Batalyon Raider: Perbedaan antara revisi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
Baris 47: | Baris 47: | ||
| 5 || [[Yonif 507/Sikatan]] || '''[[Yonif 500/Raider|Yonif Raider 500/Sikatan]]''' || [[Kodam V/Brawijaya]] |
| 5 || [[Yonif 507/Sikatan]] || '''[[Yonif 500/Raider|Yonif Raider 500/Sikatan]]''' || [[Kodam V/Brawijaya]] |
||
|- |
|- |
||
| 6 || [[Yonif Linud 612/Modang]] || '''[[Batalyon Infanteri 600/Raider|Yonif Raider 600/Modang]]''' || [[Kodam VI/ |
| 6 || [[Yonif Linud 612/Modang]] || '''[[Batalyon Infanteri 600/Raider|Yonif Raider 600/Modang]]''' || [[Kodam VI/Mulawarman]] |
||
|- |
|- |
||
| 7 || [[Yonif Linud 700/Wira Yudha Sakti]] || '''[[Yonif 700/Raider|Yonif Raider 700/Wira Yudha Cakti]]''' || [[Kodam |
| 7 || [[Yonif Linud 700/Wira Yudha Sakti]] || '''[[Yonif 700/Raider|Yonif Raider 700/Wira Yudha Cakti]]''' || [[Kodam XIV/Hasanuddin]] |
||
|- |
|- |
||
| 8 || [[Yonif 741/Satya Bhakti]] || '''[[Yonif 900/Raider|Yonif Raider 900/Satya Bhakti Wirottama]]''' || [[Kodam IX/Udayana]] |
| 8 || [[Yonif 741/Satya Bhakti]] || '''[[Yonif 900/Raider|Yonif Raider 900/Satya Bhakti Wirottama]]''' || [[Kodam IX/Udayana]] |
||
Baris 69: | Baris 69: | ||
| 16 || [[Batalyon Infanteri 111|Yonif 111/Karma Bakti]] || '''[[Batalyon Infanteri 111/Raider|Yonif Raider Khussus 111/Karma Bhakti]]''' || [[Komando resort militer 011|Korem 011/Lilawangsa]] |
| 16 || [[Batalyon Infanteri 111|Yonif 111/Karma Bakti]] || '''[[Batalyon Infanteri 111/Raider|Yonif Raider Khussus 111/Karma Bhakti]]''' || [[Komando resort militer 011|Korem 011/Lilawangsa]] |
||
|- |
|- |
||
| 17 || [[Batalyon Infanteri 712|Yonif 712/Wiratama]] || '''[[Batalyon Infanteri 712/Raider|Yonif Raider 712/Wiratama]] ''' || [[Kodam |
| 17 || [[Batalyon Infanteri 712|Yonif 712/Wiratama]] || '''[[Batalyon Infanteri 712/Raider|Yonif Raider 712/Wiratama]] ''' || [[Kodam XIII/Merdeka]] |
||
|- |
|- |
||
| 18 || [[Batalyon Infanteri 751|Yonif 751/Vira Jaya Sakti]] || '''[[Yonif 751/Vira Jaya Sakti|Yonif Raider 751/Vira Jaya Sakti]]''' || [[Kodam XVII/Cenderawasih]] |
| 18 || [[Batalyon Infanteri 751|Yonif 751/Vira Jaya Sakti]] || '''[[Yonif 751/Vira Jaya Sakti|Yonif Raider 751/Vira Jaya Sakti]]''' || [[Kodam XVII/Cenderawasih]] |
Revisi per 12 Juli 2018 12.06
Batalyon Raider adalah satu batalyon pasukan elit infanteri Tentara Nasional Indonesia (TNI). Sepuluh batalyon raider yang diresmikan pada 22 Desember 2003 itu, dibentuk dengan membekukan 8 yonif pemukul Kodam dan 2 yonif Kostrad. Sebagai kekuatan penindak, kekuatan satu batalyon raider (yonif/raider) setara tiga kali lipat kekuatan satu batalyon infanteri (yonif) biasa di TNI Angkatan Darat. Unit infanteri ini dilatar-belakangi dengan taktik pertempuran "Raid" ("Depredasi'").
Setiap batalyon raider terdiri atas 747 personel. Mereka memperoleh pendidikan dan latihan khusus selama enam bulan untuk perang modern, anti-gerilya, dan perang berlarut. Tiap-tiap batalyon ini dilatih untuk memiliki kemampuan tempur tiga kali lipat batalyon infanteri biasa. Mereka dilatih untuk melakukan penyergapan dan mobil udara, seperti terjun dari Helikopter. 50 orang personel di antara 747 orang personel dalam satu batalyon Raiders memiliki kemampuan anti teror dan keahlian-keahlian khusus lainnya. Keahlian tersebut mereka dapatkan setelah mengikuti pendidikan yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan Pasukan Khusus yang bertempat di Batujajar, Jawa Barat. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kekuatan pasukan raiders.
Pelatihan Pendidikan Raider
Pelatihan atau penggemblengan raider dilaksanakan selama 84 hari, mereka memiliki kemampuan tambahan, yakni kemamuan raider. Mereka punya kemampuan operasional di semua medan laga. Baik di perkotaan, hutan, gunung, sungai, rawa, laut, pantai, dan udara,’’.
Pasukan Para Raider digembleng latihan dalam tiga tahap. Ketiga tahap itu adalah tahap basis, tahap gunung hutan, dan tahap rawa laut.
- Pada Tahap Basis, pasukan mendapat pelatihan menghadapi pertempuran kota, pertempuran jarak dekat, dan ilmu medan. Penghancuran medan dan pembebasan tawanan diajarkan di tahapan ini. Mereka digembleng keras dalam tahapan ini.
- Pada Tahap Gunung Hutan, pasukan dilatih survival di hutan belantara dan kemampuan gerilya di gunung. Bahkan dalam tiga hari mereka tidak dibekali makanan, hanya garam dan korek api yang dibawa pasukan. Mereka diuji untuk tetap survive dalam kondisi seminim apapun.
- Tahap Rawa Laut, para raider digembleng kemampuan tempur di laut.
Raider
Batalyon Raider adalah pasukan elite TNI yang berada di bawah Pasukan Komando. Secara umum, batalyon Raider tak berbeda dengan prajurit Batalyon Infanteri, namun kemampuan individu Raider lebih baik dari prajurit Infanteri, bahkan hingga tiga kali lipat. Gagasan untuk membentuk pasukan elite di seluruh Kodam digulirkan pada tanggal 22 Desember 2003, oleh Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, yang saat itu menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Darat. Langkah Jenderal TNI Ryamizard ditindaklanjuti dengan meningkatkan kualifikasi 10 pasukan infanteri reguler menjadi Raider, salah satunya dilatih kemampuan antiteror di Pusdikpassus milik Kopassus. Pasukan ini dibentuk untuk meningkatkan daya cegah TNI. Sebab, batalyon Raider mampu beroperasi dalam unit kecil, rahasia dan mendadak. Biasanya, dalam satu Kodam memiliki satu unit pasukan Raider.
Pelatihan Raider dimaksudkan agar seluruh Satuan jajaran Infanteri TNI Angkatan Darat memiliki kemampuan yang sama dan seimbang, dalam artian semua satuan Brigif maupun Linud ("Para Raider") di Satuan Jajaran Infanteri TNI Angkatan Darat memiliki kemampuan yang sama dengan Brigif lainnya yang telah memiliki Batalyon Raider sebagai Satuan Pemukul Strategis, yang mampu beroperasi pada berbagai situasi.
Kualifikasi Personel
Raider adalah kualifikasi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang dilatih untuk menguasai 3 kemampuan. Kemampuan tersebut adalah:
- Kemampuan sebagai pasukan anti-teroris untuk pertempuran jarak dekat.
- Kemampuan sebagai pasukan lawan gerilya dengan mobilitas tinggi.
- Kemampuan untuk melakukan pertempuran-pertempuran berlanjut (panjang).
Lambang Satuan
- Sangkur terhunus bermata dua : melambangkan bahwa prajurit Raider memiliki ketajaman dalam berfikir dan berolah yudha. Sehingga prajurit Raider selalu siap mengemban tugas sebagai pasukan terdepan.
- Lintasan Kilat atau Petir : Melambangkan bahwa prajurir Raider adalah prajurit yang mampu bergerak dan bertindak dengan cepat dan senyap di segala bentuk medan dalam pertempuran.
- Warna Merah Putih : melukiskan bahwa jiwa nasionalisme dimiliki oleh setiap prajurit Raider yang mengedepankan kepentingan tugas dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia .
Batalyon Infanteri Raider di Indonesia
Latihan Raider
Pada tanggal 12 Februari 2015, secara resmi Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Wakasad) Letnan Jenderal TNI M. Munir membuka Latihan Pembentukan Satuan Raider Yonif 752/Vira Yudha Sakti, Yonif 753/Arga Vira Tama, Yonif 756/Winame Sili dan Yonif 613/Raja Alam TA. 2015 dalam sebuah upacara yang digelar di Lapangan Pusdikpassus, Batujajar, Bandung.[1] Perencanaan TNI AD di tahun 2015 dalam melaksanakan peningkatan kemampuan satuan TNI AD dengan mengadakan latihan Raider untuk 12 Batalyon Infanteri (Yonif). Rencananya, dari 12 Yonif tersebut, 9 Yonif akan dilatih oleh Kopassus, sementara 3 lainnya dilatih oleh Kostrad. Sebelumnya pada tahun anggaran 2014 selain pembentukan Raider Yonif 712/Wiratama, TNI juga merencanakan penyelenggaran pelatihan pembentukan Batalyon Raider Yonif 303/Setia Sampai Mati Garut, Jawa Barat dan Yonif 509/Balawara Yudha Jember, Jawa Timur.[2]
Sebanyak 650 prajurit Batalyon Infanteri Mekanis 413/Bremoro Kostrad, akan mengikuti latihan kualifikasi Raider selama tiga bulan, di Pusat Pendidikan Pasukan Khusus di Batujajar, Bandung. Seluruh personelnya harus memiliki kualifikasi raider. Seperti kemampuan taktik khusus untuk pertempuran kota dan perang hutan, teknik mobil udara, dan sebagainya.[3]
Para Raider
Prajurit Yonif Linud 330/Tri Dharma Kostrad secara resmi dilantik dalam Upacara Penutupan Latihan Para Raider yang dilaksanakan dipantai Desa Cijeruh, Kecamatan Pamengpeuk, Kabupaten Garut Jawa Barat yang dipimpin oleh Pangdivif-1 Kostrad Mayjen TNI Lodewyk Pusung, dalam penutupan latihan Para Raider turut hadir Menteri Pertahana RI Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu. Berakhirnya pelatihan Para Raider selama kurang lebih dari 3 bulan dengan titik berat pada taktik dan teknik khusus/Raids, Mobil udara, dan teknik tempur jarak dekat. Pasukan tempur yang sebelumnya hanya memiliki spesifikasi operasional di segala medan dan cuaca (Linud) itu, kini telah mahir dalam operasi penyergapan teroris (Raider). Nama kesatuan Yonif Linud 330/Tri Dharma pun resmi diganti menjadi Yonif Para Raider 330/Tri Dharma.[4]
Sesuai petunjuk pimpinan semua Batalyon Infanteri yang ada akan dilatih dengan kemampuan Raider termasuk Yonif Linud akan ditingkatkan menjadi Yonif Para Raider.
Tahap Pembentukan
Saat ini satuan yang masih dalam tahap penmbentukan sebagai berikut :
- Brigif 15/Kujang II
- Yonif Raider 300/Brajawijaya
- Yonif 310/Kidang Kencana
- Yonif 312/Kala Hitam
- Yonif 315/Garuda.