Lompat ke isi

Sutoyo Siswomiharjo: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Raja Nine to Five (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 21125350 oleh 180.241.190.65 (bicara) Redundan! LTA 180.248.208.37
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 18: Baris 18:
|awards = [[Berkas:Star.svg|10px]] [[Pahlawan Revolusi]] - [[Anumerta|KPLB Anumerta]]
|awards = [[Berkas:Star.svg|10px]] [[Pahlawan Revolusi]] - [[Anumerta|KPLB Anumerta]]
|footnotes = <small>Pangkat terakhirnya adalah [[Brigadir Jenderal]] [[TNI]], tetapi karena gugur dalam tugas, maka diberikan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) menjadi [[Mayor Jenderal|Mayjen.]] [[TNI]] ([[Anumerta]]).</small>
|footnotes = <small>Pangkat terakhirnya adalah [[Brigadir Jenderal]] [[TNI]], tetapi karena gugur dalam tugas, maka diberikan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) menjadi [[Mayor Jenderal|Mayjen.]] [[TNI]] ([[Anumerta]]).</small>
|occupation = TNI
|spouse =
|children = {{ubl|1. [[Agus Widjojo|Letjen TNI Agus Widjojo]]|2. Nani Nurrachman}}
|children = {{ubl|1. [[Agus Widjojo|Letjen TNI Agus Widjojo]]|2. Nani Nurrachman}}
|relations =
|relations =

Revisi per 20 Mei 2022 05.59

Sutoyo Siswomiharjo
Informasi pribadi
Lahir(1922-08-28)28 Agustus 1922
Kebumen, Jawa Tengah
Meninggal1 Oktober 1965(1965-10-01) (umur 43)
Lubang Buaya, Jakarta
MakamTaman Makam Pahlawan Kalibata
Anak
Penghargaan sipil Pahlawan Revolusi - KPLB Anumerta
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1945—1965
Pangkat Mayor Jenderal TNI Anumerta
SatuanPolisi Militer (CPM)
Pangkat terakhirnya adalah Brigadir Jenderal TNI, tetapi karena gugur dalam tugas, maka diberikan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) menjadi Mayjen. TNI (Anumerta).
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini
Perangko Sutoyo Siswomiharjo keluaran tahun 1966

Mayor Jenderal TNI (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo (28 Agustus 1922 – 1 Oktober 1965) adalah seorang perwira tinggi TNI-AD yang diculik dan kemudian dibunuh dalam peristiwa Gerakan 30 September di Indonesia.

Kehidupan awal

Sutoyo lahir di Kebumen, Jawa Tengah. Ia menyelesaikan sekolahnya sebelum invasi Jepang pada tahun 1942, dan selama masa pendudukan Jepang, ia belajar tentang penyelenggaraan pemerintahan di Jakarta.[1] Dia kemudian bekerja sebagai pegawai pemerintah di Purworejo, namun mengundurkan diri pada tahun 1944.[2]

Karier militer

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Sutoyo bergabung ke dalam bagian Polisi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), cikal bakal Tentara Nasional Indonesia. Hal ini kemudian menjadi Polisi Militer Indonesia. Pada Juni 1946, ia diangkat menjadi ajudan Kolonel Gatot Soebroto, komandan Polisi Militer. Ia terus mengalami kenaikan pangkat di dalam Polisi Militer, dan pada tahun 1954 ia menjadi kepala staf di Markas Besar Polisi Militer. Dia memegang posisi ini selama dua tahun sebelum diangkat menjadi asisten atase militer di kedutaan besar Indonesia di London. Setelah pelatihan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat di Bandung dari tahun 1959 hingga 1960, ia diangkat menjadi Inspektur Kehakiman Angkatan Darat, kemudian karena pengalaman hukumnya, pada tahun 1961 ia menjadi inspektur kehakiman/jaksa militer utama.[1][2][3]

Kematian

Pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965, anggota Gerakan 30 September yang dipimpin oleh Sersan Mayor Surono masuk ke dalam rumah Sutoyo di Jalan Sumenep, Menteng, Jakarta Pusat. Mereka masuk melalui garasi di samping rumah. Mereka memaksa pembantu untuk menyerahkan kunci, masuk ke rumah itu dan mengatakan bahwa Sutoyo telah dipanggil oleh Presiden Soekarno. Mereka kemudian membawanya ke markas mereka di Lubang Buaya.[4][5] Di sana, dia dibunuh dan tubuhnya dilemparkan ke dalam sumur yang tak terpakai. Seperti rekan-rekan lainnya yang dibunuh, mayatnya ditemukan pada 4 Oktober dan dia dimakamkan pada hari berikutnya. Dia secara anumerta dipromosikan menjadi Mayor Jenderal dan menjadi Pahlawan Revolusi.[6]

Tanda Jasa

Baris ke-1 Bintang Republik Indonesia Adipradana (10 November 1965)[7] Bintang Gerilya
Baris ke-2 Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia Satyalancana Kesetiaan 16 Tahun Satyalancana Perang Kemerdekaan I
Baris ke-3 Satyalancana Perang Kemerdekaan II Satyalancana G.O.M I Satyalancana G.O.M II

Referensi

  • Anderson, Benedict R O'G & McVey, Ruth (1971), A Preliminary Analysis of the October 1, 1965 Coup in Indonesia, Modern Indonesian project Southeast Asian Program, Cornell University, Ithaca, NY
  • Bachtiar, Harsja W. (1988), Siapa Dia?: Perwira Tinggi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, Penerbit Djambatan, Jakarta, ISBN 979-428-100-X
  • Mutiara Sumber Widya (publisher)(1999) Album Pahlawan Bangsa, Jakarta
  • Sekretariat Negara Republik Indonesia (1975) 30 Tahun Indonesia Merdeka: Jilid 3 (1965-1973)
  • Sekretariat Negara Republik Indonesia (1994) Gerakan 30 September Pemberontakan Partai Komunis Indonesia: Latar Belakang, Aksi dan Penumpasannya ISBN 9790830025
  • Sudarmanto, Y.B. (1996) Jejak-Jejak Pahlawan dari Sultan Agung hingga Syekh Yusuf, Penerbit Grasindo, Jakarta ISBN 979-553-111-5

Catatan

  1. ^ a b Sudarmanto (1996)
  2. ^ a b Mutiara Sumber Widya (publisher)(1999)
  3. ^ Bachtiar (1988)
  4. ^ Sekretariat Negara Republik Indonesia (1994)
  5. ^ Anderson & McVey (1971)
  6. ^ Sekretariat Negara Republik Indonesia (1975)
  7. ^ Daftar WNI yang Menerima Tanda Kehormatan Bintang Republik Indonesia 1959 - sekarang (PDF). Diakses tanggal 4 Oktober 2021. 

Pranala luar