Lompat ke isi

Zalim: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
SkullSplitter (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
SkullSplitter (bicara | kontrib)
Baris 17: Baris 17:
* Kezaliman yang tidak diampunkan Allah, yaitu [[syirik]].
* Kezaliman yang tidak diampunkan Allah, yaitu [[syirik]].
* Kezaliman yang dapat diampunkan Allah, perbuatan seseorang hamba terhadap dirinya sendiri di dalam hubungan dia terhadap Allah.
* Kezaliman yang dapat diampunkan Allah, perbuatan seseorang hamba terhadap dirinya sendiri di dalam hubungan dia terhadap Allah.
* kezaliman yang tidak dibiarkan oleh Allah, perbuatan hamba-hamba-Nya di antara sesama mereka, karena pasti ditun­tut pada [[Hari Kiyamat]] oleh mereka yang dizalimi.
* Kezaliman yang tidak dibiarkan oleh Allah, perbuatan hamba-hamba-Nya di antara sesama mereka, karena pasti ditun­tut pada [[Hari Akhir]] oleh mereka yang dizalimi.


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==

Revisi per 5 Mei 2009 00.54

Zalim (dholim) adalah meletakkan sesuatu/ perkara bukan pada tempatnya. Orang yang berbuat zalim disebut zalimin. Lawan kata zalim adalah adil.

Etimologi

Kata zalim berasal dari huruf “dho la ma” yang bermaksud gelap. Di dalam al-Qur’an menggunakan kata zhulm selain itu juga digunakan kata baghy, yang artinya juga sama dengan zalim yaitu melanggar haq orang lain. Namun demikian pengertian zalim lebih luas maknanya ketimbang baghyu, tergantung kalimat yang disandarkannya. Kezaliman itu memiliki berbagai bentuk di antaranya adalah syirik.

Didalam Al-Qur'an zalim memiliki beberapa makna, diantaranya dalam beberpa surah sebagai berikut:

  • Al 'Ankabuut 46: Yang dimaksud dengan orang-orang yang zalim pada ayat ini adalah orang-orang yang setelah diberikan kepadanya keterangan-keterangan dan penjelasan-penjelasan dengan cara yang paling baik, mereka tetap membantah dan membangkang dan tetap menyatakan permusuhan.
  • Al Baqarah 165: orang-orang yang menyembah selain Allah.
  • Al-Anbiyaa' 13: Orang yang zalim itu di waktu merasakan azab Allah melarikan diri, lalu orang-orang yang beriman mengatakan kepada mereka dengan secara cemooh agar mereka tetap ditempat semula dengan menikmati kelezatan-kelezatan hidup sebagaimana biasa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan dihadapkan kepada mereka.
  • Al Kahfi 35: zalim pada ayat ini sebuah sifat keangkuhan dan perbuatan kekafirannya.
  • Al Maa-idah 47: karena menuruti hawa nafsu dan merugikan orang lain.

Kategori

Kezaliman itu ada tiga macamnya diantaranya adalah:

  • Kezaliman yang tidak diampunkan Allah, yaitu syirik.
  • Kezaliman yang dapat diampunkan Allah, perbuatan seseorang hamba terhadap dirinya sendiri di dalam hubungan dia terhadap Allah.
  • Kezaliman yang tidak dibiarkan oleh Allah, perbuatan hamba-hamba-Nya di antara sesama mereka, karena pasti ditun­tut pada Hari Akhir oleh mereka yang dizalimi.

Pranala luar

http://www.rrg.sg/edisi/data/Idealogi%20Zalim.pdf