. 
  6. ^ "Germany - Economy | history - geography". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-11-03. 
  7. ^ "Germany: Spend More At Home". IMF (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-11-03. 
  8. ^ "What Germany offers the world". The Economist. 2012-04-14. ISSN 0013-0613. Diakses tanggal 2017-11-03. 
  9. ^ a b "Germany - Economy - History". countrystudies.us. Diakses tanggal 2017-11-03. 
  10. ^ Volckart, Oliver (2004). "The economics of feuding in late medieval Germany". Explorations in Economic History. 41 (3): 282–299. ISSN 0014-4983.  Archived.
  11. ^ a b c "Germany - Imperial Germany - The Economy and Population Growth". countrystudies.us. Diakses tanggal 2017-11-03. 
  12. ^ "Germany in the 19th Century". 52ndnysv.com. Diakses tanggal 2017-11-03. 
  13. ^ "William II | emperor of Germany". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-11-03. 
  14. ^ "Otto von Bismarck - Imperial chancellor | German chancellor and prime minister". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-11-03. 
  15. ^ a b "Treaty of Versailles | Definition, Summary, Terms, & Facts". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-11-03. 
  16. ^ "Weimar Republic | German history [1919-1933]". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-11-03. 
  17. ^ a b "Guns or Butter - The Nazi Economy". ThoughtCo. Diakses tanggal 2017-11-03. 
  18. ^ "Top 30 Export Products Of Germany". WorldAtlas (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-11-03. 
Topik Jerman juga tersedia dalam Proyek Wikimedia lainnya.
Commons
Galeri dan peta
Wiktionary
Kamus dan tesaurus
Wikiquote
Kutipan
Wikibooks
Buku dan manual
 
Wikisource
Perpustakaan
Wikiversity
Bahan belajar