Jalan: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: |
kembalikan ke https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Jalan&diff=prev&oldid=2409603 |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas:Pantura.jpg|thumb|[[Jalan Pantura]] di [[Jawa Tengah]]]] |
|||
{{tone}} |
|||
'''Jalan''' adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk [[bangunan]] pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi [[lalu lintas]], yang berada pada permukaan [[tanah]], di atas permukaan tanah, di bawah permukaan [[tanah]] dan/atau [[air]], serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. |
|||
{{rapikan}} |
|||
[[Berkas:Malngo Kubwa Talent.jpg|jmpl|Anak-anak yang bermain di jalan]] |
|||
[[Berkas:Pantura birdeye view.jpg|jmpl|[[Jalan Pantura]] di [[Jawa Tengah]]]] |
|||
'''Jalan''' adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian area darat, termasuk [[bangunan]] pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi [[lalu lintas]], yang berada pada permukaan [[tanah]], di atas permukaan tanah, di bawah permukaan [[tanah]] dan/atau [[air]], serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, [[jalan lori]], dan [[jalan kabel]]. |
|||
== Pembangunan jalan == |
|||
'''Jalan umum''' adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum. |
|||
[[Berkas:Road.jpg|right|thumb|Jalan di Jepang]] |
|||
Pada dasarnya pembangunan jalan adalah proses pembukaan ruangan [[lalu lintas]] yang mengatasi pelbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi, pembangunan [[jembatan]] dan [[terowongan]], bahkan juga pengalihan [[tumbuh-tumbuhan]]. (Ini mungkin melibatkan penebasan [[hutan]]). Pelbagai jenis mesin pembangun jalan akan digunakan untuk proses ini. |
|||
Muka [[bumi]] harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampung beban [[kendaraan]]. Berikutnya, jika perlu, tanah yang lembut akan diganti dengan tanah yang lebih keras. Lapisan tanah ini akan menjadi '''lapisan dasar'''. Seterusnya di atas lapisan dasar ini akan dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut '''lapisan permukaan'''. Biasanya lapisan permukaan dibuat dengan [[aspal]] ataupun [[semen]]. |
|||
'''Jalan khusus''' adalah jalan yang di bangun oleh instasi, badan usaha, perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri. |
|||
Pengaliran/ [[drainase]] [[air]] merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam pembangunan jalan. Air yang berkumpul di permukaan jalan setelah hujan tidak hanya membahayakan pengguna jalan, malahan akan mengikis dan merusakkan struktur jalan. Karena itu permukaan jalan sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya mempunyai landaian yang berarah ke selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, air hujan akan mengalir kembali ke selokan. |
|||
'''Jalan tol''' adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol. |
|||
Setelah itu ''retroflektor'' dipasang di tempat-tempat yang berbahaya seperti belokan yang tajam. Di permukaan jalan mungkin juga akan diletakkan "mata kucing", yakni sejenis benda bersinar seperti batu yang "ditanamkan" di permukaan jalan. Fungsinya adalah untuk menandakan batas lintasan. |
|||
'''Tol''' adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk penggunaan jalan tol. |
|||
== Perekonomian jalan == |
|||
'''Penyelenggaraan jalan''' adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan jalan. |
|||
Jalan dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu tempat karena menolong orang untuk pergi atau mengirim barang lebih cepat ke suatu tujuan. Dengan adanya jalan, komoditi dapat mengalir ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat dapat dijual kepada pasaran di luar wilayah itu. Selain itu, jalan juga mengembangkan ekonomi [[lalu lintas]] di sepanjang lintasannya. Contohnya, di pertengahan lintasan jalan utama yang menghubungkan bandar-bandar besar, penduduk setempat dapat menjual makanan kepada [[supir]] truk yang kerap lewat di situ. Satu contoh yang baik bagi ekonomi lalu lintas dapat dilihat di pasar [[Machap]], [[Johor]] [[Malaysia]]. Sehubungan itu, Machap telah menjadi tempat istirahat bagi bus jarak-jauh karena adanya fasilitas istirahat yang lengkap di situ dan juga letaknya di pertengahan Lebuh Raya Utara Selatan. Di Machap, penumpang-penumpang bus akan membelanjakan uang untuk pelayanan restoran dan kamar kecil. |
|||
Ekonomi Trafik-Istirihat seperti yang berlaku di Machap sebenarnya tidak hanya bergantung kepada lokasi dan juga fasilitas. Yang lebih penting ialah hubungan pihak pemilik restoran dengan supir bus. Untuk menarik lebih banyak supir [[bus]] datang ke mari bersama penumpangnya, pemilik restoran berusaha menarik hati supir bus dengan menyediakan makanan dan rokok gratis kepada mereka. Tetapi cara yang paling baik ialah menghubungi langsung perusahaan bus tersebut agar memilih suatu tempat sebagai tempat istirahat yang tetap. |
|||
'''Pengaturan jalan''' kegiatan perumusan kebijakan perencanaan, penyusunan perencanaan umum, dan penyusunan peraturan perundang-undangan jalan. |
|||
== Sejarah Pembangunan Jalan == |
|||
'''Pembinaan jalan''' adalah kegiatan penyusunan pedoman dan standar teknis, pelayanan, pemberdayaan sumber daya manusia, serta penelitian dan pengembangan jalan. |
|||
Jalan sudah ada sejak manusia memerlukan area untuk berjalan terlebih-lebih setelah menemukan kendaraan beroda diantaranya berupa kereta yang ditarik [[kuda]]. Tidak jelas dikatakan bahwa peradaban mana yang lebih dahulu membuat jalan. Akan tetapi hampir semua peradaban tidak terlepas dari keberadaan jalan tersebut. |
|||
'''Pengembangan jalan''' adalah kegiatan pemrograman dan penganggaran, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, serta pengoperasian dan pemeliharaan jalan |
|||
Salah satu sumber mengatakan bahwa jalan muncul pada 3000 SM. Jalan tersebut masih berupa jalan setapak dengan kontruksi sesuai dengan kendaraan beroda padaknya diduga antara masa itu. Letaknya diduga antara [[Pegunungan Kaukasus]] dan Teluk Persia. |
|||
'''Pengawasan jalan''' adalah kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan tertib pengaturan, pembinaan, dan pengembangan jalan. |
|||
=== Jalan Mesopotamia-Mesir === |
|||
'''Penyelenggara jalan''' adalah pihak yang melakukan peraturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan jalan sesuai dengan kewenangannya. |
|||
Seiring perkembangan peradaban di [[Timur tengah]] pada masa 3000 SM, maka dibangunlah jalan raya yang menghubungkan [[Mesopotamia]]-[[Mesir]]. Selain untuk perdagangan, jalan tersebut berguna untuk kebudayaan bahkan untuk peperangan. Jalan utama pertama di kawasan itu, disebut-sebut adalah Jalan Bangsawan Persia yang terentang dari [[Teluk Persia]] hingga [[Laut Aegea]] sepanjang 2857 km. Jalan ini bertahan dari tahun 3500-300 SM. |
|||
'''Jalan bebas hambatan''' adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk secara penuh dan tanpa adanya persimpangan sebanding serta dilengkapai dengan pagar ruang milik jalan. |
|||
== |
=== Jalan di Eropa dan China === |
||
Jalan sesuai dengan peruntukannya terdiri atas jalan umum dan jalan khusus |
|||
Di [[Eropa]], jalan tertua disebut-sebut adalah Jalur Kuning yang berawal dari [[Yunani]] dan [[Tuscany]] hingga [[Laut Baltik]]. |
|||
=== Jalan umum dikelompokkan menurut sistem, fungsi, status, dan kelas === |
|||
Di Asia timur, bangsa [[Cina]] membangun jalan yang menghubungkan kota-kota utamanya yang bila digabung mencapai 3200 km. |
|||
==== Sistem jaringan jalan ==== |
|||
=== Jalan Romawi === |
|||
Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan jalan [[primer]] dan sistem jaringan jalan [[sekunder]] yang terjalin dalam hubungan hierarki. |
|||
"Banyak jalan menuju Roma" begitulah istilah yang umum dikenal mengenai jalan-jalan Romawi. Istilah tersebut tidaklah keliru karena bangsa [[Romawi]] banyak membangun jalan. Di puncak kejayaannya , bangsa Romawi membangun jalan sepanjang 85.000 km yang terbentang dari [[Inggris]] hingga [[Afrika Utara]], dari pantai [[Samudera Atlantik]] di [[Semenanjung Iberia]] hingga [[Teluk Persia]]. Keberadaan jalan tersebut diabadikan dalam peta yang dikenal sebagai [[Peta Peutinger]]. |
|||
Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu pada rencana tata ruang wilayah dan dengan memperhatikan keterhubungan antarkawasan dan/atau dalam [[kawasan perkotaan]], dan [[kawasan perdesaan]]. |
|||
=== Pembangunan Jalan Daendels di Pantura Pulau Jawa === |
|||
===== Sistem jaringan jalan primer ===== |
|||
''Artikel utama untuk bagian ini: [[Jalan Raya Pos]]'' |
|||
Herman Willem [[Daendels]] adalah seorang [[Gubernur-Jendral]] [[Hindia-Belanda]] yang ke-36. Ia memerintah antara tahun [[1808]] – [[1811]]. Pada masa itu [[Belanda]] sedang dikuasai oleh [[Perancis]]. Pada masa jabatannya ia membangun jalan raya pada tahun 1808 dari [[Anyer]] hingga [[Panarukan, Situbondo|Panarukan]]. Sebagian dari jalan ini sekarang menjadi Jalur [[Pantura]] (Pantai Utara) yang membentang sepanjang pantai utara [[Pulau Jawa]]. Pembangunan jalan ini adalah proyek monumental namun dibayar dengan banyak pelanggaran hak-hak asasi manusia karena dikerjakan secara paksa tanpa imbalan pantas. |
|||
Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana [[tata ruang]] dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai berikut: |
|||
* menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan; dan |
|||
* menghubungkan antarpusat kegiatan nasional. |
|||
Manfaat yang diperoleh dari jalan ini adalah sebagai jalan pertahanan [[militer]]. Selain itu dari segi ekonomi guna menunjang tanam paksa (''[[cultuur stelsel]]'') hasil produk [[kopi]] dari pedalaman [[Priangan]] semakin banyak yang diangkut ke pelabuhan [[Cirebon]] dan [[Indramayu]] padahal sebelumnya tidak terjadi dan produk itu membusuk di gudang-gudang kopi [[Sumedang]], Limbangan, [[Cisarua]], dan [[Sukabumi]]. Selain itu, dengan adanya jalan ini perjalanan darat [[Surabaya]]-[[Batavia]] yang sebelumnya ditempuh 40 hari bisa dipersingkat menjadi tujuh hari. Ini sangat bermanfaat bagi pengiriman surat yang oleh Daendels kemudian dikelola dalam dinas pos. |
|||
===== Sistem jaringan jalan sekunder ===== |
|||
== Sejarah Teknik Membangun Jalan == |
|||
Sistem jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan rencana tata ruang wilayah [[kabupaten]]/[[kota]] dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan yang menghubungkan secara menerus kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya sampai ke persil. |
|||
Dalam sejarahnya, berbagai macam teknik digunakan untuk membangun jalan. Di [[Eropa Utara]] yang repot dengan tanah basah yang berupa "bubur", dipilih jalan kayu berupa gelondongan kayu dipasang diatas ranting, lalu diatasnya disusun kayu secara melintang berpotongan untuk melalui rintangan tersebut. |
|||
==== Jalan umum menurut fungsi ==== |
|||
Di kepulauan [[Malta]] ada bagian jalan yang ditatah agar kendaraan tidak meluncur turun. Sedangkan masyarakat di [[Lembah Sungai Indus]], sudah membangun jalan dari bata yang disemen dengan bituna (bahan aspal) agar tetap kering. Dapat dikatakan, pemakaian bahan aspal sudah dikenal sejak milenium ke 3 sebelum masehi dikawasan ini, terbukti di [[Mahenjo Daro]], [[Pakistan]], terdapat penampung air berbahan batu bata bertambalkan aspal. |
|||
Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan kedalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan. |
|||
Konstruksi jalan Bangsa Romawi berciri khas lurus dengan empat lapisan. Lapisan pertama berupa hamparan pasir atau adukan semen, lapisan berikutnya berupa batu besar datar yang kemudian disusul lapisan kerikil dicampur dengan kapur, kemudian lapisan tipis permukaan lava yang mirip batu api. Ketebalan jalan itu sekitar 0,9-1,5 m. Rancangan Jalan Romawi tersebut termasuk mutakhir sebelum muncul teknologi jalan modern di akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Sayangnya jalan itu rusak ketika Romawi mulai runtuh. |
|||
===== Jalan arteri ===== |
|||
Seorang skotlandia bernama Thomas Telford (1757 - 1834) membuat rancangan jalan raya, di mana batu besar pipih diletakan menghadap ke atas atau berdiri dan sekarang dikenal dengan pondasi jalan Telford. Konstruksi ini sangat kuat terutama sebagai pondasi jalan, dan sangat padat karya karena harus disusun dengan tangan satu per satu. Banyak jalan yang bermutu baik dengan konstruksi Telford, tetapi tidak praktis memakan waktu. |
|||
Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. |
|||
Oleh sebab itu ada konstruksi berikutnya oleh John Loudon Mc Adam (1756-1836). Konstruksi jalan yang di [[Indonesia]] dikenal dengan ''jalan Makadam'' itu lahir berkat semangat membuat banyak jalan dengan biaya murah. Jalan tersebut berupa batu pecah yang diatur padat dan ditimbun dengan kerikil. Jalan Makadam sangat praktis, batu pecah digelar tidak perlu disusun satu per satu dan saling mengunci sebagai satu kesatuan. |
|||
===== Jalan kolektor ===== |
|||
Di akhir abad ke XIX, seiring dengan maraknya penggunaan sepeda, pada 1824 dibangun jalan aspal namun dengan cara menaruh blok-blok aspal. Jalan bersejarah itu dapat disaksikan di |
|||
Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. |
|||
[[Champ-Elysess]], [[Paris]], [[Perancis]]. |
|||
Di [[Skotlandia]], hadir jalan beton yang dibuat dari [[semen portland]] pada 1865. Meski lebih kuat, jalan tersebut mudah retak karena perubahan cuaca. Berbeda dengan aspal yang bersipat lebih plastis atau dapat kembang susut yang baik terhadap perubahan cuaca dan sebagai pengikat yang lebih tahan air. |
|||
===== Jalan lokal ===== |
|||
Jalan Aspal modern merupakan hasil karya [[imigran]] [[Belgia]] [[Edward de Smedt]] di Columbia University, [[New York]]. Pada tahun 1872, ia sukses merekayasa aspal dengan kepadatan maksimum. [[Aspal]] itu dipakai di [[Battery Park]] dan [[Fifth Avenue]], New York, tahun 1872 dan [[Pennsylvania Avenue]], [[Washington D.C]] pada tahun 1877. |
|||
Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. |
|||
Pada saat ini sedikitnya 90 % jalan utama di perkotaan selalu menggunakan bahan aspal. |
|||
===== Jalan lingkungan ===== |
|||
== Sistem jaringan jalan == |
|||
Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah. |
|||
Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan jalan [[primer]] dan sistem jaringan jalan [[sekunder]] yang terjalin dalam hubungan hierarki. |
|||
==== Jalan umum menurut status ==== |
|||
Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu pada rencana tata ruang wilayah dan dengan memperhatikan keterhubungan antarkawasan dan/atau dalam [[kawasan perkotaan]], dan [[kawasan perdesaan]]. |
|||
Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa. |
|||
=== Sistem jaringan jalan primer === |
|||
Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana [[tata ruang]] dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai berikut: |
|||
Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibu kota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol. |
|||
* menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan; dan |
|||
* menghubungkan antarpusat kegiatan nasional. |
|||
=== Sistem jaringan jalan sekunder === |
|||
Sistem jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan rencana tata ruang wilayah [[kabupaten]]/[[kota]] dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan yang menghubungkan secara menerus kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya sampai ke persil. |
|||
Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan primer yang menghubungkan ibu kota provinsi dengan ibu kota kabupaten/kota, atau antar ibu kota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi. |
|||
== Bagian jalan == |
|||
Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk dalam jalan nasional dan jalan provinsi, yang menghubungkan ibu kota kabupaten dengan ibu kota kecamatan, antaribu kota kecamatan, ibu kota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten. |
|||
===== Jalan kota ===== |
|||
Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antara persil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota. |
|||
===== Jalan desa ===== |
|||
Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan. |
|||
==== Jalan umum menurut kelas ==== |
|||
Pengaturan kelas jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana jalan dikelompokkan atas bebas hambatan, jalan raya, jalan sedang, dan jalan kecil. |
|||
Menurut berat kendaraan yang Iewat, jalan raya terdiri atas: |
|||
1. Jalan Kelas I |
|||
2. Jalan Kelas IIA. |
|||
3. Jalan Kelas IIB. |
|||
4. Jalan Kelas IIC. |
|||
5. Jalan Kelas III. |
|||
Tebal perkerasan jalan itu ditentukan sesuai dengan kelas jalan. |
|||
Makin berat kendaraan-kendaraan yang melalui suatu jalan, makin berat pula syarat-syarat yang ditentukan untuk pembuatan jalan itu. |
|||
• Kelas I |
|||
Kelas jalan ini mencakup semua jalan utama dan dimaksudkan untuk dapat melayani lalu lintas cepat dan berat. Dalam komposisi lalu lintasnya tak terdapat kendaraan lambat dan kendaraan tak bermotor. Jalan raya dalam kelas ini merupakan jalan-jalan raya yang berjalur banyak dengan konstruksi perkerasan dari jenis yang terbaik dalam arti tingginya tingkatan pelayanan terhadap lalu lintas. |
|||
• Kelas II |
|||
Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan sekunder. Dalam komposisi Ialu lintasnya terdapat lalu lintas lambat. Kelals jalan ini, selanjutnya berdasarkan komposisi dan sifat lalu lintasnya, dibagi dalam tiga kelas, yaitu: IIA, IIB dan IIC. |
|||
• Kelas IIA |
|||
Adalah jalan-jalan raya sekuder dua jalur atau lebih dengan konlstruksi permukaan jalan dari jenis aspal beton (hot mix) atau yang setaraf, di mana dalam komposisi lalu lihtasnya terdapat kendaraan lambat tetapi, tanpa kendaraan tanpa kendaraan yang tak bermotor. Untuk lalu lintas lambat, harus disediakan jalur tersindiri. |
|||
• Kelas IIB |
|||
Adalah jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan dari penetrasi berganda atau yang setaraf di mana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat, tetapi tanpa kendaraan yang tak bermotor. |
|||
• Kelas IIC |
|||
Adalah jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan dari jenis penetrasi tunggal di mana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat dari kendaraan tak bermotor. |
|||
• Kelas III |
|||
Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan penghubung dan merupakan konstruksi jalan berjalur tunggal atau dua. Konstruksi permukaan jalan yang paling tinggi adalah pelaburan dengan aspal. |
|||
== Bagian jalan == |
|||
[[Berkas:Jati-cepu-05.jpg|jmpl|250px|Jalan daerah antar kota]] |
|||
=== Ruang manfaat jalan === |
=== Ruang manfaat jalan === |
||
Ruang manfaat jalan |
Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya. |
||
Ruang manfaat jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi, dan kedalaman tertentu yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan yang bersangkutan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh [[departemen]] yang berwenang. |
Ruang manfaat jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi, dan kedalaman tertentu yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan yang bersangkutan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh [[departemen]] yang berwenang. |
||
Baris 138: | Baris 90: | ||
Ruang manfaat jalan hanya diperuntukkan bagi median, pengerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan, saluran tepi jalan, [[trotoar]], lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, gorong-gorong, perlengkapan jalan, dan bangunan pelengkap lainnya. |
Ruang manfaat jalan hanya diperuntukkan bagi median, pengerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan, saluran tepi jalan, [[trotoar]], lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, gorong-gorong, perlengkapan jalan, dan bangunan pelengkap lainnya. |
||
[[Trotoar]] hanya diperuntukkan bagi lalu lintas [[pejalan kaki]], walau pada |
[[Trotoar]] hanya diperuntukkan bagi lalu lintas [[pejalan kaki]], walau pada prakteknya banyak digunakan untuk keperluan lain semisal parkir atau tempat berjualan. |
||
=== Ruang milik jalan === |
=== Ruang milik jalan === |
||
{{main|Ruang milik jalan}} |
|||
Ruang milik jalan |
Ruang milik jalan terdiri dari ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan. Ruang milik jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, kedalaman, dan tinggi tertentu. |
||
Ruang milik jalan diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan, pelebaran jalan, dan penambahan jalur lalu lintas |
Ruang milik jalan diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan, pelebaran jalan, dan penambahan jalur lalu lintas di masa akan datang serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan. |
||
Sejalur tanah tertentu dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai lansekap jalan. |
Sejalur tanah tertentu dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai lansekap jalan. |
||
Baris 149: | Baris 101: | ||
=== Ruang pengawasan jalan === |
=== Ruang pengawasan jalan === |
||
Ruang pengawasan jalan |
Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang penggunaannya ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan. Ruang pengawasan jalan diperuntukkan bagi pandangan bebas pengemudi dan pengamanan konstruksi jalan serta pengamanan fungsi jalan. |
||
Ruang pengawasan jalan merupakan ruang sepanjang jalan di luar ruang milik jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu. |
Ruang pengawasan jalan merupakan ruang sepanjang jalan di luar ruang milik jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu. |
||
Dalam hal ruang milik jalan tidak cukup luas, lebar ruang pengawasan jalan ditentukan dari tepi badan jalan paling sedikit dengan ukuran sebagai berikut: |
Dalam hal ruang milik jalan tidak cukup luas, lebar ruang pengawasan jalan ditentukan dari tepi badan jalan paling sedikit dengan ukuran sebagai berikut: |
||
* [[jalan arteri primer]] 15 (lima belas) meter; |
* [[jalan arteri primer]] 15 (lima belas) meter; |
||
Baris 164: | Baris 116: | ||
* [[jalan lingkungan sekunder]] 2 (dua) meter; dan |
* [[jalan lingkungan sekunder]] 2 (dua) meter; dan |
||
* jembatan 100 (seratus) meter ke arah hilir dan hulu. |
* jembatan 100 (seratus) meter ke arah hilir dan hulu. |
||
== Pembangunan jalan == |
|||
[[Berkas:Road.jpg|ka|jmpl|Jalan di Jepang]] |
|||
Pada dasarnya pembangunan jalan adalah proses pembukaan ruangan [[lalu lintas]] yang mengatasi pelbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi, pembangunan [[jembatan]] dan [[terowongan]], bahkan juga pengalihan [[tumbuh-tumbuhan]]. (Ini mungkin melibatkan penebasan [[hutan]]). Pelbagai jenis mesin pembangun jalan akan digunakan untuk proses ini. |
|||
Muka [[bumi]] harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampung beban [[kendaraan]]. Berikutnya, jika perlu, tanah yang lembut akan diganti dengan tanah yang lebih keras. Lapisan tanah ini akan menjadi '''lapisan dasar'''. Seterusnya di atas lapisan dasar ini akan dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut '''lapisan permukaan'''. Biasanya lapisan permukaan dibuat dengan [[aspal]] ataupun [[semen]]. |
|||
Pengaliran/ [[drainase]] [[air]] merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam pembangunan jalan. Air yang berkumpul di permukaan jalan setelah hujan tidak hanya membahayakan pengguna jalan, malahan akan mengikis dan merusakkan struktur jalan. Karena itu permukaan jalan sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya mempunyai landaian yang berarah ke selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, air hujan akan mengalir kembali ke selokan. |
|||
Setelah itu ''retroflektor'' dipasang di tempat-tempat yang berbahaya seperti belokan yang tajam. Di permukaan jalan mungkin juga akan diletakkan "mata kucing", yakni sejenis benda bersinar seperti batu yang "ditanamkan" di permukaan jalan. Fungsinya adalah untuk menandakan batas lintasan. |
|||
== Perekonomian jalan == |
|||
Jalan dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu tempat karena menolong orang untuk pergi atau mengirim barang lebih cepat ke suatu tujuan. Dengan adanya jalan, komoditas dapat mengalir ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat dapat dijual kepada pasaran di luar wilayah itu. Selain itu, jalan juga mengembangkan ekonomi [[lalu lintas]] di sepanjang lintasannya. Contohnya, di pertengahan lintasan jalan utama yang menghubungkan bandar-bandar besar, penduduk setempat dapat menjual makanan kepada [[sopir]] truk yang kerap lewat di situ. Satu contoh yang baik bagi ekonomi lalu lintas dapat dilihat di pasar [[Machap]], [[Johor]] [[Malaysia]]. Sehubungan itu, Machap telah menjadi tempat istirahat bagi bus jarak-jauh karena adanya fasilitas istirahat yang lengkap di situ dan juga letaknya di pertengahan Lebuh Raya Utara Selatan. Di Machap, penumpang-penumpang bus akan membelanjakan uang untuk pelayanan restoran dan kamar kecil. |
|||
Ekonomi Trafik-Istirihat seperti yang berlaku di Machap sebenarnya tidak hanya bergantung kepada lokasi dan juga fasilitas. Yang lebih penting ialah hubungan pihak pemilik restoran dengan sopir bus. Untuk menarik lebih banyak sopir [[bus]] datang ke mari bersama penumpangnya, pemilik restoran berusaha menarik hati sopir bus dengan menyediakan makanan dan rokok gratis kepada mereka. Tetapi cara yang paling baik ialah menghubungi langsung perusahaan bus tersebut agar memilih suatu tempat sebagai tempat istirahat yang tetap. |
|||
== Sejarah Pembangunan Jalan == |
|||
Jalan sudah ada sejak manusia memerlukan area untuk berjalan terlebih-lebih setelah menemukan kendaraan beroda diantaranya berupa kereta yang ditarik [[kuda]]. Tidak jelas dikatakan bahwa peradaban mana yang lebih dahulu membuat jalan. Akan tetapi hampir semua peradaban tidak terlepas dari keberadaan jalan tersebut. |
|||
Salah satu sumber mengatakan bahwa jalan muncul pada 3000 SM. Jalan tersebut masih berupa jalan setapak dengan kontruksi sesuai dengan kendaraan beroda padaknya diduga antara masa itu. Letaknya diduga antara [[Pegunungan Kaukasus]] dan Teluk Persia. |
|||
=== Jalan Mesopotamia-Mesir === |
|||
Seiring perkembangan peradaban di [[Timur tengah]] pada masa 3000 SM, maka dibangunlah jalan raya yang menghubungkan [[Mesopotamia]]-[[Mesir]]. Selain untuk perdagangan, jalan tersebut berguna untuk kebudayaan bahkan untuk peperangan. Jalan utama pertama di kawasan itu, disebut-sebut adalah Jalan Bangsawan Persia yang terentang dari [[Teluk Persia]] hingga [[Laut Aegea]] sepanjang 2857 km. Jalan ini bertahan dari tahun 3500-300 SM. |
|||
=== Jalan di Eropa dan China === |
|||
Di [[Eropa]], jalan tertua disebut-sebut adalah Jalur Kuning yang berawal dari [[Yunani]] dan [[Tuscany]] hingga [[Laut Baltik]]. |
|||
Di Asia timur, bangsa [[Tiongkok]] membangun jalan yang menghubungkan kota-kota utamanya yang bila digabung mencapai 3200 km. |
|||
=== Jalan Romawi === |
|||
"Banyak jalan menuju Roma" begitulah istilah yang umum dikenal mengenai jalan-jalan Romawi. Istilah tersebut tidaklah keliru karena bangsa [[Romawi]] banyak membangun jalan. Di puncak kejayaannya, bangsa Romawi membangun jalan sepanjang 85.000 km yang terbentang dari [[Inggris]] hingga [[Afrika Utara]], dari pantai [[Samudera Atlantik]] di [[Semenanjung Iberia]] hingga [[Teluk Persia]]. Keberadaan jalan tersebut diabadikan dalam peta yang dikenal sebagai [[Peta Peutinger]]. |
|||
=== Pembangunan Jalan Daendels di Pantura Pulau Jawa === |
|||
{{main|Jalan Raya Pos}} |
|||
Herman Willem [[Daendels]] adalah seorang [[Gubernur-Jendral]] [[Hindia Belanda]] yang ke-36. Ia memerintah antara tahun [[1808]] – [[1811]]. Pada masa itu [[Belanda]] sedang dikuasai oleh [[Prancis]]. Pada masa jabatannya ia membangun jalan raya pada tahun 1808 dari [[Anyer]] hingga [[Panarukan, Situbondo|Panarukan]]. Sebagian dari jalan ini sekarang menjadi Jalur [[Pantura]] (Pantai Utara) yang membentang sepanjang pantai utara [[Pulau Jawa]]. Pembangunan jalan ini adalah proyek monumental namun dibayar dengan banyak pelanggaran hak-hak asasi manusia karena dikerjakan secara paksa tanpa imbalan pantas. |
|||
Manfaat yang diperoleh dari jalan ini adalah sebagai jalan pertahanan [[militer]]. Selain itu dari segi ekonomi guna menunjang tanam paksa (''[[cultuur stelsel]]'') hasil produk [[kopi]] dari pedalaman [[Priangan]] semakin banyak yang diangkut ke pelabuhan [[Cirebon]] dan [[Indramayu]] padahal sebelumnya tidak terjadi dan produk itu membusuk di gudang-gudang kopi [[Sumedang]], Limbangan, [[Cisarua]], dan [[Sukabumi]]. Selain itu, dengan adanya jalan ini perjalanan darat [[Surabaya]]-[[Batavia]] yang sebelumnya ditempuh 40 hari bisa dipersingkat menjadi tujuh hari. Ini sangat bermanfaat bagi pengiriman surat yang oleh Daendels kemudian dikelola dalam dinas pos. |
|||
== Sejarah Teknik Membangun Jalan == |
|||
Dalam sejarahnya, berbagai macam teknik digunakan untuk membangun jalan. Di [[Eropa Utara]] yang repot dengan tanah basah yang berupa "bubur", dipilih jalan kayu berupa gelondongan kayu dipasang di atas ranting, lalu diatasnya disusun kayu secara melintang berpotongan untuk melalui rintangan tersebut. |
|||
Di kepulauan [[Malta]] ada bagian jalan yang ditatah agar kendaraan tidak meluncur turun. Sedangkan masyarakat di [[Lembah Sungai Indus]], sudah membangun jalan dari bata yang disemen dengan bituna (bahan aspal) agar tetap kering. Dapat dikatakan, pemakaian bahan aspal sudah dikenal sejak milenium ke 3 sebelum masehi dikawasan ini, terbukti di [[Mahenjo Daro]], [[Pakistan]], terdapat penampung air berbahan batu bata bertambalkan aspal. |
|||
Konstruksi jalan Bangsa Romawi berciri khas lurus dengan empat lapisan. Lapisan pertama berupa hamparan pasir atau adukan semen, lapisan berikutnya berupa batu besar datar yang kemudian disusul lapisan kerikil dicampur dengan kapur, kemudian lapisan tipis permukaan lava yang mirip batu api. Ketebalan jalan itu sekitar 0,9-1,5 m. Rancangan Jalan Romawi tersebut termasuk mutakhir sebelum muncul teknologi jalan modern di akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Sayangnya jalan itu rusak ketika Romawi mulai runtuh. |
|||
Seorang skotlandia bernama Thomas Telford (1757 - 1834) membuat rancangan jalan raya, di mana batu besar pipih diletakan menghadap ke atas atau berdiri dan sekarang dikenal dengan fondasi jalan Telford. Konstruksi ini sangat kuat terutama sebagai fondasi jalan, dan sangat padat karya karena harus disusun dengan tangan satu per satu. Banyak jalan yang bermutu baik dengan konstruksi Telford, tetapi tidak praktis memakan waktu. |
|||
Oleh sebab itu ada konstruksi berikutnya oleh John Loudon Mc Adam (1756-1836). Konstruksi jalan yang di [[Indonesia]] dikenal dengan ''jalan Makadam'' itu lahir berkat semangat membuat banyak jalan dengan biaya murah. Jalan tersebut berupa batu pecah yang diatur padat dan ditimbun dengan kerikil. Jalan Makadam sangat praktis, batu pecah digelar tidak perlu disusun satu per satu dan saling mengunci sebagai satu kesatuan. |
|||
Di akhir abad ke XIX, seiring dengan maraknya penggunaan sepeda, pada 1824 dibangun jalan aspal namun dengan cara menaruh blok-blok aspal. Jalan bersejarah itu dapat disaksikan di |
|||
[[Champ-Elysess]], [[Paris]], [[Prancis]]. |
|||
Di [[Skotlandia]], hadir jalan beton yang dibuat dari [[semen portland]] pada 1865. Meski lebih kuat, jalan tersebut mudah retak karena perubahan cuaca. Berbeda dengan aspal yang bersipat lebih plastis atau dapat kembang susut yang baik terhadap perubahan cuaca dan sebagai pengikat yang lebih tahan air. |
|||
Jalan Aspal modern merupakan hasil karya [[imigran]] [[Belgia]] [[Edward de Smedt]] di Columbia University, [[New York]]. Pada tahun 1872, ia sukses merekayasa aspal dengan kepadatan maksimum. [[Aspal]] itu dipakai di [[Battery Park]] dan [[Fifth Avenue]], New York, tahun 1872 dan [[Pennsylvania Avenue]], [[Washington D.C]] pada tahun 1877. |
|||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
||
* [[Kecelakaan lalu-lintas]] |
* [[Kecelakaan lalu-lintas]] |
||
* [[Kapasitas jalan]] |
* [[Kapasitas jalan]] |
||
* [[Jalan Lingkungan]] |
|||
* [[Jalan setapak]] |
* [[Jalan setapak]] |
||
* [[Jalan tikus]] |
* [[Jalan tikus]] |
||
* [[Polisi tidur]] |
* [[Polisi tidur]] |
||
* [[Daftar jalan]] |
|||
{{stub}} |
|||
[[Kategori:Jalan| ]] |
|||
[[Kategori:Infrastruktur jalan]] |
|||
[[Kategori:Jalan|*]] |
|||
[[su:Jalan]] |
Revisi per 11 Januari 2022 06.14
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Pembangunan jalan
Pada dasarnya pembangunan jalan adalah proses pembukaan ruangan lalu lintas yang mengatasi pelbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi, pembangunan jembatan dan terowongan, bahkan juga pengalihan tumbuh-tumbuhan. (Ini mungkin melibatkan penebasan hutan). Pelbagai jenis mesin pembangun jalan akan digunakan untuk proses ini.
Muka bumi harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampung beban kendaraan. Berikutnya, jika perlu, tanah yang lembut akan diganti dengan tanah yang lebih keras. Lapisan tanah ini akan menjadi lapisan dasar. Seterusnya di atas lapisan dasar ini akan dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut lapisan permukaan. Biasanya lapisan permukaan dibuat dengan aspal ataupun semen.
Pengaliran/ drainase air merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam pembangunan jalan. Air yang berkumpul di permukaan jalan setelah hujan tidak hanya membahayakan pengguna jalan, malahan akan mengikis dan merusakkan struktur jalan. Karena itu permukaan jalan sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya mempunyai landaian yang berarah ke selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, air hujan akan mengalir kembali ke selokan.
Setelah itu retroflektor dipasang di tempat-tempat yang berbahaya seperti belokan yang tajam. Di permukaan jalan mungkin juga akan diletakkan "mata kucing", yakni sejenis benda bersinar seperti batu yang "ditanamkan" di permukaan jalan. Fungsinya adalah untuk menandakan batas lintasan.
Perekonomian jalan
Jalan dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu tempat karena menolong orang untuk pergi atau mengirim barang lebih cepat ke suatu tujuan. Dengan adanya jalan, komoditi dapat mengalir ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat dapat dijual kepada pasaran di luar wilayah itu. Selain itu, jalan juga mengembangkan ekonomi lalu lintas di sepanjang lintasannya. Contohnya, di pertengahan lintasan jalan utama yang menghubungkan bandar-bandar besar, penduduk setempat dapat menjual makanan kepada supir truk yang kerap lewat di situ. Satu contoh yang baik bagi ekonomi lalu lintas dapat dilihat di pasar Machap, Johor Malaysia. Sehubungan itu, Machap telah menjadi tempat istirahat bagi bus jarak-jauh karena adanya fasilitas istirahat yang lengkap di situ dan juga letaknya di pertengahan Lebuh Raya Utara Selatan. Di Machap, penumpang-penumpang bus akan membelanjakan uang untuk pelayanan restoran dan kamar kecil.
Ekonomi Trafik-Istirihat seperti yang berlaku di Machap sebenarnya tidak hanya bergantung kepada lokasi dan juga fasilitas. Yang lebih penting ialah hubungan pihak pemilik restoran dengan supir bus. Untuk menarik lebih banyak supir bus datang ke mari bersama penumpangnya, pemilik restoran berusaha menarik hati supir bus dengan menyediakan makanan dan rokok gratis kepada mereka. Tetapi cara yang paling baik ialah menghubungi langsung perusahaan bus tersebut agar memilih suatu tempat sebagai tempat istirahat yang tetap.
Sejarah Pembangunan Jalan
Jalan sudah ada sejak manusia memerlukan area untuk berjalan terlebih-lebih setelah menemukan kendaraan beroda diantaranya berupa kereta yang ditarik kuda. Tidak jelas dikatakan bahwa peradaban mana yang lebih dahulu membuat jalan. Akan tetapi hampir semua peradaban tidak terlepas dari keberadaan jalan tersebut.
Salah satu sumber mengatakan bahwa jalan muncul pada 3000 SM. Jalan tersebut masih berupa jalan setapak dengan kontruksi sesuai dengan kendaraan beroda padaknya diduga antara masa itu. Letaknya diduga antara Pegunungan Kaukasus dan Teluk Persia.
Jalan Mesopotamia-Mesir
Seiring perkembangan peradaban di Timur tengah pada masa 3000 SM, maka dibangunlah jalan raya yang menghubungkan Mesopotamia-Mesir. Selain untuk perdagangan, jalan tersebut berguna untuk kebudayaan bahkan untuk peperangan. Jalan utama pertama di kawasan itu, disebut-sebut adalah Jalan Bangsawan Persia yang terentang dari Teluk Persia hingga Laut Aegea sepanjang 2857 km. Jalan ini bertahan dari tahun 3500-300 SM.
Jalan di Eropa dan China
Di Eropa, jalan tertua disebut-sebut adalah Jalur Kuning yang berawal dari Yunani dan Tuscany hingga Laut Baltik.
Di Asia timur, bangsa Cina membangun jalan yang menghubungkan kota-kota utamanya yang bila digabung mencapai 3200 km.
Jalan Romawi
"Banyak jalan menuju Roma" begitulah istilah yang umum dikenal mengenai jalan-jalan Romawi. Istilah tersebut tidaklah keliru karena bangsa Romawi banyak membangun jalan. Di puncak kejayaannya , bangsa Romawi membangun jalan sepanjang 85.000 km yang terbentang dari Inggris hingga Afrika Utara, dari pantai Samudera Atlantik di Semenanjung Iberia hingga Teluk Persia. Keberadaan jalan tersebut diabadikan dalam peta yang dikenal sebagai Peta Peutinger.
Pembangunan Jalan Daendels di Pantura Pulau Jawa
Artikel utama untuk bagian ini: Jalan Raya Pos
Herman Willem Daendels adalah seorang Gubernur-Jendral Hindia-Belanda yang ke-36. Ia memerintah antara tahun 1808 – 1811. Pada masa itu Belanda sedang dikuasai oleh Perancis. Pada masa jabatannya ia membangun jalan raya pada tahun 1808 dari Anyer hingga Panarukan. Sebagian dari jalan ini sekarang menjadi Jalur Pantura (Pantai Utara) yang membentang sepanjang pantai utara Pulau Jawa. Pembangunan jalan ini adalah proyek monumental namun dibayar dengan banyak pelanggaran hak-hak asasi manusia karena dikerjakan secara paksa tanpa imbalan pantas.
Manfaat yang diperoleh dari jalan ini adalah sebagai jalan pertahanan militer. Selain itu dari segi ekonomi guna menunjang tanam paksa (cultuur stelsel) hasil produk kopi dari pedalaman Priangan semakin banyak yang diangkut ke pelabuhan Cirebon dan Indramayu padahal sebelumnya tidak terjadi dan produk itu membusuk di gudang-gudang kopi Sumedang, Limbangan, Cisarua, dan Sukabumi. Selain itu, dengan adanya jalan ini perjalanan darat Surabaya-Batavia yang sebelumnya ditempuh 40 hari bisa dipersingkat menjadi tujuh hari. Ini sangat bermanfaat bagi pengiriman surat yang oleh Daendels kemudian dikelola dalam dinas pos.
Sejarah Teknik Membangun Jalan
Dalam sejarahnya, berbagai macam teknik digunakan untuk membangun jalan. Di Eropa Utara yang repot dengan tanah basah yang berupa "bubur", dipilih jalan kayu berupa gelondongan kayu dipasang diatas ranting, lalu diatasnya disusun kayu secara melintang berpotongan untuk melalui rintangan tersebut.
Di kepulauan Malta ada bagian jalan yang ditatah agar kendaraan tidak meluncur turun. Sedangkan masyarakat di Lembah Sungai Indus, sudah membangun jalan dari bata yang disemen dengan bituna (bahan aspal) agar tetap kering. Dapat dikatakan, pemakaian bahan aspal sudah dikenal sejak milenium ke 3 sebelum masehi dikawasan ini, terbukti di Mahenjo Daro, Pakistan, terdapat penampung air berbahan batu bata bertambalkan aspal.
Konstruksi jalan Bangsa Romawi berciri khas lurus dengan empat lapisan. Lapisan pertama berupa hamparan pasir atau adukan semen, lapisan berikutnya berupa batu besar datar yang kemudian disusul lapisan kerikil dicampur dengan kapur, kemudian lapisan tipis permukaan lava yang mirip batu api. Ketebalan jalan itu sekitar 0,9-1,5 m. Rancangan Jalan Romawi tersebut termasuk mutakhir sebelum muncul teknologi jalan modern di akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Sayangnya jalan itu rusak ketika Romawi mulai runtuh.
Seorang skotlandia bernama Thomas Telford (1757 - 1834) membuat rancangan jalan raya, di mana batu besar pipih diletakan menghadap ke atas atau berdiri dan sekarang dikenal dengan pondasi jalan Telford. Konstruksi ini sangat kuat terutama sebagai pondasi jalan, dan sangat padat karya karena harus disusun dengan tangan satu per satu. Banyak jalan yang bermutu baik dengan konstruksi Telford, tetapi tidak praktis memakan waktu.
Oleh sebab itu ada konstruksi berikutnya oleh John Loudon Mc Adam (1756-1836). Konstruksi jalan yang di Indonesia dikenal dengan jalan Makadam itu lahir berkat semangat membuat banyak jalan dengan biaya murah. Jalan tersebut berupa batu pecah yang diatur padat dan ditimbun dengan kerikil. Jalan Makadam sangat praktis, batu pecah digelar tidak perlu disusun satu per satu dan saling mengunci sebagai satu kesatuan.
Di akhir abad ke XIX, seiring dengan maraknya penggunaan sepeda, pada 1824 dibangun jalan aspal namun dengan cara menaruh blok-blok aspal. Jalan bersejarah itu dapat disaksikan di Champ-Elysess, Paris, Perancis.
Di Skotlandia, hadir jalan beton yang dibuat dari semen portland pada 1865. Meski lebih kuat, jalan tersebut mudah retak karena perubahan cuaca. Berbeda dengan aspal yang bersipat lebih plastis atau dapat kembang susut yang baik terhadap perubahan cuaca dan sebagai pengikat yang lebih tahan air.
Jalan Aspal modern merupakan hasil karya imigran Belgia Edward de Smedt di Columbia University, New York. Pada tahun 1872, ia sukses merekayasa aspal dengan kepadatan maksimum. Aspal itu dipakai di Battery Park dan Fifth Avenue, New York, tahun 1872 dan Pennsylvania Avenue, Washington D.C pada tahun 1877.
Pada saat ini sedikitnya 90 % jalan utama di perkotaan selalu menggunakan bahan aspal.
Sistem jaringan jalan
Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarki.
Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu pada rencana tata ruang wilayah dan dengan memperhatikan keterhubungan antarkawasan dan/atau dalam kawasan perkotaan, dan kawasan perdesaan.
Sistem jaringan jalan primer
Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana tata ruang dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai berikut:
- menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan; dan
- menghubungkan antarpusat kegiatan nasional.
Sistem jaringan jalan sekunder
Sistem jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan yang menghubungkan secara menerus kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya sampai ke persil.
Bagian jalan
Ruang manfaat jalan
Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya.
Ruang manfaat jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi, dan kedalaman tertentu yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan yang bersangkutan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh departemen yang berwenang.
Ruang manfaat jalan hanya diperuntukkan bagi median, pengerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan, saluran tepi jalan, trotoar, lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, gorong-gorong, perlengkapan jalan, dan bangunan pelengkap lainnya.
Trotoar hanya diperuntukkan bagi lalu lintas pejalan kaki, walau pada prakteknya banyak digunakan untuk keperluan lain semisal parkir atau tempat berjualan.
Ruang milik jalan
Ruang milik jalan terdiri dari ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan. Ruang milik jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, kedalaman, dan tinggi tertentu. Ruang milik jalan diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan, pelebaran jalan, dan penambahan jalur lalu lintas di masa akan datang serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan.
Sejalur tanah tertentu dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai lansekap jalan.
Ruang pengawasan jalan
Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang penggunaannya ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan. Ruang pengawasan jalan diperuntukkan bagi pandangan bebas pengemudi dan pengamanan konstruksi jalan serta pengamanan fungsi jalan.
Ruang pengawasan jalan merupakan ruang sepanjang jalan di luar ruang milik jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu.
Dalam hal ruang milik jalan tidak cukup luas, lebar ruang pengawasan jalan ditentukan dari tepi badan jalan paling sedikit dengan ukuran sebagai berikut:
- jalan arteri primer 15 (lima belas) meter;
- jalan kolektor primer 10 (sepuluh) meter;
- jalan lokal primer 7 (tujuh) meter;
- jalan lingkungan primer 5 (lima) meter;
- jalan arteri sekunder 15 (lima belas) meter;
- jalan kolektor sekunder 5 (lima) meter;
- jalan lokal sekunder 3 (tiga) meter;
- jalan lingkungan sekunder 2 (dua) meter; dan
- jembatan 100 (seratus) meter ke arah hilir dan hulu.