Lompat ke isi

Lepet: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Thesillent (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Thesillent (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 16: Baris 16:
}}
}}


'''Lepet''' ({{lang-jv|ꦊꦥꦼꦠ|lěpět, singkatan dari frasa dalam [[bahasa Jawa]]| ''silep'' yang berarti ‘kubur atau simpan’ dan ''rapet'' yang berarti ‘rapat’.}})<ref>Filosofi Lepet yang Penuh Makna Tersirat, Sajian Khas Lebaran Mirip Ketupat[https://www.liputan6.com/islami/read/4956256/filosofi-lepet-yang-penuh-makna-tersirat-sajian-khas-lebaran-mirip-ketupat]</ref><ref>Filosofi Ketupat dan Lepet Warisan Walisanga.[https://www.dutaislam.com/2016/07/filosofi-ketupat-dan-lepet-warisan-walisanga.html]</ref> adalah makanan khas [[budaya Jawa|Jawa]] yang disajikan saat [[Lebaran]] selain [[Kupat]] dan dalam tradisi adat Jawa lainnya, seperti: Tradisi [[Sedekah Laut]]<ref>Tradisi Unik Masyarakat Nelayan Jepara Saat Syawal, Pesta Lomban.[https://www.merdeka.com/jateng/tradisi-unik-masyarakat-nelayan-jepara-saat-syawal-pesta-lomban.html]</ref>, [[Kupatan]]<ref>Lepet, Hidangan Wajib saat Tradisi Kupatan yang Penuh Makna.[https://kumparan.com/kumparanfood/lepet-hidangan-wajib-saat-tradisi-kupatan-yang-penuh-makna]</ref><ref>5 Makanan Tradisional yang Ada di Upacara Adat Jawa.[https://kumparan.com/kumparanfood/5-makanan-tradisional-yang-ada-di-upacara-adat-jawa-1536559789627640884]</ref>, [[Wilujengan]]<ref>Tradisi Slametan (Wilujengan) dalam Masyarakat Agraris.[https://spi.or.id/tradisi-slametan-wilujengan-dalam-masyarakat-agraris/]</ref>, [[Gumbregan]]<ref>Makna Tradisi Gumbregan, Kearifan Sikap Petani Terhadap Hewan Ternak.[https://rebowagen.com/2022/07/makna-tradisi-gumbregan-kearifan-sikap-petani-terhadap-hewan-ternak/]</ref>, [[Mbrokoih]]<ref>7 Tradisi Suroan Cilacap, Akulturasi Budaya Nusantara.[https://pcnucilacap.com/7-tradisi-suroan-cilacap-akulturasi-budaya-nusantara/]</ref>, dll. Lepet pertama kali muncul di tanah Jawa sama halnya dengan [[kupat]], yang diperkenalkan oleh [[Sunan Kalijaga]] kepada masyarakat [[suku Jawa|Jawa]], pada masa pemerintahan [[kesultanan Demak]] yang dipimpin oleh [[Raden Fatah]], keturunan [[Tionghoa]] dan [[suku Jawa|Jawa]]. Sunan Kalijaga menjadikan lepet bersama kupat sebagai budaya dan [[filosofi Jawa]].<ref>Chinese Muslims in Java in the 15th and 16th centuries : the Malay Annals of Semarang and Cerbon / translated and provided with comments by H.J. de Graaf and Th.G.Th. Pigeaud ; edited by M.C. Ricklefs.[https://catalogue.nla.gov.au/Record/1571153]</ref> Dalam perkembangannya, kudapan yang awal mulanya berasal dari [[Jawa Tengah]], menyebar ke berbagai daerah, dan kini menjadi makanan tradisional khas [[Indonesia]]<ref>Lepet dan Kupat, Simbol Doa Masyarakat Islam Jawa.[https://www.cendananews.com/2020/05/lepet-dan-kupat-simbol-doa-masyarakat-islam-jawa.html]</ref><ref>Lepet, Kudapan Lebaran Sarat Makna yang Sudah Ada Sejak Zaman Sunan Kalijaga.[https://www.sonora.id/read/422692052/lepet-kudapan-lebaran-sarat-makna-yang-sudah-ada-sejak-zaman-sunan-kalijaga]</ref><ref>Resep Lepet Makanan khas Masyarakat Jawa Tengah.[https://m.industry.co.id/read/85678/resep-lepet-makanan-lebaran-khas-masyarakat-jawa-tengah]</ref>
'''Lepet''' atau '''Leupeut''' adalah [[makanan|panganan]] yang terbuat dari beras ketan, kelapa parut, dan garam. Umumnya panganan ini disajikan pada saat [[Lebaran]]<ref>Idul Fitri Tak Lengkap Tanpa Lepet.[https://amp.kompas.com/regional/read/2016/07/07/09533361/idul-fitri-tak-lengkap-tanpa-lepet]</ref>, [[Lebaran Kupat|Kupatan]]<ref>Lepet, Hidangan Wajib saat Tradisi Kupatan yang Penuh Makna.[https://kumparan.com/kumparanfood/lepet-hidangan-wajib-saat-tradisi-kupatan-yang-penuh-makna]</ref><ref>5 Makanan Tradisional yang Ada di Upacara Adat Jawa.[https://kumparan.com/kumparanfood/5-makanan-tradisional-yang-ada-di-upacara-adat-jawa-1536559789627640884]</ref>, [[Selametan|Wilujengan]]<ref>Tradisi Slametan (Wilujengan) dalam Masyarakat Agraris.[https://spi.or.id/tradisi-slametan-wilujengan-dalam-masyarakat-agraris/]</ref>, [[Gumbregan]]<ref>Makna Tradisi Gumbregan, Kearifan Sikap Petani Terhadap Hewan Ternak.[https://rebowagen.com/2022/07/makna-tradisi-gumbregan-kearifan-sikap-petani-terhadap-hewan-ternak/]</ref>, [[Brokohan]]<ref>7 Tradisi Suroan Cilacap, Akulturasi Budaya Nusantara.[https://pcnucilacap.com/7-tradisi-suroan-cilacap-akulturasi-budaya-nusantara/]</ref>, [[Pesta Sedekah Laut|Sedekah Laut]]<ref>Tradisi Unik Masyarakat Nelayan Jepara Saat Syawal, Pesta Lomban.[https://www.merdeka.com/jateng/tradisi-unik-masyarakat-nelayan-jepara-saat-syawal-pesta-lomban.html]</ref>, dan berbagai tradisi adat [[budaya Jawa|Jawa]] lainnya.
==Sejarah==
Lepet ([[bahasa Jawa|Jawa]]) atau Leupeut ([[bahasa Sunda|Sunda]]) pertama kali muncul di [[Jawa Tengah]] ([[Pulau Jawa]]), diperkenalkan oleh [[Sunan Kalijaga]] kepada masyarakat [[suku Jawa|Jawa]], pada masa pemerintahan [[kesultanan Demak]], yang dipimpin [[Raden Fatah]] pada abad ke-15. Sunan Kalijaga menjadikan [[lepet]] bersama [[kupat]] sebagai budaya dan [[filosofi Jawa]].<ref>Chinese Muslims in Java in the 15th and 16th centuries : the Malay Annals of Semarang and Cerbon / translated and provided with comments by H.J. de Graaf and Th.G.Th. Pigeaud ; edited by M.C. Ricklefs.[https://catalogue.nla.gov.au/Record/1571153]</ref> Dalam perkembangannya, makanan khas Jawa yang berasal dari [[Jawa Tengah]] menyebar ke berbagai daerah.<ref>Lepet dan Kupat, Simbol Doa Masyarakat Islam Jawa.[https://www.cendananews.com/2020/05/lepet-dan-kupat-simbol-doa-masyarakat-islam-jawa.html]</ref><ref>Lepet, Kudapan Lebaran Sarat Makna yang Sudah Ada Sejak Zaman Sunan Kalijaga.[https://www.sonora.id/read/422692052/lepet-kudapan-lebaran-sarat-makna-yang-sudah-ada-sejak-zaman-sunan-kalijaga]</ref><ref>Resep Lepet Makanan khas Masyarakat Jawa Tengah.[https://m.industry.co.id/read/85678/resep-lepet-makanan-lebaran-khas-masyarakat-jawa-tengah]</ref>

==Filosofi==

'''Lepet''' ({{lang-jv|ꦊꦥꦼꦠ}}) berasal dari kata ''silep kang rapet'' yang berarti ''silep'' ‘tutup atau simpan’ dan ''rapet'' yang berarti ‘rapat’.<ref>Filosofi Lepet yang Penuh Makna Tersirat, Sajian Khas Lebaran Mirip Ketupat[https://www.liputan6.com/islami/read/4956256/filosofi-lepet-yang-penuh-makna-tersirat-sajian-khas-lebaran-mirip-ketupat]</ref><ref>Filosofi Ketupat dan Lepet Warisan Walisanga.[https://www.dutaislam.com/2016/07/filosofi-ketupat-dan-lepet-warisan-walisanga.html]</ref>

Makna bahan yang digunakan dalam pembuatan lepet.

*Ketan, 'menggambarkan ikatan yang kuat.'
*Kelapa parut, 'menggambarkan sopan santun.'
*Garam, 'menggambarkan keseimbangan hubungan antara komunitas yang harmonis.'
*Janur, 'upaya yang dilakukan umat muslim dalam mencapai kesucian.'
*Tali bambu, 'menggambarkan pertemanan yang kuat.

Peribahasa yang terkenal tentang lepet.


{{cquote2|
{{cquote2|
Peribahasa yang terkenal tentang lepet


''"Mangga dipun silep ingkang rapet"'' yang berarti 'mari kita kubur yang rapat."''
Mangga dipun silep ingkang rapet, yang berarti 'mari kita kubur yang rapat.'
}}


{{cquote2|
''"Ngaturaken sedoyo kalepatan"''<ref>Sejarah dan Filosofi Lepet, Kue yang Dibawa Khofifah Saat Lebaran Bareng Pekerja Migran.[https://m.clicks.id/read/EpkRY6-sejarah-dan-filosofi-lepet-kue-yang-dibawa-khofifah-saat-lebaran-bareng-pekerja-migran]</ref>
Ngaturaken sedoyo kalepatan kulo.
}}


{{cquote2|
''"Ngaturaken sembah pangabekti kawula. Sepinten kalepatan kulo, lampah kulo setindak, paben kulo sakecap ingkang mboten angsal idining sarak, kulo nyuwun pangapunten mugi lineburo ing dinten riyoyo puniko."''
Ngaturaken sembah pangabekti kawula. Sepinten kalepatan kulo, lampah kulo setindak, paben kulo sakecap ingkang mboten angsal idining sarak, kulo nyuwun pangapunten mugi lineburo ing dinten riyoyo puniko.
}}

{{cquote2|
Sugeng riyadi sedoyo lepat kulo nyuwun pangapunten; selamat hari raya, semua kesalahanku mohon di maafkan.
}}


==Pembuatan==
''"Sugeng riyadi sedoyo lepat kulo nyuwun pangapunten; selamat hari raya, semua kesalahanku mohon di maafkan."''<ref>Gericke. Roorda (1901:s.v.)</ref>}}


Lepet khas [[budaya Jawa|Jawa]] terbuat dari beras ketan, kelapa parut, dan garam. Kemudian bahan-bahan tersebut dimasak bersamaan lalu setelah matang dimasukkan ke dalam selongsong janur dan diikat menggunakan tali yang terbuat dari bambu. Kudapan ini umumnya tersedia pada saat [[Lebaran]], [[Lebaran kupat]], [[Mbrokoih]], [[Wilujengan]], dan tradisi Jawa lainnya.
Lepet khas [[budaya Jawa|Jawa]] terbuat dari beras ketan, kelapa parut, dan garam. Kemudian bahan-bahan tersebut dimasak bersamaan lalu setelah matang dimasukkan ke dalam selongsong janur dan diikat menggunakan tali yang terbuat dari bambu. Lepet umumnya tersedia pada saat [[Lebaran]], [[Lebaran kupat|Kupatan]], [[Selametan|Wilujengan]], [[Gumbregan]], [[Brokohan]], [[Pesta Sedekah Laut|Sedekah Laut]], dll.


Dalam tradisi masyarakat [[budaya Jawa|Jawa]], lepet bukan hanya sekedar kudapan biasa, tetapi juga terdapat filosofi yang penuh makna.<ref>Filosofi Lepet yang Penuh Makna Tersirat, Sajian Khas Lebaran Mirip Ketupat.[https://www.liputan6.com/islami/read/4956256/filosofi-lepet-yang-penuh-makna-tersirat-sajian-khas-lebaran-mirip-ketupat]</ref> Lepet jenis ini juga terdapat variannya, yaitu: [[Lepet kacang]] (kacang tanah, tolo, koro, merah, bahkan jagung) terbuat dari [[beras ketan]] yang dicampur kacang, dan dimasak dalam [[santan]], kemudian dibungkus daun [[janur]]. Perbedaan dari keduanya hanya terletak pada isi, ukuran dan pengikatnya saja. Lepet khas Jawa tidak terdapat campuran kacang tanah dan pengikatnya menggunakan tali khusus yang terbuat dari bambu, karena terdapat filosofinya. Sedangkan lepet kacang terdapat campuran kacang tanah atau kacang lainnya dan pengikatnya menggunakan tali apa saja. Panganan ini merupakan khas [[Kabupaten Kuningan|Kuningan]] dan [[Kabupaten Sumedang|Sumedang]] ([[budaya Sunda|Sunda]]), [[budaya Betawi|Betawi]], dan juga terdapat di [[pulau Bali|Bali]].
Dalam tradisi masyarakat [[budaya Jawa|Jawa]], lepet bukan hanya sekedar kudapan biasa, tetapi juga terdapat filosofi yang penuh makna.<ref>Filosofi Lepet yang Penuh Makna Tersirat, Sajian Khas Lebaran Mirip Ketupat.[https://www.liputan6.com/islami/read/4956256/filosofi-lepet-yang-penuh-makna-tersirat-sajian-khas-lebaran-mirip-ketupat]</ref> Lepet juga memiliki varian, yaitu: [[Lepet kacang]] (tanah, tolo, koro, merah, bahkan jagung) terbuat dari [[beras ketan]] yang dicampur kacang, dan dimasak dalam [[santan]], kemudian dibungkus daun [[janur]]. Perbedaan dari keduanya hanya terletak pada isi, ukuran dan pengikatnya saja. Lepet khas Jawa tidak terdapat campuran kacang tanah, dan pengikatnya menggunakan tali khusus yang terbuat dari bambu. Sedangkan lepet kacang terdapat campuran kacang tanah atau kacang lainnya dan pengikatnya menggunakan tali apa saja. Panganan ini merupakan khas [[Kabupaten Kuningan|Kuningan]] dan [[Kabupaten Sumedang|Sumedang]] ([[budaya Sunda|Sunda]]), [[budaya Betawi|Betawi]], dan juga terdapat di [[pulau Bali|Bali]].
[[Berkas:Lepet.JPG|jmpl|[[Lepet kacang]] khas [[Sunda]] berbahan ketan, santan, garam, kacang]]
[[Berkas:Lepet.JPG|jmpl|[[Lepet kacang]] khas [[Sunda]] berbahan ketan, santan, garam, kacang]]



Revisi per 3 Maret 2023 00.37

Lepet
Lepet khas Jawa berbahan ketan, parutan kelapa, garam, janur (pembungkus), tali bambu (pengikat).[1]
Nama lainLeupeut (Sunda), Jaje Bantal (Bali)
SajianLebaran[2], Lebaran Kupat[3], dan berbagai tradisi budaya Jawa lainnya.[4][5][6][7]
Tempat asalJawa Tengah, Pulau Jawa, Indonesia[8]
DaerahKepulauan Sunda Besar
Dibuat olehJawa dan Sunda
Bahan utamaKetan, Kelapa parut, Garam, Janur (pembungkus), Tali bambu (pengikat).[9]
VariasiLepet kacang merupakan lepet khas Sunda, Betawi, dan Bali yang didalamnya terdapat kacang. Sedangkan lepet khas Jawa tidak terdapat campuran kacang.[10]
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Lepet atau Leupeut adalah panganan yang terbuat dari beras ketan, kelapa parut, dan garam. Umumnya panganan ini disajikan pada saat Lebaran[11], Kupatan[12][13], Wilujengan[14], Gumbregan[15], Brokohan[16], Sedekah Laut[17], dan berbagai tradisi adat Jawa lainnya.


Sejarah

Lepet (Jawa) atau Leupeut (Sunda) pertama kali muncul di Jawa Tengah (Pulau Jawa), diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga kepada masyarakat Jawa, pada masa pemerintahan kesultanan Demak, yang dipimpin Raden Fatah pada abad ke-15. Sunan Kalijaga menjadikan lepet bersama kupat sebagai budaya dan filosofi Jawa.[18] Dalam perkembangannya, makanan khas Jawa yang berasal dari Jawa Tengah menyebar ke berbagai daerah.[19][20][21]

Filosofi

Lepet (bahasa Jawa: ꦊꦥꦼꦠ) berasal dari kata silep kang rapet yang berarti silep ‘tutup atau simpan’ dan rapet yang berarti ‘rapat’.[22][23]

Makna bahan yang digunakan dalam pembuatan lepet.

  • Ketan, 'menggambarkan ikatan yang kuat.'
  • Kelapa parut, 'menggambarkan sopan santun.'
  • Garam, 'menggambarkan keseimbangan hubungan antara komunitas yang harmonis.'
  • Janur, 'upaya yang dilakukan umat muslim dalam mencapai kesucian.'
  • Tali bambu, 'menggambarkan pertemanan yang kuat.

Peribahasa yang terkenal tentang lepet.

Mangga dipun silep ingkang rapet, yang berarti 'mari kita kubur yang rapat.'

Ngaturaken sedoyo kalepatan kulo.

Ngaturaken sembah pangabekti kawula. Sepinten kalepatan kulo, lampah kulo setindak, paben kulo sakecap ingkang mboten angsal idining sarak, kulo nyuwun pangapunten mugi lineburo ing dinten riyoyo puniko.

Sugeng riyadi sedoyo lepat kulo nyuwun pangapunten; selamat hari raya, semua kesalahanku mohon di maafkan.

Pembuatan

Lepet khas Jawa terbuat dari beras ketan, kelapa parut, dan garam. Kemudian bahan-bahan tersebut dimasak bersamaan lalu setelah matang dimasukkan ke dalam selongsong janur dan diikat menggunakan tali yang terbuat dari bambu. Lepet umumnya tersedia pada saat Lebaran, Kupatan, Wilujengan, Gumbregan, Brokohan, Sedekah Laut, dll.

Dalam tradisi masyarakat Jawa, lepet bukan hanya sekedar kudapan biasa, tetapi juga terdapat filosofi yang penuh makna.[24] Lepet juga memiliki varian, yaitu: Lepet kacang (tanah, tolo, koro, merah, bahkan jagung) terbuat dari beras ketan yang dicampur kacang, dan dimasak dalam santan, kemudian dibungkus daun janur. Perbedaan dari keduanya hanya terletak pada isi, ukuran dan pengikatnya saja. Lepet khas Jawa tidak terdapat campuran kacang tanah, dan pengikatnya menggunakan tali khusus yang terbuat dari bambu. Sedangkan lepet kacang terdapat campuran kacang tanah atau kacang lainnya dan pengikatnya menggunakan tali apa saja. Panganan ini merupakan khas Kuningan dan Sumedang (Sunda), Betawi, dan juga terdapat di Bali.

Lepet kacang khas Sunda berbahan ketan, santan, garam, kacang

Lepet dibuat dengan cara mengukus beras ketan hingga setengah matang, lalu dicampur santan, daun pandan, dan garam. Campuran ini diaron hingga kandungan santan terserap ketan. Selanjutnya campuran ketan-santan ini dicampur kacang tanah (kecuali lepet khas Jawa) dan kelapa parut, lalu dibungkus daun janur dengan cara dililitkan dalam bentuk silinder memanjang, lalu diikat tali. Tali pengikat biasanya adalah serat janur atau serat daun kelapa, atau tali apa saja. Bungkusan-bungkusan lepet ini kemudian dikukus lebih lanjut sampai matang sempurna. Isian lepet paling umum adalah kacang tanah, meskipun kacang jenis lain seperti kacang merah, kacang tolo, kacang koro, atau jagung pipilan dapat juga digunakan.[25] Salah satu varian adalah lepet jagung.

Di wilayah budaya Sunda di Jawa Barat, panganan ini dikenal sebagai leupeut, biasanya dibuat dalam ukuran yang lebih kecil dengan isian kacang tanah, biasanya dimakan dengan tahu sumedang. Leupeut adalah makanan jajanan atau oleh-oleh populer di Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Sumedang.

Leupeut Ketan

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Filosofi Lepet yang Penuh Makna Tersirat, Sajian Khas Lebaran Mirip Ketupat.[1]
  2. ^ Idul Fitri Tak Lengkap Tanpa Lepet.[2]
  3. ^ Membuka Filosofi Lepet, Menu Wajib Lebaran Ketupat.[3]
  4. ^ Pertahankan Tradisi Kupatan Warga Blora masak Ketupat dan Lepet.[4]
  5. ^ Menu Khas Kendal Saat Lebaran.[5]
  6. ^ Makanan Khas Cilacap.[6]
  7. ^ 7 Tradisi Suroan Cilacap, Akulturasi Budaya Nusantara.[7]
  8. ^ Resep Lepet Makanan khas Masyarakat Jawa Tengah.[8]
  9. ^ Filosofi Lepet yang Penuh Makna Tersirat, Sajian Khas Lebaran Mirip Ketupat.[9]
  10. ^ Filosofi Lepet yang Penuh Makna Tersirat, Sajian Khas Lebaran Mirip Ketupat.[10]
  11. ^ Idul Fitri Tak Lengkap Tanpa Lepet.[11]
  12. ^ Lepet, Hidangan Wajib saat Tradisi Kupatan yang Penuh Makna.[12]
  13. ^ 5 Makanan Tradisional yang Ada di Upacara Adat Jawa.[13]
  14. ^ Tradisi Slametan (Wilujengan) dalam Masyarakat Agraris.[14]
  15. ^ Makna Tradisi Gumbregan, Kearifan Sikap Petani Terhadap Hewan Ternak.[15]
  16. ^ 7 Tradisi Suroan Cilacap, Akulturasi Budaya Nusantara.[16]
  17. ^ Tradisi Unik Masyarakat Nelayan Jepara Saat Syawal, Pesta Lomban.[17]
  18. ^ Chinese Muslims in Java in the 15th and 16th centuries : the Malay Annals of Semarang and Cerbon / translated and provided with comments by H.J. de Graaf and Th.G.Th. Pigeaud ; edited by M.C. Ricklefs.[18]
  19. ^ Lepet dan Kupat, Simbol Doa Masyarakat Islam Jawa.[19]
  20. ^ Lepet, Kudapan Lebaran Sarat Makna yang Sudah Ada Sejak Zaman Sunan Kalijaga.[20]
  21. ^ Resep Lepet Makanan khas Masyarakat Jawa Tengah.[21]
  22. ^ Filosofi Lepet yang Penuh Makna Tersirat, Sajian Khas Lebaran Mirip Ketupat[22]
  23. ^ Filosofi Ketupat dan Lepet Warisan Walisanga.[23]
  24. ^ Filosofi Lepet yang Penuh Makna Tersirat, Sajian Khas Lebaran Mirip Ketupat.[24]
  25. ^ "Lepet Ketan & Kacang Tolo" (dalam bahasa Indonesian). Sajian Sedap. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-03-18. Diakses tanggal 31 July 2014. 

Pranala luar