Berzanji: Perbedaan antara revisi
kTidak ada ringkasan suntingan |
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
||
Baris 17: | Baris 17: | ||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
* [http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0504/02/0102.htm Pikiran Rakyat: Indahnya Syair-syair Barzanji], Minggu 02 Mei 2004 |
* [http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0504/02/0102.htm Pikiran Rakyat: Indahnya Syair-syair Barzanji]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, Minggu 02 Mei 2004 |
||
[[Kategori:Sastra]] |
[[Kategori:Sastra]] |
Revisi per 10 Februari 2021 11.16
Bagian dari seri |
Islam |
---|
Berzanji atau Barzanji ialah suatu doa-doa, pujian-pujian dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad saw yang dilafalkan dengan suatu irama atau nada yang biasa dilantunkan ketika kelahiran (akikah), khitanan, pernikahan dan maulid Nabi Muhammad saw. Isi Berzanji bertutur tentang kehidupan Nabi Muhammad, yang disebutkan berturut-turut yaitu silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, pemuda, hingga diangkat menjadi rasul. Di dalamnya juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad SAW, serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia.
Sejarah
Nama "Berzanji" diambil dari nama pengarangnya yaitu Syekh Ja'far al-Barzanji bin Hasan bin Abdul Karim. Ia lahir di Madinah tahun 1690 dan meninggal tahun 1766. Barzanji berasal dari nama sebuah tempat di Kurdistan, Barzinj. Karya tersebut sebenarnya berjudul 'Iqd al-Jawahir (Bahasa Arab, artinya kalung permata) yang disusun untuk meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad saw, meskipun kemudian lebih terkenal dengan nama penulisnya.
Penggunaan
Pembacaan Berzanji pada umumnya dilakukan di berbagai kesempatan, sebagai sebuah pengharapan untuk pencapaian sesuatu yang lebih baik. Misalnya pada saat kelahiran bayi, mencukur rambut bayi (akikah), acara khitanan, pernikahan, dan upacara lainnya. Di masjid-masjid perkampungan, biasanya orang-orang duduk bersimpuh melingkar. Lalu seseorang membacakan Berzanji, yang pada bagian tertentu disahuti oleh jemaah lainnya secara bersamaan. Di tengah lingkaran terdapat nasi tumpeng dan makanan kecil lainnya yang dibuat warga setempat secara gotong-royong. Terdapat adat sebagian masyarakat, di mana pembacaan Berzanji juga dilakukan bersamaan dengan dipindah-pindahkannya bayi yang baru dicukur selama satu putaran dalam lingkaran. Sementara baju atau kain orang-orang yang sudah memegang bayi tersebut, kemudian diberi semprotan atau tetesan minyak wangi atau olesan bedak.
Pada saat ini, perayaan maulid dengan Berzanji seperti itu sudah berkurang, dan umumnya lebih terfokus di pesantren-pesantren kalangan Nahdlatul Ulama (Nahdliyin) dan kelompok Sufi. Buku Berzanji tidaklah sukar didapatkan, bahkan sekarang ini sudah banyak beredar dengan terjemahannya.
Referensi
- Al Barzanjie, Syaikh Ja'far. Terjemah Al Barzanjie. Penerjemah: Achmad Najieh. Pustaka Amani, Nishfu Sya'ban 1418 H, Jakarta.
- Amir, Adriyeti dkk (2006). Pemetaan Sastra Lisan Minangkabau. Padang: Andalas Universiti Press. hlm. 78. ISBN 979-1097-08-9.
Pranala luar
- Pikiran Rakyat: Indahnya Syair-syair Barzanji[pranala nonaktif permanen], Minggu 02 Mei 2004