Lompat ke isi

Tionghoa Bali: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1: Baris 1:
{{infobox ethnic group
{{infobox ethnic group
|group=Tionghoa Bali<br /><br />巴厘唐人<br />巴厘島華人<br />Bālí tángrén<br>bālí dǎo huárén<br />ᬤᭂᬫᭂᬦ᭄ᬳᬶᬦ᭄<br />ᬤᭂᬫᭂᬦ᭄ᬲ<br />Wang Cina Bali<br />Anak Cina Bali
|group=Tionghoa Bali<br /><br />巴厘唐人<br />巴厘島華人<br />Bālí tángrén<br>Bālí dǎo huárén<br />ᬤᭂᬫᭂᬦ᭄ᬳᬶᬦ᭄<br />ᬤᭂᬫᭂᬦ᭄ᬲ<br />Wang cina bali<br />Anak cina bali<br />Jelema cina bali
|image=Chinese temple, Bali.jpg
|image=Chinese temple, Bali.jpg
|population =[[Provinsi Bali]]: 14.970 ([[sensus 2010]]<ref>http://sp2010.bps.go.id/files/ebook/kewarganegaraan%20penduduk%20indonesia/index.html?pageNumber=43</ref>
|population =[[Provinsi Bali]]: 14.970 ([[sensus 2010]]<ref>http://sp2010.bps.go.id/files/ebook/kewarganegaraan%20penduduk%20indonesia/index.html?pageNumber=43</ref>

Revisi per 17 Februari 2024 09.32

Tionghoa Bali

巴厘唐人
巴厘島華人
Bālí tángrén
Bālí dǎo huárén
ᬤᭂᬫᭂᬦ᭄ᬳᬶᬦ᭄
ᬤᭂᬫᭂᬦ᭄ᬲ
Wang cina bali
Anak cina bali
Jelema cina bali
Jumlah populasi
Provinsi Bali: 14.970 (sensus 2010[1]
Bahasa
Bali,Indonesia, Hokkien, Hakka, Hainan, Tiochiu
Agama
Konfusianisme, Hinduisme,Buddhisme,Taoisme, dan Kekristenan

Tionghoa Bali adalah etnis Tionghoa yang tinggal di Pulau Bali, Indonesia. Sugi Lanus, budayawan dan penulis Bali pernah membuat analisis mengenai keluarga peranakan Tionghoa di Bali. Menurutnya imigrasi warga Tiongkok ke Bali dalam gelombang-gelombang yang berbeda. Era sebelum Majapahit, mata uang masyarakat Bali adalah Mong, mata uang yang diperkirakan awalnya dipakai kalangan warga Tionghoa. Pemberlakuan mata uang Tionghoa ini menandakan perdagangan Tionghoa menguasai pulau ini.

Pura Pucak Penulisan yang diperkirakan telah ada sekitar abad X masehi di Bangli, tulis Sugi, tidak lepas dari keterkaitan legenda pernikahan Putri Tionghoa dengan raja Bali. Konon, putri Tionghoa (bermarga Kang), setelah dinikahi raja Bali, mereka membuka sebuah kawasan di utara Gunung Batur, pada hamparan tanah subur di sekitar 4 kilometer dari Pura Penulisan. Tempat itu disebut Bali-Kang, yang sampai kini dikenal sebagai Pura Balingkang di Desa Pingan. Pingan berarti damai dalam bahasa Tionghoa.

Sugi mencatat, sensus Warga Tionghoa Volkstelling, semacam sensus yang dilakukan pemerintah Belanda. Total jumlah imigran Tiongkok yang telah masuk ke Indonesia sampai tahun 1930 telah mencapai 1.233.214 jiwa. Sejumlah keturunan Tiongkok di Bali menyebar di segitiga perbatasan tiga Kerajaan Karangasem-Bangli-Klungkung. Di Dusun Lampuk, yang masih bermukim di Lampu ada 6 marga: Lie, Siaw, Cwa, Po, Ang dan Tan.[2]

Saat rezim Orde Baru memberangus apapun yang berbau Tionghoa (kecuali menguntungkan untuk penguasa), Tionghoa Bali tetap bisa meneruskan tradisi dan kepercayaannya. Tionghoa Bali tetap bersembahyang ke Kelenteng ataupun Kongco, merayakan Imlek (walaupun tanpa gegap gempita pawai barongsai dan petasan) dan bekerja seperti Warga Negara Indonesia selayaknya.

Lihat juga

Referensi