Al-Ma'mun: Perbedaan antara revisi
"putera dari putra dari" pada deskripsi utama Ma'mun Ar-Rasyid diubah menjadi "putera dari" agar sesuai dengan informasi silsilah Al-Ma'mun Ar-Rasyid di halaman yang sama. |
Alamnirvana (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 24: | Baris 24: | ||
al-Ma'mun kemudian menyiapkan pasukan dan terjadilah pertempuran antara dua pasukan, [[Ali ar-Rida|Imam Reza]] menginformasikan Ma'mun yang berada di Baghdad dan al-Ma'mun pergi dari kota tersebut pada hari itu juga sewaktu akhir bulan puasa, [[12 April]] [[818]].<!--At Tus he stopped to visit his father's grave. On the last day of Safar in 203 AH, al-Ma'mun poisoned [[Ali ar-Rida|Imam Reza]] through grapes in Toos. [[Ali ar-Rida|Imam Reza]] was buried beside the caliph's grave. Following the death of [[Ali ar-Rida|Imam Reza]] a great revolt took place in Khorrasan, Persia. Al-Ma’mun wept and mourn for [[Ali ar-Rida|Imam Reza]] and tried to show himself innocent of the crime. But for all he did, he could not get himself acquitted off and prove his innocence. Al-Ma'mun wrote to Hasan ibn Sahl his governor in Iraq, the Hijaz, etc. informing him of his grief on the Imam's death. The governor fell ill and al-Ma'mun appointed Dinar ibn Abdallah to replace him. Some of Ibrahim's commanders deserted him. Ibrahim died. |
al-Ma'mun kemudian menyiapkan pasukan dan terjadilah pertempuran antara dua pasukan, [[Ali ar-Rida|Imam Reza]] menginformasikan Ma'mun yang berada di Baghdad dan al-Ma'mun pergi dari kota tersebut pada hari itu juga sewaktu akhir bulan puasa, [[12 April]] [[818]].<!--At Tus he stopped to visit his father's grave. On the last day of Safar in 203 AH, al-Ma'mun poisoned [[Ali ar-Rida|Imam Reza]] through grapes in Toos. [[Ali ar-Rida|Imam Reza]] was buried beside the caliph's grave. Following the death of [[Ali ar-Rida|Imam Reza]] a great revolt took place in Khorrasan, Persia. Al-Ma’mun wept and mourn for [[Ali ar-Rida|Imam Reza]] and tried to show himself innocent of the crime. But for all he did, he could not get himself acquitted off and prove his innocence. Al-Ma'mun wrote to Hasan ibn Sahl his governor in Iraq, the Hijaz, etc. informing him of his grief on the Imam's death. The governor fell ill and al-Ma'mun appointed Dinar ibn Abdallah to replace him. Some of Ibrahim's commanders deserted him. Ibrahim died. |
||
--> |
--> |
||
{{AbbasiyahFamilyTree}} |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi per 24 November 2020 17.06
Al-Ma'mun ar-Rasyid (bahasa Arab: المأمون الرشيد) (lahir 14 September 786 atau 15 Rabiulawal 170 H dan meninggal pada 9 Agustus 833) bergelar Abu al-Abbas dengan nama asli Abdullah bin ar-Rasyid bin al-Mahdi adalah seorang khalifah Bani Abbasiyah yang berkuasa pada tahun 813 sampai 833, ia meninggal pada usia 48 tahun. Al-Ma'mun adalah putera dari Khalifah Harun Ar-Rasyid dan saudara dari khalifah sebelumnya Al-Amin.
Kelahiran dan keluarga
Kelahiran
Dia dilahirkan pada pertengahan bulan Rabiul Awwal tahun 170 H (sekitar tanggal 14 September 786), di mana pada saat itu pula bertepatan dengan meninggalnya saudara ayahnya, Al-Hadi yang kemudian digantikan oleh ayah al-Ma'mun yaitu Harun ar-Rasyid.[1]
Ibu dari al-Ma'mun adalah seorang bekas budak yang kemudian dinikahi ayahnya bernama Murajil, dan dia meninggal hanya beberapa hari setelah melahirkan al-Ma'mun.[1]
Keluarga
Al-Ma'mun merupakan orang kedua yang berkuasa di keturunan Harun ar-Rasyid, selain itu saudara-saudara lainnya adalah al-Amin dan al-Mu'tasim yang menjadi khalifah sedangkan lainnya adalah al-Qasim dan al-Mu'taman. Keturunan al-Ma'mun tidak ada yang meneruskan menjadi khalifah, kekuasaan diteruskan oleh keponakannya, anak dari al-Mu'tasim yang bernama al-Watsiq.[1]
Menjadi khalifah
Pertikaian dengan al-Amin
Pada 802, Harun ar-Rasyid, ayah dari al-Ma'mun dan al-Amin memerintahkan al-Amin untuk menggantikannya dan al-Ma'mun menjadi gubernur Khurasan dan sebagai khalifah setelah al-Amin. Dilaporkan bahwa al-Ma'mun lebih tua dari dua saudaranya, tetapi ibunya berasal dari Persia, sedangkan ibu Al-Amin merupakan anggota keluarga Abbasiyah. Setelah kematian ar-Rasyid pada tahun 809, hubungan antara dua saudara tersebut memburuk. Sebagai balasan atas gerakan al-Ma'mun di luar kekhalifahan, al-Amin mengangkat anaknya sendiri, Musa, sebagai penggantinya. Hal ini merupakan pelanggaran terhadap wasiat ar-Rasyid, yang mengakibatkan terjadinya perang saudara di mana al-Ma'mun merekrut pasukan Khurasani yang dipimpin oleh Tahir bin Husain (meninggal 822), mengalahkan pasukan Al-Amin dan mengepung Baghdad. Pada 813, al-Amin dipenggal dan al-Ma'mun menjadi khalifah.
Muhammad Jafar
Terjadi berbagai gangguan di Iraq selama beberapa tahun pertama masa kekuasaan al-Ma'mun, ketika khalifah berada di Merv, Khurasan. Pada 13 November 815, Muhammad Jafar menyatakan dirinya sebagai khalifah di Mekkah. Ia dikalahkan dan dilepaskan dari jabatan.
Pengangkatan Ali ar-Ridha sebagai penerus
Pada tahun 201 H (817) al-Ma'mun mengangkat Ali ar-Ridha, Imam Syi'ah ke-8 dari Dua Belas Imam sebagai penerus kekhalifahan, hal ini tidak diterima oleh kalangan Baghdad khususnya keluarga Bani Abbasiyah. Hal ini merupakan gerakan politik dari al-Ma'mun dikarenakan sebagian besar Persia bersimpati kepada Bani Hasyim, khususnya keturunan Ali dan Fatimah. Kalangan Bani Abbasiyah kemudian mengangkat Ibrahim bin al-Mahdi sebagai khalifah, dengan gelar al-Mubarak.
al-Ma'mun kemudian menyiapkan pasukan dan terjadilah pertempuran antara dua pasukan, Imam Reza menginformasikan Ma'mun yang berada di Baghdad dan al-Ma'mun pergi dari kota tersebut pada hari itu juga sewaktu akhir bulan puasa, 12 April 818.
[2] Catatan:
- k. merupakan tahun kekuasaan
- Angka, merupakan nomor urut seseorang menjadi khalifah.
- Nama dengan huruf kapital merupakan khalifah yang berkuasa.
Referensi
Sumber
- ^ a b c AS-SUYUTHI. Tarikh Khulafa`: Sejarah Para Penguasa Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006. ISBN 979-592-175-4
- ^ Imam As-Suyuthi (2006). Tarikh Khulafa' [Sejarah Para Penguasa Islam]. Jakarta: Al-Kautsar. ISBN 979-592-175-4.
Didahului oleh: Al-Amin |
Khalifah Bani Abbasiyah (813–833) |
Diteruskan oleh: Al-Mu'tasim |