Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV: Perbedaan antara revisi
kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 26: | Baris 26: | ||
| producer = [[Johanna D. K.]] (2011-2016) {{br}} [[Argalaras Kusumahananda]] (2011-2016) {{br}} [[Khasanah Nola]] (2013-2018) {{br}} [[Suparno]] (2021-sekarang) |
| producer = [[Johanna D. K.]] (2011-2016) {{br}} [[Argalaras Kusumahananda]] (2011-2016) {{br}} [[Khasanah Nola]] (2013-2018) {{br}} [[Suparno]] (2021-sekarang) |
||
}} |
}} |
||
'''Stand Up Comedy Indonesia (SUCI)''' adalah ajang kompetisi [[lawakan tunggal]] atau ''stand up comedy'' yang diikuti oleh [[pelawak tunggal]] berbakat melalui hasil seleksi dari seluruh wilayah di [[Indonesia]] yang diselenggarakan oleh [[Kompas TV]]. Acara ini berbeda dengan [[Stand Up Comedy Show Metro TV|Stand Up Comedy Show]] yang ditayangkan oleh [[MetroTV|Metro TV]] yang berformat ''entertainment show''. Dengan tagline "''Let's Make Laugh!''", acara kompetisi ini merupakan kompetisi ''stand up comedy'' pertama di [[Indonesia]] yang disiarkan oleh stasiun televisi. Oleh karena itu, acara ini juga dianggap sebagai tolak ukur pencapaian karier tertinggi bagi mayoritas pelawak tunggal khususnya pelawak tunggal di seluruh Indonesia apabila bisa tampil sebagai kontestan/finalis di acara kompetisi ini dan sebagai acuan bagi acara pada stasiun TV lain dengan format serupa.<ref>[http://www.kompas.tv Situs resmi Kompas TV]</ref> |
'''Stand Up Comedy Indonesia (SUCI)''' adalah ajang kompetisi [[lawakan tunggal]] atau ''stand up comedy'' yang diikuti oleh [[pelawak tunggal]] berbakat melalui hasil seleksi dari seluruh wilayah di [[Indonesia]] yang diselenggarakan oleh [[Kompas TV]]. Acara ini berbeda dengan [[Stand Up Comedy Show Metro TV|Stand Up Comedy Show]] yang ditayangkan oleh [[MetroTV|Metro TV]] yang berformat ''entertainment show''. Dengan tagline "''Let's Make Laugh!''", acara kompetisi ini merupakan kompetisi ''stand up comedy'' pertama di [[Indonesia]] yang disiarkan oleh stasiun [[televisi]]. Oleh karena itu, acara ini juga dianggap sebagai tolak ukur pencapaian karier tertinggi bagi mayoritas pelawak tunggal khususnya pelawak tunggal di seluruh Indonesia apabila bisa tampil sebagai kontestan/finalis di acara kompetisi ini dan sebagai acuan bagi acara pada stasiun TV lain dengan format serupa.<ref>[http://www.kompas.tv Situs resmi Kompas TV]</ref> |
||
== Latar belakang == |
== Latar belakang == |
Revisi per 10 September 2023 06.29
Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV | |
---|---|
Pembuat | Indra Yudhistira Pandji Pragiwaksono Raditya Dika Indro Warkop |
Presenter | Pandji Pragiwaksono (2011-2015) Raditya Dika (2011) Ryan Adriandhy (2012) Ge Pamungkas (2013) Ernest Prakasa (2014) Babe Cabiita (2014-2016) Uus (2014-2016, 2021) David Nurbianto (2015-2016) Hifdzi Khoir (2015-2018, 2022-sekarang) Rigen (2016, 2021-sekarang) Gita Bhebhita (2017) Bianca Liza (2018) Yuki Kato (2021) Ananta Rispo (2022-sekarang) |
Juri | Indro Warkop (2011-2018) Raditya Dika (2012-2015, 2021-sekarang) Feni Rose (2013-2015) Butet Kertaradjasa (2011) Astrid Tiar (2011) Pandji Pragiwaksono (2016-sekarang) Cak Lontong (2016-2018) Nirina Zubir (2016) Abdel Achrian (2021-sekarang) Komeng (2022) Celine Evangelista (2022) |
Negara asal | Indonesia |
Jmlh. musim | 10 |
Jmlh. episode | 196 |
Produksi | |
Produser eksekutif | Teezar Sjamsuddin (2011-2016) Gammara L. Geni (2016-2018) Fina Merliane Vidya (2021-sekarang) |
Produser | Johanna D. K. (2011-2016) Argalaras Kusumahananda (2011-2016) Khasanah Nola (2013-2018) Suparno (2021-sekarang) |
Durasi | 60-120 menit |
Rumah produksi | Kompas Gramedia Production |
Rilis asli | |
Jaringan | Kompas TV |
Format gambar | 480i (SDTV) (2011-2014) 720p (HDTV) (2015-sekarang) |
Format audio | Stereo |
Rilis | 24 September 2011 – 18 November 2022 |
Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) adalah ajang kompetisi lawakan tunggal atau stand up comedy yang diikuti oleh pelawak tunggal berbakat melalui hasil seleksi dari seluruh wilayah di Indonesia yang diselenggarakan oleh Kompas TV. Acara ini berbeda dengan Stand Up Comedy Show yang ditayangkan oleh Metro TV yang berformat entertainment show. Dengan tagline "Let's Make Laugh!", acara kompetisi ini merupakan kompetisi stand up comedy pertama di Indonesia yang disiarkan oleh stasiun televisi. Oleh karena itu, acara ini juga dianggap sebagai tolak ukur pencapaian karier tertinggi bagi mayoritas pelawak tunggal khususnya pelawak tunggal di seluruh Indonesia apabila bisa tampil sebagai kontestan/finalis di acara kompetisi ini dan sebagai acuan bagi acara pada stasiun TV lain dengan format serupa.[1]
Latar belakang
Ide acara ini muncul seiring dengan mulai populernya stand up comedy di Indonesia pada tahun 2010. Pandji Pragiwaksono dan Raditya Dika, pesohor yang merupakan pelopor dalam pengenalan stand up comedy di Indonesia sepakat untuk membuat satu program kompetisi stand up comedy di salah satu stasiun TV swasta. Hal ini dikarenakan belum banyak TV yang menayangkan stand up comedy secara live. Maka dari itu, Pandji, Raditya Dika, Indro Warkop beserta Indra Yudhistira, salah satu produser dan sutradara program komedi di Kompas TV bersama membuat acara stand up comedy bertema kompetisi pertama di Indonesia, yang kemudian menjadi cikal bakal hadirnya acara kompetisi Stand Up Comedy Indonesia dan nantinya juga dikenal sebagai SUCI. Pada awal penyelenggaraannya Pandji dan Raditya Dika bertindak sebagai pembawa acara, sementara Indro ditemani Butet Kertaradjasa dan Astrid Tiar menjadi juri kompetisi. Pada penyelenggaraan selanjutnya, Raditya Dika menjadi juri bersama Indro Warkop sementara Pandji sebagai pembawa acara berturut-turut didampingi oleh juara kompetisi musim sebelumnya. Acara ini dimulai pada tahun 2011 dan tayang setiap hari Sabtu pukul 20.00 WIB.[2] Lalu di musim ke-2 menjadi setiap hari Minggu di jam yang sama. Sejak musim ke-4 pada tahun 2014 tayang setiap hari Kamis pukul 22.00 WIB dengan waktu tayang ulang setiap hari Minggu pukul 15.00 WIB, meskipun sempat pindah jam tayang pada jam 20.00 WIB di musim ke-6. Pada musim ke-7 pada tahun 2017, ditayangkan setiap hari Jumat pukul 22.00 WIB serta tayang ulang setiap hari Minggu pukul 15.00 WIB. Memasuki musim ke-8 pada tahun 2018, acara ini tayang setiap hari Sabtu pukul 19.00 WIB.[3] Memasuki musim ke-9 pada tahun 2021, acara ini kembali tayang setiap hari Jumat pukul 22.00 WIB,[4] dan di musim ke-10 tayang setiap hari Jumat pukul 21.30 WIB.[5]
Format kompetisi
Format kompetisi ini awalnya adalah 13 orang komika yang telah terpilih melalui audisi di 4 kota besar yaitu Surabaya, Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta (Medan ikut mengadakan audisi di musim pertama, sehingga ada 5 kota). Pada musim ke-3 jumlah peserta bertambah menjadi 18 komika. Lalu pada musim ke-4 selain 4 kota yang telah disebutkan, terbuka pula audisi di Medan, Padang, dan Denpasar yang nantinya 20 komika terpilih akan berjuang dalam babak Pre Show untuk mencari komika finalis yang nantinya menjadi 16 komika. Dan musim ke-5 audisi juga terbuka di Pontianak, Pekanbaru dan Makassar (pada musim ke-5 audisi tidak diadakan di Medan). Sama seperti sebelumnya, juga diadakan babak Pre Show dari 24 komika terpilih sehingga nanti kembali ada 16 komika yang berhak tampil di putaran final. Pada musim ke-6, audisi kembali hanya dilakukan di 5 kota besar yaitu Surabaya, Yogyakarta, Semarang (pertama kali mengadakan audisi SUCI), Medan (kembali mengadakan audisi SUCI), dan Jakarta. Pada musim ke-7, audisi dilakukan lewat "audisi digital" via Youtube dan audisi umum. Hanya dua kota saja yang melaksanakan audisi umum, yaitu Surabaya dan Jakarta. Dalam putaran final atau Babak Show, para komika akan berjuang dalam ber-stand up comedy dengan tema dan tantangan yang berbeda dalam setiap minggunya, waktu yang diberikan untuk melawak adalah antara 3 hingga 7 menit. Proses penilaiannya dilakukan oleh tiga orang juri plus satu orang juri tamu yang menjadi bintang tamu show dan yang mendapat akumulasi nilai terendah akan di-close-mic (eliminasi).
Pada musim ke-4 dikenalkan babak Pre Show, yaitu 20 komika finalis akan berjuang hingga tersisa menjadi 16 komika yang menjadi finalis sesungguhnya untuk Babak Show. Lalu pada minggu ke-7 terdapat babak yang bernama UTS (Ujian Team Stand Up), di mana kontestan 9 besar dibagi menjadi 2 kelompok dan masing-masing kelompok akan bertanding di sekolah yang telah ditentukan, sistem penilaiannya dilakukan oleh para siswa-siswi sekolah tersebut dengan mem-voting, bagi kelompok yang kalah harus mengikuti UAS (Ujian Akhir Stand Up) dengan format yang sama seperti babak UTS sebelumnya. Dan pada saat mencapai 5 besar, terdapat babak Call Back, di mana para peserta yang telah close-mic dipertandingkan kembali untuk memperoleh 1 tempat menjadi 6 besar. Babak Call Back juga diadakan di musim ke-5, tetapi diadakan saat tersisa 7 besar komika sehingga peserta yang berhasil memenangkannya kembali sebagai 8 besar. Call Back kembali diadakan di musim ke-7 setelah di musim sebelumnya tidak diadakan dan kali ini diadakan saat tersisa 4 besar komika.
Pada musim ke-5, sama seperti sebelumnya dengan formasi 16 komika. Berbeda dengan sebelumnya dari total 24 finalis yang mengikuti Pre Show, akan berjuang hingga 14 finalis saja yang akan berlanjut ke Babak Show melalui format yang sama seperti tahun sebelumnya yang terbagi menjadi 12 finalis pada Pre Show 1 dan 2, sedangkan 2 finalis lagi akan masuk melalui jalur LKS Kompas TV yaitu komika yang tim komunitasnya mampu mencapai grand final LKS, 2 komika terbaik dari masing-masing tim langsung masuk menjadi peserta SUCI musim ke-5 tanpa mengikuti audisi dan Pre Show. Selain itu, juga dikenalkan Improv Comedy di mana komika finalis memainkan sketsa parodi secara spontan dan kreatif tanpa menghafal teks untuk menghibur para penonton.
Pada musim ke-6, format kompetisi dikembalikan ke format awal di mana babak Pre Show untuk musim ini ditiadakan. Sehingga terpanggil 16 komika terpilih dari audisi di 5 kota yang akan tampil langsung sebagai finalis di Babak Show. Begitu pula halnya dengan musim ke-7, namun 16 komika terpilih hanya berasal dari audisi di 2 kota, yaitu Surabaya dan Jakarta.[6] Format yang sama juga diberlakukan di penyelenggaraan musim ke-8 dan ke-9 yang kembali mengadakan babak Preliminary Show, namun hanya dengan total finalis 15 komika.[7] Dan di musim ke-10, total finalis hanya 13 komika.
Lokasi
Tahun | Musim | Lokasi Show Reguler | Lokasi Grand Final |
---|---|---|---|
2011 | 1 | Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, Jakarta | Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, Jakarta |
2012 | 2 | Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, Jakarta | Teater Tanah Airku TMII, Jakarta |
2013 | 3 | Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, Jakarta | Balai Kartini, Jakarta |
2014 | 4 | Balai Kartini, Jakarta | Balai Kartini, Jakarta |
2015 | 5 | Balai Kartini, Jakarta | Balai Kartini, Jakarta |
2016 | 6 | Balai Sarbini, Jakarta | Balai Sarbini, Jakarta |
2017 | 7 | Balai Sarbini, Jakarta | Balai Sarbini, Jakarta |
2018 | 8 | Studio 1 Kompas TV, Jakarta | Balai Kartini, Jakarta |
2021 | 9 | Studio 1 Kompas TV, Jakarta | Studio 1 Kompas TV, Jakarta |
2022 | 10 | Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, Jakarta | Balai Sarbini, Jakarta |
Daftar pembawa acara
Tahun | Musim | Host | Co-Host |
---|---|---|---|
2011 | 1 | Pandji Pragiwaksono | Raditya Dika |
2012 | 2 | Pandji Pragiwaksono | Ryan Adriandhy Insan Nur Akbar |
2013 | 3 | Pandji Pragiwaksono | Ge Pamungkas |
2014 | 4 | Ernest Prakasa Uus* |
Babe Cabiita Pandji Pragiwaksono** |
2015 | 5 | Pandji Pragiwaksono | David Nurbianto Babe Cabita Uus Hifdzi Khoir** |
2016 | 6 | Uus | Hifdzi Khoir Rigen Babe Cabita David Nurbianto |
2017 | 7 | Hifdzi Khoir | Gita Bhebhita |
2018 | 8 | Hifdzi Khoir | Bianca Liza Uus** |
2021 | 9 | Uus Hifdzi Khoir** |
Yuki Kato Rigen** |
2022 | 10 | Hifdzi Khoir | Rigen Ananta Rispo |
Keterangan:
- * Uus bertindak sebagai host menggantikan Ernest Prakasa mulai dari Show 8 SUCI musim ke-4.
- ** Host tamu pada grand-final. Pandji Pragiwaksono menjadi host tamu grand final SUCI musim ke-4, Hifdzi Khoir menjadi host tamu grand final SUCI musim ke-5 dan SUCI musim ke-9, Uus menjadi host tamu di dua show terakhir & grand final SUCI musim ke-8. Rigen menjadi host tamu sejak top 5 hingga top 3 dan grand final SUCI Musim ke-9.
Daftar juri
Tahun | Musim | Juri 1 | Juri 2 | Juri 3 | Juri 4 | Juri 5 |
---|---|---|---|---|---|---|
2011 | 1 | Indro Warkop | Butet Kertaradjasa | Astrid Tiar | — | — |
2012 | 2 | Raditya Dika | 1 juri tamu yang berbeda setiap minggunya | |||
2013 | 3 | 1 juri tamu yang berbeda setiap minggunya | ||||
2014 | 4 | Feni Rose | 1 juri tamu yang berbeda setiap minggunya | |||
2015 | 5 | 1 juri tamu di beberapa minggu | ||||
2016 | 6 | Pandji Pragiwaksono | Nirina Zubir | Cak Lontong | ||
2017 | 7 | Cak Lontong | — | |||
2018 | 8 | |||||
2021 | 9 | Pandji Pragiwaksono | Raditya Dika | Abdel Achrian | 1 hingga 2 juri tamu yang berbeda setiap minggunya | |
2022 | 10 | Pandji Pragiwaksono Ernest PrakasaC1 Mo SidikC2 |
Komeng | Celine Evangelista |
- Daftar juri tamu di Stand Up Comedy Indonesia
- Wulan Guritno
- Virnie Ismail
- Pevita Pearce
- Sissy Priscillia
- Nadila Ernesta
- Poppy Sovia
- Astrid Tiar*
- Tora Sudiro
- Feni Rose (pada SUCI musim ke-2, ke-3, dan ke-10)
- Fitri Tropica
- Prisia Nasution
- Jono Gugun Blues Shelter
- Fanny Fabriana
- Alexandra Asmasoebrata
- Pongki Barata
- Tyson James Lynch
- Bedu
- Rico Ceper
- H. Bolot
- Asri Welas
- Sogi Indra Dhuaja
- Agung Hercules
- Kartika Putri
- Raditya Dika**
- Ernest Prakasa***
- Uus
- Kemal Palevi
- David Nurbianto
- Awwe
- Aurelie Moeremans
- Jarwo Kwat
- Nex Carlos
- Wika Salim
- Dodit Mulyanto
- Chandra Liow
- Dinar Candy
- Nabilah Ayu
- Onadio Leonardo
- Keanu Angelo
- Aldiansyah Taher
- Kiky Saputri
- Marshel Widianto
- Brisia Jodie
- Gilang Dirga
- Ridwan Remin
- Denny Sumargo
Keterangan:
- * Astrid Tiar menjadi juri tamu di SUCI 2.
- ** Raditya Dika menjadi juri tamu di SUCI 6 bergantian dengan Pandji Pragiwaksono.
- *** Ernest Prakasa menjadi juri tamu di SUCI 8 bergantian dengan Cak Lontong.
- C1 Ernest Prakasa menjadi juri di SUCI X (10) menggantikan Pandji Pragiwaksono di pertengahan kompetisi.
- C2 Mo Sidik menjadi juri di SUCI X (10) menggantikan Ernest Prakasa di pertengahan kompetisi.
Babak-babak
Audisi
Audisi pada awalnya diadakan di 4 kota besar yaitu berurutan dari Surabaya, Yogyakarta, Bandung, dan berakhir di Jakarta, sebelumnya kota Medan sempat menjadi kota ke 5 yang menyelenggarakan audisi di musim pertama dan tidak ditunjuk kembali dua musim sesudahnya. Peserta yang datang audisi harus membawa persyaratan yang sudah ditentukan serta tampil ber-stand up comedy dengan durasi 3 menit. Peserta yang dinyatakan lolos akan diberikan Golden Ticket oleh juri. Setelah itu, bagi peserta yang telah mendapat Golden Ticket akan dihubungi oleh pihak Kompas TV untuk dapat lanjut ke babak Pre Show/Show.
Pada musim ke-4, selain 4 kota yang telah disebutkan yang menjadi kota utama audisi, dibuka pula audisi di 3 kota besar lainnya yaitu kembali kota Medan, bersama dengan kota Padang dan Denpasar. Sehingga ada 7 kota tempat dilaksanakannya audisi SUCI Kompas TV. Lalu di musim ke-5, kembali audisi dilaksanakan di 7 kota, di mana selain 4 kota utama 3 kota besar lainnya ditunjuk untuk menyelenggarakan audisi yaitu Pontianak, Makassar, dan Pekanbaru. Untuk musim ke-6, audisi kembali diadakan di 5 kota, di mana 3 kota utama yaitu Surabaya, Yogyakarta, dan Jakarta tetap mengadakan audisi. Sementara kota Bandung digantikan oleh kota Semarang dan kota Medan juga kembali sebagai penyelenggara audisi. Pada musim ini ada dua format audisi yaitu Big Audition dan Small Audition. Big Audition dilaksanakan di Surabaya, Semarang, dan Jakarta dengan jumlah peserta yang tidak dibatasi, sementara Small Audition dilaksanakan di Yogyakarta dan Medan dengan jumlah peserta yang dibatasi maksimal 100 peserta dan diadakan di salah satu cabang KFC di dua kota tersebut. Khusus untuk Big Audition selain Golden Ticket untuk yang berhasil lolos berlaku pula Second Chance Ticket, yaitu tiket untuk peserta yang belum berhasil lolos di satu lokasi Big Audition namun materi dan penampilannya dinilai bagus oleh juri, sehingga mereka masih diberikan kesempatan lagi oleh para juri untuk mengikuti audisi kembali di lokasi paling lambat sehari setelah audisi reguler selesai dilaksanakan. Plus diadakan "Special Hunt" di 5 kota audisi oleh para juri untuk mencari komika yang merupakan tokoh yang sukses di bidangnya yang juga sering ber-stand up comedy untuk berkesempatan mencicipi panggung SUCI Kompas TV, tentunya dengan audisi di hadapan para juri.
Pada musim ke-7, audisi terbagi menjadi dua yaitu audisi digital dan audisi umum. Audisi digital atau wild card dilakukan dengan mengunggah video penampilan stand up comedy sesuai durasi dan persyaratan yang telah ditentukan ke akun Youtube. Peserta audisi yang videonya terpilih akan dipanggil untuk ikut audisi umum tanpa harus ikut antrean peserta lainnya yang ikut audisi umum. Sementara audisi umum adalah audisi yang diadakan seperti biasanya dengan persyaratan yang telah ditentukan di hadapan juri. Hanya dua kota yang melaksanakan audisi umum kali ini, yaitu Surabaya dan Jakarta. Khusus untuk audisi umum di Jakarta, tidak hanya peserta yang lolos audisi digital saja yang diberi keistimewaan untuk bisa langsung audisi di hadapan juri. Peserta yang mengikuti event-event yang diadakan Kompas TV seperti "Study Tour (Tour SUCI 6)" dan "KFC Jagonya Comic" serta menjadi pemenang dalam ajang tersebut juga tidak harus mengantre untuk mengikuti audisi umum.[8] Konsep ini tetap dilanjutkan pada musim selanjutnya yaitu musim ke-8. Bedanya wild card dilakukan melalui akun Instagram di mana peserta hanya membuat one liner maksimal 1 menit sesuai durasi video maksimal, dan yang terpilih akan dipanggil untuk ikut audisi umum tanpa harus ikut antrean peserta lainnya yang ikut audisi umum.
Musim ke-9 menjadi pelaksanaan audisi terpanjang, karena dilaksanakan bersamaan dengan pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Berawal di tahun 2020, format audisi dibagi menjadi 2 yaitu audisi mini (mini audition) dan audisi besar (big audition). Audisi mini yang juga disebut audisi comic hunt ini dilaksanakan di 8 kota besar antara lain Semarang, Medan, Bandung, Ambon, Yogyakarta, Makassar, Banjarmasin, dan Palembang. Sementara audisi besar (big audition) dilaksanakan di Surabaya dan Jakarta seperti dua musim sebelumnya. Untuk audisi mini, peserta terpilih di audisi ini akan diikutsertakan di audisi besar untuk memperoleh golden ticket dengan tampil disaksikan juri utama (juri untuk audisi mini adalah beberapa komika yang sudah terkenal dan beberapa adalah alumni SUCI sebelumnya seperti Awwe, Gilang Bhaskara, Rigen, dan Indra Jegel). Peserta yang mampu memberikan penampilan terbaiknya di audisi mini akan memperoleh silver ticket, dengan keuntungan ketika mengikuti audisi besar mereka akan langsung masuk ke ruang audisi berhadapan langsung dengan juri audisi besar tanpa harus mengantre dengan peserta audisi besar biasa yang akan disaring terlebih dahulu oleh juri pada audisi mini untuk memperoleh Silver Ticket sebagai langkah untuk tampil audisi disaksikan juri audisi besar. Audisi mini dilaksanakan dari Februari 2020 yang kemudian bersamaan dengan pelaksanaan audisi di Banjarmasin dan Palembang di bulan Maret 2020, pandemi COVID-19 mulai meluas di Indonesia meskipun pelaksanaan audisi mini di dua kota terakhir berjalan lancar. Hal ini menyebabkan pelaksanaan audisi besar akhirnya diundur mengikuti kebijakan dari pemerintah, termasuk dengan adanya PSBB di Jakarta. Setelah dirasa kondusif, format audisi besar akhirnya diubah dari yang awalnya di Surabaya dan Jakarta dilakukan secara daring dan diubah menjadi audisi Indonesia Barat sebagai pengganti Jakarta, lalu audisi Indonesia Timur sebagai pengganti Surabaya dengan kuota peserta audisi yang ditentukan. Untuk pertama kalinyalah audisi SUCI Kompas TV dilaksanakan secara daring (via aplikasi Zoom) dengan dimonitor dan disaksikan oleh juri pada audisi mini bersama dengan juri audisi besar yaitu Pandji Pragiwaksono, Raditya Dika, dan Abdel Achrian di studio Kompas TV.
Mengikuti perkembangan dan situasi pandemi COVID-19, musim ke-10 yang menjadi 1 dekade penyelenggaraan kembali membuka audisi secara normal dengan bertemu langsung antara para peserta dengan para juri, tentunya dengan memperhatikan dan mematuhi protokol kesehatan. Pada musim ini, selain audisi umum yang disebut audisi offline dan diadakan di 7 kota besar yaitu Yogyakarta, Banjarmasin, Denpasar, Palembang, Surabaya, Semarang, dan Jakarta, dibuka juga audisi melalui jalur Liga Komunitas yang diperuntukkan bagi peserta yang berasal dari komunitas Stand Up Indo di masing-masing wilayah di Indonesia. Untuk Liga Komunitas, dibuka juga audisi di 5 kota yaitu Medan, Makassar, Solo, Balikpapan, dan Bekasi. Hanya 4 komika terpilih yang mewakili komunitasnya masing-masing di tiap kota audisi yang akan masuk ke putaran final Liga Komunitas, yang artinya total 20 komika finalis akan berkompetisi di Jakarta dengan sistem sudden death dan akan dicari 3 komika terbaik yang berhak tampil untuk kompetisi utama di musim ke-10 ini. Dan untuk audisi offline sama seperti musim sebelumnya, para peserta yang audisi di 7 kota yang telah disebutkan akan memperoleh Silver Ticket, yang kemudian akan dipertemukan kembali dengan juri utama pada audisi final di Jakarta (Jakarta mengadakan 2 kali audisi, pertama untuk Silver Ticket, dan kedua untuk audisi final) yaitu Raditya Dika, Abdel Achrian, Celine Evangelista, dan Ridwan Remin untuk memperebutkan status kelolosan dengan memperoleh Golden Ticket untuk ke babak Preliminary Show atau Ultimate Ticket untuk langsung menjadi finalis resmi di Babak Show. Spesial untuk musim ke-10, diberikan juga kesempatan untuk para komika yang biasa tampil dengan bahasa Inggris untuk unjuk kemampuan yang mayoritas mereka mengikuti audisi di Denpasar.
Pada musim ke-1 dan ke-2, 13 besar komika berhak tampil di babak Show SUCI Kompas TV. Lalu di musim ke-3 jumlah peserta bertambah menjadi 18 besar komika. Pada musim ke-4 dan ke-5 diperkenalkan babak Pre Show, di mana peserta yang telah dipanggil pihak Kompas TV untuk tampil ditantang untuk open mic di depan 2 juri dengan durasi yang ditentukan. Peserta yang berhasil akan lolos ke babak Show sebagai finalis sesungguhnya. Total peserta SUCI musim ke-4 dan ke-5 pada babak Show adalah 16 besar komika. Khusus untuk musim ke-5, hanya 14 kontestan yang lolos ke babak Show melalui babak Pre Show. Sementara 2 komika lagi diambil dari kompetisi Liga Komunitas Stand Up (LKS), di mana 2 komika tersebut merupakan komika terbaik dari masing-masing tim komunitas yang berlaga di grand final LKS. Sehingga mereka langsung memperoleh Golden Ticket ke babak Show tanpa harus mengikuti audisi dan babak Pre Show. Pada musim ke-6, babak Pre Show ditiadakan sehingga ada 16 besar komika terpilih untuk langsung tampil di babak Show. Dan khusus di musim ini, 13 orang komika berasal dari komika jebolan komunitas daerah melalui audisi reguler dan 3 orang komika lainnya merupakan hasil audisi "Special Hunt" yang dilakukan oleh para juri pada masa audisi reguler. Sama seperti musim sebelumnya, di musim ke-7 juga terpilih 16 komika yang lolos lewat audisi umum/reguler di mana di antara komika finalis juga ada yang berasal dari audisi digital dan pemenang event-event stand up comedy yang diadakan Kompas TV setahun sebelumnya. Hal ini berlanjut di musim ke-8 namun hanya 15 komika terpilih yang lolos baik dari audisi umum maupun audisi digital. Dan di musim ke-10 yang menjadi penyelenggaraan 1 dekade, jumlah komika terpilih yang menjadi finalis kembali menjadi 13 komika seperti pada musim ke-1.
Persyaratan kontestan
- Warga Negara Indonesia, atau Warga Negara Asing yang minimal tinggal di Indonesia selama 5 tahun.
- Pria atau Wanita, berusia 17 tahun ke atas.
- Membawa fotokopi kartu identitas (KTP/SIM/Kartu Pelajar).
- Membawa pas foto ukuran 4R.
- Materi stand up BEBAS dan BERSIH (tidak mengandung unsur SARA, Pornografi, dan Provokasi).
- Durasi stand up maksimal 3 menit.
Jika telah menyiapkan segala persyaratan, peserta bisa langsung mendatangi tempat audisi dan mendaftarkan diri. Pendaftaran juga bisa dilakukan online di situs Kompas TV lalu bukti pendaftaran dicetak sebagai bukti dan dibawa beserta persyaratan yang telah disebutkan saat hendak mendaftar audisi. Pendaftaran dibuka dari jam 09.00 hingga jam 12.00 waktu setempat.[9][10]
Pre Show/Preliminary Show
Babak ini baru muncul di penyelenggaraan musim ke-4 tahun 2014, karena banyaknya komika yang memiliki kriteria layak untuk tampil di babak Show. Komika terpilih yang telah lolos audisi dan telah dihubungi oleh pihak Kompas TV masing-masing diberi kesempatan untuk open mic pertama kalinya di panggung SUCI Kompas TV di hadapan 2 juri utama yaitu Indro Warkop dan Raditya Dika dengan durasi yang telah ditentukan. Mengingat jumlah komika yang dipanggil, para komika akan dibagi menjadi 2 kelompok dalam melakukan open mic. Tentunya bagi beberapa komika dengan nilai tertinggi yang menurut juri layak untuk lanjut akan langsung lolos ke babak Show sebagai finalis resmi SUCI. Sementara bagi beberapa komika dengan nilai terendah dan belum mampu memenuhi ekspektasi juri akan tereliminasi atau close mic.
Pada awal Pre Show di musim ke-4, ada 20 komika yang terpilih mengikuti babak ini. Mereka berkompetisi hingga menjadi 16 besar komika, yang artinya 4 orang komika dengan nilai terendah (3 komika dan 1 komika dari masing-masing kelompok) otomatis akan close mic. Lalu di musim ke-5, ada 24 komika yang terpilih mengikuti Pre Show. Berbeda dengan musim sebelumnya, hanya 14 komika yang akan melanjutkan ke babak Show. Di mana 10 komika dengan nilai terendah (4 komika dan 6 komika dari masing-masing kelompok) otomatis akan close mic. Setelah tidak dimunculkan di 3 season setelahnya, babak Pre Show kembali dihadirkan di musim ke-9 dengan nama Preliminary Show.
Babak Show
Babak Show merupakan babak utama dalam kompetisi SUCI Kompas TV. Di tiga musim awal, para komika yang lolos audisi serta yang terpilih sesuai kriteria langsung lolos ke babak ini. Di mana musim selanjutnya komika yang berhak tampil di babak ini adalah komika yang mampu lolos di babak Pre Show. Pada babak ini, para komika terpilih yang menjadi finalis akan berjuang dalam ber-stand up comedy dengan tema dan tantangan yang berbeda setiap minggunya. Durasi atau waktu yang diberikan untuk melawak adalah antara 3 hingga 7 menit. Proses penilaiannya dilakukan oleh tiga orang juri plus satu orang juri tamu yang menjadi bintang tamu show dan yang mendapat akumulasi nilai terendah akan di-close-mic (eliminasi).
Dalam babak Show ini, diberikan tema dan tantangan yang berbeda setiap minggunya. Seiring berjalannya kompetisi, muncul beberapa tantangan baru yang membuat kompetisi makin menarik. Baik yang berhubungan dengan tema maupun yang terkait dengan teknik dalam ber-stand up comedy. Berikut beberapa babak tantangan yang sudah populer dalam babak Show SUCI.
Open Mic
Merupakan babak yang selalu ada dalam babak Show (open mic dalam hal ini adalah nama babak, bukan dalam arti sebenarnya yaitu proses latihan seorang komika untuk tampil di depan orang banyak). Pada babak ini, masing-masing komika akan melakukan stand up comedy di hadapan penonton serta para juri sesuai dengan tema,tantangan, dan durasi telah ditentukan. Tantangan yang diberikan umumnya terkait teknik dalam ber-stand up comedy seperti membawakan rule of three, impersonate, riffing, heckling, dan lain-lain. Penulisan materi, jumlah tawa penonton, keserasian materi dengan tema, serta durasi pembawaan materi menjadi poin penting penilaian juri agar komika yang bersangkutan tidak di-close mic. Apabila jumlah komika sudah kurang dari 10 orang, maka babak ini bisa dilakukan 2 kali atau 2 putaran dalam 1 show tergantung tema yang diberikan.
Medley
Pada babak ini, masing-masing komika melakukan mini stand up sesuai tema yang diberikan, di mana setiap satu komika selesai menyampaikan sebuah bit singkat harus segera disambung oleh komika lainnya sehingga pada akhirnya terbentuk sebuah cerita mini bersambung dari bit materi yang diberikan seluruh komika menjadi satu materi komedi.
Battle of Comic dan Battle and Heckling
Pada babak ini, masing-masing komika berpasangan akan melakukan battle dalam ber-stand up comedy. Di mana dua orang komika yang terlibat battle akan membawakan materi sesuai tema serta memasukkan komika lawan menjadi bahan roasting agar dapat mengundang tawa, dan tetap sesuai dengan durasi yang telah ditentukan. Babak ini biasanya dilakukan apabila jumlah komika tersisa adalah genap (misalnya 10 besar komika). Memasuki musim ke-6, babak ini berubah menjadi battle and heckling di mana pasangan komika tidak hanya melakukan battle tapi juga melibatkan komika finalis lain yang membela masing-masing peserta battle di mana mereka melakukan heckling atau gangguan saat lawan tampil (untuk memecah konsentrasi sang komika) dan komika yang di-heckle harus bisa membalas atau menanggapi heckling yang dilakukan lawan tersebut, dan berlaku bagi tiap komika yang terlibat battle.
UTS dan UAS
Babak ini muncul di penyelenggaraan musim ke-4. UTS adalah Ujian Tengah Stand Up, sementara UAS adalah Ujian Akhir Stand Up. Pada babak UTS, para komika dibagi dalam kelompok dan akan ditantang untuk ber-stand up comedy di tempat umum dan instansi seperti misalnya di sekolah, kantor, dan lain-lain. Setelah dihibur para komika, para penonton akan melakukan voting untuk masing-masing kelompok. Bagi kelompok dengan voting paling sedikit atau kalah akan kembali berjuang dalam babak UAS. Dalam babak UAS, komika dari kelompok yang kalah masing-masing akan tampil ber-stand up comedy secara individu sesuai tema dan durasi yang diberikan. Komika yang penampilannya mendapat nilai terendah akan di-close mic.
Pada musim ke-4, babak UTS dilangsungkan saat tersisa 9 besar komika dan diadakan di SMA Negeri 52 Jakarta, di mana komika Pras Teguh dari Padang harus close mic setelah penampilannya dinilai paling kurang di babak UAS. Sementara di musim ke-5, babak UTS dilangsungkan saat tersisa 8 besar komika dan diadakan di markas Kodam Jaya TNI AD, di mana komika Heri Horeh harus close mic di babak UAS karena melebihi durasi yang ditentukan saat tampil.
Improv Comedy
Babak ini muncul di penyelenggaraan musim ke-5. Babak ini adalah babak di mana para komika memainkan sebuah sketsa parodi singkat. Sketsa yang dimainkan dilakukan tanpa persiapan seperti menghafal teks sehingga dituntut spontanitas dan kreativitas dari para komika dalam memainkan sketsa tersebut. Sketsa yang dimainkan harus teratur agar dapat mengundang tawa penonton dan juri. Seluruh komika diharuskan aktif dalam ber-improv comedy agar masuk penilaian juri dan terhindar dari close mic.
Guest Star Roasting
Babak ini muncul di penyelenggaraan musim ke-5. Babak ini adalah babak di mana para komika finalis melakukan roasting terhadap bintang tamu yang diundang khusus dalam satu show untuk mengundang kelucuan dari informasi berupa fakta yang diperoleh dari sang bintang tamu. Komika diutamakan melakukan roasting atau serangkaian lawakan yang meledek sang bintang tamu untuk mengundang tawa dari penonton tanpa menyakiti perasaan sang bintang tamu. Pada musim ke-5, Agung Hercules menjadi bintang tamu pertama yang di-roast oleh para komika 7 besar. Selanjutnya di musim ke-6 berturut-turut Raditya Dika dan Ernest Prakasa yang di-roast oleh para komika, berturut-turut saat komika tersisa 10 besar dan 4 besar. Memasuki musim ke-7, komedian Bedu menjadi bintang tamu yang di-roast saat tersisa 7 besar komika. Mulai musim ke-9, hampir semua juri tamu ikut menjadi bahan roasting di mana beberapa diantaranya sedang ramai diperbincangkan seperti Nex Carlos, Aldiansyah Taher, hingga komika muda seperti Kiky Saputri dan Marshel Widianto.
Mission Show
Babak ini muncul di penyelenggaraan musim ke-8. Sama seperti babak UTS dan UAS yang pernah diadakan di musim ke-4 dan ke-5, para komika yang telah dibagi dalam kelompok (di musim ini kelompok telah dibagi 3 dan dimentori oleh masing-masing 3 juri utama) akan ditantang untuk ber-stand up comedy di tempat umum dan instansi seperti misalnya di sekolah, kantor, dan lain-lain. Setelah dihibur para komika, para penonton akan melakukan voting untuk masing-masing kelompok dan masih memungkinkan adanya komika yang close mic bagi yang memperoleh voting terendah. Perbedaannya dengan babak UTS dan UAS adalah babak ini disajikan full dalam 1 Show dan bagi komika yang memperoleh voting tertinggi akan memperoleh keuntungan untuk Show selanjutnya di lokasi show reguler. Keuntungan yang diberikan kepada komika dengan voting tertinggi ada tiga dan sang komika hanya boleh memilih satu keuntungan saja. Keuntungan atau privilege yang diberikan antara lain boleh menentukan urutan tampil para komika finalis saat show berikutnya, bebas durasi tampil saat show berikutnya, dan penambahan 5 poin pada akumulasi penilaian juri pada babak ini dan di show berikutnya.
Callback
Babak Callback adalah babak di mana komika yang pernah close mic dan dirasa masih layak berkompetisi oleh juri dipanggil kembali untuk ber-stand up comedy dan bagi komika yang berhasil memperoleh nilai tertinggi akan kembali menjadi finalis SUCI. Babak ini juga baru muncul di penyelenggaraan musim ke-4 dan komika yang ikut babak ini dipilih sesuai kesepakatan juri, lalu di musim ke-5 dan musim ke-7 komika yang akan ikut callback dipilih berdasarkan voting yang dilakukan oleh masyarakat se-Indonesia.
Pada musim ke-4, babak callback diadakan saat tersisa 5 besar komika. Ada 4 komika yang dipanggil kembali mengikuti babak ini yaitu Yudha Keling, Pras Teguh, Coki, dan Liant. Pras Teguh yang pernah close mic di 9 besar akhirnya menjadi komika pertama yang memenangkan babak callback dan kembali sebagai komika 6 besar SUCI 4. Lalu pada musim ke-5, babak callback diadakan saat tersisa 7 besar komika. Berdasarkan voting, ada 3 komika yang terpanggil kembali yaitu Kalis, Rachman, dan Wira. Penampilan Kalis, komika dari Purwakarta yang pernah close mic di 13 besar menjadi yang paling baik dari dua pesaingnya, sehingga berhasil membawanya kembali sebagai 8 besar SUCI 5. Karena format kompetisi yang dikembalikan ke format awal, babak ini kembali ditiadakan di musim selanjutnya. Namun karena tingginya minat, babak ini kembali diadakan di musim ke-7 dan diadakan saat tersisa 4 besar komika. Kembali dilakukan melalui voting, ada 4 komika yang terpanggil kembali yaitu Coki Anwar, Alip, Jupri, dan Didi. Didi lah yang akhirnya berhasil kembali menjadi finalis dan membuat SUCI 7 kembali jadi 5 besar finalis.
Pada musim ke-9 dan ke-10, babak callback dibuat seperti Reunion Show pada musim ke-5. Bedanya yang tampil adalah para finalis yang telah dieliminasi (minus juara 3 masing-masing musim) untuk memberikan penampilan secara bebas dan kali ini dibuka voting untuk masyarakat Indonesia untuk masing-masing finalis di mana ada 6 finalis terpilih di musim ke-9 serta 3 finalis terpilih sesuai penilaian juri di musim ke-10 yang tampil di babak Grand Final mendampingi sang juara 3 dan 2 grand finalis.
Reunion Show
Babak Reunion Show adalah babak yang diadakan menjelang babak Grand Final. Babak ini baru muncul di musim ke-5 di mana telah tersisa komika grand finalis yang akan tampil di babak Grand Final. Pada babak ini, 10 besar komika termasuk komika grand finalis dalam satu musim akan reuni dan kembali hadir menghibur para juri dan para penonton di panggung SUCI Kompas TV. Acaranya bebas mulai dari open mic para komika hingga improv comedy, dan tidak ada penilaian dari juri. Serta babak ini merupakan ajang pemanasan jelang babak Grand Final.[11] Babak ini kemudian muncul kembali di musim ke-9, hanya saja tajuknya diganti menjadi babak callback dan dipilih 6 finalis yang akan ikut tampil meramaikan babak Grand Final. Format ini dilanjutkan di musim ke-10, di mana dipilih hanya 3 finalis yang ikut tampil di babak Grand Final.
Grand Final
Grand Final adalah babak penentuan juara, di mana 2 komika tersisa akan berjuang dalam 3 putaran dalam ber-stand up comedy. Tiap putaran memiliki tema dan tantangan berbeda, di mana putaran pertama tema nya bebas, lalu putaran kedua membawakan materi dengan tema "juara", dan putaran ketiga membawakan tema yang ditentukan serta diharuskan memakai beberapa teknik stand up comedy yang biasanya melibatkan kembali komika finalis di musim yang sama untuk bertindak sebagai heckler atau pengganggu. Urutan putaran serta temanya bisa berubah sesuai kesepakatan juri. Komika yang berhasil mengumpulkan nilai tertinggi dari tiga putaran tersebut akan dinobatkan sebagai Juara Stand Up Comedy Indonesia.
Pada empat penyelenggaraan sebelumnya hanya 2 komika tersisa yang menjadi grand finalis. Berturut-turut dijuarai oleh Ryan Adriandhy, Ge Pamungkas, Babe Cabiita, dan David Nurbianto. Dan pada musim ke-5 untuk pertama kalinya babak Grand Final dilangsungkan saat tersisa 3 komika. Di mana Rigen, komika asal Bima menjadi Juara SUCI 5 setelah menyisihkan dua pesaingnya, Rahmet Ababil dan Indra Frimawan di babak Grand Final. Pada musim ke-6, format grand final kembali hanya diikuti 2 komika tersisa, di mana Indra Jegel keluar sebagai juaranya, dilanjutkan berturut-turut pada musim ke-7 dijuarai oleh Ridwan Remin, Popon Kerok di musim ke-8, Rio Steven Dumatubun di musim ke-9, dan Yono Bakrie yang meraih gelar juara di musim ke-10.
Musim
SUCI (2011)
Di musim pertama ini, Pandji Pragiwaksono dan Raditya Dika bertindak sebagai pembawa acara, sementara Indro Warkop ditemani Butet Kertaradjasa dan Astrid Tiar menjadi juri kompetisi. Terpilih 13 orang komika dari audisi di 5 kota besar yakni Medan, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta. Sempat diwarnai dengan pengunduran diri salah satu komika, yaitu komika Diyah dari Yogyakarta di Show 2 SUCI. Diyah yang merupakan satu-satunya kontestan wanita mengundurkan diri karena alasan keluarga.
Di Grand Final, Ryan komika asal Jakarta yang merupakan kontestan termuda di musim ini berhasil menjadi juara SUCI setelah unggul atas komika Surabaya, Akbar. Ryan dengan gaya observasionalnya unggul setelah mengimpersonate gaya Akbar yang kental dengan materi politik serta teknik one liner ketika ber-stand up comedy.[12] Hingga saat ini Ryan merupakan juara termuda SUCI karena meraih juara saat berumur 21 tahun.
SUCI 2 (2012)
Di musim kedua ini, Pandji Pragiwaksono sebagai pembawa acara didampingi oleh Ryan Adriandhy, juara SUCI. Nantinya di beberapa Show, Insan Nur Akbar sang runner up SUCI yang mendampingi Pandji membawakan acara. Sementara Raditya Dika menemani Indro Warkop menjadi juri kompetisi. Selain itu, di setiap minggunya akan ada juri tamu berbeda dari kalangan selebritas yang bertindak sebagai juri ketiga. Kembali terpilih 13 orang komika dari audisi di 4 kota besar yakni Surabaya, Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta. Isman HS, penulis humor yang juga mentor para kontestan secara mengejutkan juga ikut menjadi kontestan dan mampu menembus 6 besar.
Musim ini menjadi milik kota Bandung, karena dua komika perwakilan dari Bandung yang kebetulan juga satu almamater universitas yaitu Ge dan Gilang bertemu di Grand Final. Ge yang unggul lewat kemampuan act out nya berhasil mengungguli Gilang yang terkenal dengan gaya observasi cerdasnya. Atas keputusan juri, Ge berhasil meraih juara SUCI 2.[13]
SUCI 3 (2013)
Di musim ketiga ini, Pandji Pragiwaksono sebagai pembawa acara didampingi oleh Ge Pamungkas, juara SUCI 2. Raditya Dika dan Indro Warkop konsisten menjadi juri utama kompetisi, di samping setiap minggunya akan ada juri tamu berbeda dari kalangan selebritas yang bertindak sebagai juri ketiga. Kali ini, 18 orang komika dari audisi di 4 kota besar yakni Surabaya, Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta berhak tampil di babak Show. Pada musim ini, komika yang close mic bisa lebih dari 1 komika. Dan banyak sekali komika yang memiliki sisi unik, di antaranya Fico dan Rizki yang merupakan saudara kandung, Mang Obed yang seorang debt collector, serta Briptu Ferry yang seorang polisi. Lalu untuk pertama kalinya ada komika berstatus WNA atau yang berasal dari luar negeri, yaitu Alison yang berkebangsaan Inggris dan lolos audisi di Bandung.
Fico, komika asal Jakarta yang terkenal dengan gaya absurdnya dan terkesan bego berhasil melaju hingga Grand Final. Ia berhadapan dengan komika dari Medan, Babe yang terkenal dengan act out nya yang unik. Namun akhirnya Babe lah yang berhasil meraih juara SUCI 3 karena mampu unggul dua putaran dari Fico.[14]
SUCI 4 (2014)
Di musim keempat ini, Ernest Prakasa bertindak sebagai pembawa acara didampingi oleh Babe Cabiita, juara SUCI 3. Di mana Pandji kali ini tidak bertindak sebagai pembawa acara karena sedang melakukan stand up tour. Nantinya Ernest di tengah kompetisi digantikan oleh Uus, salah satu kontestan SUCI 3 sebagai pembawa acara. Feni Rose hadir sebagai juri tetap menemani Raditya Dika dan Indro Warkop, di samping setiap minggunya akan ada juri tamu berbeda dari kalangan selebritas yang bertindak sebagai juri keempat. Pada musim ini diperkenalkan babak Pre Show, di mana dari 20 komika terpilih melalui audisi di 7 kota besar akhirnya disaring menjadi 16 komika finalis SUCI 4 yang akan berkompetisi di babak Show.
Selain babak Pre Show, ada lagi babak UTS dan UAS di pertengahan kompetisi. Lalu babak Callback yang memberi kesempatan bagi komika yang telah di-close mic untuk kembali ke kompetisi. Diadakan di 5 besar, Pras Teguh, komika asal Padang menjadi komika pertama yang berhasil memenangkan babak callback dan kembali ke kompetisi sebagai komika 6 besar serta berhasil bertahan hingga 4 besar. Selain itu ada komika yang menjadi sorotan yaitu Dodit, komika asal Blitar dengan gayanya yang polos membawakan materi one liner sebagai orang desa berbudaya kota ditemani dengan sebuah biola untuk menunjang penampilannya, menjadikannya sebagai komika kejutan yang secara tidak langsung menjadi idola para penonton.
Pandji Pragiwaksono akhirnya muncul sebagai pembawa acara tamu di Grand Final. Grand Final musim ini mempertemukan dua komika yang sama-sama unggul lewat materi komedi mengenai etnik daerahnya, yaitu Abdur dari NTT dan David dari Jakarta. Abdur kental dengan materi ala Indonesia Timur nya yang diselingi beberapa catchphrase unik seperti "aduh mama sayangee..", sementara David dengan materi ala Betawi beserta sang Nyai sebagai tokoh pendukung juga tak kalah lucu. Gelar juara SUCI 4 akhirnya direngkuh oleh David, setelah persaingan sengit dalam tiga putaran.[15]
SUCI 5 (2015)
Di musim kelima ini, kembali Pandji Pragiwaksono bertindak sebagai pembawa acara dan didampingi oleh David Nurbianto, juara SUCI 4. Dan sesekali posisi pendamping pembawa acara diisi oleh Babe Cabiita dan Uus. Formasi tiga juri tetap tidak berubah yaitu Indro Warkop, Raditya Dika, dan Feni Rose, serta sesekali ada juri tamu yang diundang dalam beberapa show. Kali ini, kembali 16 komika finalis berkompetisi di babak Show, di mana 14 komika adalah mereka yang lolos di babak Pre Show dari 25 komika terpilih dari audisi di 7 kota besar, dan 2 komika lagi adalah jebolan dari tim grand finalis LKS Kompas TV musim sebelumnya. 2 komika tersebut adalah Ridho Brado dari Medan, dan Dicky dari Jakarta Barat.
Kembali beberapa orang komika menjadi sorotan. Beberapa di antaranya adalah Heri Horeh, komika senior berpengalaman yang baru menjadi kontestan SUCI musim ini. Lalu Dicky, komika yang dikenal dengan persona kemayu seperti seorang banci ketika tampil di panggung. Serta Dani yang paling banyak mengundang perhatian karena merupakan seorang difabel yang mengharuskannya tampil di kursi roda, mampu mencapai 4 besar kompetisi. Selain itu, pada musim ini di beberapa show muncul babak improv comedy di mana komika finalis memainkan sketsa parodi secara spontan dan kreatif tanpa menghafal teks untuk menghibur para penonton. Babak callback kembali diadakan kali ini di 7 besar komika, di mana Kalis komika dari Purwakarta yang pernah close mic saat 13 besar memenangkan babak ini dan kembali sebagai komika 8 besar. Kalis sendiri berhasil bertahan hingga 5 besar.
Di samping Hifdzi Khoir yang diundang sebagai pembawa acara tamu, untuk pertama kalinya di SUCI musim kali ini babak Grand Final melibatkan 3 besar komika, yaitu Indra Frimawan, Rahmet, dan Rigen. Setelah sebelumnya diadakan babak Reunion Show dengan komika lainnya yang masuk 10 besar. Indra yang dikenal lewat teknik one liner dan gaya absurdnya, serta Rahmet yang dikenal dengan act out serta materinya yang sering membahas latar belakang dirinya sebagai lulusan STM digadang-gadang sebagai juara. Namun penampilan keduanya dianggap kurang maksimal dan Rigen yang berstatus bukan unggulan secara mengejutkan mampu tampil lepas dan berhasil meraih gelar juara SUCI 5.[16] SUCI 5 menjadi penyelenggaraan terakhir di bawah arahan Indra Yudhistira selaku salah satu founder, karena setelah itu ia mengundurkan diri dari Kompas TV untuk mencari tantangan baru.
SUCI 6 (2016)
SUCI 6 menjadi penyelenggaraan pertama pasca pindahnya sang founder, Indra Yudhistira dari Kompas TV. Di musim keenam ini, terjadi perubahan besar-besaran dalam susunan pengisi acara. Komika alumni SUCI 3 yaitu Uus tampil sebagai pembawa acara. Uus didampingi oleh Hifdzi Khoir dalam membawakan acara, meski sesekali ada Rigen yang merupakan juara SUCI 5, lalu David Nurbianto, serta Babe Cabiita yang bergantian ikut mendampingi pembawa acara. Formasi juri juga mengalami perubahan, kecuali Indro Warkop yang tetap sebagai juri utama. Pandji Pragiwaksono yang lima musim berturut-turut menjadi pembawa acara naik posisi menjadi juri mendampingi Indro. Juri lainnya adalah Nirina Zubir serta Cak Lontong. Kali ini, kembali 16 komika finalis akan berkompetisi di babak Show dan kembali ke format awal bahwa semua finalis murni langsung lolos tanpa babak Pre Show. Komposisi 16 komika finalis ini adalah 13 komika berasal dari audisi reguler di 5 kota besar, dan 3 komika adalah hasil "Special Hunt" dari para juri di masa audisi reguler. Tiga komika tersebut adalah Radit Vent yang merupakan seorang ventriloquis dan dosen dari Yogyakarta, lalu Irvan Karta yang merupakan seorang dosen dan ilmuwan dari Tangerang serta Zarry Hendrik, seorang penulis muda berbakat yang lebih dulu dikenal sebagai seorang selebritas di media sosial twitter.
Format kompetisi dikembalikan ke format awal, yaitu tanpa adanya babak callback dan babak reuni. Banyak kejutan yang terjadi di kompetisi musim ini. Di antaranya dua komika unggulan, yaitu Rin Hermana dan Muhammad Sabiq harus tersisih lebih awal. Sementara itu muncullah banyak kontestan yang berstatus kuda hitam, di antaranya pak polisi Gamayel, mahasiswa sastra Kamaludin, dosen & ilmuwan Irvan Karta, dan Sadana Agung atau Dana yang memiliki persona anak dusun, yang pada awalnya tidak diprediksi akan melangkah lebih jauh dalam kompetisi. Keempat komika tersebut sukses melaju minimal hingga babak 8 besar. Dana dan Gamayel lah yang menjadi kontestan kuda hitam terbaik karena Dana berhasil mencapai 4 besar dan Gamayel meraih juara ketiga.
Kembali di babak Grand Final hanya melibatkan 2 orang komika tersisa, yaitu Ardit dari Samarinda dan Indra Jegel dari Medan. Setelah melewati tiga putaran sengit di babak ini, akhirnya Indra Jegel resmi menjadi juara SUCI 6.[17]
SUCI 7 (2017)
Di musim ketujuh ini, juga banyak perubahan dalam susunan acara. Hifdzi Khoir yang pada musim lalu menjadi co-host menjadi host untuk musim ini. Hifdzi didampingi oleh Gita Bhebhita sebagai co-host, yang juga merupakan alumni SUCI 4. Ini menjadi SUCI pertama yang tidak mengambil juara musim sebelumnya untuk menjadi co-host di musim berikutnya. Kembali Indro Warkop dan Pandji Pragiwaksono didaulat sebagai juri utama di musim ini, bersama Cak Lontong yang kembali menjadi juri di musim ini untuk kedua kalinya. Sama seperti musim sebelumnya, akan ada 16 finalis yang tampil di Babak Show di mana mereka semua lolos dari audisi umum di dua kota, Surabaya dan Jakarta. Dari semua finalis, beberapa dari mereka juga berasal dari audisi digital dan rangkaian event kompetisi stand up comedy yang diadakan oleh Kompas TV sebelum mengikuti audisi umum. Mereka adalah Ridwan Remin dan Dany Beler, dua kontestan asal Bogor yang lolos via audisi digital, lalu Rommy Hakim dari Bekasi yang menjadi juara kompetisi "KFC Jagonya Comic", serta Rere Rassofyan yang menjadi juara "MyTea Comic Hunt" regional Jakarta dalam rangkaian "Study Tour (Tour SUCI 6)" setahun sebelumnya. Pada musim ini, kompetisi dilakukan dengan sistem grup di mana ke 16 finalis dibagi ke dalam dua grup yaitu tim A dan tim B. Tim A terdiri dari Arya, Boah, Deswin, Didi, Jupri, Meggy, Putra Uma, dan Rommy. Sementara Tim B terdiri dari Alip, Coki Anwar, Dany, Mamat, Nury, Patra, Rere, dan Ridwan. Setiap tim akan tampil bergantian per minggu nya dan akan ada satu kontestan yang akan close mic tiap grupnya apabila sang komika mendapat nilai terendah pada penampilannya. Format ini diberlakukan hingga finalis tersisa 10 orang atau jelang fase 10 besar, lalu kembali ke format kompetisi penuh.
Seiring banyaknya perubahan format, banyak pula kejutan yang hadir. Dua komika berpengalaman yaitu Arya Novrianus dan Rere Rassofyan harus terhenti di dua penampilan awalnya. Sorotan kemudian tertuju pada beberapa finalis yang masih bertahan, sebut saja Coki Anwar yang menggunakan persona yang sulit dan tidak mudah tertawa saat di panggung dan Didi Sunardi yang berlatar belakang sebagai seorang kuli bangunan, di mana mereka tetap konsisten meskipun harus terhenti juga di tengah kompetisi. Setelah musim sebelumnya tidak diselenggarakan, babak callback kembali diadakan musim ini di mana empat komika yang telah close mic dan mendapat voting tertinggi dari masyarakat kembali tampil untuk kembali sebagai finalis. Hasilnya Didi lah yang kembali sebagai finalis dan menjadi finalis 5 besar, meskipun akhirnya ia kurang memanfaatkan kesempatan yang diberikan karena ia kembali close mic setelahnya.
Di musim ini dihadirkan pula babak semifinal, di mana komika 4 besar murni (setelah callback) berkompetisi untuk menjadi dua komika grand finalis, serta akan ada juara tiga pada hasil akhirnya. Dany Beler, komika asal Bogor akhirnya meraih juara ketiga dan Deswin Faqih harus puas berada di peringkat 4. Sementara dua komika lainnya, Ridwan Remin dan Mamat Alkatiri akhirnya melaju dan melanjutkan pertarungan di babak grand final. Unggul pengalaman dan kualitas penampilan, Ridwan Remin akhirnya menyabet gelar juara SUCI 7.[18]
SUCI 8 (2018)
Di musim kedelapan ini, susunan acara tidak begitu banyak diubah dan masih menggunakan pakem di musim sebelumnya. Hifdzi Khoir masih bertindak sebagai host utama namun kali ini didampingi oleh Bianca Liza sebagai co-host. Formasi tiga juri Indro Warkop, Pandji Pragiwaksono, dan Cak Lontong juga tetap dipertahankan. Sama seperti musim sebelumnya, finalis yang tampil adalah mereka yang berhasil lolos audisi di dua kota yaitu Surabaya dan Jakarta tetapi hanya 15 total finalis yang tampil di Babak Show musim ini. Di musim ini, terdapat variasi baru di mana ke-15 komika finalis dibagi menjadi tiga kelompok dan akan dipimpin oleh masing-masing juri utama tiap kelompoknya sebagai mentor. Tim Indro terdiri dari Popon, Agungprov, Jobe, Bakriyadi, dan Riztegh. Tim Pandji terdiri dari Wahyu Togog, Fianita, Arif Brata, Fedro, dan Ken. Dan tim Cak Lontong terdiri dari Bu Haris, Bintang, Oki, Yudha, dan Ipin. Dari segi finalis, tiga di antaranya merupakan alumni dari SUCI 5 yang harus terhenti di Babak Pre-Show dan akhirnya berhasil menjadi finalis musim ini, yaitu Popon Kerok, Wahyu Togog, dan Yudha Ilham. Bintang Bete menjadi sorotan karena sudah sangat berpengalaman serta berlabel komika nasional dan pernah bermain film, baru mengikuti SUCI musim ini setelah beberapa tahun kompetisi ini diadakan. Para finalis akan diberi tantangan yang disebut "Mission Show" di setiap minggunya di tempat yang tidak diduga sebelumnya, dan tentunya meskipun merangkap mentor para juri akan tetap objektif dalam memberikan penilaian kepada setiap finalis tanpa melebih-lebihkan atau mengurangi poin setiap finalis yang jadi anggota tim mereka masing-masing.[19] Format ini berlangsung hingga tersisa 9 komika finalis setelah masing-masing tim mengeliminasi 2 komika di timnya. Setelah itu, 9 komika tersisa akan berkompetisi bersama-sama seperti musim-musim sebelumnya.
Tiga komika berpengalaman yaitu Bakriyadi, Wahyu Togog, dan Yudha Ilham secara mengejutkan tereliminasi di format tim ini. Setelah itu lahirlah beberapa finalis yang dilabeli kuda hitam seperti Riztegh asal Medan dan Ipin asal Bekasi yang kurang bagus di awal penampilan namun konsisten memberikan perkembangan positif hingga mereka juga terhenti langkahnya atau close mic di posisi yang sangat baik, meskipun belum mencapai 3 besar. Di musim ini babak callback kembali ditiadakan sehingga peringkat yang diperoleh seluruh kontestan adalah peringkat murni. Babak semifinal kembali diadakan dan hanya melibatkan 3 besar finalis, di mana komika senior Bintang Bete akhirnya keluar sebagai juara tiga. Sementara babak grand final mempertemukan antara Oki Rengga sang pemain sepak bola yang juga menjadi "kuda hitam" kompetisi musim ini dan Popon Kerok yang konsisten dengan persona "Anak Menteng" nya. Setelah melalui persaingan sengit dan memiliki nilai total akumulasi penampilan yang beda tipis, gelar juara SUCI 8 akhirnya jatuh ke tangan Popon Kerok.[20]
SUCI IX (9) (2021)
Penyelenggaraan di musim kesembilan ini bersamaan dengan meluasnya pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Sehingga penyelenggaraan yang seharusnya dilaksanakan di tahun 2020 harus mundur dari jadwal yang telah ditentukan. Meskipun begitu, audisi mini (mini audition) sudah dilaksanakan di 8 kota besar antara lain Semarang, Medan, Bandung, Ambon, Yogyakarta, Makassar, Banjarmasin, dan Palembang. Audisi besar (big audition) yang seharusnya dilaksanakan di Surabaya dan Jakarta,[21] karena adanya pandemi COVID-19, format audisi diubah menjadi audisi daring yang dibagi menjadi 2 wilayah yaitu audisi Indonesia Barat dan audisi Indonesia Timur. Pada musim ini, Pandji Pragiwaksono kembali dipercaya menjadi juri selama empat musim berturut-turut sejak musim keenam, sedangkan Raditya Dika kembali menjadi juri setelah tiga musim absen, dan untuk pertama kalinya Abdel Achrian dipercaya menjadi juri pada musim ini.[22] Untuk posisi pembawa acara, Uus kembali dipercaya membawakan acara ini setelah dua musim absen dan didampingi oleh Yuki Kato sebagai co-host.[23] Pada beberapa show, Rigen kembali membawakan acara ini menggantikan Uus dikarenakan Uus sempat positif terjangkit COVID-19. Di musim ini 15 komika terpilih akan berkompetisi di babak Show, setelah sebelumnya 12 komika berhasil melewati babak Preliminary Show dengan jumlah 13 orang komika peraih "Golden Ticket" hasil dari audisi daring dengan format Indonesia Barat dan Timur. Dari 15 finalis ini, tiga di antaranya merupakan pemegang "Ultimate Ticket" yang langsung lolos ke babak Show tanpa melewati babak Preliminary Show. Tiga komika tersebut adalah Nopek Novian, Ali Akbar, dan Alif Rivelino yang pernah dilabeli komika cilik di tahun 2012.
Kompetisi sudah memberikan kejutan di mana dua komika berpengalaman, Ichal Kate dan Egik Emka harus tereliminasi lebih awal. Bahkan Alif Rivelino yang sudah berpengalaman dalam stand up comedy sejak kecil dan mengantongi Ultimate Ticket juga harus terhenti langkahnya lebih awal. Sama seperti musim-musim sebelumnya, terdapat beberapa finalis yang dilabeli kuda hitam di antaranya Gilang Herlambang dan Rio Steven Dumatubun. Gilang yang dikenal dengan persona nya sebagai "anak durhaka" dan belum lama aktif ber-stand up comedy mampu konsisten hingga mencapai babak 6 besar sebelum akhirnya tereliminasi. Sementara Rio yang sempat naik turun performa di awal kompetisi perlahan mulai stabil dan konsisten dengan personanya sebagai seorang satpam dan tidak tanggung-tanggung mampu menembus babak Grand Final. Daya tarik pada musim ini terletak pada Nopek Novian, di mana finalis asal Madiun ini selalu tampil maksimal dan hampir selalu memperoleh nilai tertinggi di beberapa show sekaligus menjadi salah satu kandidat juara, sebelum akhirnya harus rela tereliminasi di babak 5 besar. Babak Grand Final mempertemukan Rio Steven Dumatubun yang berstatus kuda hitam dan Ali Akbar yang menjadi calon kuat juara. Setelah persaingan yang sengit di tiga babak, gelar juara SUCI IX akhirnya disabet oleh Rio Steven Dumatubun.[24][25]
SUCI X (10) (2022)
Bersamaan dengan mulai kondusifnya situasi perkembangan pandemi COVID-19, penyelenggaraan musim kesepuluh yang menjadi peringatan satu dekade penyelenggaraan kembali dilaksanakan secara normal dengan tetap memperhatikan dan taat protokol kesehatan pada pertengahan tahun 2022. Pada musim ini, konsep audisi dibuat menjadi dua jalur yaitu jalur Liga Komunitas untuk peserta yang merupakan bagian dari komunitas Stand Up Indo masing-masing daerah asal, dan jalur audisi offline yang dibuka untuk peserta umum sesuai persyaratan. Jalur Liga Komunitas membuka audisi di 5 kota yaitu Medan, Makassar, Solo, Balikpapan, dan Bekasi, di mana 20 finalis terpilih yang terdiri dari 4 peserta terpilih dari masing-masing kota audisi bersaing untuk menjadi 3 finalis terbaik yang berhak lolos ke kompetisi utama. Sementara untuk jalur audisi offline diadakan di 7 kota yaitu Yogyakarta, Banjarmasin, Denpasar, Palembang, Surabaya, Semarang, dan Jakarta untuk memperoleh Silver Ticket, di mana Jakarta mengadakan pelaksanaan dua tahap audisi yaitu audisi umum untuk memperoleh Silver Ticket dan audisi final di hadapan para juri utama untuk menyaring kembali para peserta peraih Silver Ticket dari 7 kota audisi untuk memperoleh Golden Ticket atau Ultimate Ticket ke babak selanjutnya. Formasi juri utama tetap mengandalkan formasi Pandji Pragiwaksono, Raditya Dika, dan Abdel Achrian dari musim sebelumnya, serta Komeng dan Celine Evangelista yang ikut bergabung sebagai juri melengkapi ketiga nama pertama di musim ini. Kemudian trio GJLS yang terdiri dari Rigen, Hifdzi Khoir, dan Ananta Rispo ditunjuk sebagai pembawa acara. Total 13 finalis berhak tampil di putaran final atau Babak Show setelah 11 dari 24 finalis lolos dari Preliminary Show beserta 2 finalis yang sudah lebih dulu melangkah ke Babak Show, yaitu Budi Hardian yang merupakan Juara 1 Liga Komunitas dan Bonar Manalu yang memperoleh Ultimate Ticket pada audisi final.[26]
Kembali tersaji kejutan di mana komika senior Kukuh Adi tereliminasi di awal, dilanjutkan dengan Bonar Manalu yang berstatus pemegang Ultimate Ticket dan memperoleh nilai tertinggi di dua penampilan pertama harus tumbang setelahnya. Keunikan lainnya di musim ini antara lain Budi yang merupakan finalis tunanetra pertama yang tampil di SUCI kemudian Gautama yang dikenal sering menggunakan formula tebak-tebakan di materi komedinya sempat menimbulkan perbedaan pendapat antara para juri, yang kemudian menjadi ramai pembahasannya. Di pertengahan kompetisi, satu-satunya finalis wanita di musim ini yaitu Annie Yang harus mengundurkan diri dari kompetisi karena mengalami kecelakaan motor satu minggu sebelum babak 6 besar dimulai. Christian Giacobbe, satu-satunya finalis WNA asal Italia menjadi yang paling konsisten karena tidak pernah memperoleh nilai terendah, pun nilai tertinggi hingga babak 5 besar, akhirnya berhasil meraih juara ketiga yang menjadi pencapaian tertinggi finalis berstatus WNA di SUCI. Grand Final mempertemukan Yono Bakrie yang awalnya bukan unggulan namun sudah lebih dulu dikenal di luar kompetisi dengan Gautama yang punya persona kuat bersama dengan materi komedinya yang khas.[27] Tertolong dengan penampilan Gautama yang sempat jeda lama di penampilan awalnya serta menghadirkan gimmick alumni SUCI sebelumnya dari Samarinda yaitu Kemal Palevi dan Ardit Erwandha, Yono yang berprogres dari awal show sampai babak Grand Final akhirnya dinobatkan sebagai juara SUCI X.[28]
Daftar finalis
Nama finalis diurutkan berdasarkan peringkat saat kompetisi, mulai dari juara/pemenang hingga yang tereliminasi pertama kali. Informasi tambahan adalah kota asal finalis, komunitas Stand Up Indo asal finalis bernaung (kalau ada), dan kota tempat audisi di mana para finalis lolos.
Keterangan:
- Beberapa finalis tidak memiliki komunitas karena komunitas Stand Up Indo (SUI) baru muncul dan menyebar se-Indonesia setelah SUCI 2011, serta beberapa finalis yang tidak memiliki komunitas setelah SUCI 2011 dikarenakan tidak terikat oleh komunitas, bergabung dengan komunitas selain SUI, atau belum terdaftar resmi sebagai anggota komunitas saat ikut audisi.
- Bagi finalis yang diketahui tergabung atau ikut lebih dari satu komunitas SUI, yang dilampirkan adalah komunitas SUI yang melambungkan nama peserta hingga dikenal secara nasional pertama kali, untuk lebih jelasnya bisa dilihat di sini (klik).
- ᐜ Nama komunitas SUI bisa berubah sewaktu-waktu. Untuk komunitas SUI pada tabel yang memiliki tanda ᐜ, komunitas yang bersangkutan telah berganti nama dengan nama baru dari nama awal saat komunitas yang bersangkutan didirikan pertama kali (SUI Bintaro, Tangerang, dan Serpong (BTS) berganti nama menjadi SUI Tangerang sejak Maret 2018, SUI Banten, Serang, dan Cilegon (BSC) berganti nama menjadi SUI Serang sejak Juni 2016, dan SUI Pamulang berganti nama menjadi SUI Tangerang Selatan sejak Agustus 2020).
- Warna latar belakang biru pudar dan merah pudar pada nama finalis menunjukkan jenis kelamin finalis.
- Warna latar belakang kuning pudar pada kota asal finalis menunjukkan kota yang berada di luar negara Indonesia.
- B Finalis dieliminasi bersama (ada lebih dari satu finalis yang dieliminasi) dalam satu show, angka setelah huruf B menandakan urutan show dari penampilan para finalis yang dieliminasi secara bersama tersebut.
- C Finalis yang menjadi pemenang babak callback dan berhak tampil untuk berkompetisi kembali sampai menjadi juara atau kembali tereliminasi, angka setelah huruf C menandakan peringkat finalis yang bersangkutan sebelum kembali ke kompetisi via babak callback.
- WO Finalis mengundurkan diri di tengah kompetisi.
- * Finalis merupakan jebolan grand final LKS Kompas TV, sehingga lolos langsung ke Babak Show tanpa harus ikut audisi.
- ** Khusus di SUCI 6 finalis adalah hasil "Special Hunt" oleh para juri di mana finalis merupakan tokoh sukses di bidangnya dan dikenal juga sering ber-stand up comedy.
- Khusus SUCI IX (9), dikarenakan adanya pandemi COVID-19, audisi dilaksanakan secara daring dengan dibagi dua wilayah yaitu Indonesia Barat dan Indonesia Timur
- × Khusus SUCI X (10) Finalis merupakan peserta audisi SUCI X jalur LKS Kompas TV, di mana juara 2 & 3 berhak lolos ke babak Preliminary Show dan juara 1 lolos langsung sebagai Finalis.
Peserta Pre Show/Preliminary Show
Nama-nama di bawah ini merupakan para pelawak tunggal atau komika yang berhasil masuk ke Babak Pre Show Stand Up Comedy Indonesia, namun belum beruntung untuk lolos sebagai finalis ke Babak Show (Pre Show diadakan di SUCI 4 dan SUCI 5, Preliminary Show diadakan di SUCI IX (9) dan SUCI X (10)).
Keterangan:
- Beberapa finalis tidak memiliki komunitas karena komunitas Stand Up Indo (SUI) baru muncul dan menyebar se-Indonesia setelah SUCI 2011, serta beberapa finalis yang tidak memiliki komunitas setelah SUCI 2011 dikarenakan tidak terikat oleh komunitas, bergabung dengan komunitas selain SUI, atau belum terdaftar resmi sebagai anggota komunitas saat ikut audisi.
- Bagi finalis yang diketahui tergabung atau ikut lebih dari satu komunitas SUI, yang dilampirkan adalah komunitas SUI yang melambungkan nama peserta hingga dikenal secara nasional pertama kali, untuk lebih jelasnya bisa dilihat di sini (klik).
- Warna latar belakang biru pudar dan merah pudar pada nama finalis menunjukkan jenis kelamin finalis.
- Warna latar belakang kuning pudar pada kota asal finalis menunjukkan kota yang berada di luar negara Indonesia.
- * peserta Mohammad Lukman tampil bersama dengan saudara kembarnya, Mohammad Ludfi di Pre Show SUCI 5 . Karena format penampilannya adalah sepasang saudara kembar, maka Lukman & Ludfi diberi keistimewaan untuk bisa tampil berdua di panggung.
- Khusus SUCI IX (9), dikarenakan adanya pandemi COVID-19, audisi dilaksanakan secara daring dengan dibagi dua wilayah yaitu Indonesia Barat dan Indonesia Timur
- × Khusus SUCI X (10) Finalis merupakan peserta audisi SUCI X jalur LKS Kompas TV, di mana juara 2 & 3 berhak lolos ke babak Preliminary Show dan juara 1 lolos langsung sebagai Finalis.
- ʰ peserta Fachry Imam Wahyudi lolos ke Preliminary Show SUCI X sebagai undangan alumni Preliminary Show SUCI IX musim sebelumnya, dikarenakan yang bersangkutan dinyatakan positif COVID-19 pada saat itu sehingga tidak diizinkan untuk lanjut tampil dan diberikan kesempatan tampil untuk musim berikutnya.
Daftar pemenang
Tahun | Musim | Juara I | Juara II | Juara III |
---|---|---|---|---|
2011 | 1 | Ryan | Akbar | Ernest |
2012 | 2 | Ge | Gilang | Kemal |
2013 | 3 | Babe | Fico | Arie Kriting |
2014 | 4 | David | Abdur | Dzawin |
2015 | 5 | Rigen | Rahmet | Indra |
2016 | 6 | Indra Jegel | Ardit | Gamayel |
2017 | 7 | Ridwan | Mamat | Dany Beler |
2018 | 8 | Popon | Oki | Bintang |
2021 | 9 | Rio | Ali Akbar | Ate |
2022 | 10 | Yono | Gautama | Chris |
Galeri
-
Tampilan Stand Up Comedy Indonesia musim ke-1
-
Tampilan Stand Up Comedy Indonesia musim ke-2
-
Tampilan Stand Up Comedy Indonesia musim ke-3
-
Tampilan Stand Up Comedy Indonesia musim ke-4
-
Tampilan Stand Up Comedy Indonesia musim ke-5
-
Tampilan Stand Up Comedy Indonesia musim ke-6
-
Tampilan Stand Up Comedy Indonesia musim ke-7
-
Tampilan Stand Up Comedy Indonesia musim ke-8
-
Tampilan Stand Up Comedy Indonesia musim ke-9
-
Tampilan Stand Up Comedy Indonesia musim ke-10
Referensi
- ^ Situs resmi Kompas TV
- ^ Stand Up Comedy Tayang Perdana di Kompas TV
- ^ Tribun: Stand Up Comedy Indonesia Season 8 Kembali Dihelat, Bisa Disaksikan di Kompas TV Juga di YouTube
- ^ "CUPLIKAN AUDISI SUCI IX TAYANG 1 JANUARI 2021 PUKUL 22.00 WIB".
- ^ "Saksikan Show 1 SUCI X, Tayang 26 Agustus 2022 Pukul 21.30 WIB".
- ^ Tribun: 16 Komika Siap Bersaing di Stand Up Comedy Indonesia 7
- ^ Kompas: 15 Komika Siap Bersaing di Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) 8
- ^ Kompas TV Siapkan 2 Hal Baru di SUCI 7
- ^ Audisi Stand Up Comedy Indonesia
- ^ Audisi Stand Up Comedy Indonesia Season 3 Segera Dimulai
- ^ Tribunnews: Saksikan Kembalinya 10 Kontestan Stand Up Comedy Indonesia 5 Malam ini di Kompas TV
- ^ Ryan Jadi Juara Stand Up Comedy Indonesia 2011
- ^ Ge Pamungkas Juara Stand Up Comedy Season 2
- ^ "Babe, Juara Stand Up Comedy 2013 Ngomongin Mantan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-19. Diakses tanggal 2016-09-05.
- ^ Jadi Juara Stand Up Comedy 4, David Nurbianto Berangkatkan Nenek Umrah
- ^ Kompas: SUCI 5 Pemenangnya adalah Rigen
- ^ "Menangkan SUCI 6 Karena Tak Lelah Menghadapi Kekalahan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-22. Diakses tanggal 2021-05-22.
- ^ Kemenangan Ridwan Remin di SUCI 7: Antara Kompor Gas Mamat Alkatiri dan Set yang Rapih!
- ^ Kompas: Begini Sistem Penjurian Baru di Stand Up Comedy Indonesia Season 8
- ^ Jalan Merdeka Komika, Juara SUCI 8 adalah Popon Kerok[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Apa Kabar SUCI IX? Temukan Jawabannya di Sini!".
- ^ "SEGERA HADIR! SUCI IX Hanya di KompasTV, Raditya Dika Hingga Abdel Achrian Jadi Juri".
- ^ "Kompas: Stand Up Comedy IX Kompas TV Segera Digelar, Siap Mengocok Perut".
- ^ Koran Kaltim: Rio Steven Dumatubun, Mengangkat Nama Satpam Lewat Stand Up Comedy
- ^ Suara Damai: Rio Steven Dumatubun Raih Juara 1 Stand Up Comedy Indonesia IX
- ^ Grid ID: Jangan Sampai Ketinggalan, Saksikan Kehebohan 13 Finalis SUCI X yang Akan Bertanding dalam Show 1 di Kompas TV Malam Ini
- ^ Kompas: Grand Final SUCI X Malam Ini, Yono Bakrie dan Gautama Perebutkan Gelar Juara
- ^ Suara.com: Gautama Ngeblank, Yono Bakrie Sabet Juara SUCI X!