Danau Sipin: Perbedaan antara revisi
Roby diery (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
| Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas:Danau sipin kota jambi.jpg|jmpl|250px|Wisata Danau Sipin]] |
|||
'''Danau Sipin''' adalah salah satu [[danau]] yang ada di [[Kota Jambi]]. [[Topologi]] danau Sipin termasuk jenis [[perairan]] umum di [[daratan]] [[Indonesia]]. Dalam pengelolaannya, danau Sipin termasuk kedalam wilayah Kawasan Pengelolaan Perikanan Perikanan Perairan Umum Daratan 438. Bentuk danau Sipin menyerupai [[Ladam|tapal kuda]]. Perairan danau akan menyatu dengan perairan [[Batang Hari|sungai Batanghari]] ketika terjadi [[pasang laut]]. Danau Sipin merupakan salah satu [[sumber daya]] [[ikan]] yang berlimpah. Sebagian besar [[masyarakat]] yang hidup di tepian danau Sipin bekerja sebagai [[nelayan]] dan melakukan [[budidaya]] [[ikan air tawar]]. Danau Sipin dimanfaatkan untuk budidaya ikan dalam [[Keramba|keramba apung]]. Jenis ikan yang dibudidayakan di danau Sipin adalah [[ikan nila]], [[gurami]], [[ikan mas]], dan [[patin]]. Jenis ikan yang hidup secara alami di danau Sipin ialah ikan lambak muncung, lambak pipih, lambak pasir, mentulu, [[Parambassis ranga|ikan kaca]], wajang, beterung, serpang, [[Hampal|kebarau]], aro, [[betutu]], lampan, [[udang galah]], dan lais.<ref name=":0">{{Cite book|last=Lukman|date=2019|url=https://kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/brsdm/Buku/KPP%20PUD%20438.pdf|title=Potensi, Pengembangan dan Pemanfaatan Perikanan KPP PUD 438|location=Jakarta Pusat|publisher=AMAFRAD Press|isbn=978-602-5791-73-4|pages=109|url-status=live}}</ref> |
'''Danau Sipin''' adalah salah satu [[danau]] yang ada di [[Kota Jambi]]. [[Topologi]] danau Sipin termasuk jenis [[perairan]] umum di [[daratan]] [[Indonesia]]. Dalam pengelolaannya, danau Sipin termasuk kedalam wilayah Kawasan Pengelolaan Perikanan Perikanan Perairan Umum Daratan 438. Bentuk danau Sipin menyerupai [[Ladam|tapal kuda]]. Perairan danau akan menyatu dengan perairan [[Batang Hari|sungai Batanghari]] ketika terjadi [[pasang laut]]. Danau Sipin merupakan salah satu [[sumber daya]] [[ikan]] yang berlimpah. Sebagian besar [[masyarakat]] yang hidup di tepian danau Sipin bekerja sebagai [[nelayan]] dan melakukan [[budidaya]] [[ikan air tawar]]. Danau Sipin dimanfaatkan untuk budidaya ikan dalam [[Keramba|keramba apung]]. Jenis ikan yang dibudidayakan di danau Sipin adalah [[ikan nila]], [[gurami]], [[ikan mas]], dan [[patin]]. Jenis ikan yang hidup secara alami di danau Sipin ialah ikan lambak muncung, lambak pipih, lambak pasir, mentulu, [[Parambassis ranga|ikan kaca]], wajang, beterung, serpang, [[Hampal|kebarau]], aro, [[betutu]], lampan, [[udang galah]], dan lais.<ref name=":0">{{Cite book|last=Lukman|date=2019|url=https://kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/brsdm/Buku/KPP%20PUD%20438.pdf|title=Potensi, Pengembangan dan Pemanfaatan Perikanan KPP PUD 438|location=Jakarta Pusat|publisher=AMAFRAD Press|isbn=978-602-5791-73-4|pages=109|url-status=live}}</ref> |
||
Revisi per 16 September 2021 07.49
Danau Sipin adalah salah satu danau yang ada di Kota Jambi. Topologi danau Sipin termasuk jenis perairan umum di daratan Indonesia. Dalam pengelolaannya, danau Sipin termasuk kedalam wilayah Kawasan Pengelolaan Perikanan Perikanan Perairan Umum Daratan 438. Bentuk danau Sipin menyerupai tapal kuda. Perairan danau akan menyatu dengan perairan sungai Batanghari ketika terjadi pasang laut. Danau Sipin merupakan salah satu sumber daya ikan yang berlimpah. Sebagian besar masyarakat yang hidup di tepian danau Sipin bekerja sebagai nelayan dan melakukan budidaya ikan air tawar. Danau Sipin dimanfaatkan untuk budidaya ikan dalam keramba apung. Jenis ikan yang dibudidayakan di danau Sipin adalah ikan nila, gurami, ikan mas, dan patin. Jenis ikan yang hidup secara alami di danau Sipin ialah ikan lambak muncung, lambak pipih, lambak pasir, mentulu, ikan kaca, wajang, beterung, serpang, kebarau, aro, betutu, lampan, udang galah, dan lais.[1]
Referensi
- ^ Lukman (2019). Potensi, Pengembangan dan Pemanfaatan Perikanan KPP PUD 438 (PDF). Jakarta Pusat: AMAFRAD Press. hlm. 109. ISBN 978-602-5791-73-4.