Lompat ke isi

Bendera Pusaka: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
AWG97 (bicara | kontrib)
AWG97 (bicara | kontrib)
k informasi lebih lengkap tentang paskibraka lebih baik di artikel utama bukan disini
Baris 32: Baris 32:
Bendara Pusaka terdiri dari dua warna, merah di atas dan putih di bawah dengan ratio 2:3. Warna merah melambangkan keberanian, sementara warna putih melambangkan kesucian.<ref name=law/> Namun, juga terdapat arti lain, salah satunya adalah merah melambangkan [[gula aren]] dan putih melambangkan nasi, keduanya adalah bahan yang penting dalam [[masakan Indonesia]].<ref name=FOTW/>
Bendara Pusaka terdiri dari dua warna, merah di atas dan putih di bawah dengan ratio 2:3. Warna merah melambangkan keberanian, sementara warna putih melambangkan kesucian.<ref name=law/> Namun, juga terdapat arti lain, salah satunya adalah merah melambangkan [[gula aren]] dan putih melambangkan nasi, keduanya adalah bahan yang penting dalam [[masakan Indonesia]].<ref name=FOTW/>


== Pasukan Pengibar Bendera Pusaka ==
== Dampak sosial ==
{{utama|Paskibraka}}
{{utama|Paskibraka}}
[[Berkas:Paskibrakaaceh.jpg|jmpl|Paskibraka di [[Aceh]], ketika upacara bendera]]
[[Berkas:Upacara bendera indonesia.jpg|jmpl|Seorang Paskibraka membawa bendera duplikat pusaka merah putih untuk dikibarkan]]
"Bendera Pusaka" digunakan namanya untuk merujuk kepada [[Pasukan Pengibar Bendera Pusaka]], atau kependekan nya '''Paskibraka'''; {{lang-en|Heirloom Flag Hoisting Troop}}). Organisasi yang dibentuk oleh [[Husein Mutahar]] pada tahun 1968 ini, bertugas sebagai pengibar dan penurun bendera pusaka (kini duplikat) pada upacara memperingati [[Kemerdekaan Republik Indonesia]] di tingkat lokal dan nasional serta fungsi internasional untuk Indonesia di luar negeri.<ref name=paskibraka/>
"Bendera Pusaka" digunakan namanya untuk merujuk kepada [[Pasukan Pengibar Bendera Pusaka]], atau kependekan nya '''Paskibraka'''; ({{lang-en|Heirloom Flag Hoisting Troop}}). Organisasi yang dibentuk oleh [[Husein Mutahar]] pada tahun 1968 ini bertugas sebagai pengibar dan penurun bendera pusaka (kini duplikat) pada upacara memperingati [[Kemerdekaan Republik Indonesia]] di tingkat lokal dan nasional serta fungsi internasional untuk Indonesia di luar negeri.<ref name=paskibraka/>


== Pasukan Pengibar Bendera Pusaka ==
'''Paskibraka''' adalah singkatan dari '''Pasukan Pengibar Bendera Pusaka''' dengan tugas utamanya mengibarkan duplikat bendera Pusaka dalam upacara peringatan [[proklamasi kemerdekaan Indonesia]] di 3 tempat, yakni tingkat Kabupaten/Kota (Kantor Bupati/Wali kota), Provinsi (Kantor Gubernur), dan Nasional (Istana Negara). Anggotanya berasal dari pelajar SLTA Sederajat kelas 1 ATAU 2. Penyeleksian anggotanya biasanya dilakukan sekitar bulan [[April]] untuk persiapan pengibaran pada [[17 Agustus]]
=== Lambang ===
=== Lambang ===
Lambang dari organisasi paskibraka adalah bunga teratai
Lambang dari organisasi paskibraka adalah bunga teratai
* Tiga helai daun yang tumbuh ke atas: artinya paskibra harus belajar, bekerja, dan berbakti
* Tiga helai daun yang tumbuh ke atas: artinya paskibra harus belajar, bekerja, dan berbakti
* Tiga helai daun yang tumbuh mendatar/samping: artinya seorang paskibra harus aktif, disiplin, dan bergembira
* Tiga helai daun yang tumbuh mendatar/samping: artinya seorang paskibra harus aktif, disiplin, dan bergembira

=== Sejarah Paskibraka ===
Gagasan Paskibraka lahir pada tahun 1946,

pada saat ibu kota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.

Memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-1 Presiden Soekarno memerintahkan salah satu ajudannya, Mayor (Laut) [[Husein Mutahar]], untuk menyiapkan pengibaran bendera Pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta. Pada saat itulah, di benak Mutahar terlintas suatu gagasan bahwa sebaiknya pengibaran bendera Pusaka dilakukan oleh para pemuda dari seluruh penjuru Tanah Air, karena mereka adalah generasi penerus perjuangan bangsa yang bertugas.

Tetapi, karena gagasan itu tidak mungkin terlaksana, maka Mutahar hanya bisa menghadirkan lima orang pemuda (3 putra dan 2 putri) yang berasal dari berbagai daerah dan kebertulan sedang berada di Yogyakarta. Lima orang tersebut melambangkan Pancasila. Sejak itu, sampai tahun 1949, pengibaran bendera di Yogyakarta tetap dilaksanakan dengan cara yang sama.

Ketika Ibu kota dikembalikan ke Jakarta pada tahun 1950, Mutahar tidak lagi menangani pengibaran bendera Pusaka. Pengibaran bendera Pusaka pada setiap 17 Agustus di Istana Merdeka dilaksanakan oleh Rumah Tangga Kepresidenan sampai tahun 1966. Selama periode itu, para pengibar bendera diambil dari para pelajar dan mahasiswa yang ada di Jakarta.

Tahun [[1967]], [[Husein Mutahar]] dipanggil presiden saat itu, [[Soekarno]], untuk menangani lagi masalah pengibaran bendera Pusaka. Dengan ide dasar dari pelaksanaan tahun [[1946]] di [[Yogyakarta]], dia kemudian mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi 3 kelompok yang dinamai sesuai jumlah anggotanya, yaitu:
* Kelompok 17 / pengiring (pemandu),
* Kelompok 8 / pembawa (inti),
* Kelompok 45 / pengawal.
Jumlah tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus [[1945]] (17-8-45). Pada waktu itu dengan situasi kondisi yang ada, Mutahar hanya melibatkan putra daerah yang ada di [[Jakarta]] dan menjadi anggota Pandu/[[Pramuka]] untuk melaksanakan tugas pengibaran bendera Pusaka.
Rencana semula, untuk kelompok 45 (pengawal) akan terdiri dari para [[mahasiswa]] [[AKABRI]] (Generasi Muda ABRI) namun tidak dapat dilaksanakan. Usul lain menggunakan anggota [[pasukan khusus]] [[ABRI]] (seperti [[RPKAD]], [[PGT]], [[marinir]], dan [[Brimob]]) juga tidak mudah. Akhirnya diambil dari Pasukan Pengawal Presiden (PASWALPRES) yang mudah dihubungi karena mereka bertugas di Istana Negara Jakarta.

Mulai tanggal 17 Agustus [[1968]], petugas pengibar bendera Pusaka adalah para pemuda utusan [[provinsi]]. Tetapi karena belum seluruh provinsi mengirimkan utusan sehingga masih harus ditambah oleh ex-anggota pasukan tahun [[1967]].

Pada tanggal [[5 Agustus]] [[1969]], di Istana Negara Jakarta berlangsung upacara penyerahan duplikat Bendera Pusaka Merah Putih dan reproduksi Naskah Proklamasi oleh Suharto kepada [[Gubernur]]/Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia.
Bendera duplikat (yang terdiri dari 6 carik kain) mulai dikibarkan menggantikan Bendera Pusaka pada peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1969 di Istana Merdeka Jakarta, sedangkan Bendera Pusaka bertugas mengantar dan menjemput bendera duplikat yang dikibar/diturunkan.
Mulai tahun 1969 itu, anggota pengibar bendera Pusaka adalah para remaja siswa SLTA se-tanah air Indonesia yang merupakan utusan dari seluruh provinsi di Indonesia, dan tiap provinsi diwakili oleh sepasang remaja.

Istilah yang digunakan dari tahun [[1967]] sampai tahun [[1972]] masih "Pasukan Pengerek Bendera Pusaka".
Baru pada tahun [[1973]], [[Idik Sulaeman]] melontarkan suatu nama untuk Pengibar Bendera Pusaka dengan sebutan PASKIBRAKA. PAS berasal dari PASukan, KIB berasal dari KIBar mengandung pengertian pengibar, RA berarti bendeRA dan KA berarti Pusaka. Mulai saat itu, anggota pengibar bendera Pusaka disebut Paskibraka.


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 8 Agustus 2021 08.04

Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Pengibaran pertama 'Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih'
Cagar budaya Indonesia
PeringkatNasional
KategoriBenda
No. RegnasCB.32
Lokasi
keberadaan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta
No. SKSK Menteri No.003/M/2015
Tanggal SK9 Januari 2015
PemilikSekretariat Presiden Republik Indonesia
PengelolaSekretariat Presiden Republik Indonesia
Koordinat6°10′35″S 106°48′46″E / 6.1763272°S 106.8128353°E / -6.1763272; 106.8128353
Bendera Pusaka di Jakarta
Bendera Pusaka
Bendera Pusaka

Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih adalah sebutan bagi bendera Indonesia yang pertama. Bendera Pusaka dibuat oleh Ibu Fatmawati, istri presiden Soekarno. Bendera Pusaka pertama kali dinaikkan pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Walaupun seharusnya Bendera Pusaka disimpan di Monas, Bendera Pusaka masih disimpan di Istana Negara.

Sejarah

Bendera Pusaka dijahit oleh istri Soekarno yaitu Fatmawati.[1] Desain bendera dibuat berdasarkan bendera Majapahit pada abad ke-13, yang terdiri dari sembilan garis berwarna merah dan putih tersusun secara bergantian.[2]

Bendera Pusaka pertama dinaikkan di rumah Soekarno di Jalan Pengangsaan Timur 56, Jakarta, setelah Soekarno membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.[3] Bendera dinaikkan pada tiang bambu oleh Paskibraka yang dipimpin oleh Kapten Latief Hendraningrat. Setelah dinaikkan, lagu "Indonesia Raya" kemudian dinyanyikan secara bersama-sama.[2][4]

Pada tahun pertama Revolusi Nasional Indonesia, Bendera Pusaka dikibarkan siang dan malam. Setelah Belanda menguasai Jakarta pada 1946, Bendera Pusaka dibawa ke Yogyakarta dalam koper Soekarno. Ketika terjadi Operatie Kraai, Bendera Pusaka dipotong dua lalu diberikan kepada Husein Mutahar untuk diamankan. Mutahar diharuskan untuk "menjaga bendera dengan nyawa". Walaupun kemudian ditangkap lalu melarikan diri dari tentara Belanda, Mutahar berhasil membawanya kembali ke Jakarta, menjahit kembali, dan memberikannya pada Soedjono. Soedjono lalu kemudian membawa benderanya ke Soekarno, yang berada dalam pengasingan di Bangka.[4]

Setelah perang berakhir, Bendera Pusaka selalu dinaikkan sekali di depan Istana Negara pada Hari Kemerdekaan.[1] Namun karena kerapuhan bendera, sejak tahun 1968, bendera yang dinaikkan di Istana Negara adalah replika yang terbuat dari sutra.[5]

Arti dan simbolisme

Bendara Pusaka terdiri dari dua warna, merah di atas dan putih di bawah dengan ratio 2:3. Warna merah melambangkan keberanian, sementara warna putih melambangkan kesucian.[3] Namun, juga terdapat arti lain, salah satunya adalah merah melambangkan gula aren dan putih melambangkan nasi, keduanya adalah bahan yang penting dalam masakan Indonesia.[2]

Pasukan Pengibar Bendera Pusaka

Seorang Paskibraka membawa bendera duplikat pusaka merah putih untuk dikibarkan

"Bendera Pusaka" digunakan namanya untuk merujuk kepada Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, atau kependekan nya Paskibraka; (bahasa Inggris: Heirloom Flag Hoisting Troop). Organisasi yang dibentuk oleh Husein Mutahar pada tahun 1968 ini bertugas sebagai pengibar dan penurun bendera pusaka (kini duplikat) pada upacara memperingati Kemerdekaan Republik Indonesia di tingkat lokal dan nasional serta fungsi internasional untuk Indonesia di luar negeri.[4]

Lambang

Lambang dari organisasi paskibraka adalah bunga teratai

  • Tiga helai daun yang tumbuh ke atas: artinya paskibra harus belajar, bekerja, dan berbakti
  • Tiga helai daun yang tumbuh mendatar/samping: artinya seorang paskibra harus aktif, disiplin, dan bergembira

Referensi

  1. ^ a b Torchia 2007, hlm. 142
  2. ^ a b c Ian Macdonald (18 June 2010). "Indonesia". Flags of the World. Diakses tanggal 12 July 2011. 
  3. ^ a b "Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaaan" (PDF) (dalam bahasa Indonesia). Indonesian National Government. 9 July 2002. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-06-26. Diakses tanggal 11 July 2011. 
  4. ^ a b c "Sejarah Pembentukan Paskibraka" (dalam bahasa Indonesia). Paskibraka. 26 January 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-18. Diakses tanggal 12 July 2011. 
  5. ^ International Business Publications 2008, hlm. 76

Bibliografi