Danau Kassi Kebo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Air Danau Kassi Kebo

Pemandangan Danau Kassi Kebo
Informasi
Lokasi Dusun Bantimurung, Desa Jenetaesa, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Negara  Indonesia
Koordinat 5°00′39″S 119°37′08″E / 5.0107813°S 119.6189522°E / -5.0107813; 119.6189522Koordinat: 5°00′39″S 119°37′08″E / 5.0107813°S 119.6189522°E / -5.0107813; 119.6189522
Pengelola Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Maros dan
Balai Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung
Pembukaan Setiap hari pukul 06.00–18.00 WITA[1]
Biaya Rp25.000,00 (biaya masuk: wisatawan domestik dan dewasa)
Rp50.000,00 (biaya masuk: wisatawan mancanegara dan dewasa)
Rp5.000,00 (biaya parkir motor)
Rp10.000,00 (biaya parkir mobil)
Jenis objek wisata Danau
Fasilitas Hotel, Gazebo, Musholla, Kolam Renang Anak-anak, Kolam Renang Orang Dewasa, Peralatan Sewa Susur Gua

Danau Kassi Kebo atau juga disebut Danau Toakala adalah sebuah danau alami berukuran mini di Indonesia yang berada di tengah kawasan Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung.[2] Danau ini terletak di tengah pulau Sulawesi bagian selatan. Dengan hulu sungai di Dusun Kappang dan Dusun Pattiro, Desa Labuaja dan hilir di Sungai Bantimurung. Danau ini berudara segar dan airnya berwarna biru kehijauan yang tenang.[3] Danau ini dikelilingi oleh tebing-tebing terjal dan dihiasi hamparan pasir putih di tepiannya.[3] Danau inilah yang menjadi habitat utama dari kupu-kupu yang ada di Bantimurung ini.[3] Saat tiba di Danau Kassi Kebo, wisatawan akan disambut dengan ribuan kupu-kupu yang beterbangan.[2] Bukan hanya itu, wisatawan juga bakal dimanjakan dengan hijaunya air danau tersebut.[2] Danau ini masih sangat natural dan airnya bersih dan sangat potensial sebagai spot foto bagi wisatawan.[2] Di danau ini hidup ratusan jenis kupu-kupu. Kupu-kupu berwarna-warni tersebut bermunculan di Danau Kassi Kebo, utamanya pada masa peralihan musim.[2] Antara musim kemarau ke musim hujan, ataupun sebaliknya.[2] Di danau ini dapat dijumpai ikon kupu-kupu Bantimurung, yakni jenis graphium androcles. Spesies kupu-kupu yang jadi ikon Bantimurung itu, terlihat memilki ekor yang panjang. Warnanya, terdiri atas kolaborasi warna hitam, kuning, dan hijau muda.[2] Untuk masuk di dalam kawasan tersebut, wisatawan hanya perlu merogoh kocek Rp 25 ribu per orang.[2] Di sini juga terdapat Hotel Bantimurung, yang bisa menjadi tempat menginap bagi wisatawan. Harga kamar di hotel tersebut, hanya dibanderol Rp 200 ribu sampai Rp 750 ribu.[2]

Posisi[sunting | sunting sumber]

Danau Kassi Kebo berada pada titik koordinat 5°00′39″S 119°37′08″E / 5.0107813°S 119.6189522°E / -5.0107813; 119.6189522 dan secara administratif masuk pada wilayah Dusun Bantimurung, Desa Jenetaesa, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Indonesia.

Aksesbilitas[sunting | sunting sumber]

Danau Kassi Kebo berjarak ± 45 km dari pusat Kota Makassar dengan waktu tempuh 1 jam lebih menggunakan roda dua atau empat, ± 30 km dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, ± 15 km dari pusat ibu kota Kabupaten Maros (Turikale), atau ± 800 m dari Air Terjun Bantimurung. Dari pusat Kota Turikale, dapat ditempuh sekitar 20 menit perjalanan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat sampai ke area parkir Taman Wisata Alam Bantimurung. Aksesnya pun sangat mudah dijangkau, karena berada di jalan provinsi, yakni jalan poros Maros–Bone dengan kondisi jalan yang sangat baik dan dapat dilalui oleh semua jenis kendaraan. Untuk sampai ke danau ini, wisatawan harus berjalan kaki sekitar satu kilometer, dari area parkir Taman Wisata Alam Bantimurung.[2] Sepanjang perjalanan berjalan kaki, wisatawan akan menyaksikan keindahan dinding pegunungan karts dan rimbunnya hutan.[2]

Letak Danau Kassi Kebo ini ada setelah Air Terjun Bantimurung. Wisatawan harus menempuh jarak kurang lebih 800 meter dari Air Terjun Bantimurung, melewati jalan setapak dan ratusan anak tangga. Memang agak melelahkan melewati anak tangga tersebut, tapi setelahnya wisatawan akan melalui jalan setapak dengan pepohonan rindang di pinggirnya. Udara sejuk pun terasa menyegarkan raga kembali. Di samping jalan setapak ini, wisatawan akan melihat adanya aliran sungai yang berwarna hijau tosca. Itu adalah aliran dari Danau Kassi Kebo dan bisa dinikamati sepanjang perjalanan menuju ke sana. Selain itu, wisatawan juga bisa menikmati kicauan burun-burung yang menghuni hutan Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung ini. Wisatawan dapat pula menikmati aliran hijau sungai ini dengan duduk di tempat duduk bambu yang sudah disediakan di pinggiran jalan setapak. Sampai di tepian Danau Kassi Kebo yang memiliki tepian pasir putih dan gradasi air berwarna biru kehijauan menambah semarak keindahannya. Bonusnya lagi wisatawan dapat melihat kumpulan Kupu-kupu yang singgah di sekitaran danau ini. Tidak hanya satu, tapi puluhan bahkan ratusan jika beruntung. Namun, wisatawan dihimbau untuk tidak berenang di Danau Kassi Kebo ini. Meskipun airnya terlihat tenang, tapi danau ini memiliki pusaran air yang sangat kencang dan konon sudah menelan banyak korban. Oleh karena itu, sepanjang jalan menuju danau ini diberi papan peringatan untuk tidak mandi atau berenang di sini.[4]

Daya Tarik[sunting | sunting sumber]

Danau Kassi Kebo merupakan salah satu tempat kemunculan kupu-kupu dalam jumlah yang begitu banyak, hanya terjadi dua kali dalam setahun, saat peralihan musim hujan ke kemarau ataupun sebaliknya. Ribuan ekor kupu-kupu dengan berbagai jenis spesies dapat bermunculan di beberapa titik di dalam areal kawasan Bantimurung. Fenomena langka ini, terjadi karena kupu-kupu sedang menetas dalam skala yang besar. Hal inipun makin menambah keeksotisan objek wisata ini. Biasanya, fenomena ini berlangsung hanya selama 1 hingga 2 pekan di setiap peralihan musim. Kupu-kupu cantik dengan beragam corak dan warna itu akan mati dengan sendirinya jika mencapai waktu antara 15 sampai 30 hari. Danau Kassi Kebo menjadi tempat ribuan ekor kupu-kupu hinggap di tepian danau dan sesekali terbang berkeliling. Hanya saja, untuk menyaksikan kupu-kupu berkumpul seperti itu, wisatawan haruslah datang lebih pagi. Karena kupu-kupu ini hanya ada saat matahari pagi mulai naik sampai siang hari. Setelahnya, mereka akan terbang masuk ke dalam hutan dan sudah sulit dijumpai. Fenomena unik inipun menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Wisatawan dapat memanfaatkannya dengan berfoto berlatar ribuan kupu-kupu cantik yang terbang dan hinggap di tepian danau. Apa lagi, beberapa jenis kupu-kupu yang ada di tempat itu sangat jinak dan kadang hinggap di badan.[5]

Fauna[sunting | sunting sumber]

  • 247 spesies kupu-kupu endemik

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Taman Nasional Bantimurung Tiket & 14 Aktivitas Menarik - Oktober 2020". travelspromo.com. 29 Juli 2020. Diakses tanggal 20 Oktober 2020. 
  2. ^ a b c d e f g h i j k Amiruddin (7 Desember 2019). "Indahnya Danau Kassi Kebo Maros, Tempat Kupu-kupu di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung". Tribunnews.com. Diakses tanggal 21 Oktober 2020. 
  3. ^ a b c Mudzakir, Imam (26 Juli 2020). "Pesona Alam Taman Nasional Bantimurung Maros". investor.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-27. Diakses tanggal 21 Oktober 2020. 
  4. ^ Lempe, Widiarini (10 Mei 2017). "Indah! Ternyata Sulawesi Selatan Juga Punya Danau Biru". detikcom. Diakses tanggal 21 Oktober 2020. 
  5. ^ Bakrie, Moehammad (8 Desember 2019). "Cantiknya Kerajaan Kupu-kupu di Maros". detikcom. Diakses tanggal 21 Oktober 2020. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]