Imran: Perbedaan antara revisi
Membalikkan revisi 21934241 oleh 114.10.9.78 (bicara) Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
k clean up |
||
Baris 6: | Baris 6: | ||
Imran dan istrinya [[Hanna]] menjadi salah satu contoh dari orang tua yang berhasil mewujudkan cita-cita membangun sebuah keluarga yang bahagia, penuh kasih sayang, dan ketakwaan kepada Allah. Hingga ke mudian melahirkan generasi yang mulia dan memiliki peran besar bagi umat manusia. |
Imran dan istrinya [[Hanna]] menjadi salah satu contoh dari orang tua yang berhasil mewujudkan cita-cita membangun sebuah keluarga yang bahagia, penuh kasih sayang, dan ketakwaan kepada Allah. Hingga ke mudian melahirkan generasi yang mulia dan memiliki peran besar bagi umat manusia. |
||
Imran dan Hanna telah menyiapkan generasi terbaik, bahkan dengan perencanaan yang dibuat sebelum Hanna mengandung. Keduanya sudah merencanakan agar keturunannya selalu dekat dengan Allah, menjadi generasi yang mulia dunia dan akhirat, serta menjadi kebanggaan keluarga besarnya. |
Imran dan Hanna telah menyiapkan generasi terbaik, bahkan dengan perencanaan yang dibuat sebelum Hanna mengandung. Keduanya sudah merencanakan agar keturunannya selalu dekat dengan Allah, menjadi generasi yang mulia dunia dan akhirat, serta menjadi kebanggaan keluarga besarnya. |
||
Begitu pun ketika mengandung, istri Imran terus memohon dan bernazar pada Allah agar anaknya itu menjadi hamba terpilih, taat, mengabdi, dan mendapatkan bimbingan serta penjagaan dari Allah. |
Begitu pun ketika mengandung, istri Imran terus memohon dan bernazar pada Allah agar anaknya itu menjadi hamba terpilih, taat, mengabdi, dan mendapatkan bimbingan serta penjagaan dari Allah. |
||
Baris 14: | Baris 14: | ||
Tak berhenti di situ, untuk mewujudkan generasi yang mulia, Imran dan Hanna pun memilih pembimbing yang pintar, bijak, dan saleh bagi putrinya itu. Imran dan Hanna meminta Nabi [[Zakaria]] agar membimbing Maryam menjadi manusia yang dekat dengan Allah. |
Tak berhenti di situ, untuk mewujudkan generasi yang mulia, Imran dan Hanna pun memilih pembimbing yang pintar, bijak, dan saleh bagi putrinya itu. Imran dan Hanna meminta Nabi [[Zakaria]] agar membimbing Maryam menjadi manusia yang dekat dengan Allah. |
||
Ikhtiar yang dilakukan Imran dan Hanna dari fase perencanaan, memohon, memberi nama terbaik, menyiapkan tempat yang sesuai, dan memilihkan pembimbing yang te pat akhrinya memperoleh keridhaan Allah. |
Ikhtiar yang dilakukan Imran dan Hanna dari fase perencanaan, memohon, memberi nama terbaik, menyiapkan tempat yang sesuai, dan memilihkan pembimbing yang te pat akhrinya memperoleh keridhaan Allah. |
||
Allah menerima ikhtiar Imran dan Hanna dengan memberi perhatian, mencukupi kebutuhan, membimbing, dan memberikan penjagaan dalam kehidupan Maryam. |
Allah menerima ikhtiar Imran dan Hanna dengan memberi perhatian, mencukupi kebutuhan, membimbing, dan memberikan penjagaan dalam kehidupan Maryam. |
||
Baris 22: | Baris 22: | ||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
⚫ | |||
[[Kategori:Tokoh yang disebutkan dalam Al-Qur'an]] |
[[Kategori:Tokoh yang disebutkan dalam Al-Qur'an]] |
||
⚫ |
Revisi per 24 Januari 2023 07.31
Bagian dari seri |
Islam |
---|
Imran adalah salah satu orang saleh yang namanya tertulis dalam Alquran. Ia dan keluarganya bahkan dimuliakan Allah SWT menjadi nama surah ketiga dalam Alquran, yakni surah Ali Imran yang berarti keluarga Imran. Kisah keluarga Imran pun menjadi inspirasi bagi setiap keluarga Muslim, terutama para orang tua yang berharap memiliki keturunan yang mulia.
Kisah
Imran dan istrinya Hanna menjadi salah satu contoh dari orang tua yang berhasil mewujudkan cita-cita membangun sebuah keluarga yang bahagia, penuh kasih sayang, dan ketakwaan kepada Allah. Hingga ke mudian melahirkan generasi yang mulia dan memiliki peran besar bagi umat manusia.
Imran dan Hanna telah menyiapkan generasi terbaik, bahkan dengan perencanaan yang dibuat sebelum Hanna mengandung. Keduanya sudah merencanakan agar keturunannya selalu dekat dengan Allah, menjadi generasi yang mulia dunia dan akhirat, serta menjadi kebanggaan keluarga besarnya.
Begitu pun ketika mengandung, istri Imran terus memohon dan bernazar pada Allah agar anaknya itu menjadi hamba terpilih, taat, mengabdi, dan mendapatkan bimbingan serta penjagaan dari Allah.
Saat bayinya telah lahir, Imran dan Hanna memberikan nama sesuai dengan perencanaan dan harapan mereka, yakni agar menjadi manusia yang taat dan mendekatkan diri kepada Allah. Keduanya memberikan nama terbaik bagi putrinya, yakni Maryam, disertai doa agar terhindar dari godaan setan.
Tak berhenti di situ, untuk mewujudkan generasi yang mulia, Imran dan Hanna pun memilih pembimbing yang pintar, bijak, dan saleh bagi putrinya itu. Imran dan Hanna meminta Nabi Zakaria agar membimbing Maryam menjadi manusia yang dekat dengan Allah.
Ikhtiar yang dilakukan Imran dan Hanna dari fase perencanaan, memohon, memberi nama terbaik, menyiapkan tempat yang sesuai, dan memilihkan pembimbing yang te pat akhrinya memperoleh keridhaan Allah.
Allah menerima ikhtiar Imran dan Hanna dengan memberi perhatian, mencukupi kebutuhan, membimbing, dan memberikan penjagaan dalam kehidupan Maryam.
Kisah keluarga Imran dapat ditemukan dalam surat Al Imran dari ayat 33-37 yang memberikan pesan bagi setiap orang tua untuk menyiapkan generasi terbaik dengan perencanaan sejak dini.[1]
Referensi