Lompat ke isi

Marthen Indey: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
menambah paragraf
Referensi
Baris 1: Baris 1:
'''Marthen Indey''' ({{lahirmati|[[Doromena]]|14|3|1912|[[Doromena]]|17|7|1986}}) merupakan putra [[Papua]] yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai [[pahlawan Nasional Indonesia]] berdasar SK Presiden No.077 /TK/ 1993 tgl. [[14 September]] [[1993]] bersama dengan dua putra [[Papua]] lainnya yaitu [[Frans Kaisiepo]] dan [[Silas Papare]].<ref>[http://pahlawancenter.com/marthen-indey/ Profil Marthen Indey di situs web Pahlawancenter.com]</ref>
'''Marthen Indey''' ({{lahirmati|[[Doromena]]|14|3|1912|[[Doromena]]|17|7|1986}}) merupakan putra [[Papua]] yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai [[pahlawan Nasional Indonesia]] berdasar SK Presiden No.077 /TK/ 1993 tgl. [[14 September]] [[1993]] bersama dengan dua putra [[Papua]] lainnya yaitu [[Frans Kaisiepo]] dan [[Silas Papare]].<ref>[http://pahlawancenter.com/marthen-indey/ Profil Marthen Indey di situs web Pahlawancenter.com]</ref>


Marthen Indey memahami nasionalisme ketika ia ditugaskan di Tanah Merah (Digul). Kelompok Marthen Indey menyiapkan pemberontakan melawan Belanda di Irian Barat (sekarang Irian Jaya) pada akhir Desember 1945. Kemudian, Marthen menjadi anggota Komite Indonesia Merdeka pada bulan Oktober 1946. Pada tahun 1962, Marthen Indey merumuskan kekuatan gerilya dan membantu menyelamatkan anggota RPKAD di Irian Barat selama TRIKORA.
Marthen Indey memahami nasionalisme ketika ia ditugaskan di Tanah Merah (Digul). Kelompok Marthen Indey menyiapkan pemberontakan melawan Belanda di Irian Barat (sekarang Irian Jaya) pada akhir Desember 1945. Kemudian, Marthen menjadi anggota Komite Indonesia Merdeka pada bulan Oktober 1946. Pada tahun 1962, Marthen Indey merumuskan kekuatan gerilya dan membantu menyelamatkan anggota RPKAD di Irian Barat selama TRIKORA.<ref>{{Cite book|title=Ensiklopedi Pahlawan Nasional|last=Said|first=Julinar|last2=Wulandari|first2=Triana|date=1995|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan|isbn=|location=Jakarta|pages=80|url-status=live}}</ref>


Marthen Indey berangkat ke New York sebagai delegasi Indonesia pada bulan Desember 1962. Karier Marthen menanjak ketika ia dipilih sebagai MPRS mewakili Irian Jaya pada tahun 1963–1968. Marthen Indey juga menjabat sebagai mayor tituler dan kontrolir yang diperbantukan di Residen Jayapura. Marthen Indey wafat pada tanggal 17 Juli 1986.
Marthen Indey berangkat ke New York sebagai delegasi Indonesia pada bulan Desember 1962. Karier Marthen menanjak ketika ia dipilih sebagai MPRS mewakili Irian Jaya pada tahun 1963–1968. Marthen Indey juga menjabat sebagai mayor tituler dan kontrolir yang diperbantukan di Residen Jayapura. Marthen Indey wafat pada tanggal 17 Juli 1986.

Revisi per 13 Juni 2020 07.14

Marthen Indey (14 Maret 1912 – 17 Juli 1986) merupakan putra Papua yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai pahlawan Nasional Indonesia berdasar SK Presiden No.077 /TK/ 1993 tgl. 14 September 1993 bersama dengan dua putra Papua lainnya yaitu Frans Kaisiepo dan Silas Papare.[1]

Marthen Indey memahami nasionalisme ketika ia ditugaskan di Tanah Merah (Digul). Kelompok Marthen Indey menyiapkan pemberontakan melawan Belanda di Irian Barat (sekarang Irian Jaya) pada akhir Desember 1945. Kemudian, Marthen menjadi anggota Komite Indonesia Merdeka pada bulan Oktober 1946. Pada tahun 1962, Marthen Indey merumuskan kekuatan gerilya dan membantu menyelamatkan anggota RPKAD di Irian Barat selama TRIKORA.[2]

Marthen Indey berangkat ke New York sebagai delegasi Indonesia pada bulan Desember 1962. Karier Marthen menanjak ketika ia dipilih sebagai MPRS mewakili Irian Jaya pada tahun 1963–1968. Marthen Indey juga menjabat sebagai mayor tituler dan kontrolir yang diperbantukan di Residen Jayapura. Marthen Indey wafat pada tanggal 17 Juli 1986.

Referensi

  1. ^ Profil Marthen Indey di situs web Pahlawancenter.com
  2. ^ Said, Julinar; Wulandari, Triana (1995). Ensiklopedi Pahlawan Nasional. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan. hlm. 80.