Lompat ke isi

Daftar naskah Perjanjian Baru: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Subbagian tk. satu dengan tiga "=")
 
Baris 12: Baris 12:
Teks lengkap dan yang disalin dengan benar biasanya segera dipakai dan karenanya cepat menjadi aus, sehingga harus dibuat salinan yang baru. Lagipula, pembuatan salinan memakan biaya dan waktu yang lama, sebab membutuhkan juru tulis yang ahli serta pemeriksaan yang saksama, maka suatu naskah Alkitab hanya dibuat bila ada pesanan khusus, dan ukuran kertas, jenis tulisan, hiasan (meningkatkan ongkos kerja), cara penjilidan (satu buku atau kumpulan buku) ditentukan oleh pemesan yang membiayai produksi naskah tersebut. Ide untuk menyimpan cadangan salinan mungkin dianggap pemborosan dan tidak perlu karena bentuk dan penampilan suatu naskah sering kali disesuaikan dengan selera estetik pembelinya. Ini merupakan sebagian alasan mengapa lebih sering ditemukan potongan-potongan naskah yang tidak lengkap, dan kadang kala mengandung sejumlah ketidak sesuaian isi (varian bacaan), dan jarang sekali didapatkan karya yang utuh dan konsisten.<ref name="Ehrman 2005" />
Teks lengkap dan yang disalin dengan benar biasanya segera dipakai dan karenanya cepat menjadi aus, sehingga harus dibuat salinan yang baru. Lagipula, pembuatan salinan memakan biaya dan waktu yang lama, sebab membutuhkan juru tulis yang ahli serta pemeriksaan yang saksama, maka suatu naskah Alkitab hanya dibuat bila ada pesanan khusus, dan ukuran kertas, jenis tulisan, hiasan (meningkatkan ongkos kerja), cara penjilidan (satu buku atau kumpulan buku) ditentukan oleh pemesan yang membiayai produksi naskah tersebut. Ide untuk menyimpan cadangan salinan mungkin dianggap pemborosan dan tidak perlu karena bentuk dan penampilan suatu naskah sering kali disesuaikan dengan selera estetik pembelinya. Ini merupakan sebagian alasan mengapa lebih sering ditemukan potongan-potongan naskah yang tidak lengkap, dan kadang kala mengandung sejumlah ketidak sesuaian isi (varian bacaan), dan jarang sekali didapatkan karya yang utuh dan konsisten.<ref name="Ehrman 2005" />


=== Distribusi naskah Perjanjian Baru bahasa Yunani menurut abad ===
== Distribusi naskah Perjanjian Baru bahasa Yunani menurut abad ==
[[Berkas:BookOfDurrowBeginMarkGospel.jpg|jmpl|ka|Permulaan [[Injil Markus]] dari [[Kitab Durrow]].]]
[[Berkas:BookOfDurrowBeginMarkGospel.jpg|jmpl|ka|Permulaan [[Injil Markus]] dari [[Kitab Durrow]].]]
[[Berkas:SinopeGospelsFolio29rChristHealingBlind.jpg|jmpl|ka|200px|Sebuah halaman dari [[Sinope Gospels]]. Gambar miniatur di bawah menunjukkan [[Yesus]] menyembuhkan orang buta.]]
[[Berkas:SinopeGospelsFolio29rChristHealingBlind.jpg|jmpl|ka|200px|Sebuah halaman dari [[Sinope Gospels]]. Gambar miniatur di bawah menunjukkan [[Yesus]] menyembuhkan orang buta.]]
Baris 232: Baris 232:
|}
|}


=== Transmisi ===
== Transmisi ==
[[Berkas:Escribano.jpg|jmpl|210px|ka|Ilustrasi seorang jurutulis sedang bekerja di Eropa pada zaman kuno.]]
[[Berkas:Escribano.jpg|jmpl|210px|ka|Ilustrasi seorang jurutulis sedang bekerja di Eropa pada zaman kuno.]]
Tugas penyalinan naskah umumnya dilakukan oleh jurutulis yang merupakan seorang profesional terlatih dalam bidang penulisan dan penjilidan buku. Beberapa naskah dibaca ulang dan para pakar yang memeriksa dengan teliti naskah-naskah kuno tersebut kadang mendapati tulisan asli dan koreksi oleh orang lain pada sejumlah halaman.<!-- In the 6th century, a special room devoted to the practice of manuscript writing and [[illuminated manuscript|illumination]] called the [[scriptorium]] came into use, typically inside medieval European monasteries. Sometimes a group of scribes would make copies at the same time as one individual read from the text.<ref>[http://www.earlham.edu/~seidti/iam/mss_trans.html Seid]</ref>
Tugas penyalinan naskah umumnya dilakukan oleh jurutulis yang merupakan seorang profesional terlatih dalam bidang penulisan dan penjilidan buku. Beberapa naskah dibaca ulang dan para pakar yang memeriksa dengan teliti naskah-naskah kuno tersebut kadang mendapati tulisan asli dan koreksi oleh orang lain pada sejumlah halaman.<!-- In the 6th century, a special room devoted to the practice of manuscript writing and [[illuminated manuscript|illumination]] called the [[scriptorium]] came into use, typically inside medieval European monasteries. Sometimes a group of scribes would make copies at the same time as one individual read from the text.<ref>[http://www.earlham.edu/~seidti/iam/mss_trans.html Seid]</ref>
Baris 253: Baris 253:
Manuscripts became more ornate over the centuries, which developed into a rich [[illuminated manuscript]] tradition, including the famous Irish [[Gospel Book]]s, the [[Book of Kells]] and the [[Book of Durrow]].
Manuscripts became more ornate over the centuries, which developed into a rich [[illuminated manuscript]] tradition, including the famous Irish [[Gospel Book]]s, the [[Book of Kells]] and the [[Book of Durrow]].
-->
-->
=== Penyusunan Katalog ===
== Penyusunan Katalog ==


[[Desiderius Erasmus]] menyunting edisi cetak pertama Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani pada tahun 1516, mendasarkan karyanya pada beberapa naskah karena dia tidak memiliki karya tunggal yang lengkap dan karena setiap naskah mengadung kesalahan-kesalahan kecil. Pada abad ke-18, [[Johann Jakob Wettstein]] adalah salah satu pakar Alkitab pertama yang mulai membuat katalog naskah-naskah Alkitab. Ia membagi naskah-naskah tersebut berdasarkan bentuk tulisannya ([[uncial]], [[minuscule]]) atau format ([[leksionari]] dan lain-lain) serta berdasarkan isi ([[Injil]], [[Surat-surat Paulus]], [[Kisah Para Rasul]] + [[Surat-surat Am]], dan [[Kitab Wahyu]]). Ia memberi nomor pada setiap surat uncial dan minuscule maupun leksionari untuk setiap kelompok isi, sehingga sejumlah naskah diberi nomor atau kode huruf yang sama.<ref>Aland 1995, p. 72</ref>
[[Desiderius Erasmus]] menyunting edisi cetak pertama Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani pada tahun 1516, mendasarkan karyanya pada beberapa naskah karena dia tidak memiliki karya tunggal yang lengkap dan karena setiap naskah mengadung kesalahan-kesalahan kecil. Pada abad ke-18, [[Johann Jakob Wettstein]] adalah salah satu pakar Alkitab pertama yang mulai membuat katalog naskah-naskah Alkitab. Ia membagi naskah-naskah tersebut berdasarkan bentuk tulisannya ([[uncial]], [[minuscule]]) atau format ([[leksionari]] dan lain-lain) serta berdasarkan isi ([[Injil]], [[Surat-surat Paulus]], [[Kisah Para Rasul]] + [[Surat-surat Am]], dan [[Kitab Wahyu]]). Ia memberi nomor pada setiap surat uncial dan minuscule maupun leksionari untuk setiap kelompok isi, sehingga sejumlah naskah diberi nomor atau kode huruf yang sama.<ref>Aland 1995, p. 72</ref>
Baris 259: Baris 259:
Naskah-naskah yang memuat Perjanjian Baru secara lengkap, misalnya [[Codex Alexandrinus]] (A) dan [[Codex Ephraemi Rescriptus]] (C), kode-kode huruf ini dipakai dalam semua kelompok isi. Namun, untuk naskah kuno penting seperti [[Codex Vaticanus Graecus 1209]] (B), yang tidak memuat Kitab Wahyu, huruf B juga dipakai untuk menandai sebuah naskah kuno Kitab Wahyu dari abad ke-10, sehingga menimbulkan kebingunan.
Naskah-naskah yang memuat Perjanjian Baru secara lengkap, misalnya [[Codex Alexandrinus]] (A) dan [[Codex Ephraemi Rescriptus]] (C), kode-kode huruf ini dipakai dalam semua kelompok isi. Namun, untuk naskah kuno penting seperti [[Codex Vaticanus Graecus 1209]] (B), yang tidak memuat Kitab Wahyu, huruf B juga dipakai untuk menandai sebuah naskah kuno Kitab Wahyu dari abad ke-10, sehingga menimbulkan kebingunan.


==== Tischendorf ====
=== Tischendorf ===


[[Konstantin von Tischendorf]] menemukan salah satu salinan (hampir) lengkap tertua seluruh Alkitab, [[Codex Sinaiticus]], lebih dari satu abad setelah sistem katalog Wettstein diperkenalkan. Karena Tischendorf menganggap naskah itu sangat penting, ia memberi kode dengan [[huruf Ibrani]] [[alef]] (א).<!-- Eventually enough uncials were found that all the letters in the [[Latin alphabet]] had been used, and scholars moved on to first the [[Greek alphabet]], and eventually started reusing characters by adding a [[superscript]]. Confusion also existed in the minuscules, where up to seven different manuscripts could have the same number or a single manuscript of the complete New Testament could have 4 different numbers to describe the different content groupings.<ref>Aland 1995, pp. 72-73</ref>
[[Konstantin von Tischendorf]] menemukan salah satu salinan (hampir) lengkap tertua seluruh Alkitab, [[Codex Sinaiticus]], lebih dari satu abad setelah sistem katalog Wettstein diperkenalkan. Karena Tischendorf menganggap naskah itu sangat penting, ia memberi kode dengan [[huruf Ibrani]] [[alef]] (א).<!-- Eventually enough uncials were found that all the letters in the [[Latin alphabet]] had been used, and scholars moved on to first the [[Greek alphabet]], and eventually started reusing characters by adding a [[superscript]]. Confusion also existed in the minuscules, where up to seven different manuscripts could have the same number or a single manuscript of the complete New Testament could have 4 different numbers to describe the different content groupings.<ref>Aland 1995, pp. 72-73</ref>
-->
-->
==== Von Soden ====
=== Von Soden ===


[[Hermann, Freiherr von Soden]] menerbitkan sistem katalog yang kompleks untuk naskah-naskah kuno pada tahun 1902-1910.<ref>Hermann von Soden, ''Die Schriften des Neuen Testaments, in ihrer ältesten erreichbaren Textgestalt hergestellt auf Grund ihrer Textgeschichte'' 4 vols., Berlin: Glaue, 1902-1910.</ref> Ia mengelompokkan naskah-naskah berdasarkan isinya, dengan memberi kode awalan huruf Yunani: δ untuk Perjanjian Baru lengkap, ε untuk kitab-[[kitab Injil]], dan α untuk bagian-bagian selebihnya. Namun, pengelompokkan ini mempunyai kelemahan karena sejumlah naskah yang diberi kode δ tidak memuat [[Kitab Wahyu]], dan banyak naskah yang termasuk kelompok berkode α memuat juga [[Surat-surat Am]] ataupun [[Surat-surat Paulus]], tetapi tidak dua-duanya. Setelah awalan huruf Yunani, Von Soden memberi nomor yang secara kasar berkaitan dengan tarikh suatu naskah (misalnya δ1-δ49 berasal dari sebelum abad ke-10, δ150-δ249 dari abad ke-11). Sistem ini ternyata menjadi problematik pada waktu suatu naskah diubah perkiraan tarikhnya, atau ketika lebih banyak naskah ditemukan daripada cadangan nomor yang disediakan untuk abad tertentu.<ref>Aland 1995, pp. 40-41</ref>
[[Hermann, Freiherr von Soden]] menerbitkan sistem katalog yang kompleks untuk naskah-naskah kuno pada tahun 1902-1910.<ref>Hermann von Soden, ''Die Schriften des Neuen Testaments, in ihrer ältesten erreichbaren Textgestalt hergestellt auf Grund ihrer Textgeschichte'' 4 vols., Berlin: Glaue, 1902-1910.</ref> Ia mengelompokkan naskah-naskah berdasarkan isinya, dengan memberi kode awalan huruf Yunani: δ untuk Perjanjian Baru lengkap, ε untuk kitab-[[kitab Injil]], dan α untuk bagian-bagian selebihnya. Namun, pengelompokkan ini mempunyai kelemahan karena sejumlah naskah yang diberi kode δ tidak memuat [[Kitab Wahyu]], dan banyak naskah yang termasuk kelompok berkode α memuat juga [[Surat-surat Am]] ataupun [[Surat-surat Paulus]], tetapi tidak dua-duanya. Setelah awalan huruf Yunani, Von Soden memberi nomor yang secara kasar berkaitan dengan tarikh suatu naskah (misalnya δ1-δ49 berasal dari sebelum abad ke-10, δ150-δ249 dari abad ke-11). Sistem ini ternyata menjadi problematik pada waktu suatu naskah diubah perkiraan tarikhnya, atau ketika lebih banyak naskah ditemukan daripada cadangan nomor yang disediakan untuk abad tertentu.<ref>Aland 1995, pp. 40-41</ref>


==== {{anchor | Gregory-Aland}}Gregory–Aland ====
=== {{anchor | Gregory-Aland}}Gregory–Aland ===


[[Caspar René Gregory]] menerbitkan sistem katalognya pada tahun 1908 dalam karyanya ''Die griechischen Handschriften des Neuen Testaments''. Sistem ini masih dipakai sampai sekarang.<!-- Gregory divided the manuscripts into 4 groupings: papyri, uncials, minuscules, and [[Lectionary|lectionaries]]. This division is partially arbitrary. The first grouping is based on the physical material ([[papyrus]]) used in the manuscripts. The second two divisions are based on script: uncial and minuscule. The last grouping is based on content: lectionary. Most of the papyrus manuscripts and the lectionaries before the year 1000 are written in uncial script. However, there is some consistency in that the majority of the papyri are very early because parchment began to replace papyrus in the 4th century (although the latest papyri dates to the 8th century). Similarly, the majority of the uncials date to before the 11th century, and the majority of the minuscules to after.<ref>Aland 1995, pp. 73-77</ref>-->
[[Caspar René Gregory]] menerbitkan sistem katalognya pada tahun 1908 dalam karyanya ''Die griechischen Handschriften des Neuen Testaments''. Sistem ini masih dipakai sampai sekarang.<!-- Gregory divided the manuscripts into 4 groupings: papyri, uncials, minuscules, and [[Lectionary|lectionaries]]. This division is partially arbitrary. The first grouping is based on the physical material ([[papyrus]]) used in the manuscripts. The second two divisions are based on script: uncial and minuscule. The last grouping is based on content: lectionary. Most of the papyrus manuscripts and the lectionaries before the year 1000 are written in uncial script. However, there is some consistency in that the majority of the papyri are very early because parchment began to replace papyrus in the 4th century (although the latest papyri dates to the 8th century). Similarly, the majority of the uncials date to before the 11th century, and the majority of the minuscules to after.<ref>Aland 1995, pp. 73-77</ref>-->
Baris 275: Baris 275:
The majority of New Testament textual criticism deals with Greek manuscripts because scholars believe the original books of the New Testament were written in Greek. However, the text of the New Testament is also found, both translated in manuscripts of many different languages (called ''versions''), and quoted in manuscripts of the writings of the [[Church Fathers]]. In the [[critical apparatus]] of the [[Novum Testamentum Graece]], a series of abbreviations and prefixes designate different language versions (it for Old Latin, lowercase letters for individual Old Latin manuscripts, vg for [[Vulgate]], lat for Latin, sy<sup>s</sup> for [[Sinaitic Palimpsest]], sy<sup>c</sup> for [[Curetonian Gospels]], sy<sup>p</sup> for the [[Peshitta]], co for Coptic, ac for Akhmimic, bo for Bohairic, sa for Sahidic, arm for Armenian, geo for Georgian, got for Gothic, aeth for Ethiopic, and slav for Old Church Slavonic).<ref>NA<sup>27</sup> 1996, pp. 64*-76*</ref>
The majority of New Testament textual criticism deals with Greek manuscripts because scholars believe the original books of the New Testament were written in Greek. However, the text of the New Testament is also found, both translated in manuscripts of many different languages (called ''versions''), and quoted in manuscripts of the writings of the [[Church Fathers]]. In the [[critical apparatus]] of the [[Novum Testamentum Graece]], a series of abbreviations and prefixes designate different language versions (it for Old Latin, lowercase letters for individual Old Latin manuscripts, vg for [[Vulgate]], lat for Latin, sy<sup>s</sup> for [[Sinaitic Palimpsest]], sy<sup>c</sup> for [[Curetonian Gospels]], sy<sup>p</sup> for the [[Peshitta]], co for Coptic, ac for Akhmimic, bo for Bohairic, sa for Sahidic, arm for Armenian, geo for Georgian, got for Gothic, aeth for Ethiopic, and slav for Old Church Slavonic).<ref>NA<sup>27</sup> 1996, pp. 64*-76*</ref>
-->
-->
=== Perkiraan Tarikh Pembuatan Naskah Perjanjian Baru ===
== Perkiraan Tarikh Pembuatan Naskah Perjanjian Baru ==


Kitab-kitab Perjanjian Baru rupanya sudah lengkap pada abad pertama, tetapi tidak ada naskah asli (''autograph'') yang terlestarikan sampai sekarang. Yang ada hanya salinan-salinan dari abad-abad berikutnya. Tarikh naskah-naskah salinan itu ditentukan berdasarkan "[[Paleografi]]", yaitu ilmu yang menganalisisnya [[tipografi]] tulisan untuk memperkirakan tanggal penulisannya. Cara ini merupakan yang paling akurat dan objektif. Kelompok-kelompok tulisan tertentu dapat dikaitkan dengan suatu generasi, dan perubahannya dapat dicatat dengan tingkat akurasi yang tinggi dalam rentang waktu yang pendek. Penentuan tarikh bahan naskah dengan tes radiokarbon membutuhkan sebagian kecil bahan untuk dihancurkan dalam prosesnya; kurang akurat dibandingkan dengan Paleografi.<ref>[http://original.britannica.com/eb/article-73398/biblical-literature#597996.hook Britannica Online: Types of manuscript errors]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Baik metode radiokarbon dan paleografi hanya dapat memberikan kemungkinan rentang waktu pembuatan naskah, dan masih diperdebatkan seberapa sempit rentang waktu ini. Pada umumnya metode radiokarbon memberikan rentang antara 10 sampai lebih dari 100 tahun. Mirip dengan itu, pentarikhan menggunakan metode paleografi mempunyai rentang antara 25 sampai lebih dari 125 tahun.<ref>Egypt on the Pentateuch's Ideological Map By F. V. Greifenhagen</ref>
Kitab-kitab Perjanjian Baru rupanya sudah lengkap pada abad pertama, tetapi tidak ada naskah asli (''autograph'') yang terlestarikan sampai sekarang. Yang ada hanya salinan-salinan dari abad-abad berikutnya. Tarikh naskah-naskah salinan itu ditentukan berdasarkan "[[Paleografi]]", yaitu ilmu yang menganalisisnya [[tipografi]] tulisan untuk memperkirakan tanggal penulisannya. Cara ini merupakan yang paling akurat dan objektif. Kelompok-kelompok tulisan tertentu dapat dikaitkan dengan suatu generasi, dan perubahannya dapat dicatat dengan tingkat akurasi yang tinggi dalam rentang waktu yang pendek. Penentuan tarikh bahan naskah dengan tes radiokarbon membutuhkan sebagian kecil bahan untuk dihancurkan dalam prosesnya; kurang akurat dibandingkan dengan Paleografi.<ref>[http://original.britannica.com/eb/article-73398/biblical-literature#597996.hook Britannica Online: Types of manuscript errors]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Baik metode radiokarbon dan paleografi hanya dapat memberikan kemungkinan rentang waktu pembuatan naskah, dan masih diperdebatkan seberapa sempit rentang waktu ini. Pada umumnya metode radiokarbon memberikan rentang antara 10 sampai lebih dari 100 tahun. Mirip dengan itu, pentarikhan menggunakan metode paleografi mempunyai rentang antara 25 sampai lebih dari 125 tahun.<ref>Egypt on the Pentateuch's Ideological Map By F. V. Greifenhagen</ref>


=== Naskah-naskah tertua Perjanjian Baru yang terlestarikan ===
== Naskah-naskah tertua Perjanjian Baru yang terlestarikan ==
Naskah tertua [[Perjanjian Baru]] adalah fragmen seukuran kartu bisnis dari [[Injil Yohanes]], [[Rylands Library Papyrus P52]], yang diperkirakan dibuat pada pertengahan pertama [[abad ke-2]]. Salinan lengkap pertama dari satu kitab dalam [[Perjanjian Baru]] muncul sekitar tahun 200, dan salinan lengkap Perjanjian Baru, [[Codex Sinaiticus]] bertarikh [[abad ke-4]].<ref>Ehrman 2004, pp. 479-480</ref> Tabel berikut memuat daftar naskah tertua yang ada sekarang untuk kitab-kitab [[Perjanjian Baru]].
Naskah tertua [[Perjanjian Baru]] adalah fragmen seukuran kartu bisnis dari [[Injil Yohanes]], [[Rylands Library Papyrus P52]], yang diperkirakan dibuat pada pertengahan pertama [[abad ke-2]]. Salinan lengkap pertama dari satu kitab dalam [[Perjanjian Baru]] muncul sekitar tahun 200, dan salinan lengkap Perjanjian Baru, [[Codex Sinaiticus]] bertarikh [[abad ke-4]].<ref>Ehrman 2004, pp. 479-480</ref> Tabel berikut memuat daftar naskah tertua yang ada sekarang untuk kitab-kitab [[Perjanjian Baru]].
{| class="wikitable"
{| class="wikitable"
Baris 544: Baris 544:
-->
-->


=== Daftar ===
== Daftar ==


* [[Daftar Papirus Perjanjian Baru]]
* [[Daftar Papirus Perjanjian Baru]]

Revisi terkini sejak 28 Juni 2021 01.50

Folio 41v dari Codex Alexandrinus memuat Injil Lukas dengan bagian penutup berhiasan (decorative tailpiece).

Naskah Perjanjian Baru adalah salinan tulisan tangan bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Bagian Perjanjian Baru telah terlestarikan dalam jumlah naskah yang melebihi naskah kuno manapun. Berjumlah lebih dari 5.800 naskah bahasa Yunani lengkap atau terfragmentasi, 10.000 naskah bahasa Latin dan 9.300 naskah dalam bahasa kuno yang lain termasuk bahasa Suryani, bahasa Slavik, bahasa Gothik, bahasa Ge'ez (Etiopia), bahasa Koptik dan bahasa Armenia. Tarikh pembuatan naskah ini diperkirakan berkisar dari ~125 M (naskah papirus John Rylands, P52; fragmen tertua berisi salinan Injil Yohanes) sampai dengan munculnya percetakan di Jerman pada abad ke-15. Mayoritas terbesar naskah-naskah ini adalah dari abad ke-10.

Merujuk kepada bukti tekstual Perjanjian Baru, Bruce M. Metzger menulis,

"Dalam mengevaluasi nilai pentingnya statistik ini ... orang harus mempertimbangkan, dengan kontras, jumlah naskah yang melestarikan teks-teks klasik kuno. Iliad karya Homer ... dilestarikan dalam 457 naskah papirus, 2 uncial, dan 188 minuscule. Di antara naskah tragedi, yang terbanyak adalah karya Euripides; naskah yang ada sekarang meliputi 54 papirus dan 276 perkamen, hampir seluruhnya bertarikh dari zaman Bizantin ... selang waktu dari pembuatan kitab-kitab Perjanjian Baru dan salinan yang ada sampai sekarang tergolong sangat singkat. Bukan berselang satu milenium lebih, sebagaimana karya-karya pengarang kuno, beberapa naskah papirus yang memuat bagian-bagian Perjanjian Baru merupakan salinan masih dalam rentang waktu kurang dari seabad dari pembuatan dokumen aslinya."[1][2]

Hampir setiap tahun ditemukan sejumlah naskah tulisan tangan Perjanjian Baru dalam format bahasa Yunani asli. Penemuan substansial adalah tahun 2008, ketika 47 naskah kuno ditemukan di Albania; paling sedikit 17 di antaranya tidak dikenal oleh pakar Barat.[3] Ketika membandingkan satu naskah dengan yang lain, dengan perkecualian fragmen-fragmen yang kecil, tidak ada dua salinan yang 100% seluruhnya sama. Paling sedikit diperkirakan ada 400.000 variasi di antara naskah-naskah ini (dari abad ke-2 sampai ke-15) yang lebih dari jumlah kata dalam Perjanjian Baru. Variasi-variasi ini tidaklah signifikan karena merupakan perbandingan antara bahasa. Yang terpenting adalah variasi di dalam satu bahasa sendiri, dan ini jumlahnya jauh lebih sedikit. Kebanyakan berupa kesalahan penyalinan yang tidak disengaja oleh para jurutulis dan dengan mudah dapat diidentifkasi, misalnya: "haplografi" (penghilangan kata), "homoioteleuton" (baris disalin berulang), salah ejaan, perubahan urutan kata. Sejumlah variasi tampaknya disengaja, dan sering membuat lebih sulit ditentukan apakah perubahan ini merupakan koreksi dari contoh yang lebih benar, atau harmonisasi antara bacaan-bacaan berbeda, atau dimotivasi oleh suatu ideologi.[4] Untuk itulah diterapkan palaeografi, yaitu ilmu yang mempelajari tulisan kuno, dan kritisisme tekstual, yaitu studi naskah-naskah untuk merekonstruksi kemungkinan teks asli. Teks lengkap dan yang disalin dengan benar biasanya segera dipakai dan karenanya cepat menjadi aus, sehingga harus dibuat salinan yang baru. Lagipula, pembuatan salinan memakan biaya dan waktu yang lama, sebab membutuhkan juru tulis yang ahli serta pemeriksaan yang saksama, maka suatu naskah Alkitab hanya dibuat bila ada pesanan khusus, dan ukuran kertas, jenis tulisan, hiasan (meningkatkan ongkos kerja), cara penjilidan (satu buku atau kumpulan buku) ditentukan oleh pemesan yang membiayai produksi naskah tersebut. Ide untuk menyimpan cadangan salinan mungkin dianggap pemborosan dan tidak perlu karena bentuk dan penampilan suatu naskah sering kali disesuaikan dengan selera estetik pembelinya. Ini merupakan sebagian alasan mengapa lebih sering ditemukan potongan-potongan naskah yang tidak lengkap, dan kadang kala mengandung sejumlah ketidak sesuaian isi (varian bacaan), dan jarang sekali didapatkan karya yang utuh dan konsisten.[5]

Distribusi naskah Perjanjian Baru bahasa Yunani menurut abad[sunting | sunting sumber]

Permulaan Injil Markus dari Kitab Durrow.
Sebuah halaman dari Sinope Gospels. Gambar miniatur di bawah menunjukkan Yesus menyembuhkan orang buta.

Sumber: Aland.[6]

Naskah Perjanjian Baru Lektionari
Abad Papirus Uncial Minuscule Uncial Minuscule
ke-2 2 - - - -
ke-2/3 5 1 - - -
ke-3 28 2 - - -
ke-3/4 8 2 - - -
ke-4 14 14 - 1 -
ke-4/5 8 8 - - -
ke-5 2 36 - 1 -
ke-5/6 4 10 - - -
ke-6 7 51 - 3 -
ke-6/7 5 5 - 1 -
ke-7 8 28 - 4 -
ke-7/8 3 4 - - -
ke-8 2 29 - 22 -
ke-8/9 - 4 - 5 -
ke-9 - 53 13 113 5
ke-9/10 - 1 4 - 1
ke-10 - 17 124 108 38
ke-10/11 - 3 8 3 4
ke-11 - 1 429 15 227
ke-11/12 - - 33 - 13
ke-12 - - 555 6 486
ke-12/13 - - 26 - 17
ke-13 - - 547 4 394
ke-13/14 - - 28 - 17
ke-14 - - 511 - 308
ke-14/15 - - 8 - 2
ke-15 - - 241 - 171
ke-15/16 - - 4 - 2
ke-16 - - 136 - 194

Transmisi[sunting | sunting sumber]

Ilustrasi seorang jurutulis sedang bekerja di Eropa pada zaman kuno.

Tugas penyalinan naskah umumnya dilakukan oleh jurutulis yang merupakan seorang profesional terlatih dalam bidang penulisan dan penjilidan buku. Beberapa naskah dibaca ulang dan para pakar yang memeriksa dengan teliti naskah-naskah kuno tersebut kadang mendapati tulisan asli dan koreksi oleh orang lain pada sejumlah halaman.

Penyusunan Katalog[sunting | sunting sumber]

Desiderius Erasmus menyunting edisi cetak pertama Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani pada tahun 1516, mendasarkan karyanya pada beberapa naskah karena dia tidak memiliki karya tunggal yang lengkap dan karena setiap naskah mengadung kesalahan-kesalahan kecil. Pada abad ke-18, Johann Jakob Wettstein adalah salah satu pakar Alkitab pertama yang mulai membuat katalog naskah-naskah Alkitab. Ia membagi naskah-naskah tersebut berdasarkan bentuk tulisannya (uncial, minuscule) atau format (leksionari dan lain-lain) serta berdasarkan isi (Injil, Surat-surat Paulus, Kisah Para Rasul + Surat-surat Am, dan Kitab Wahyu). Ia memberi nomor pada setiap surat uncial dan minuscule maupun leksionari untuk setiap kelompok isi, sehingga sejumlah naskah diberi nomor atau kode huruf yang sama.[7]

Naskah-naskah yang memuat Perjanjian Baru secara lengkap, misalnya Codex Alexandrinus (A) dan Codex Ephraemi Rescriptus (C), kode-kode huruf ini dipakai dalam semua kelompok isi. Namun, untuk naskah kuno penting seperti Codex Vaticanus Graecus 1209 (B), yang tidak memuat Kitab Wahyu, huruf B juga dipakai untuk menandai sebuah naskah kuno Kitab Wahyu dari abad ke-10, sehingga menimbulkan kebingunan.

Tischendorf[sunting | sunting sumber]

Konstantin von Tischendorf menemukan salah satu salinan (hampir) lengkap tertua seluruh Alkitab, Codex Sinaiticus, lebih dari satu abad setelah sistem katalog Wettstein diperkenalkan. Karena Tischendorf menganggap naskah itu sangat penting, ia memberi kode dengan huruf Ibrani alef (א).

Von Soden[sunting | sunting sumber]

Hermann, Freiherr von Soden menerbitkan sistem katalog yang kompleks untuk naskah-naskah kuno pada tahun 1902-1910.[8] Ia mengelompokkan naskah-naskah berdasarkan isinya, dengan memberi kode awalan huruf Yunani: δ untuk Perjanjian Baru lengkap, ε untuk kitab-kitab Injil, dan α untuk bagian-bagian selebihnya. Namun, pengelompokkan ini mempunyai kelemahan karena sejumlah naskah yang diberi kode δ tidak memuat Kitab Wahyu, dan banyak naskah yang termasuk kelompok berkode α memuat juga Surat-surat Am ataupun Surat-surat Paulus, tetapi tidak dua-duanya. Setelah awalan huruf Yunani, Von Soden memberi nomor yang secara kasar berkaitan dengan tarikh suatu naskah (misalnya δ1-δ49 berasal dari sebelum abad ke-10, δ150-δ249 dari abad ke-11). Sistem ini ternyata menjadi problematik pada waktu suatu naskah diubah perkiraan tarikhnya, atau ketika lebih banyak naskah ditemukan daripada cadangan nomor yang disediakan untuk abad tertentu.[9]

Gregory–Aland[sunting | sunting sumber]

Caspar René Gregory menerbitkan sistem katalognya pada tahun 1908 dalam karyanya Die griechischen Handschriften des Neuen Testaments. Sistem ini masih dipakai sampai sekarang.

Gregory memberi kode setiap naskah papirus dengan awalan huruf P, sering kali ditulis dalam jenis tulisan blackletter (n), dengan nomor yang ditulis dalam format superscript. Uncials diberi awalan angka "0", dan huruf-huruf naskah utama tetap dipakai untuk redundancy (misalnya Codex Claromontanus diberi kode 06 dan juga D). Naskah-naskah minuscule diberi nomor biasa. Leksionari diberi awalan huruf l, sering dalam bentuk tulisan tangan (). Kurt Aland meneruskan pekerjaan Gregory dalam menyusun katalog pada tahun 1950-an dan seterusnya. Karenanya, sistem penomoran ini sering disebut sebagai "nomor Gregory-Aland".

Perkiraan Tarikh Pembuatan Naskah Perjanjian Baru[sunting | sunting sumber]

Kitab-kitab Perjanjian Baru rupanya sudah lengkap pada abad pertama, tetapi tidak ada naskah asli (autograph) yang terlestarikan sampai sekarang. Yang ada hanya salinan-salinan dari abad-abad berikutnya. Tarikh naskah-naskah salinan itu ditentukan berdasarkan "Paleografi", yaitu ilmu yang menganalisisnya tipografi tulisan untuk memperkirakan tanggal penulisannya. Cara ini merupakan yang paling akurat dan objektif. Kelompok-kelompok tulisan tertentu dapat dikaitkan dengan suatu generasi, dan perubahannya dapat dicatat dengan tingkat akurasi yang tinggi dalam rentang waktu yang pendek. Penentuan tarikh bahan naskah dengan tes radiokarbon membutuhkan sebagian kecil bahan untuk dihancurkan dalam prosesnya; kurang akurat dibandingkan dengan Paleografi.[10] Baik metode radiokarbon dan paleografi hanya dapat memberikan kemungkinan rentang waktu pembuatan naskah, dan masih diperdebatkan seberapa sempit rentang waktu ini. Pada umumnya metode radiokarbon memberikan rentang antara 10 sampai lebih dari 100 tahun. Mirip dengan itu, pentarikhan menggunakan metode paleografi mempunyai rentang antara 25 sampai lebih dari 125 tahun.[11]

Naskah-naskah tertua Perjanjian Baru yang terlestarikan[sunting | sunting sumber]

Naskah tertua Perjanjian Baru adalah fragmen seukuran kartu bisnis dari Injil Yohanes, Rylands Library Papyrus P52, yang diperkirakan dibuat pada pertengahan pertama abad ke-2. Salinan lengkap pertama dari satu kitab dalam Perjanjian Baru muncul sekitar tahun 200, dan salinan lengkap Perjanjian Baru, Codex Sinaiticus bertarikh abad ke-4.[12] Tabel berikut memuat daftar naskah tertua yang ada sekarang untuk kitab-kitab Perjanjian Baru.

Kitab

Naskah tertua
yang ada

Tarikh

Kondisi

Injil Matius

P1, P19, P21, P25, P37, P45, P53, P64, P67, P70, P77, P101, P103, P104

~ 200

Fragmen

Injil Markus

P45

~ 250

Fragmen besar

Injil Lukas

P4, P69, P75

~ 200

Fragmen

Injil Yohanes

P5, P6, P22, P28, P39, P45, P52, P66, P75, P80, P90, P95, P106

~ 125-160

Fragmen

Kisah Para Rasul

P29, P38, P45, P48, P53, P74, P91

awal abad ke-3[13]

Fragmen

Surat Roma

P27, P40, P46

~ 175-225

Fragmen

Surat 1 Korintus

P14, P15, P46

~ 175-225

Fragmen

Surat 2 Korintus

P46

~ 175-225

Fragmen

Surat Galatia

P46

~ 175-225

Fragmen

Surat Efesus

P46, P49

~ 175-225

Fragmen

Surat Filipi

P16, P46

~ 175-225

Fragmen

Surat Kolose

P46

~ 175-225

Fragmen

Surat 1 Tesalonika

P30, P46, P65

~ 175-225

Fragmen

Surat 2 Tesalonika

P30, P92

abad ke-3/4

Fragmen

Surat 1 Timotius

א

~ 350

Lengkap

Surat 2 Timotius

א

~ 350

Lengkap

Surat Titus

P32

~ 200

Fragmen

Surat Filemon

P87

abad ke-3

Fragmen

Surat Ibrani

P12, P13, P17, P46

~ 175-225

Fragmen

Surat Yakobus

P20, P23, P100

abad ke-3

Fragmen

Surat 1 Petrus

MS 193[14]

abad ke-3

Fragmen

Surat 2 Petrus

P72

abad ke-3/4

Fragmen

Surat 1 Yohanes

P9

abad ke-3

Fragmen

Surat 2 Yohanes

א
0232

~ 350
abad ke-2/6

Lengkap
Fragmen

Surat 3 Yohanes

א

~ 350

Lengkap

Surat Yudas

P72

abad ke-3/4

Fragmen

Kitab Wahyu

P18, P24, P47, P98, P115

abad ke-2

Fragmen

Daftar[sunting | sunting sumber]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ The Text Of The New Testament: Its Transmission, Corruption & Restoration, 1992, Third Enlarged Edition, Bruce Metzger, p. 33-35
  2. ^ Dalam catata kaki untuk komentarnya, Metzger juga menulis, "Lest, however, the wrong impression be conveyed from the statistics given above regarding the total number of Greek manuscripts of the New Testament, it should be pointed out that most of the papyri are relatively fragmentary and that only about fifty manuscripts (of which the Codex Sinaiticus is the only Uncial manuscript) contain the entire New Testament." The Text Of The New Testament: Its Transmission, Corruption & Restoration, 1992, Third Enlarged Edition, Bruce Metzger, p. 34
  3. ^ Michelle A Vu, "NT scholar on discovery of giant trove of Bible manuscripts," Christianity Today, 21 April 2008
  4. ^ Ehrman 2004, pp.480f
  5. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Ehrman 2005
  6. ^ Aland, p 81
  7. ^ Aland 1995, p. 72
  8. ^ Hermann von Soden, Die Schriften des Neuen Testaments, in ihrer ältesten erreichbaren Textgestalt hergestellt auf Grund ihrer Textgeschichte 4 vols., Berlin: Glaue, 1902-1910.
  9. ^ Aland 1995, pp. 40-41
  10. ^ Britannica Online: Types of manuscript errors[pranala nonaktif permanen]
  11. ^ Egypt on the Pentateuch's Ideological Map By F. V. Greifenhagen
  12. ^ Ehrman 2004, pp. 479-480
  13. ^ Philip W. Comfort and David P. Barrett. The Text of the Earliest New Testament Greek Manuscripts. Wheaton, Illinois: Tyndale House Publishers Incorporated, 2001, p. 65.
  14. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-03-02. Diakses tanggal 2017-09-25.