Lompat ke isi

Riau: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tjmoel (bicara | kontrib)
k +== Referensi == {{reflist}}
Baris 122: Baris 122:
* [http://www.pekanbaru.go.id Pekanbaru]
* [http://www.pekanbaru.go.id Pekanbaru]


== Referensi ==
{{reflist}}
{{Riau}}
{{Riau}}
{{Provinsi Indonesia}}
{{Provinsi Indonesia}}

Revisi per 1 Agustus 2009 12.05

Riau
Peta
Peta
Negara Indonesia
Tanggal9 Agustus 1957 (hari jadi)
Ibu kotaPekanbaru
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kabupaten: 10
  • Kota: 2
Pemerintahan
 • GubernurRusli Zainal
Luas
 • Total111,228,65 km2 km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 • Total5,308,702 jiwa (2.003)
Demografi
 • AgamaIslam (88%), Protestan (1%), Katolik (5%), Buddha (6%), Hindu (0,2%)
 • BahasaBahasa Melayu, Bahasa Indonesia
Kode Kemendagri14 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS14 Edit nilai pada Wikidata
Lagu daerahLancang Kuning, Soleram, Langgam Melayu, Kutang Barendo
Situs web[http://www.riau.go.id]

Riau adalah sebuah provinsi di Indonesia. Provinsi ini terletak di Pulau Sumatra dan beribukotakan Pekanbaru. Provinsi Riau di sebelah utara berbatasan dengan Kepulauan Riau dan Selat Melaka; di sebelah selatan dengan Provinsi Jambi dan Selat Berhala; di sebelah timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan (Provinsi Kepulauan Riau), dan di sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Sumatera Utara.

Arti lambang

Mata rantai tak terputus sejumlah 45 butir, membentuk tameng. Memberi arti persatuan dan kesatuan bangsa yang telah diprokalamasikan sejak tahun 1945. Di dalamnya berisi padi, kapas, gelombang laut, keris dan lancang kuning, jenis kapal layar yang khas daerah Riau. Padi kapas melambangkan kesejahteraan rakyat, lancang kuning mengandung arti semangat rakyat Riau dengan hasil laut yang melimpah. Gelombang 5 lapis melambangkan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Dan Keris Berhulu, kepala burung Serindit adalah kepahlawanan rakyat Riau berdasarkan kebijaksanaan dan kebenaran

Geografi

Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi (luas sesudah pemekaran Provinsi Kepulauan Riau) yang terdiri dari pulau-pulau dan laut-laut. Keberadaannya membentang dari lereng Bukit Barisan sampai Laut Cina Selatan, terletak antara 1°15´ Lintang Selatan sampai 4°45´ Lintang Utara atau antara 100°03´-109°19´ Bujur Timur Greenwich dan 6°50´-1°45´ Bujur Barat Jakarta.

Daerah Provinsi Riau beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 2000-3000 milimeter per tahun yang dipengaruhi oleh musim kemarau serta musim hujan. Rata-rata hujan per tahun sekitar 160 hari.

Menurut catatan Stasiun Metereologi Simpang Tiga, suhu udara rata-rata di Kota Pekanbaru menunjukkan optimum pada 27,6 ° Celsius dalam interval 23,4-33,4° Celsius. Kejadian kabut tercatat terjadi sebanyak 39 kali dan selama Agustus rata-rata mencapai 6 kali sebagai bulan terbanyak terjadinya kejadian.

Sumber daya alam

Riau kaya akan sumber daya alam, baik kekayaan yang terkandung di perut bumi, berupa minyak dan gas bumi, emas, dll. maupun kekayaan hutan dan perkebunannya, belum lagi kekayaan sungai dan lautnya. Seiring otonomi daerah, kekayaan tersebut bertahap mulai disalurkan secara penuh ke daerah (tidak sepenuhnya diberikan ke pusat) lagi. Aturan baru dari pemerintahan reformasi, memberi batasan dan aturan tegas mengenai kewajiban penanam modal, pemanfaatan sumber daya dan bagi hasil dengan lingkungan sekitar.

Demografi

Pendidikan

Riau mempunyai beberapa perguruan tinggi, di antaranya Universitas Riau [1], Universitas Islam Riau, Universitas Islam Negri SUSKA (Sultan Syarif Kasim), Universitas Lancang Kuning, Universitas Muhammadiyah Riau . Selain itu juga terdapat Politeknik Caltex Riau [2], dan Lembaga pendidikan dan pelatihan.

Pemerintahan

Kabupaten dan Kota

No. Kabupaten/kota Ibu kota Bupati/wali kota Luas wilayah (km2)[1] Jumlah penduduk (2022)[2] Kecamatan Kelurahan/desa Lambang
Peta lokasi
1 Kabupaten Bengkalis Bengkalis Kasmarni 8.616,36 634.553 11 19/136
2 Kabupaten Indragiri Hilir Tembilahan Erisman Yahya (Pj.) 13.521,26 676.983 20 39/197
3 Kabupaten Indragiri Hulu Rengat Rezita Meylani Yopi 7.871,85 455.669 14 16/178
4 Kabupaten Kampar Bangkinang Hambali (Pj.) 10.352,80 832.975 21 8/242
5 Kabupaten Kepulauan Meranti Selatpanjang Asmar (Plt.) 3.623,56 210.843 9 5/96
6 Kabupaten Kuantan Singingi Koto Taluk Suhardiman Amby 5.457,86 341.708 15 11/218
7 Kabupaten Pelalawan Pangkalan Kerinci Zukri 13.262,11 402.303 12 14/104
8 Kabupaten Rokan Hilir Bagansiapiapi Afrizal Sintong 9.068,46 649.692 15 25/159
9 Kabupaten Rokan Hulu Pasir Pengaraian Sukiman 7.658,15 561.313 16 6/139
10 Kabupaten Siak Siak Alfedri 7.805,54 463.660 14 9/122
11 Kota Dumai - Paisal 2.059,61 331.445 7 36/-
12 Kota Pekanbaru - Risnandar Mahiwa (Pj.) 638,33 1.085.246 15 83/-

Daftar gubernur

Gubernur Riau
Jawi: ݢوبرنور رياو
Petahana
Rahman Hadi
Penjabat

sejak 15 Agustus 2024
Pemerintah Provinsi Riau
KediamanRumah Dinas Gubernur Riau
Masa jabatan5 tahun; dapat diperpanjang sekali
Pejabat perdanaSutan Mohammad Amin Nasution
Dibentuk5 Maret 1958; 66 tahun lalu (1958-03-05)
WakilWakil Gubernur Riau
Situs webSitus web resmi

Riau merupakan sebuah provinsi yang dimekarkan dari Sumatra Tengah dan dipimpin oleh seorang kepala daerah yang biasa disebut Gubernur. Secara historis, Gubernur Riau pernah dijabat oleh tokoh dari kalangan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, terutama pada awal berdirinya Riau hingga transisi masa Orde Baru menuju masa Reformasi pada 1998. Dalam membantu tugas kegubernuran dan menyelaraskan kebijakan daerah, maka Gubernur Riau dibantu oleh wakil gubernur yang terpilih bersama dengan gubernur dalam pemilihan umum kepala daerah.

Sejarah

Pada 27 Februari 1958 melalui surat keputusan presiden, Soekarno menunjuk Sutan Mohammad Amin Nasution sebagai Gubernur pertama Riau setelah pemekaran provinsi tersebut dari Sumatra Tengah. Ia dilantik pada tanggal 5 Maret 1958 dan berkedudukan di Tanjung Pinang.[3] Seiring berjalannya waktu, Amin Nasution digantikan oleh Kaharuddin Nasution pada 1960, akan tetapi ia justru mendapat tuntutan dari mahasiswa pasca Peristiwa Gerakan 30 September. Gejolak tersebut berlarut-larut hingga pemerintah pusat memutuskan untuk menggantikannya dengan Arifin Achmad.[4]

Riau terakhir kali memiliki gubernur berdasarkan hasil pemilihan melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Riau yang dilaksanakan pada 22 Oktober 2003 di suatu rapat paripurna dengan hasil menyatakan bahwa Rusli Zainal terpilih sebagai gubernur dan Wan Abubakar sebagai wakil gubernur berhasil mengalahkan gubernur petahana, Saleh Djasit dari Partai Golongan Karya.[5] Melalui sistem demokratis di masa Reformasi menjadikan Rusli Zainal kembali menduduki kursi gubernur pada 2008.[6]

Daftar

<onlyinclude>Berikut merupakan daftar Gubernur Riau secara definitif sejak tahun 1958.

Gubernur Riau
Nomor urut Gubernur Potret Partai Awal Akhir Masa jabatan Periode Wakil Ref.
1   Sutan Mohammad Amin Nasution
(1904–1993)
Independen 5 Maret 1958 6 Januari 1960 1 tahun, 307 hari I Lowong [ket. 1]
2   Kaharuddin Nasution
(1925–1990)
ABRIAngkatan Darat 6 Januari 1960 15 November 1966 6 tahun, 313 hari II Wan Abdul Rachman
1962–1965
3 Arifin Achmad
(1924–1994)
ABRIAngkatan Darat 4 Maret 1967 4 Maret 1972 5 tahun, 0 hari III Lowong [ket. 2]
5 Desember 1972 5 Desember 1977 5 tahun, 0 hari IV [ket. 3]
4   Subrantas Siswanto
(1923–1980)
ABRIAngkatan Darat 14 Juni 1978 14 Mei 1980 1 tahun, 335 hari V
(1978)
[7][ket. 4]
5 Imam Munandar
(1927–1988)
ABRIAngkatan Darat 2 Oktober 1980 Juni 1983 2–3 tahun
Juni 1983 21 Juni 1988 4–5 tahun VI
(1983)
Baharuddin Yusuf
1986–1988
[ket. 5][ket. 6]
6 Soeripto
(1934–2010)
ABRIAngkatan Darat 28 Desember 1988 28 Desember 1993 5 tahun, 0 hari VII
(1988)
28 Desember 1993 28 Desember 1998 5 tahun, 0 hari VIII
(1993)
7   Saleh Djasit
(lahir 1943)
Golkar 28 Desember 1998 21 November 2003 4 tahun, 328 hari IX
(1998)
Raja Abdul Aziz
8   Rusli Zainal
(lahir 1957)
Golkar 21 November 2003 31 Juli 2008 4 tahun, 253 hari X
(2003)
Wan Abubakar [11]
9 Wan Abubakar
(lahir 1950)
PPP 31 Juli 2008 21 November 2008 113 hari Lowong [12]
(8)   Rusli Zainal
(lahir 1957)
Golkar 21 November 2008 12 November 2013 4 tahun, 356 hari XI
(2008)
Mambang Mit
10   Annas Maamun
(lahir 1940)
Golkar 19 Februari 2014 29 April 2016[a] 2 tahun, 70 hari XII
(2013)
Arsyadjuliandi Rachman
11   Arsyadjuliandi Rachman
(lahir 1960)
Golkar 25 Mei 2016 20 September 2018 2 tahun, 118 hari Wan Thamrin Hasyim [ket. 7]
12   Wan Thamrin Hasyim
(lahir 1944)
Golkar 10 Desember 2018 19 Februari 2019 71 hari Lowong
13   Syamsuar
(lahir 1954)
Golkar 20 Februari 2019 3 November 2023 4 tahun, 256 hari XIII
(2018)
Edy Nasution [ket. 8]
14   Edy Nasution
(lahir 1961)
NasDem 27 November 2023 20 Februari 2024 89 hari Lowong [14]

Pengganti sementara

Dalam tumpuk pemerintahan, seorang kepala daerah yang mengajukan diri untuk cuti atau berhenti sementara dari jabatannya kepada pemerintah pusat, maka Menteri Dalam Negeri menyiapkan penggantinya yang merupakan birokrat di pemerintah daerah atau bahkan wakil gubernur, termasuk ketika posisi gubernur berada dalam masa transisi. Berikut merupakan daftar pengganti sementara untuk jabatan Gubernur Riau.

Pejabat Potret Partai Awal Akhir Masa jabatan Periode Gubernur definitif Ref.
  Arifin Achmad
(Caretaker)
ABRIAngkatan Darat 16 Oktober 1966[b] 4 Maret 1967 139 hari Transisi
  Prapto Prayitno
(Penjabat)
ABRIAngkatan Darat 9 Juni 1980 2 Oktober 1980 115 hari
  Baharuddin Yusuf
(Pelaksana Tugas)
Golkar November 1987 6 Agustus 1988 0–1 tahun VI
(1983)
Imam Munandar [15]
  Atar Sibero
(Caretaker)
Nonpartisipan 6 Agustus 1988 28 Desember 1988 144 hari Transisi
  Mambang Mit
(Pelaksana Tugas)
Demokrat 12 November 2013 21 November 2013 9 hari XI
(2008)
Rusli Zainal [16]
  Djohermansyah Djohan
(Pejabat Sementara)
Nonpartisipan 21 November 2013 19 Februari 2014 90 hari Transisi [17][18]
  Arsyadjuliandi Rachman
(Pelaksana Tugas)
Golkar 25 September 2014 25 Mei 2016 1 tahun, 243 hari XII
(2013)
Annas Maamun
  Wan Thamrin Hasyim
(Pelaksana Tugas)
Golkar 20 September 2018 10 Desember 2018 81 hari Arsyadjuliandi Rachman
  Ahmad Hijazi
(Pelaksana Harian)
Nonpartisipan 19 Februari 2019 20 Februari 2019 1 hari Transisi
  Edy Nasution
(Pelaksana Tugas)
NasDem 3 November 2023 27 November 2023 24 hari XIII
(2018)
Syamsuar
  S. F. Hariyanto
(Penjabat)
Nonpartisipan 20 Februari 2024 29 Februari 2024 9 hari Transisi
29 Februari 2024 15 Agustus 2024 168 hari
  Rahman Hadi
(Penjabat)
Nonpartisipan 15 Agustus 2024 Petahana 92 hari
Catatan
  1. ^ Dinonaktifkan pada 25 September hingga 29 April 2016 karena terjaring kasus korupsi, posisi diisi oleh Arsyadjuliandi Rachman sebagai Pelaksana Tugas Gubernur Riau. Resmi diberhentikan pada 29 April 2016 melalui Keppres RI No. 49 tahun 2016[13]
  2. ^ Penetapannya berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. UP/443-1506 dan dilakukan pengangkatan sumpah jabatan pada 15 November 1966.
Keterangan
  1. ^ Dilantik pada 5 Maret 1958 di Tanjung Pinang oleh Menteri Dalam Negeri yang diwakili oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Mr. Sumarman. Pelantikannya sesuai dengan Surat Keputusan Presiden No. 258/M/1958 tertanggal 27 Februari 1958.
  2. ^ Dilantik pada 4 Maret 1967 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No U.P.6/1/36-260 tanggal 24 Februari 1969 dan diperbaharui dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 146/M/1969 tanggal 17 November 1969.
  3. ^ Dilantik pada 5 Desember 1972 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 171/M/1972 tanggal 29 November 1972.
  4. ^ Meninggal pada saat menjabat[8]
  5. ^ Pada 2 September 1985, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Riau melakukan rapat paripurna untuk memilih gubernur dan wakil gubernur Riau masa jabatan 1985–1990. Ismail Suko, kandidat gubernur yang memperoleh suara terbanyak tidak disenangi oleh pemerintah Orde Baru. Sebab, usut punya usut Imam Munandar didukung oleh pemerintah pusat yang membuat Ismail Suko mengundurkan diri secara terpaksa dan memberi ruang kepada Imam Munandar untuk melanjutkan kekuasaan di periode kedua.
  6. ^ Meninggal pada saat menjabat[9][10]
  7. ^ Mengundurkan diri karena menjadi Kandidat Anggota DPR RI periode 2019–2024
  8. ^ Mengundurkan diri karena menjadi Kandidat Anggota DPR RI periode 2024–2029

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan (Permendagri No.137-2017) - Kementerian Dalam Negeri - Republik Indonesia". www.kemendagri.go.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-29. Diakses tanggal 2018-07-09. 
  2. ^ "Badan Pusat Statistik Provinsi Riau". riau.bps.go.id. Diakses tanggal 2023-03-16. 
  3. ^ "Pahlawan Nasional - MR. SM. Amin Nasution dari Provinsi Sumatera Utara". Info Publik. 10 November 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-11. Diakses tanggal 27 April 2022. 
  4. ^ Rodzi, Fakhrur (21 Desember 2016). "Inilah Cerita Komandan Kopassus Saat Dikudeta Mahasiswa Dari Gubernur Riau". Info Publik. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-13. Diakses tanggal 27 April 2022. 
  5. ^ "Rusli Zainal Terpilih Jadi Gubernur Riau". tokoh.id. 23 Oktober 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-07. Diakses tanggal 27 April 2022. 
  6. ^ "Mendagri Lantik Rusli Zainal Sebagai Gubernur Riau". detikcom. 21 November 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-07. Diakses tanggal 27 April 2022. 
  7. ^ "Kolonel R. Subrantas Siswanto". Mimbar Depdagri. 
  8. ^ Administrator (24 Mei 1980). "Meninggal Dunia". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-10. Diakses tanggal 27 April 2022. 
  9. ^ Asril (St.), Zaili (2002). Tragedi Riau menegakkan demokrasi: peristiwa 2 September 1985. Panitia Peringatan 17 tahun "Peristiwa 2 September 1985". hlm. 13. 
  10. ^ "Catatan Sejarah 21 Juni: Wafatnya Imam Munandar, Gubernur Riau 1980-1988". bertuahpos.com. 21 Juni 2020. Diakses tanggal 7 Juli 2024. 
  11. ^ "Mendagri Melantik Gubernur Riau Terpilih". Liputan6.com. 22 November 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-18. Diakses tanggal 28 April 2022. 
  12. ^ "Wan Abubakar Jadi Gubernur Riau". antaranews.com. Diakses tanggal 22 Juni 2024. 
  13. ^ "Annas Maamun Akhirnya Terima Kepres Pemberhentian Dirinya Lapang Dada". Media Center Provinsi Riau. Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi Riau. 29 April 2016. Diakses tanggal 28 Juni 2024. 
  14. ^ "Jokowi Lantik Edy Natar Nasution Jadi Gubernur Riau". detik.com. 27 November 2023. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-11-27. Diakses tanggal 27 November 2023. 
  15. ^ Administrator (23 Juli 1988). "Nama-nama Sesudah Imam". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-28. Diakses tanggal 27 April 2022. 
  16. ^ YUD; EGP (13 November 2013). "Mambang Mit diangkat sebagai Plt Gubri". Riau Pos. Riau. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-01. Diakses tanggal 13 November 2013. 
  17. ^ Bertuah, Datuk (21 November 2013). "Mambang Mit Pamit dari Kantor Gubernur Riau". Pekanbaru.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03. Diakses tanggal 21 November 2013. 
  18. ^ Sinaga, Eri Komar (21 November 2013). Sawabi, Gusti, ed. "Djohermansyah Djohan dilantik jadi pejabat Gubernur Riau". Tribunnews.com. Jakarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-24. Diakses tanggal 21 November 2013. 

Perekonomian

Pertanian & perkebunan

Perkebunan yang berkembang adalah perkebunan karet dan perkebunan kelapa sawit, baik itu yang dikelola oleh negara ataupun oleh rakyat. Selain itu juga terdapat perkebunan jeruk dan kelapa.Untuk perkebunan sawit saat ini propinsi Riau memiliki perkebunan sawit seluas 1,34 juta hektar.Selain itu terdapat pula 116 pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) yang beroperasi dengan produksi coconut palm oil''(CPO) 3.386.800 ton per tahun.

Hutan & ikan

Pembangunan kehutanan pada hakekatnya mengcakup semua upaya memanfaatkan dan memantapkan fungsi sumber daya alam hutan dan sumber daya alam hayati lain serta ekosistemnya, baik sebagai pelindung dan penyangga kehidupan dan pelestarian keanekaragaman hayati maupun sebagai sumber daya pembangunan. Namun dalam realitanya tiga fungsi utamanya sudah hilang, yaitu fungsi ekonomi jangka panjang, fungsi lindung dan estetika sebagai dampak kebijakan pemerintah yang lalu.

Hilangnya ketiga fungsi diatas mengakibatkan semakin luasnya lahan kritis yang diakibatkan oleh pengusahaan hutan yang tidak mengindahkan aspek kelestarian. Efek selanjutnya adalah semakin menurunnya produksi kayu hutan non HPH, sementara upaya reboisasi dan penghijauan belum optimal dilaksanakan. Masalah lain yang sangat merugikan tidak saja Provinsi Riau pada khususnya tapi Indonesia pada umumnya adalah masalah ilegal logging. Masalah ini merupakan akar dari masah lalu yang sulit sekali untuk diberantas karena ada oknum-oknum tertentu yang ikut bermain didalamnya. Ilegal logging telah menyebabkan hutan Riau habis tanpa ada proses hukum bagi mereka yang melakukannya.

Industri

Hasil daerah provinsi Riau antara lain:

  1. Crumb Rubber
  2. Plastik
  3. Plywood

Pertambangan

Hasil pertambangan Provinsi Riau adalah Minyak bumi, Gas, dan Batu Bara.

Transportasi

Provinsi Riau merupakan satu-satunya propinsi yang mempunyai BUMD di bidang transportasi udara yakni PT. Riau Airlines,yang bertujuan untuk melayani daerah-daerah yang sulit dijangkau melalui jalan darat maupun laut. Riau Airlines mengoperasikan Fokker-50 buatan Belanda(5 armada),untuk tahun 2008 menambah 2 armada lagi dengan jenis Avro-RJ 100

Keuangan & Perbankan

Untuk perbankkan di Propinsi sangat berkembang pesat, ini ditandai banyaknya bank swasta,serta adanya BUMD Bank Riau dan BPR Sarimadu.

Seni dan Budaya

Musik

Tarian

Referensi

Lihat pula

Pranala luar

Referensi