Lompat ke isi

Kitab Rut: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
TjBot (bicara | kontrib)
k bot kosmetik perubahan
58Ranto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Kitab Rut''' adalah sebuah kitab di dalam Alkitab yang menceritakan tentang kisah Rut.<ref name="ppl"/>
'''Kitab Rut''' adalah sebuah kitab di dalam Alkitab yang menceritakan tentang kisah Rut.<ref name="ppl"/>


Rut (רות, bahasa [[Ibrani]] "belas kasih"), adalah seorang perempuan [[Moab]] yang menikah dengan anak laki-laki [[Elimelekh]]<ref name="ppl"> W.S. Lasor, dkk. ''Pengantar Perjanjian Lama 1'',(Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2005). hal 317-320</ref> - suaminya kemudian meninggal karena bencana kelaparan.<ref name="ppl"/> Rut pada akhirnya menjadi istri [[Boas]] dan memperanakkan Obed, kakek [[Monarki|Raja]] [[Daud]] dari [[Israel]] serta menjadi inti cerita kitab ini.<ref name="ppl"/> Menurut Kitab [[Perjanjian Baru]], ia salah satu nenek moyang [[Yesus]] (Matius 1ayat 5).<ref name="JR"/>
Rut (רות, bahasa [[Ibrani]] "belas kasih"), adalah seorang perempuan [[Moab]] yang menikah dengan anak laki-laki [[Naomi]] yaitu [[Elimelekh]].<ref name="ppl"> W.S. Lasor, dkk. ''Pengantar Perjanjian Lama 1'',(Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2005). Hal 317-320.</ref> Suaminya kemudian meninggal karena bencana kelaparan.<ref name="ppl"/> Rut pada akhirnya menjadi istri [[Boas]] dan memperanakkan Obed, kakek [[Monarki|Raja]] [[Daud]] dari [[Israel]] serta menjadi inti cerita kitab ini.<ref name="ppl"/> Menurut Kitab [[Perjanjian Baru]], ia salah satu nenek moyang [[Yesus]] (Matius 1ayat 5).<ref name="JR"/>


[[Berkas:Ruth-naomi.jpg|Ruth dan Naomi|thumb|right|350px|[[Rut]] dan [[Naomi]]]]
[[Berkas:Ruth-naomi.jpg|Ruth dan Naomi|thumb|right|350px|[[Rut]] dan [[Naomi]]]]
Tradisi [[Yahudi]] menempatkan Kitab Rut dalam kumpulan-kumpulan Kitab-kitab (Ketuvim).<ref name="ppl"/> Namun, [[Septuaginta]], yang diikuti oleh [[Vulgata]] dan [[Alkitab]] Bahasa Indonesia menempatkan kitab tersebut setelah Kitab [[Hakim-hakim]], sebab kitab tersebut menceritakan kisah yang sama.<ref name="ppl"/> Orang Yahudi membacakan Kitab Rut dalam kebaktian di [[Sinagoge]] pada hari raya [[Pentakosta]] (Hari raya selesainya penuaian).<ref name="Mulder">D.C, Mulder, ''Pembimbing ke dalam Perjanjian Lama'', (Jakarta: Fasto, 1963),hal 221.</ref>
Tradisi [[Yahudi]] menempatkan Kitab Rut dalam kumpulan-kumpulan Kitab-kitab (Ketuvim).<ref name="ppl"/> Namun, [[Septuaginta]], yang diikuti oleh [[Vulgata]] dan [[Alkitab]] Bahasa Indonesia menempatkan kitab tersebut setelah Kitab [[Hakim-hakim]], sebab kitab tersebut menceritakan kisah yang sama.<ref name="ppl"/> Orang Yahudi membacakan Kitab Rut dalam kebaktian di [[Sinagoge]] pada hari raya [[Pentakosta]] (Hari raya selesainya penuaian).<ref name="Mulder">D.C, Mulder, ''Pembimbing ke dalam Perjanjian Lama'', (Jakarta: Fasto, 1963),hal 221.</ref>


== sejarah penulisan ==
== Sejarah penulisan ==
Para ahli masih tidak sependapat tentang waktu penulisan kitab Rut yang pasti, namun diperkirakan Kitab Rut ditulis antara zaman awal kerajaan sampai zaman setelah pembuangan.<ref name="Tafsiran"/>
Para ahli masih tidak sependapat tentang waktu penulisan kitab Rut yang pasti, namun diperkirakan Kitab Rut ditulis antara zaman awal kerajaan sampai zaman setelah pembuangan.<ref name="Tafsiran"/>


Menurut tradisi Talmud, Samuel adalah penulis kitab ini, tetapi ada penjelasan yang mengatakan kitab ini ditulis sesudah zaman [[Daud]].<ref name="Tafsiran"/> Dari penjelasan isi Kitab Rut (4:17b, 18-22) dikatakan bahwa kitab ini ditulis sewaktu raja Daud menjadi raja dan sesudahnya.<ref name="Tafsiran"> H. Van Den Bring, ''Tafsiran Rut dan Ester'', (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1979),hal 16.</ref> Dalam Rut 4:7 dikatakan bahwa peristiwa telah terjadi jauh lebih dahulu.<ref name="Tafsiran"/> Ada juga pendapat lain dari para pakar yang mengatakan bahwa kitab ini ditulis sebagai protes terhadap tindakkan [[Ezra]] dan [[Nehemia]](kira-kira [[450 SM]]) yang melarang perkawinan dengan orang-orang bangsa kafir.<ref name="Tafsiran"/>
Menurut tradisi [[Talmud]], [[Samuel]] adalah penulis kitab ini, tetapi ada penjelasan yang mengatakan kitab ini ditulis sesudah zaman [[Daud]].<ref name="Tafsiran"/> Dari penjelasan isi Kitab Rut (4:17b, 18-22) dikatakan bahwa kitab ini ditulis sewaktu raja Daud menjadi raja dan sesudahnya.<ref name="Tafsiran"> H. Van Den Bring, ''Tafsiran Rut dan Ester'', (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1979),hal 16.</ref> Dalam Rut 4:7 dikatakan bahwa peristiwa telah terjadi jauh lebih dahulu.<ref name="Tafsiran"/> Ada juga pendapat lain dari para pakar yang mengatakan bahwa kitab ini ditulis sebagai protes terhadap tindakkan [[Ezra]] dan [[Nehemia]](kira-kira [[450 SM]]) yang melarang perkawinan dengan orang-orang bangsa kafir.<ref name="Tafsiran"/>


== ringkasan cerita ==
== Ringkasan cerita ==
Kisah tentang Rut terjadi di tengah-tengah zaman kekerasan yang dikisahkan dalam kitab [[Hakim-Hakim]].<ref name="Tafsiran"/> Walaupun suaminya, seorang [[Israel]] sudah meninggal, ia tetap menunjukkan kesetiaannya terhadap ibu mertuanya yang berbangsa Israel itu, dan selalu beribadat kepada [[Tuhan]] [[umat]] Israel.<ref name="Tafsiran"/> Pada akhir kisah ini Rut mendapat seorang suami baru dari antara sanak saudara mendiang suaminya.<ref name="Tafsiran"/> Melalui pernikahannya yang kedua ini Rut menjadi nenek buyut Daud, raja Israel yang terbesar.<ref name="Tafsiran"/> Kisah-kisah dalam buku Hakim-hakim menunjukkan kesukaran-kesukaran yang terjadi karena umat Tuhan meninggalkan Tuhan.<ref name="Tafsiran"/> Sebaliknya, kisah Rut menunjukkan berkat-berkat yang diberikan Tuhan kepada seorang asing yang meninggalkan agamanya untuk percaya kepada Tuhan Israel.<ref name="Tafsiran"/> Oleh sikapnya itu ia menjadi anggota umat Tuhan.<ref name="Tafsiran"/>
Kisah tentang Rut terjadi di tengah-tengah zaman kekerasan yang dikisahkan dalam kitab [[Hakim-Hakim]].<ref name="Tafsiran"/> Walaupun suaminya, seorang [[Israel]] sudah meninggal, ia tetap menunjukkan kesetiaannya terhadap ibu mertuanya yang berbangsa Israel itu, dan selalu beribadat kepada [[Tuhan]] [[umat]] Israel.<ref name="Tafsiran"/> Pada akhir kisah ini Rut mendapat seorang suami baru dari antara sanak saudara mendiang suaminya.<ref name="Tafsiran"/> Melalui pernikahannya yang kedua ini Rut menjadi nenek buyut Daud, raja Israel yang terbesar.<ref name="Tafsiran"/> Kisah-kisah dalam buku Hakim-hakim menunjukkan kesukaran-kesukaran yang terjadi karena umat Tuhan meninggalkan Tuhan.<ref name="Tafsiran"/> Sebaliknya, kisah Rut menunjukkan berkat-berkat yang diberikan Tuhan kepada seorang asing yang meninggalkan agamanya untuk percaya kepada Tuhan Israel.<ref name="Tafsiran"/> Oleh sikapnya itu ia menjadi anggota umat Tuhan.<ref name="Tafsiran"/>


== latar belakang sosial ==
== Latar belakang sosial ==
Latar belakang kisah ini adalah perkawinan Levirat dan penebusan tanah yang jelas tidak sejajar pada masyarakat modren saat ini.<ref name="Tafsiran"/> Perkawinan Levirat(bahasa latin ''levir'' berarti ipar laki-laki) dijelaskan dalam Ulangan 25:5-10.<ref name="Tafsiran"/> Apabila seorang laki-laki di [[Israel]] Kuno meninggal dan belum memiliki anak laki-laki, maka kewajibannya terletak pada kerabat terdekatnya dengan mengawini janda tersebut dan mendapatkan anak laki-laki “supaya namanya tidak terhapus dari Israel”(ay 6).<ref name="ppl"/> Titik balik dalam Kitab Rut adalah akal Naomi yang membujuk Boas supaya menerima kewajiban tersebut, meskipun Boas sebenarnya kerabat jauh.<ref name="ppl"/> Pada posisi seperti ini, muncul suatu permasalahan, yaitu masih ada kerabat yang lebih dekat dibanding Boas dan orang itu berhak mengawini Rut.<ref name="ppl"/> Boas tidak mau mengabaikan hak orang itu.<ref name="ppl"/> Boas mengumpulkan para tua-tua di pintu gerbang kota dan mengundang kerabat yang lebih dekat itu supaya hadir.<ref name="ppl"/> Boas juga memberitahukan kepada kerabatnya itu perihal tanah Elimelekh yang hendak dijual oleh Naomi.<ref name="ppl"/> Ternyata pertama-tama kerabat itu memersoalkan tanah Elimelekh itu dan bukan memersoalkan perkawinan itu.<ref name="ppl"/> Boas pun memberitahu bahwa kerabat itu memiliki kewajiban ganda.<ref name="ppl"/> Setelah membeli tanah itu, kerabat itu berkewajiban untuk mengawini Rut dan mewariskan tanah yang dibelinya itu kepada anak yang akan lahir dari perkawinannya dengan Rut.<ref name="ppl"/> Namun, ternyata kerabat itu tidak mampu melakukan kewajiban itu sehingga ia menyerahkan haknya kepada Boas.<ref name="ppl"/>
Latar belakang kisah ini adalah perkawinan Levirat dan penebusan tanah yang jelas tidak sejajar pada masyarakat modren saat ini.<ref name="Tafsiran"/> Perkawinan Levirat(bahasa latin ''levir'' berarti ipar laki-laki) dijelaskan dalam Ulangan 25:5-10.<ref name="Tafsiran"/> Apabila seorang laki-laki di [[Israel]] Kuno meninggal dan belum memiliki anak laki-laki, maka kewajibannya terletak pada kerabat terdekatnya dengan mengawini janda tersebut dan mendapatkan anak laki-laki “supaya namanya tidak terhapus dari Israel”(ay 6).<ref name="ppl"/> Titik balik dalam Kitab Rut adalah akal Naomi yang membujuk Boas supaya menerima kewajiban tersebut, meskipun Boas sebenarnya kerabat jauh.<ref name="ppl"/> Pada posisi seperti ini, muncul suatu permasalahan, yaitu masih ada kerabat yang lebih dekat dibanding Boas dan orang itu berhak mengawini Rut.<ref name="ppl"/> Boas tidak mau mengabaikan hak orang itu.<ref name="ppl"/> Boas mengumpulkan para tua-tua di pintu gerbang kota dan mengundang kerabat yang lebih dekat itu supaya hadir.<ref name="ppl"/> Boas juga memberitahukan kepada kerabatnya itu perihal tanah Elimelekh yang hendak dijual oleh Naomi.<ref name="ppl"/> Ternyata pertama-tama kerabat itu memersoalkan tanah Elimelekh itu dan bukan memersoalkan perkawinan itu.<ref name="ppl"/> Boas pun memberitahu bahwa kerabat itu memiliki kewajiban ganda.<ref name="ppl"/> Setelah membeli tanah itu, kerabat itu berkewajiban untuk mengawini Rut dan mewariskan tanah yang dibelinya itu kepada anak yang akan lahir dari perkawinannya dengan Rut.<ref name="ppl"/> Namun, ternyata kerabat itu tidak mampu melakukan kewajiban itu sehingga ia menyerahkan haknya kepada Boas.<ref name="ppl"/>


== jenis sastra dan struktur ==
== Jenis sastra dan struktur ==
Kitab Rut berbentuk narasi yang didasarkan pada nilai-nilai kultural, norma-norma dan bahasa Israel.<ref name="JR">Victor H. Matthews, ''Judges and Ruth'', (Cambridge: University Press, 2003), hal 208.</ref> Cara terbaik membaca Kitab Rut adalah membacanya sebagai sebuah cerita, jalan cerita dapat digambarkan dalam beberapa adegan.<ref name="JR"/> Adapun adegan-adegan itu adalah:
Kitab Rut berbentuk narasi yang didasarkan pada nilai-nilai kultural, norma-norma dan bahasa Israel.<ref name="JR">Victor H. Matthews, ''Judges and Ruth'', (Cambridge: University Press, 2003), hal 208.</ref> Cara terbaik membaca Kitab Rut adalah membacanya sebagai sebuah cerita, jalan cerita dapat digambarkan dalam beberapa adegan.<ref name="JR"/> Adapun adegan-adegan itu adalah:
* Adegan pertama: [[Rut 1:1-22]].<ref name="JR"/> Naomi seorang wanita Yahudi yang baik dan cekatan mengikuti suaminya [[Elimelek]] ke [[Moab]] selama masa kelaparan, membangun keluarga di sana.<ref name="JR"/> Di Moab dua anak mereka menikah dengan perempuan Moab, yaitu Orpa dan Rut.<ref name="JR"/> Awalnya Naomi digambarkan sebagai wanita saleh, praktis dan murah hati seperti Rut.<ref name="JR"/> Namun setelah ia kembali ke [[Betlehem]], tempat ia kehilangan suami dan anak-anaknya, Ia berubah menjadi wanita yang sakit hati, yang mempersalahkan Allah atas semua kesukaran dan menuntut perhitungan dari Allah kerena telah mangambil semuanya darinya.<ref name="JR"/>
* Adegan pertama: [[Rut 1:1-22]].<ref name="JR"/> Naomi seorang wanita Yahudi yang baik dan cekatan mengikuti suaminya [[Elimelek]] ke [[Moab]] selama masa kelaparan, membangun keluarga di sana.<ref name="JR"/> Di Moab dua anak mereka menikah dengan perempuan Moab, yaitu Orpa dan Rut.<ref name="JR"/> Awalnya Naomi digambarkan sebagai wanita saleh, praktis dan murah hati seperti Rut.<ref name="JR"/> Namun setelah ia kembali ke [[Betlehem]], tempat ia kehilangan suami dan anak-anaknya, Ia berubah menjadi wanita yang sakit hati, yang mempersalahkan Allah atas semua kesukaran dan menuntut perhitungan dari Allah kerena telah mangambil semuanya darinya.<ref name="JR"/>
Baris 26: Baris 26:
{{Kitab-kitab Perjanjian Lama|right}}
{{Kitab-kitab Perjanjian Lama|right}}
{{Books of Ketuvim|right}}
{{Books of Ketuvim|right}}
== isi ==
== Garis besar isi ==
* Rut bersama Naomi kembali ke Betlehem dari Moab (Rut 1:1-21)<ref name="JR"/>
* Rut bersama Naomi kembali ke Betlehem dari Moab (Rut 1:1-21)<ref name="JR"/>
* Rut bertemu dengan Boas ([[Rut 2: 1-23]])<ref name="JR"/>
* Rut bertemu dengan Boas ([[Rut 2: 1-23]])<ref name="JR"/>

Revisi per 28 Mei 2010 01.27

Kitab Rut adalah sebuah kitab di dalam Alkitab yang menceritakan tentang kisah Rut.[1]

Rut (רות, bahasa Ibrani "belas kasih"), adalah seorang perempuan Moab yang menikah dengan anak laki-laki Naomi yaitu Elimelekh.[1] Suaminya kemudian meninggal karena bencana kelaparan.[1] Rut pada akhirnya menjadi istri Boas dan memperanakkan Obed, kakek Raja Daud dari Israel serta menjadi inti cerita kitab ini.[1] Menurut Kitab Perjanjian Baru, ia salah satu nenek moyang Yesus (Matius 1ayat 5).[2]

Berkas:Ruth-naomi.jpg
Rut dan Naomi

Tradisi Yahudi menempatkan Kitab Rut dalam kumpulan-kumpulan Kitab-kitab (Ketuvim).[1] Namun, Septuaginta, yang diikuti oleh Vulgata dan Alkitab Bahasa Indonesia menempatkan kitab tersebut setelah Kitab Hakim-hakim, sebab kitab tersebut menceritakan kisah yang sama.[1] Orang Yahudi membacakan Kitab Rut dalam kebaktian di Sinagoge pada hari raya Pentakosta (Hari raya selesainya penuaian).[3]

Sejarah penulisan

Para ahli masih tidak sependapat tentang waktu penulisan kitab Rut yang pasti, namun diperkirakan Kitab Rut ditulis antara zaman awal kerajaan sampai zaman setelah pembuangan.[4]

Menurut tradisi Talmud, Samuel adalah penulis kitab ini, tetapi ada penjelasan yang mengatakan kitab ini ditulis sesudah zaman Daud.[4] Dari penjelasan isi Kitab Rut (4:17b, 18-22) dikatakan bahwa kitab ini ditulis sewaktu raja Daud menjadi raja dan sesudahnya.[4] Dalam Rut 4:7 dikatakan bahwa peristiwa telah terjadi jauh lebih dahulu.[4] Ada juga pendapat lain dari para pakar yang mengatakan bahwa kitab ini ditulis sebagai protes terhadap tindakkan Ezra dan Nehemia(kira-kira 450 SM) yang melarang perkawinan dengan orang-orang bangsa kafir.[4]

Ringkasan cerita

Kisah tentang Rut terjadi di tengah-tengah zaman kekerasan yang dikisahkan dalam kitab Hakim-Hakim.[4] Walaupun suaminya, seorang Israel sudah meninggal, ia tetap menunjukkan kesetiaannya terhadap ibu mertuanya yang berbangsa Israel itu, dan selalu beribadat kepada Tuhan umat Israel.[4] Pada akhir kisah ini Rut mendapat seorang suami baru dari antara sanak saudara mendiang suaminya.[4] Melalui pernikahannya yang kedua ini Rut menjadi nenek buyut Daud, raja Israel yang terbesar.[4] Kisah-kisah dalam buku Hakim-hakim menunjukkan kesukaran-kesukaran yang terjadi karena umat Tuhan meninggalkan Tuhan.[4] Sebaliknya, kisah Rut menunjukkan berkat-berkat yang diberikan Tuhan kepada seorang asing yang meninggalkan agamanya untuk percaya kepada Tuhan Israel.[4] Oleh sikapnya itu ia menjadi anggota umat Tuhan.[4]

Latar belakang sosial

Latar belakang kisah ini adalah perkawinan Levirat dan penebusan tanah yang jelas tidak sejajar pada masyarakat modren saat ini.[4] Perkawinan Levirat(bahasa latin levir berarti ipar laki-laki) dijelaskan dalam Ulangan 25:5-10.[4] Apabila seorang laki-laki di Israel Kuno meninggal dan belum memiliki anak laki-laki, maka kewajibannya terletak pada kerabat terdekatnya dengan mengawini janda tersebut dan mendapatkan anak laki-laki “supaya namanya tidak terhapus dari Israel”(ay 6).[1] Titik balik dalam Kitab Rut adalah akal Naomi yang membujuk Boas supaya menerima kewajiban tersebut, meskipun Boas sebenarnya kerabat jauh.[1] Pada posisi seperti ini, muncul suatu permasalahan, yaitu masih ada kerabat yang lebih dekat dibanding Boas dan orang itu berhak mengawini Rut.[1] Boas tidak mau mengabaikan hak orang itu.[1] Boas mengumpulkan para tua-tua di pintu gerbang kota dan mengundang kerabat yang lebih dekat itu supaya hadir.[1] Boas juga memberitahukan kepada kerabatnya itu perihal tanah Elimelekh yang hendak dijual oleh Naomi.[1] Ternyata pertama-tama kerabat itu memersoalkan tanah Elimelekh itu dan bukan memersoalkan perkawinan itu.[1] Boas pun memberitahu bahwa kerabat itu memiliki kewajiban ganda.[1] Setelah membeli tanah itu, kerabat itu berkewajiban untuk mengawini Rut dan mewariskan tanah yang dibelinya itu kepada anak yang akan lahir dari perkawinannya dengan Rut.[1] Namun, ternyata kerabat itu tidak mampu melakukan kewajiban itu sehingga ia menyerahkan haknya kepada Boas.[1]

Jenis sastra dan struktur

Kitab Rut berbentuk narasi yang didasarkan pada nilai-nilai kultural, norma-norma dan bahasa Israel.[2] Cara terbaik membaca Kitab Rut adalah membacanya sebagai sebuah cerita, jalan cerita dapat digambarkan dalam beberapa adegan.[2] Adapun adegan-adegan itu adalah:

  • Adegan pertama: Rut 1:1-22.[2] Naomi seorang wanita Yahudi yang baik dan cekatan mengikuti suaminya Elimelek ke Moab selama masa kelaparan, membangun keluarga di sana.[2] Di Moab dua anak mereka menikah dengan perempuan Moab, yaitu Orpa dan Rut.[2] Awalnya Naomi digambarkan sebagai wanita saleh, praktis dan murah hati seperti Rut.[2] Namun setelah ia kembali ke Betlehem, tempat ia kehilangan suami dan anak-anaknya, Ia berubah menjadi wanita yang sakit hati, yang mempersalahkan Allah atas semua kesukaran dan menuntut perhitungan dari Allah kerena telah mangambil semuanya darinya.[2]
  • Adegan kedua (Rut 2:1-3:18). Ketika di Betlehem, Naomi memerintah Rut keponakanya ikut memanen gandum di ladang.[2] Kemudian Rut bertemu dengan Boas, seorang bujangan kaya.[2] Rut didorong Naomi mendekati Boas, Rut dan Boaspun jatuh cinta.[2]
  • Adegan ketiga: Kontrak Perkawinan Templat:Rut 4:1-12.[5] Boas terlebih dahulu menyelesaikan masalah hukum menyangkut ladang yang akan dijual Naomi.[2] Boas menyelesaikan perkaranya dengan terbuka dan jujur, dan mengambil Rut sebagai Istrinya.[5]
  • Adegan keempat: Templat:Rut 4:13-16 Naomi berbahagia karena Rut melahirkan anak yang dinamai Obed. Anak tersebut disebut sebagai “seorang anak laki-laki yang telah lahir bagi Naomi”.[5] Kelanjutan dari garis keturunan ini merupakan hal yang penting, kerena Obed menjadi ayah Isai yang memperanakkan Daud.[5]

Garis besar isi

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p W.S. Lasor, dkk. Pengantar Perjanjian Lama 1,(Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2005). Hal 317-320.
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q Victor H. Matthews, Judges and Ruth, (Cambridge: University Press, 2003), hal 208.
  3. ^ D.C, Mulder, Pembimbing ke dalam Perjanjian Lama, (Jakarta: Fasto, 1963),hal 221.
  4. ^ a b c d e f g h i j k l m n H. Van Den Bring, Tafsiran Rut dan Ester, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1979),hal 16.
  5. ^ a b c d Daud. Dianne Bergent & Robert J. Karris, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama,(Yogyakarta: Kanisius, 2002),hal 269-270.

Galeri