Baju lamina: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Surijeal (bicara | kontrib)
Surijeal (bicara | kontrib)
Baris 11: Baris 11:
<gallery mode="packed" widths="150" heights="150">
<gallery mode="packed" widths="150" heights="150">
Berkas:Lamena Bugis.png|Zirah lamena tradisional Bugis.
Berkas:Lamena Bugis.png|Zirah lamena tradisional Bugis.
Berkas:KITLV 87611 - Isidore van Kinsbergen - Armor at Telaga in Kuningan - Before 1900.tif|Baju zirah di Telaga, Kuningan, [[Jawa Barat]].
Berkas:KITLV 87611 - Isidore van Kinsbergen - Armor at Telaga in Kuningan - Before 1900.tif|Baju zirah di Telaga, Kuningan, [[Jawa Barat]]. Baju zirah Jawa dari abad ke-13 hingga ke-16 Masehi.
Berkas:Drie krijgers van Bantam, 1596, RP-P-OB-80.252.jpg|Tentara [[Banten]], 1596.
Berkas:Drie krijgers van Bantam, 1596, RP-P-OB-80.252.jpg|Tentara [[Banten]], 1596.
Berkas:Moro-Rüstung.jpg|Baju lamina mirip dengan zirah rantai dan lempeng (kurab-a-kulang) milik [[suku Moro]] ini.
Berkas:Moro-Rüstung.jpg|Baju lamina mirip dengan zirah rantai dan lempeng (kurab-a-kulang) milik [[suku Moro]] ini.

Revisi per 19 Juni 2023 08.36

Sketsa dari sebuah baju lamina

Baju lamina (juga dikenal sebagai lamena oleh orang Bugis, sa 'dan oleh orang Toraja, lamina atau laminah oleh orang Melayu)[1][2] adalah sejenis zirah rantai dan lempeng dari kepulauan Nusantara (Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Filipina).

Deskripsi

Baju lamina adalah baju besi rantai yang dibentuk menjadi bentuk rompi. Bagian belakang terdiri dari pelat kuningan persegi panjang kecil, bagian depan cincin kuningan. Beberapa pelat kuningan persegi panjang melekat pada cincin kuningan, yang membentang dari ketinggian tulang selangka ke sekitar tepi bawah lengkungan kosta terakhir. Pelat kuningan berfungsi untuk memperkuat rantai baju besi di bagian dada dan panggul yang lebih rentan. Baju lamina tidak memiliki lengan atau kerah.[1] Salah satu referensi paling awal untuk baju besi ini ada setelah penaklukan Malaka oleh Portugis (1511). Putra Afonso de Albuquerque menyebutkan persenjataan Melaka: Ada senapan matchlock besar (arquebus Jawa), sumpitan beracun, busur, panah, baju berlapis besi (laudeis de laminas), tombak Jawa, dan jenis senjata lainnya.[3][4]

Sekitar abad ke-17, orang Bugis mulai menggunakan baju besi rantai dan lempeng dan masih digunakan sampai abad ke-19.[5]

Galeri

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b Albert G. van Zonneveld: Traditional weapons of the Indonesian archipelago. C. Zwartenkot Art Books, Leiden 2001, ISBN 90-5450-004-2, hlm. 28.
  2. ^ Klinkert, Hillebrandus Cornelius (1926). Nieuw Nederlandsch-maleisch Woordenboek. N. v. boekhandel en drukkerij voorheen E. J. Brill. hlm. 546. 
  3. ^ The son of Afonso de Albuquerque (1774). Commentários do Grande Afonso Dalbuquerque parte III. Lisboa: Na Regia Officina Typografica. hlm. 144. 
  4. ^ Birch, Walter de Gray (1875). The Commentaries of the Great Afonso Dalboquerque, Second Viceroy of India, translated from the Portuguese edition of 1774 volume III. London: The Hakluyt society. hlm. 127. 
  5. ^ Pelras, Christian (1996). The Bugis. Blackwell Publishers. hlm. 122. ISBN 0-631-17231-9. OCLC 503182095. 

Bacaan lanjutan

  • Russell Jones (Hrsg.): Loan-words in Indonesian and Malay. KITLV-Jakarta – Yayasan Obor Indonesia, Jakarta 2008, ISBN 978-979-461-701-4.

Pranala luar