Lompat ke isi

Kicaka: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{TMH Infobox
'''Kicaka''' ([[bahasa Sanskerta]]: किचक), dalam [[Wiracarita]] [[Mahabharata]], merupakan saudara Sudesna, permaisuri dari raja [[Wirata]], raja di [[Kerajaan Matsya]]. Kicaka dibunuh oleh [[Bhima]] selama masa satu tahun penyamaran para [[Pandawa]] di negeri Raja [[Wirata]].
| Nama = Kicaka
| Kitab = ''[[Mahabharata]]''
| Image = Raja Ravi Varma, Keechaka and Sairandhri, 1890.jpg
| Caption = Lukisan karya [[Raja Ravi Varma]], menggambarkan Kicaka yang mencoba menggoda Sairandri ([[Dropadi]]).
| Senjata = [[gada]]
| Kasta = kesatria
| Nama_lain = Kencaka (versi wayang)
| Tempat = [[kerajaan Wirata|Wiratanagari]]
| Profesi = [[panglima|panglima perang]]
| Tokoh = ''Mahabharata''
| Devanagari = कीचक
| Ejaan_Sanskerta = Kīcaka
}}
'''Kicaka''' {{Sanskerta|कीचक|Kīcaka|dalam [[pewayangan]] [[Jawa]] disebut '''Kencaka'''}}, dalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]'', merupakan panglima tertinggi [[kerajaan Matsya]], yang dipimpin Raja [[Wirata]]. Diceritakan bahwa Kicaka merupakan saudara Ratu [[Sudesna]], sehingga ia menjadi ipar Raja Wirata.<ref>{{cite book|title=SRIKRISHNA The Lord Of The Universe By SHIVAJI SAWANT|isbn=9789386888242|url=https://books.google.com/books?id=IHw0DwAAQBAJ&pg=PT478&lpg=PT478&dq=who+is+Kichaka&source=bl&ots=4rShMJNj1z&sig=g5Tu5HXp1b9je_Pv_cW_0Wse6Q8&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwj0w--ou-HWAhXGP48KHYo4AYY4ChDoAQhPMAs#v=onepage&q=who%20is%20Kichaka&f=false|accessdate=8 October 2017}}</ref> Dia merupakan orang yang sangat kuat dan memiliki tenaga yang sangat besar. Ia telah menyelamatkan kerajannya berkali-kali dari serangan musuh. Dalam ''[[Wirataparwa]]'', ia diceritakan tewas di tangan [[Bhima|Bima]] karena mencoba merayu [[Dropadi]].

==Keluarga==
Kicaka merupakan putra sulung Kekaya (raja kaum ''Suta'') dan Malawi. Ia memiliki saudari bernama [[Sudesna]], dan 105 adik laki-laki yang dikenal sebagai ''Upakicaka''. Semuanya terlahir dari aspek-aspek [[Banasura]]. Kicaka menjadi saudara ipar Raja [[Wirata]] setelah Sudesna menjadi permaisuri sang raja.

==Pelecehan Dropadi==
Dalam kitab ''[[Wirataparwa]]'' dikisahkan bahwa [[Pandawa]] dan istri mereka yang bernama [[Dropadi]] menjalani kehidupan dalam penyamaran selama satu tahun di [[kerajaan Wirata]]. Hal itu mereka lakukan demi menggenapi syarat agar berhak kembali ke [[Hastinapura]]. Dropadi menyamar sebagai pelayan di keraton Wirata dengan nama samaran ''Sairandri'' (dalam versi lain disebut ''Malini''). Kicaka terpesona dengan kecantikan Dropadi dan berniat mendekatinya, tetapi perasaannya ditolak. Akhirnya Kicaka mencurahkan perasaannya kepada [[Sudesna]], dan meminta agar sang ratu memerintahkan Dropadi untuk membawa [[anggur (minuman)|anggur]] ke kediamannya. Saat Dropadi melaksanakan perintah tersebut, Kicaka merasa bergairah setelah melihatnya dan bermaksud untuk mendekapnya. Dropadi pun menjerit dan meronta-ronta. Kemudian Dropadi dibawa oleh Kicaka ke balairung keraton, lalu dinistakan di hadapan dewan kerajaan dan para abdi yang ada di sana. [[Yudistira]] (istri Dropadi yang menyamar sebagai Dwijakangka) dan Wirata menyaksikan hal tersebut, tetapi mereka tak bisa berbuat apa-apa karena Kicaka memiliki pengaruh yang sangat besar di kerajaan tersebut. [[Bima (Mahabharata)|Bima]], salah satu istri Dropadi diperintahkan oleh Yudistira untuk memberi pelajaran kepada Kicaka.

Pada malam hari setelah terjadinya penghinaan, Dropadi berkonsultasi kepada Bima, yang saat itu menyamar sebagai juru masak kerajaan. Mereka menyusun siasat agar Dropadi berpura-pura merayu Kicaka, dan menyuruhnya bertemu di aula tari saat malam hari. Ketika rencana tersebut dijalankan, Kicaka pun berhasil terpancing. Setibanya di aula tari, ia melihat sosok sedang berbaring yang ia pikir sebagai Sairandri (Dropadi), karena suasana remang-remang saat itu. Setelah Kicaka mendekat, sosok tersebut menunjukkan jati dirinya sebagai Bima. Tak lama kemudian, duel sengit pun terjadi. Akhirnya, Bima berhasil membunuh Kicaka secara brutal, sampai-sampai jenazahnya sulit dikenali.

==Pascakematian==
Setelah kematian Kicaka, Dropadi memberi tahu para penjaga istana bahwa Kicaka telah dibunuh oleh suaminya yang merupakan seorang [[gandarwa]]. Para saudara Kicaka memohon kebijaksanaan raja, dan berpikir jika kematian Kicaka disebabkan oleh Sairandri (Dropadi), maka sepatutnya Sairandri turut [[sati (praktik)|diperabukan]] bersama jenazah Kicaka. Kemudian saudara Kicaka mencari Dropadi, lalu mengikatnya pada keranda dengan maksud hendak dikremasi. Dropadi pun menjerit-jerit, hingga terdengar oleh Bima. Bima segera berganti pakaian, lalu keluar dari istana secepat mungkin. Sesampainya di lokasi kremasi, ia mencabut sebuah pohon lalu maju ke arah keluarga Kicaka. Saat melihat Bima, para saudara Kicaka langsung ketakutan, lalu mereka membebaskan Dropadi. Dengan pohon yang dicabutnya, Bima membantai 105 saudara Kicaka. Para penduduk pun segera memberi tahu Raja Wirata. Sang raja yang merasa gentar, akhirnya menyambut Dropadi.<ref name="Kichaka badha">{{cite web |title=Virata parva |url=http://www.sacred-texts.com/hin/m04/m04022.htm |website=Sacred text |accessdate=18 Mei 2019}}</ref>

== Galeri ==
<gallery mode=packed heights="200px">
File:Raja Ravi Varma, Keechaka and Sairandhri, Oleograph.jpg|Lukisan Kicaka merayu Dropadi, karya [[Raja Ravi Varma]].
File:Draupadi_humiliated_RRV.jpg|Lukisan penghinaan Dropadi di hadapan dewan kerajaan Wirata, karya Raja Ravi Varma.
File:Draupdadi watching Kichaka and Bhima fighting (crop).jpg|Ilustrasi Kicaka (tengah) berduel melawan Bima, dari naskah ''Mahabharata'', [[abad ke-17]].
File:Death ok Kickaka.jpg|Ilustrasi Bima membantai Kicaka, dari buku ''Mahabharata'' terbitan Gorakhpur Geeta Press, India.
</gallery>

==Referensi==
{{Reflist}}

{{tokoh mahabharata}}
{{tokoh mahabharata}}
{{mahabharata-stub}}


[[Kategori:Tokoh Mahabharata]]
[[Kategori:Tokoh Mahabharata]]

Revisi per 11 November 2020 13.58

Kicaka
कीचक
Lukisan karya Raja Ravi Varma, menggambarkan Kicaka yang mencoba menggoda Sairandri (Dropadi).
Lukisan karya Raja Ravi Varma, menggambarkan Kicaka yang mencoba menggoda Sairandri (Dropadi).
Tokoh Mahabharata
NamaKicaka
Ejaan Dewanagariकीचक
Ejaan IASTKīcaka
Nama lainKencaka (versi wayang)
Kitab referensiMahabharata
KediamanWiratanagari
Kastakesatria
Profesipanglima perang
Senjatagada

Kicaka (Dewanagari: कीचक; ,IASTKīcaka,; dalam pewayangan Jawa disebut Kencaka), dalam wiracarita Mahabharata, merupakan panglima tertinggi kerajaan Matsya, yang dipimpin Raja Wirata. Diceritakan bahwa Kicaka merupakan saudara Ratu Sudesna, sehingga ia menjadi ipar Raja Wirata.[1] Dia merupakan orang yang sangat kuat dan memiliki tenaga yang sangat besar. Ia telah menyelamatkan kerajannya berkali-kali dari serangan musuh. Dalam Wirataparwa, ia diceritakan tewas di tangan Bima karena mencoba merayu Dropadi.

Keluarga

Kicaka merupakan putra sulung Kekaya (raja kaum Suta) dan Malawi. Ia memiliki saudari bernama Sudesna, dan 105 adik laki-laki yang dikenal sebagai Upakicaka. Semuanya terlahir dari aspek-aspek Banasura. Kicaka menjadi saudara ipar Raja Wirata setelah Sudesna menjadi permaisuri sang raja.

Pelecehan Dropadi

Dalam kitab Wirataparwa dikisahkan bahwa Pandawa dan istri mereka yang bernama Dropadi menjalani kehidupan dalam penyamaran selama satu tahun di kerajaan Wirata. Hal itu mereka lakukan demi menggenapi syarat agar berhak kembali ke Hastinapura. Dropadi menyamar sebagai pelayan di keraton Wirata dengan nama samaran Sairandri (dalam versi lain disebut Malini). Kicaka terpesona dengan kecantikan Dropadi dan berniat mendekatinya, tetapi perasaannya ditolak. Akhirnya Kicaka mencurahkan perasaannya kepada Sudesna, dan meminta agar sang ratu memerintahkan Dropadi untuk membawa anggur ke kediamannya. Saat Dropadi melaksanakan perintah tersebut, Kicaka merasa bergairah setelah melihatnya dan bermaksud untuk mendekapnya. Dropadi pun menjerit dan meronta-ronta. Kemudian Dropadi dibawa oleh Kicaka ke balairung keraton, lalu dinistakan di hadapan dewan kerajaan dan para abdi yang ada di sana. Yudistira (istri Dropadi yang menyamar sebagai Dwijakangka) dan Wirata menyaksikan hal tersebut, tetapi mereka tak bisa berbuat apa-apa karena Kicaka memiliki pengaruh yang sangat besar di kerajaan tersebut. Bima, salah satu istri Dropadi diperintahkan oleh Yudistira untuk memberi pelajaran kepada Kicaka.

Pada malam hari setelah terjadinya penghinaan, Dropadi berkonsultasi kepada Bima, yang saat itu menyamar sebagai juru masak kerajaan. Mereka menyusun siasat agar Dropadi berpura-pura merayu Kicaka, dan menyuruhnya bertemu di aula tari saat malam hari. Ketika rencana tersebut dijalankan, Kicaka pun berhasil terpancing. Setibanya di aula tari, ia melihat sosok sedang berbaring yang ia pikir sebagai Sairandri (Dropadi), karena suasana remang-remang saat itu. Setelah Kicaka mendekat, sosok tersebut menunjukkan jati dirinya sebagai Bima. Tak lama kemudian, duel sengit pun terjadi. Akhirnya, Bima berhasil membunuh Kicaka secara brutal, sampai-sampai jenazahnya sulit dikenali.

Pascakematian

Setelah kematian Kicaka, Dropadi memberi tahu para penjaga istana bahwa Kicaka telah dibunuh oleh suaminya yang merupakan seorang gandarwa. Para saudara Kicaka memohon kebijaksanaan raja, dan berpikir jika kematian Kicaka disebabkan oleh Sairandri (Dropadi), maka sepatutnya Sairandri turut diperabukan bersama jenazah Kicaka. Kemudian saudara Kicaka mencari Dropadi, lalu mengikatnya pada keranda dengan maksud hendak dikremasi. Dropadi pun menjerit-jerit, hingga terdengar oleh Bima. Bima segera berganti pakaian, lalu keluar dari istana secepat mungkin. Sesampainya di lokasi kremasi, ia mencabut sebuah pohon lalu maju ke arah keluarga Kicaka. Saat melihat Bima, para saudara Kicaka langsung ketakutan, lalu mereka membebaskan Dropadi. Dengan pohon yang dicabutnya, Bima membantai 105 saudara Kicaka. Para penduduk pun segera memberi tahu Raja Wirata. Sang raja yang merasa gentar, akhirnya menyambut Dropadi.[2]

Galeri

Referensi

  1. ^ SRIKRISHNA The Lord Of The Universe By SHIVAJI SAWANT. ISBN 9789386888242. Diakses tanggal 8 October 2017. 
  2. ^ "Virata parva". Sacred text. Diakses tanggal 18 Mei 2019.