Lompat ke isi

Televisi Republik Indonesia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ahmad Muhazir (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Ahmad Muhazir (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 335: Baris 335:
== Logo ==
== Logo ==
Selama era monopolistik, semula tampilan logo TVRI berbentuk segi empat. Kemudian mengalami metamorfosis menjadi segi lima. Terjadi tiga kali perubahan logo dalam era ini, sehingga rata-rata perubahan terjadi dalam kurun waktu kurang dari sepuluh tahun.
Selama era monopolistik, semula tampilan logo TVRI berbentuk segi empat. Kemudian mengalami metamorfosis menjadi segi lima. Terjadi tiga kali perubahan logo dalam era ini, sehingga rata-rata perubahan terjadi dalam kurun waktu kurang dari sepuluh tahun.




Dari kedua logo pertama, tercermin fungsi dasar TVRI yang mengacu pada tri fungsi media (disimbolkan kotak TV) yakni informasi, edukasi dan hiburan. Bedanya, semula media televisi setara dengan RI, namun pada logo kedua menyatu dalam bingkai. Beda kedua, hadirnya nuansa warna merah, hijau dan biru sebagai cerminan TVRI memasuki era teknoligi berwarna. Pada logo ketiga, nuansa ke Indonesiaan makin kentara. Perubahan logo segi empat menjadi segi lima cermin simbolisasi Pancasila. Ditambah ilustrasi “bola dunia" memosisikan TVRI sebagai pembawa gawang Khatulistiwa. Menariknya, layanan diseminasi informasi ke masyarakat, ditahbiskan oleh TVRI sebagai corong pemerintah atau dalam bahasa gaul anak muda, "TVRI emang pemerintah banget!" Fungsi pencocokan TVRI-pun terpuruk dengan layanan seadanya dengan kekentalan pesan ideologis.
Dari kedua logo pertama, tercermin fungsi dasar TVRI yang mengacu pada tri fungsi media (disimbolkan kotak TV) yakni informasi, edukasi dan hiburan. Bedanya, semula media televisi setara dengan RI, namun pada logo kedua menyatu dalam bingkai. Beda kedua, hadirnya nuansa warna merah, hijau dan biru sebagai cerminan TVRI memasuki era teknoligi berwarna. Pada logo ketiga, nuansa ke Indonesiaan makin kentara. Perubahan logo segi empat menjadi segi lima cermin simbolisasi Pancasila. Ditambah ilustrasi “bola dunia" memosisikan TVRI sebagai pembawa gawang Khatulistiwa. Menariknya, layanan diseminasi informasi ke masyarakat, ditahbiskan oleh TVRI sebagai corong pemerintah atau dalam bahasa gaul anak muda, "TVRI emang pemerintah banget!" Fungsi pencocokan TVRI-pun terpuruk dengan layanan seadanya dengan kekentalan pesan ideologis.




Saat itu, diakui jujur bahwa TVRI tidak memiliki 'independensi dalam kebijakan editorial policy'. Kondisi itu menyebabkan menurunnya semangat kerja, kreativitas dan produktivitas karyawan. Sementara internal TVRI meningkatkan kelesuan, dan di mana pun di sana terjadi hal sebaliknya. Tuntutan zaman dan perkembangan teknologi , tidak terbendung lagi. Arus desakan global dan kompetisi, perlu dijawab dengan kreativitas, inovasi, improvisasi dan terobosan pengemasan dalam produksi program penyiaran televisi.
Saat itu, diakui jujur bahwa TVRI tidak memiliki 'independensi dalam kebijakan editorial policy'. Kondisi itu menyebabkan menurunnya semangat kerja, kreativitas dan produktivitas karyawan. Sementara internal TVRI meningkatkan kelesuan, dan di mana pun di sana terjadi hal sebaliknya. Tuntutan zaman dan perkembangan teknologi , tidak terbendung lagi. Arus desakan global dan kompetisi, perlu dijawab dengan kreativitas, inovasi, improvisasi dan terobosan pengemasan dalam produksi program penyiaran televisi.

Revisi per 9 Juli 2019 18.44

TVRI
Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia
Diluncurkan24 Agustus 1962
PemilikPemerintah Indonesia
SloganMenjalin Persatuan dan Kesatuan (1962-2001)
Makin Dekat di Hati (2001-2003)
Saluran Pemersatu Bangsa (2012-2019)
#kamikembali (2018-2019)
Media Pemersatu Bangsa (2019-sekarang)
Negara Indonesia
Kantor pusatJl. Gerbang Pemuda No. 8-Senayan, Jakarta, Indonesia
Saluran seindukTPI (1991-1997)
QTV (2000-2011)
Swara (2000-2011)
TV Edukasi (2004-2014)
Situs webwww.tvri.go.id
Televisi Internet
UseeTVTVRI
dokiTVTVRI
MivoTVRI Nasional

Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah stasiun televisi pertama di Indonesia yang mengudara pada tanggal 24 Agustus 1962. Siaran perdananya menayangkan Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-17 dari Istana Negara, Jakarta. Siarannya ini masih berupa hitam putih. TVRI kemudian meliput Asian Games yang diselenggarakan di Jakarta.

Dahulu TVRI pernah menayangkan iklan dalam satu tayangan khusus dengan judul acara Mana Suka Siaran Niaga (sehari dua kali). Sejak April 1981 hingga akhir 90-an TVRI tidak diperbolehkan menayangkan iklan, dan akhirnya TVRI kembali menayangkan iklan. Status TVRI saat ini adalah Lembaga Penyiaran Publik. Sebagian biaya operasional TVRI masih ditanggung oleh negara.

TVRI memonopoli siaran televisi di Indonesia sebelum tahun 1989 ketika didirikan televisi swasta pertama RCTI di Jakarta dan SCTV pada tahun 1990 di Surabaya.

TVRI Nasional mengudara di seluruh wilayah Indonesia dengan sistem siaran analog dan sistem siaran digital.

Untuk wilayah diluar Jakarta,TVRI Nasional siaran analog mengudara secara berjaringan,TVRI Daerah mengudara mulai jam 08.00- 10.00 WIB dan 16.00-18.00 WIB (kadang kala TVRI Daerah mengurangi jam siarannya dan kadang kala pula TVRI Daerah hanya mengudara di TVRI Kanal 2 ,karena wajib merelai TVRI Nasional yang lagi siaran langsung pertandingan olahraga, acara kenegaraan RI,acara spesial live event dan Breaking News).

TVRI Nasional siaran digital mengudara secara sentral dari Jakarta tanpa ada siaran TVRI Daerah.

TVRI mengudara dengan sistem siaran digital dengan 4 kanal yaitu: TVRI Nasional, Programa 2 TVRI, TVRI Kanal 3 dan TVRI Sport HD.

TVRI siaran digital secara bertahap akan mengudara di seluruh wilayah Indonesia.

Pada tanggal 21 Juli 2018, TVRI mendapatkan hak siar laga pra musim International Champions Cup. Pada musim 2018, disiarkan bersama iNews dan kembali tayang pada musim 2019.

Pada tanggal 11 Januari 2019, TVRI mendapatkan hak siar kompetisi/turnamen di bawah naungan AFC (efektif mulai 2021) dan menayangkan program dokumenter produksi Discovery Channel mulai 1 April 2019 (3 hari setelah perubahan logo).

Pada Maret 2019, TVRI mendapatkan hak siar 10 turnamen/kejuaraan bulutangkis dari dalam hingga luar negeri ditambah Sirkuit Nasional hingga 2021.

Pada tanggal 29 Maret 2019 pukul 20.20 WIB, TVRI mengubah logonya. Namun logonya terlihat seperti logo Deutsche Welle dan Cinemax tahun 1997-2008. Sebenarnya logo TVRI yang baru direncanakan akan rilis pada kuartal keempat pada tahun 2018, namun karena satu dan lain hal, maka diundur pada akhir Maret 2019 dan akan menjadi logo kedelapan TVRI. Pergantian logo tersebut bertepatan dengan acara Konser Musik: Menggapai Dunia. Pada saat yang sama, seluruh stasiun TVRI Daerah telah mengganti logo nya yaitu buka tirai logo baru TVRI yang berada didepan kantor TVRI masing-masing.

Pada Juni 2019, TVRI mendapatkan hak siar Liga Utama Inggris untuk tiga musim kedepan hingga musim 2021-22.[1]

Sejarah

Latar belakang

  • Pada tahun 1961, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memasukkan proyek media massa televisi ke dalam proyek pembangunan Asian Games IV di bawah koordinasi urusan proyek Asian Games IV.
  • Pada tanggal 25 Juli 1961, Menteri Penerangan mengeluarkan SK Menpen No. 20/SK/M/1961 tentang pembentukan Panitia Persiapan Televisi (P2T).
  • Pada 23 Oktober 1961, Presiden Soekarno yang sedang berada di Wina mengirimkan teleks kepada Menteri Penerangan saat itu, Maladi untuk segera menyiapkan proyek televisi (saat itu waktu persiapan hanya tinggal 10 bulan) dengan jadwal sebagai berikut:
  1. Membangun studio di eks AKPEN di Senayan (TVRI sekarang).
  2. Membangun dua pemancar: 100 watt dan 10 Kw dengan tower 80 meter.
  3. Mempersiapkan software (program dan tenaga).
  • Pada tanggal 17 Agustus 1962, TVRI mulai mengadakan siaran percobaan dengan acara HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia XVII dari halaman Istana Merdeka Jakarta, dengan pemancar cadangan berkekuatan 100 watt. Kemudian pada 24 Agustus 1962, TVRI mengudara untuk pertama kalinya dengan acara siaran langsung upacara pembukaan Asian Games IV dari stadion utama Gelora Bung Karno.
  • Pada tanggal 20 Oktober 1963, dikeluarkan Keppres No. 215/1963 tentang pembentukan Yayasan TVRI dengan Pimpinan Umum Presiden RI.
  • Pada tahun 1964 mulailah dirintis pembangunan Stasiun Penyiaran Daerah dimulai dengan TVRI Stasiun Yogyakarta, yang secara berturut-turut diikuti dengan Stasiun Medan, Surabaya, Makassar, Manado, Denpasar, dan Samarinda.

Pembangunan Stasiun Produksi Keliling

Mulai tahun 1977, secara bertahap di beberapa ibu kota Provinsi dibentuklah Stasiun-stasiun Produksi Keliling atau SPK, yang berfungsi sebagai perwakilan atau koresponden TVRI di daerah, yang terdiri dari:

  1. SPK Jayapura
  2. SPK Ambon
  3. SPK Kupang
  4. SPK Malang (Tahun 1982 diintegrasikan dengan TVRI Stasiun Surabaya)
  5. SPK Semarang
  6. SPK Bandung
  7. SPK Banjarmasin
  8. SPK Pontianak
  9. SPK Banda Aceh
  10. SPK Jambi
  11. SPK Padang
  12. SPK Lampung

TVRI pada Era Orde Baru

Tahun 1974, TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tatakerja Departemen Penerangan, yang diberi status Direktorat, langsung bertanggung-jawab pada Direktur Jendral Radio, TV, dan Film, Departemen Penerangan Republik Indonesia.

Sebagai alat komunikasi Pemerintah, tugas TVRI adalah menyampaikan informasi tentang kebijakan Pemerintah kepada rakyat dan pada waktu yang bersamaan menciptakan two-way traffic (lalu lintas dua jalur) dari rakyat untuk pemerintah selama tidak mendiskreditkan usaha-usaha Pemerintah.

Pada garis besarnya tujuan kebijakan Pemerintah dan program-programnya adalah untuk membangun bangsa dan negara Indonesia yang modern dengan masyarakat yang aman, adil, tertib dan sejahtera, yang bertujuan supaya tiap warga Indonesia mengenyam kesejahteraan lahiriah dan mental spiritual. Semua kebijaksanaan Pemerintah beserta programnya harus dapat diterjemahkan melalui siaran-siaran dari studio-studio TVRI yang berkedudukan di ibu kota maupun daerah dengan cepat, tepat dan baik.

Semua pelaksanaan TVRI baik di ibu kota maupun di Daerah harus meletakkan tekanan kerjanya kepada integrasi, supaya TVRI menjadi suatu well-integrated mass media (media massa yang terintegrasikan dengan baik) Pemerintah.

Tahun 1975, dikeluarkan SK Menpen No. 55 Bahan siaran/KEP/Menpen/1975, TVRI memiliki status ganda yaitu selain sebagai Yayasan Televisi RI juga sebagai Direktorat Televisi, sedang manajemen yang diterapkan yaitu manajemen perkantoran/birokrasi.

Tahun 1991, TVRI diharuskan berbagi 8 jam dengan TPI.

TVRI pada Era Reformasi

Sejak 16 November 1998, TVRI memperkenalkan siaran pagi Senin-Sabtu secara reguler pada pukul 05.30 WIB hingga pukul 09.30 WIB. Sebelumnya TVRI siaran pagi di luar hari Minggu khusus hari libur nasional dan acara kenegaraan.

Bulan Juni 2000, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2000 tentang perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), yang secara kelembagaan berada di bawah pembinaan dan bertanggung jawab kepada Departemen Keuangan RI.

Bulan Juli 2001, TVRI menambah jam siaran dari pukul 05.00 WIB hingga pukul 00.30 WIB sepanjang hari sekaligus memperkenalkan program baru seperti Berita Siang dan Konteswara.

Bulan Oktober 2001, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 2001 tentang pembinaan Perjan TVRI di bawah kantor Menteri Negara BUMN untuk urusan organisasi dan Departemen Keuangan RI untuk urusan keuangan.

Tanggal 17 April 2002, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 2002, status TVRI diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) TVRI di bawah pengawasan Departemen Keuangan RI dan Kementerian Negara BUMN.

Selanjutnya melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara. Semangat yang mendasari lahirnya TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik adalah untuk melayani informasi untuk kepentingan publik, bersifat netral, mandiri dan tidak komersial.

Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2005 menetapkan bahwa tugas TVRI adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan stasiun televisi tertua di Indonesia dan satu-satunya televisi yang jangkauannya mencapai seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah penonton sekitar 82 persen penduduk Indonesia. Saat ini TVRI memiliki 29 Stasiun Daerah dan 1 Stasiun Nasional dengan didukung oleh 376 satuan transmisi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Ke 29 TVRI Stasiun Daerah tersebut adalah:

  1. TVRI Stasiun Aceh
  2. TVRI Stasiun Sumatera Utara
  3. TVRI Stasiun Sumatera Selatan
  4. TVRI Stasiun Bangka Belitung
  5. TVRI Stasiun Jakarta
  6. TVRI Stasiun Jawa Barat
  7. TVRI Stasiun Jawa Tengah
  8. TVRI Stasiun Yogyakarta
  9. TVRI Stasiun Jawa Timur
  10. TVRI Stasiun Bali
  11. TVRI Stasiun Sulawesi Selatan
  12. TVRI Stasiun Kalimantan Timur
  13. TVRI Stasiun Sumatera Barat
  14. TVRI Stasiun Jambi
  15. TVRI Stasiun Riau dan Kepulauan Riau
  16. TVRI Stasiun Kalimantan Barat
  17. TVRI Stasiun Kalimantan Selatan
  18. TVRI Stasiun Kalimantan Tengah
  19. TVRI Stasiun Papua
  20. TVRI Stasiun Bengkulu
  21. TVRI Stasiun Lampung
  22. TVRI Stasiun Maluku dan Maluku Utara
  23. TVRI Stasiun Nusa Tenggara Timur
  24. TVRI Stasiun Nusa Tenggara Barat
  25. TVRI Stasiun Gorontalo
  26. TVRI Stasiun Sulawesi Utara
  27. TVRI Stasiun Sulawesi Tengah
  28. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara
  29. TVRI Stasiun Sulawesi Barat

Karyawan TVRI pada Tahun Anggaran 2007 berjumlah 6.099 orang, terdiri atas 5.085 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 1.014 orang Tenaga Honor/Kontrak yang tersebar di seluruh Indonesia dan sekitar 1.600 orang di antaranya adalah karyawan Kantor Pusat dan TVRI Stasiun Pusat Jakarta.

TVRI bersiaran dengan menggunakan dua sistem yaitu VHF dan UHF, setelah selesainya dibangun stasiun pemancar Gunung Tela Bogor pada 18 Mei 2002 dengan kekuatan 80 Kw. Kota-kota yang telah menggunakan UHF yaitu Jakarta, Bandung dan Medan, selain beberapa kota kecil seperti di Kalimantan dan Jawa Timur.

TVRI Pusat Jakarta kini melakukan siaran selama 22 jam setiap hari, mulai pukul 03.30 WIB hingga 01.30 WIB dengan substansi acara bersifat informatif, edukatif dan menghibur.(Khusus selama bulan Ramadhan bersiaran 24 jam)

TVRI dewasa ini

Dengan perubahan status TVRI dari Perusahaan Jawatan ke TV Publik sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang penyiaran, maka TVRI diberi masa transisi selama 3 tahun dengan mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2002 di mana disebutkan TVRI berbentuk Persero atau PT.

Melalui Persero ini Pemerintah mengharapkan Direksi TVRI dapat melakukan pembenahan-pembenahan baik di bidang Manajemen, Struktur Organisasi, SDM dan Keuangan. Sehubungan dengan itu Direksi TVRI tengah melakukan konsolidasi, melalui restrukturisasi, pembenahan di bidang Marketing dan Programing, mengingat sikap mental karyawan dan hampir semua acara TVRI masih mengacu pada status Perjan yang kurang memiliki nilai jual.

Khusus mengenai karyawan, Direksi TVRI melalui restrukturisasi akan diketahui jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan, berdasarkan kemampuan masing-masing individu karyawan untuk mengisi fungsi-fungsi yang ada dalam struktur organisasi sesuai dengan keahlian dan profesi masing-masing, dengan kualifikasi yang jelas.

Melalui restrukturisasi tersebut akan diketahui apakah untuk mengisi fungsi tersebut di atas dapat diketahui, dan apakah perlu dicari tenaga profesional dari luar atau dapat memanfaatkan sumberdaya TVRI yang tersedia.

Dalam bentuk Persero selama masa transisi ini, TVRI benar-benar diuji untuk belajar mandiri dengan menggali dana dari berbagai sumber antara lain dalam bentuk kerjasama dengan pihak luar baik swasta maupun sesama BUMN serta meningkatkan profesionalisme karyawan.

Dengan adanya masa transisi selama 3 tahun ini, diharapkan TVRI akan dapat memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh undang-undang penyiaran yaitu sebagai TV publik dengan sasaran khalayak yang jelas.

Bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei 2003 yang lalu, TVRI mengoperasikan kembali seluruh pemancar stasiun relay TVRI sebanyak 376 buah, yang tersebar di seluruh Indonesia.

Sebagai stasiun televisi pertama di negeri ini, TVRI telah melalui perjalanan panjang dan mempunyai peran strategis dalam perjuangan dan perjalanan kehidupan bangsa. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang penyiaran, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-44 (24 Agustus 2006), TVRI resmi menjadi Lembaga Penyiaran Publik.

Kontroversi

Pada 6 Juni 2013 pagi, TVRI menayangkan siaran tunda acara Muktamar Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Senayan Jakarta.[2] Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Idy Muzayyad menilai TVRI sebagai lembaga penyiaran publik telah 'mengalami disorientasi kebangsaan dengan menayangkan hal ini karena ideologi HTI yang mempermasalahkan ideologi negara, nasionalisme dan menolak demokrasi'. TVRI dipanggil dan terbuka kemungkinan dijatuhkan sanksi.[3]

Programa 2 TVRI (TVRI Kanal 2)

TVRI Kanal 2 akan menyiarkan siaran langsung pertandingan olahraga, jika tidak dapat ditayangkan di TVRI Nasional dan TVRI Sport HD.

TVRI Kanal 2 ialah saluran digital TVRI yang dikhususkan untuk siaran Programa 2 TVRI dan siaran TVRI Daerah

Wilayah Jakarta

Di wilayah Jakarta, ada pada saluran 8 VHF. Programa 2 mulai mengudara pada April 1989 dengan acara tunggal siaran berita bahasa Inggris dengan nama Six Thirty Report selama setengah jam pukul 18.30 WIB, di bawah tanggung jawab bagian Pemberitaan.

Pada perkembangannya rubrik tersebut berubah nama menjadi English News Service (ENS).

Programa 2 mengudara mulai pukul 16.00-21.00 WIB dengan berbagai jenis acara berita dan hiburan. Programa 2 akan bekerjasama dengan pihak lain untuk produksi isi siaran. Isi siaran akan lebih ditekankan kepada paket-paket jadi dengan materi siaran untuk konsumsi masyarakat metropolitan Jakarta.

Mulai Tahun 2007, Programa 2 mengudara dengan nama TVRI Jakarta.

TVRI Jakarta pernah berubah nama menjadi TVRI Jakarta & Banten,dan mulai per 30 Maret 2019 kembali lagi menjadi TVRI Jakarta, mengudara mulai jam 08.00-10.00 WIB & 16.00-18.00 WIB dan sisanya merelai TVRI Nasional. Bersiaran di kanal analog 31 UHF dan kanal digital.

Wilayah Jawa Timur

Di wilayah Jatim, tahun 90an juga mengudara siaran Programa 2 di kanal 26 UHF mulai jam 18.00-21.00 WIB untuk masyarakat Kota Surabaya dan sekitarnya. Program acara: berita, dokumenter dan film animasi.

Tahun 2009-2010 mengudara kembali dengan nama PRO 2 TVRI Jatim, hasil kerjasama TVRI Jawa Timur dan pihak swasta. Mengudara di kanal 26 UHF mulai jam 15.00-24.00 WIB dengan format Radio TV Jatim. PRO 2 TVRI Jatim hadir untuk masyarakat Kota Surabaya dan sekitarnya. Program acara yang pernah ada antara lain: Music Pro, Music Channel Asia,Seputar Surabaya Sore, Seputar Surabaya Malam,Top Musik Indonesia,Ngaji Yuk, dan Iklan Niaga TV.

Mulai tanggal 16 Maret 2015 mulai mengudara kembali siaran PRO 2 TVRI Jatim di kanal analog 9 VHF dan kanal digital 35 UHF. PRO 2 TVRI Jatim mengudara jam 18.00-21.00 WIB, PRO 2 TVRI Jatim juga menayangkan siaran TVRI Jatim pkl 14.00-18.00 WIB dan merelai siaran TVRI Nasional

PRO 2 TVRI Jatim adalah saluran digital TVRI Jawa Timur yang berfokus pada pemirsa metropolitan wilayah Surabaya dan sekitarnya, menghadirkan program acara berkaitan gaya hidup, edukasi, musik dan informasi.

Program acara utama: Indipro, Musik Kamu, Informasi Sekitar Kita, Dialog Plong dan Musik Kini.

Kini per 1 Februari 2019, PRO 2 TVRI Jatim sudah tidak mengudara lagi dan diganti dengan channel TVRI Jawa timur pro2 mulai mengudara jam 06.00-23.00 WIB yang isinya : siaran TVRI Jatim (pkl 08.00-10.00 WIB dan pkl 16.00-18.00 WIB), siaran ulang program acara PRO2 TVRI Jatim dan siaran ulang program acara TVRI Jatim serta merelai TVRI Nasional.

Wilayah lainnya

Programa 2 TVRI mengudara di kanal digital dan beberapa daerah juga mengudara di kanal analog, program-program acaranya diproduksi oleh TVRI Daerah dan dapat bekerjasama dengan pihak lain.

Programa 2 TVRI menayangkan siaran TVRI Daerah pkl 08.00-10.00 WIB & 16.00-18.00 WIB

Programa 2 TVRI mengudara sesuai kemampuan TVRI Daerah masing-masing. Programa 2 TVRI menyiarkan program acara yang hanya ada di Programa 2 dan juga merelai siaran TVRI Nasional.

TVRI Kanal 3

TVRI Kanal 3 adalah saluran digital TVRI dan disiarkan secara nasional dari Jakarta, yang menayangkan program acara berkaitan dengan gaya hidup,pendidikan,seni dan budaya.

TVRI Kanal 3 mengudara mulai jam 08.00-22.00 WIB.

TVRI Sport HD

TVRI Sport HD adalah saluran digital TVRI dan disiarkan secara nasional dari Jakarta, yang menayangkan program acara berkaitan dengan olahraga.

TVRI Sport HD mengudara mulai jam 10.00-24.00 WIB (jam mengudara bisa berubah sewaktu-waktu, jika TVRI menayangkan siaran langsung pertandingan yang dimulai di luar jam mengudara (kurang dari jam 10.00 WIB dan lewat dari jam 24.00 WIB)).

TVRI Sport HD juga menayangkan siaran Super Soccer TV mulai jam 18.00-24.00 WIB.

Stasiun

Stasiun Pusat TVRI berada di Jakarta, dan TVRI memiliki stasiun relay pada sejumlah kota di Indonesia. Selain TVRI Stasiun Pusat Jakarta, juga terdapat TVRI Stasiun Daerah pada beberapa ibu kota provinsi di Indonesia. TVRI Stasiun Daerah selain merelay TVRI Jakarta, juga memiliki acara yang bersifat lokal (termasuk Berita Daerah) pada jam-jam tertentu. TVRI Stasiun Daerah pada umumnya juga direlay oleh stasiun relay di wilayah provinsi tersebut.

Berikut adalah daftar TVRI Stasiun Daerah:

Selama era monopolistik, semula tampilan logo TVRI berbentuk segi empat. Kemudian mengalami metamorfosis menjadi segi lima. Terjadi tiga kali perubahan logo dalam era ini, sehingga rata-rata perubahan terjadi dalam kurun waktu kurang dari sepuluh tahun.

Dari kedua logo pertama, tercermin fungsi dasar TVRI yang mengacu pada tri fungsi media (disimbolkan kotak TV) yakni informasi, edukasi dan hiburan. Bedanya, semula media televisi setara dengan RI, namun pada logo kedua menyatu dalam bingkai. Beda kedua, hadirnya nuansa warna merah, hijau dan biru sebagai cerminan TVRI memasuki era teknoligi berwarna. Pada logo ketiga, nuansa ke Indonesiaan makin kentara. Perubahan logo segi empat menjadi segi lima cermin simbolisasi Pancasila. Ditambah ilustrasi “bola dunia" memosisikan TVRI sebagai pembawa gawang Khatulistiwa. Menariknya, layanan diseminasi informasi ke masyarakat, ditahbiskan oleh TVRI sebagai corong pemerintah atau dalam bahasa gaul anak muda, "TVRI emang pemerintah banget!" Fungsi pencocokan TVRI-pun terpuruk dengan layanan seadanya dengan kekentalan pesan ideologis.

Saat itu, diakui jujur bahwa TVRI tidak memiliki 'independensi dalam kebijakan editorial policy'. Kondisi itu menyebabkan menurunnya semangat kerja, kreativitas dan produktivitas karyawan. Sementara internal TVRI meningkatkan kelesuan, dan di mana pun di sana terjadi hal sebaliknya. Tuntutan zaman dan perkembangan teknologi , tidak terbendung lagi. Arus desakan global dan kompetisi, perlu dijawab dengan kreativitas, inovasi, improvisasi dan terobosan pengemasan dalam produksi program penyiaran televisi.

lbarat judul karya RA Kartini, industri pertelevisian Indonesia, bagai buku berjudul: "Habis Monopoli, Terbitlah Kompetisi". Era monopoli penyiaran usai, ditandai pelonggaran izin penyelenggaraan penyiaran televisi swasta dari Departemen Penerangan. Di awal 1990-an secara bersamaan turut hadir stasiun televisi swasta. Dalam suasana kompetisi maraknya kompetisi, setidaknya terjadi dua hal yang patut dicatat sebagai bahan pembelajaran untuk TVRI.

Pertama, pada TVRI internal. Walau ada perubahan logo sebagai cermin tradisi mengubah diri, namun jika era kompetisi dibandingkan periode monopolistik, tidak ada bedanya. Selama era kompetisi sejak 1990, dalam waktu kurang dari dua dekade, logo TVRI mengubah lima kali. Walau bentuk visual logo tetap sama, yaitu huruf TVRI pembentuk segi empat horisontal. Sedikit pembeda pada nuansa pemakaian warna, dari arsir warna horizontal pada logo keempat dan kelima, yang kemudian berubah menjadi latar berwarna senada, putih pudar pada logo keenam. Kemudian, kehadiran garis lengkung tiga warna pada logo kelima, menghilang pada logo berikutnya. Baru muncul lagi, walau hanya sebuah ‘cakar atau gancu’ pada logo TVRI yang digunakan hingga Maret 2019. Hari Jum’at 29 Maret 2019 menjadi saksi sejarah baru perubahan logo TVRI. Logo memang harus diakui menjadi bagian yang paling banyak dibicarakan dalam proses rebranding LPP TVRI. LPP TVRI tidak lagi mengganti logo dengan pola sayembara atau dibuat internal secara interanal. Karena brand memang bukan sakadar logo, brand itu juga soal corporate image yang akhirnya sampai budaya organisasi (corporate culture).

Terhadap berbagai proses perubahan logo tadi, secara simbolik dapat dimaknai bahwa:

  1. Perubahan logo selama era kompetisi, mengesankan bahwa TVRI makin tak bernyali jika tidak dapat dikatakan hanya sekedar memoles wajah. Padahal, tuntutan untuk berkompetisi semakin ketat dalam merebut pangsa pasar, menjadi prasyaratnya. Di sini justru dituntut kreativitas, terobosan dan inovasi kemasan program yang prima!
  2. Perubahan logo di era kompetisi terjadi lima kali. Apabila dibanding era monopoli, hal ini menegaskan kesamaan kesamaan untuk kembali pada fungsi televisi sebagai media publik, yakni kotak segi empat.
  3. Kondisi dan tuntutan perubahan pun direspon secara tegas, walau dalam serba keterbatasan. Menjelang proses perubahan menuju Perseroan Terbatas. Pembubuhan warna merah dari huruf "V" (Kemenangan) pada logo ketujuh TVRI, walau dalam bahasa serba bukan soal sia-sia tanpa makna.
  4. Hal yang dominan dan masih tetap lekat, di bawah perubahan yang terjadi, adalah penampilan penggunaan warna. Biru seakan telah menjadi konvensi, sebagai warna budaya korporasi TVRI.
  5. Terakhir, dengan warna yang lebih “fresh” yang memberikan kesan lebih modern daripada logo sebelumnya. Perubahan logo dan makna di dalamnya diharapkan TVRI dapat diakui kembali baik nasional maupun internasional dan sebagai media yang menyatukan bangsa Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika. Hal tersebut juga telah diwujudkan dengan tersebarnya Staisun Penyiaran Daerah diseluruh Indonesia. Maka bersiaplah dengan kembalinya TVRI dengan makna yang baru juga akan memberikan semangat baru bagi TVRI serta juga dapat memberikan konten-konten positif yang lebih baik demi kemajuan dan persatuan bangsa.


  1. rogram yang prima!






Acara saat ini

Berita

  • Dunia Dalam Berita
  • Laporan Internasional
  • English News Service
  • Indonesia
    • Indonesia Siang
    • Indonesia Petang
    • Indonesia Hari Ini
  • Daerah Hari Ini (produksi dari TVRI daerah)
    • Aceh Hari Ini (menggantikan Warta Aceh)
    • Sumatera Utara Hari Ini (menggantikan Sumut dalam Berita)
    • Riau Hari Ini (menggantikan Warta Riau)
    • Sumatera Barat Hari Ini (menggantikan Berita Ranah Minang)
    • Jambi Hari Ini (menggantikan Jambi dalam Berita)
    • Bengkulu Hari Ini (menggantikan Warta Bengkulu)
    • Sumatera Selatan Hari Ini (menggantikan Warta Sumsel)
    • Bangka Belitung Hari Ini (menggantikan Warta 21)
    • Lampung Hari Ini (menggantikan Warta Lampung)
    • Jakarta Hari Ini (menggantikan Lintas Jakarta-Banten)
    • Jawa Barat Hari Ini (menggantikan Jabar dalam Berita)
    • Jawa Tengah Hari Ini (menggantikan Warta Jawa Tengah)
    • Yogyakarta Hari Ini (menggantikan Jogja dalam Berita)
    • Jawa Timur Hari Ini (menggantikan Jawa Timur dalam Berita)
    • Kalimantan Barat Hari Ini (menggantikan Kabar Khatulistiwa)
    • Kalimantan Tengah Hari Ini (menggantikan Katambung (Kabar Tambun Bungai) (versi Bahasa Indonesia))
    • Kalimantan Selatan Hari Ini (menggantikan Habar Banua)
    • Kalimantan Timur Hari Ini (menggantikan Warta Daerah Kaltimtara)
    • Bali Hari Ini (menggantikan Warta Bali)
    • Nusa Tenggara Barat Hari Ini (menggantikan Warta NTB)
    • Nusa Tenggara Timur Hari Ini (menggantikan Kabar NTT/NTT 30 Menit)
    • Sulawesi Barat Hari Ini
    • Sulawesi Selatan Hari Ini (menggantikan Warta Sulsel)
    • Sulawesi Tengah Hari Ini (menggantikan Warta Sulawesi Tengah)
    • Sulawesi Tenggara Hari Ini (menggantikan Warta Bumi Anoa)
    • Gorontalo Hari Ini (menggantikan Warta Gorontalo)
    • Sulawesi Utara Hari Ini (menggantikan Warta Sulut)
    • Maluku Hari Ini (menggantikan Warta Maluku)
    • Papua Hari Ini (menggantikan Lensa Papua)
  • Info Terkini
  • Jurnalisme Khalayak
  • Semangat Pagi Indonesia
  • Topik Sepekan

Anak-anak

Hiburan

  • Diplomat Success Challenge 2018 (bersama tvOne)
  • Kamera Ria
  • Masak Itu Mudah
  • Mitra Juara GO-JEK 2019 (impor dari NET.)
  • Pentas Budaya

Impor

Musik

  • Dangdut in America
  • Keroncongku
  • Klab Jazz
  • Memori Melodi
  • Studio of Star
  • Taman Buaya Music Club
  • Pensi

Permainan

Gelar wicara

  • Gilang Dirga Show
  • Gue Pancasila
  • Halo Dokter
  • Indonesia Bicara
  • Rumah Demokrasi
  • Grooming Indonesia
  • Bicara Bisnis

Filler

  • Warta Parlemen

Perjalanan

  • Buatan Indonesia
  • Indonesia Membangun (produksi dari TVRI Daerah)
  • Inspirasi Indonesia (produksi dari TVRI Daerah)
  • Kain Nusantara
  • Kuliner Indonesia (produksi dari TVRI Daerah)
  • Pesona Indonesia (produksi dari TVRI Daerah)
  • Jelajah Kopi
  • Word on the Street

Investigasi

  • Berantas Korupsi
  • Garis Polisi
  • Selidik
  • Verifikasi Viral

Komedi

Sinetron

Religi

  • Jejak Islam (produksi dari TVRI Daerah) (menggantikan Jalan-Jalan Islami)
  • Mimbar Agama
    • Mimbar Agama Kristen
    • Mimbar Agama Katolik
    • Mimbar Agama Buddha
    • Mimbar Agama Hindu
    • Mimbar Agama Konghucu
  • Serambi Islami
  • Satukan Shaf Indonesia
  • Sholat Jumat

Olahraga

Penyiar

Referensi

Pranala luar