Kecombrang: Perbedaan antara revisi
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
→Pemerian: istilah "pertelaan" lebih digunakan untuk "report" di bidang hukum, seharusnya "pemerian" untuk istilah "description" Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 2: | Baris 2: | ||
'''Kecombrang''', '''kantan''', atau '''honje''' adalah sejenis tumbuhan rempah dan merupakan [[tumbuhan tahunan]] berbentuk [[terna]] yang [[bunga]], [[buah]], serta [[biji]]nya dimanfaatkan sebagai bahan sayuran. Nama lainnya adalah ''honjé'' dan ''onjé'' ([[Bahasa Sunda|Sunda]]), ''sempol'' ([[bahasa Sasak|Sas.]]), ''kincung'' ([[Kota Medan|Medan]]), ''bungong kala'' ([[Bahasa Aceh|Aceh]]), ''bunga rias'' ([[Kabupaten Tapanuli Utara|Tapanuli]]), ''asam cekala'' ([[Kabupaten Karo|Karo]]), ''kumbang sekala'' ([[Lampung|Lpg.]]), ''sambuang'' ([[Minangkabau|Mng.]]), ''jaong'' ([[Bahasa Kutai|Kutai]]), ''takalu'' ([[Suku Dayak Maanyan|Dayak Ma'anyan]]), ''lucu'' ([[Suku Osing|Banyuwangi]]) serta ''combrang'' ([[bahasa Jawa|Jawa]]<ref>kincung [Ind] : combrang ut. têpus (ar. têtuwuhan). Sumber: Bausastra Indonesia-Jawi, Purwadarminta, c. 1939, #1979.</ref>) Orang [[Thai]] menyebutnya ''daalaa''. Di Bali disebut ''kecicang'' sedangkan batang mudanya disebut ''bongkot kecicang'' dan keduanya bisa dipakai untuk [[sambal matah]]. |
'''Kecombrang''', '''kantan''', atau '''honje''' adalah sejenis tumbuhan rempah dan merupakan [[tumbuhan tahunan]] berbentuk [[terna]] yang [[bunga]], [[buah]], serta [[biji]]nya dimanfaatkan sebagai bahan sayuran. Nama lainnya adalah ''honjé'' dan ''onjé'' ([[Bahasa Sunda|Sunda]]), ''sempol'' ([[bahasa Sasak|Sas.]]), ''kincung'' ([[Kota Medan|Medan]]), ''bungong kala'' ([[Bahasa Aceh|Aceh]]), ''bunga rias'' ([[Kabupaten Tapanuli Utara|Tapanuli]]), ''asam cekala'' ([[Kabupaten Karo|Karo]]), ''kumbang sekala'' ([[Lampung|Lpg.]]), ''sambuang'' ([[Minangkabau|Mng.]]), ''jaong'' ([[Bahasa Kutai|Kutai]]), ''takalu'' ([[Suku Dayak Maanyan|Dayak Ma'anyan]]), ''lucu'' ([[Suku Osing|Banyuwangi]]) serta ''combrang'' ([[bahasa Jawa|Jawa]]<ref>kincung [Ind] : combrang ut. têpus (ar. têtuwuhan). Sumber: Bausastra Indonesia-Jawi, Purwadarminta, c. 1939, #1979.</ref>) Orang [[Thai]] menyebutnya ''daalaa''. Di Bali disebut ''kecicang'' sedangkan batang mudanya disebut ''bongkot kecicang'' dan keduanya bisa dipakai untuk [[sambal matah]]. |
||
== |
== Pemerian == |
||
[[Berkas:Colpfl06.jpg|jmpl|kiri|180px|Rumpun honje]] |
[[Berkas:Colpfl06.jpg|jmpl|kiri|180px|Rumpun honje]] |
||
Honje berwarna kemerahan seperti jenis tanaman hias [[Heliconia|pisang-pisangan]]. Jika batangnya sudah tua, bentuk tanamannya mirip [[jahe]] atau [[lengkuas]], dengan tinggi mencapai 5 [[meter|m]].<ref name="sabun">Ardita, Ferdi. Sabun alami. ''Percik Yunior'' edisi 6 Oktober hal. 12. ISSN 1978-5429</ref> |
Honje berwarna kemerahan seperti jenis tanaman hias [[Heliconia|pisang-pisangan]]. Jika batangnya sudah tua, bentuk tanamannya mirip [[jahe]] atau [[lengkuas]], dengan tinggi mencapai 5 [[meter|m]].<ref name="sabun">Ardita, Ferdi. Sabun alami. ''Percik Yunior'' edisi 6 Oktober hal. 12. ISSN 1978-5429</ref> |
Revisi per 25 November 2023 04.36
Kecombrang
| |
---|---|
Etlingera elatior | |
Status konservasi | |
Kekurangan data | |
IUCN | 117234456 |
Taksonomi | |
Superkerajaan | Eukaryota |
Kerajaan | Plantae |
Divisi | Tracheophytes |
Ordo | Zingiberales |
Famili | Zingiberaceae |
Genus | Etlingera |
Spesies | Etlingera elatior R.M.Sm., 1986 |
Tata nama | |
Basionim | Alpinia elatior (en) |
Kecombrang, kantan, atau honje adalah sejenis tumbuhan rempah dan merupakan tumbuhan tahunan berbentuk terna yang bunga, buah, serta bijinya dimanfaatkan sebagai bahan sayuran. Nama lainnya adalah honjé dan onjé (Sunda), sempol (Sas.), kincung (Medan), bungong kala (Aceh), bunga rias (Tapanuli), asam cekala (Karo), kumbang sekala (Lpg.), sambuang (Mng.), jaong (Kutai), takalu (Dayak Ma'anyan), lucu (Banyuwangi) serta combrang (Jawa[1]) Orang Thai menyebutnya daalaa. Di Bali disebut kecicang sedangkan batang mudanya disebut bongkot kecicang dan keduanya bisa dipakai untuk sambal matah.
Pemerian
Honje berwarna kemerahan seperti jenis tanaman hias pisang-pisangan. Jika batangnya sudah tua, bentuk tanamannya mirip jahe atau lengkuas, dengan tinggi mencapai 5 m.[2]
Batang-batang semu bulat gilig, membesar di pangkalnya; tumbuh tegak dan banyak, berdekat-dekatan, membentuk rumpun jarang, keluar dari rimpang yang menjalar di bawah tanah. Rimpangnya tebal, berwarna krem, kemerah-jambuan ketika masih muda. Daun 15–30 helai tersusun dalam dua baris, berseling, di batang semu; helaian daun jorong lonjong, 20–90 cm × 10–20 cm, dengan pangkal membulat atau bentuk jantung, tepi bergelombang, dan ujung meruncing pendek, gundul namun dengan bintik-bintik halus dan rapat, hijau mengilap, sering dengan sisi bawah yang keunguan ketika muda.[3]
Bunga dalam karangan berbentuk gasing, bertangkai panjang 0,5–2,5 m × 1,5–2,5 cm, dengan daun pelindung bentuk jorong, 7–18 cm × 1–7 cm, merah jambu hingga merah terang, berdaging, melengkung membalik jika mekar. Kelopak bentuk tabung, panjang 3–3,5 cm, bertaju 3, terbelah. Mahkota bentuk tabung, merah jambu, hingga 4 cm. Labellum[4] serupa sudip, sekitar 4 cm panjangnya, merah terang dengan tepian putih atau kuning.[3]
Buah berjejalan dalam bongkol hampir bulat berdiameter 10–20 cm; masing-masing butir 2–2,5 cm besarnya, berambut halus pendek di luarnya, hijau dan menjadi merah ketika masak. Berbiji banyak, cokelat kehitaman, diselubungi salut biji (arilus) putih bening atau kemerahan yang berasa masam.[3]
Manfaat
Nilai nutrisi per 100 g (3,5 oz) | |
---|---|
Energi | 0 kJ (0 kcal) |
4.4 g | |
Serat pangan | 1.2 g |
1.0 g | |
1.3 g | |
Mineral | Kuantitas %AKG† |
Kalsium | 3% 32 mg |
Tembaga | 5% 0.1 mg |
Zat besi | 31% 4 mg |
Magnesium | 8% 27 mg |
Fosfor | 4% 30 mg |
Potasium | 12% 541 mg |
Seng | 1% 0.1 mg |
Komponen lainnya | Kuantitas |
Air | 91 g |
| |
†Persen AKG berdasarkan rekomendasi Amerika Serikat untuk orang dewasa. |
Kecombrang atau bunga honje terutama dijadikan bahan campuran atau bumbu penyedap berbagai macam masakan di Nusantara. Kuntum bunga ini sering dijadikan lalap atau direbus lalu dimakan bersama sambal di Jawa Barat. Kecombrang yang dikukus juga kerap dijadikan bagian dari pecel di daerah Banyumas. Di Pekalongan, kecombrang yang diiris halus dijadikan campuran pembuatan megana, sejenis urap berbahan dasar nangka muda. Di Malaysia dan Singapura, kecombrang menjadi unsur penting dalam masakan laksa.
Di Tanah Karo, buah honje muda disebut asam cekala. Kuncup bunga serta "polong"nya menjadi bagian pokok dari sayur asam Karo; serta menjadi peredam bau amis sewaktu memasak ikan. Masakan Batak populer, arsik ikan mas, juga menggunakan asam cekala ini. Sementara kuncup bunganya biasa dimasak dengan daun singkong menjadi gule bulung gadung, masakan khas Tapanuli Selatan. Di Palabuhanratu, buah dan bagian dalam pucuk honje sering digunakan sebagai campuran sambal untuk menikmati ikan laut bakar.
Di Sulawesi Selatan, tanaman dan buah honje dikenal sebagai patikala, yang acap digunakan sebagai bumbu masakan untuk ikan kuah kuning atau pallu mara dan juga masakan kapurung di daerah Luwu, serta sebagai bumbu aneka jenis sayuran semacam urap. Tunas tanaman ini dipercaya menyembuhkan penyakit panas dalam dengan cara dipanggang atau dibakar, dan lalu dikonsumsi isinya.
Honje juga dapat dimanfaatkan sebagai sabun dengan dua cara: menggosokkan langsung batang semu honje ke tubuh dan wajah atau dengan mememarkan pelepah daun honje hingga keluar busa yang harum yang dapat langsung digunakan sebagai sabun. Tumbuhan ini juga dapat digunakan sebagai obat untuk penyakit yang berhubungan dengan kulit, termasuk campak.[2]
Dari rimpangnya, orang-orang Sunda memperoleh bahan pewarna kuning. Pelepah daun yang menyatu menjadi batang semu, pada masa lalu juga dimanfaatkan sebagai bahan anyam-anyaman; yaitu setelah diolah melalui pengeringan dan perendaman beberapa kali selama beberapa hari. Batang semu juga merupakan bahan dasar kertas yang cukup baik.[5]
Jenis yang serupa
Honje hutan (E. hemisphaerica (Bl.) R.M. Smith) memiliki rasa dan kegunaan yang serupa. Jenis ini sering tampak lebih kasar, dapat tumbuh hingga setinggi 7 m, dengan butir-butir buah yang lebih besar, 5 cm × 2,5 cm.[3]
Catatan kaki
- ^ kincung [Ind] : combrang ut. têpus (ar. têtuwuhan). Sumber: Bausastra Indonesia-Jawi, Purwadarminta, c. 1939, #1979.
- ^ a b Ardita, Ferdi. Sabun alami. Percik Yunior edisi 6 Oktober hal. 12. ISSN 1978-5429
- ^ a b c d Ibrahim, H. and F.M. Setyowati. 1999. Etlingera Giseke, dalam C.C. de Guzman and J.S. Siemonsma (eds.). Plant Resources of South-East Asia 13: Spices. PROSEA. Bogor. ISBN 979-8316-34-7. pp. 123-126.
- ^ bibir, yakni staminodia yang membesar, melebar, dan berwarna-warni
- ^ Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia I: 586-7. Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan. Jakarta. (versi berbahasa Belanda -1922- I:538)
Pranala luar
- Kompas.com, Selasa, 5 Agustus 2008: Kecombrang; ulasan Bondan Winarno mengenai kecombrang sebagai bumbu aneka masakan.
- Prohati: Etlingera elatior (Jack) R.M.Smith Diarsipkan 2016-03-04 di Wayback Machine.
- Pacific Island Ecosystems at Risk (PIER): Etlingera elatior (Jack) R.M.Sm., Zingiberaceae
- Germplasm Resources Information Network (GRIN): Info taksonomi Etlingera elatior (Jack) R.M.Sm.[pranala nonaktif permanen]
- Flora of China: Etlingera elatior (Jack) R.M.Smith