Lompat ke isi

Gatot Soebroto: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Andri.h (bicara | kontrib)
+pic
Baris 1: Baris 1:
:''Untuk Gatot Subroto sebagai nama bandara di Baturaja, Sumatra Selatan, lihat [[Bandara Gatot Subroto]]''
:''Untuk Gatot Subroto sebagai nama bandara di Baturaja, Sumatra Selatan, lihat [[Bandara Gatot Subroto]]''


[[Berkas:Gatot subroto.jpg|right|thumb|G. Subroto]]
[[Berkas:Gatot Soebroto.jpg|thumb|Gatot Soebroto]]
[[Berkas:Gatot Soebroto.jpg|thumb|Gatot Soebroto]]



Revisi per 27 September 2009 15.55

Untuk Gatot Subroto sebagai nama bandara di Baturaja, Sumatra Selatan, lihat Bandara Gatot Subroto
Berkas:Gatot subroto.jpg
G. Subroto
Berkas:Gatot Soebroto.jpg
Gatot Soebroto

Jenderal Gatot Soebroto (10 Oktober 1907 – 11 Juni 1962) adalah tokoh perjuangan militer Indonesia dalam merebut kemerdekaan dan juga pahlawan nasional Indonesa. Ia dimakamkan di Ungaran, Yogyakarta. Pada tahun 1962, Soebroto dinobatkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional menurut SK Presiden RI No.222 tanggal 18 Juni 1962. Ia juga merupakan ayah angkat dari Bob Hasan, seorang pengusaha ternama dan mantan menteri Indonesia pada era Soeharto.

Karir

Setamat pendidikan dasar die HIS, Gatot Subroto tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, namun memilih menjadi pegawai. Namun tak lama kemudian pada tahun 1923 memasuki sekolah militer KNIL di Magelang. Setelah Jepang menduduki Indonesia, serta merta Gatot Subroto pun mengikuti pendidikan PETA di Bogor. Setelah kemerdekaan, Gatot Subroto memilih masuk Tentara Keamanan Rakyat TKR dan karirnya berlanjut hingga dipercaya menjadi Panglima Divisi II, Panglima Corps Polisi Militer, dan Gubernur Militer Daerah Surakarta dan sekitarnya.

Setelah ikut berjuang dalam Perang Kemerdekaan, pada tahun 1949 Gatot Subroto diangkat menjadi Panglima Tentara & Teritorium (T&T) IV I Diponegoro.

Pada tahun 1953, beliau sempat mengundurkan diri dari dinas militer, namun tiga tahun kemudian diaktifkan kembali sekaligus diangkat menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad).

Beliau adalah penggagas akan perlunya sebuah akademi militer gabungan (AD,AU,AL) untuk membina para perwira muda. Gagasan tersebut diwujudkan dengan pembentukan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) pada tahun 1965.

Pranala luar