Lompat ke isi

Sisingamangaraja XII: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Afandri (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3: Baris 3:


== Asal Usul ==
== Asal Usul ==
Sisingamangaraja, dinasti keturunan Sisingamangaraja XII adalah keturunan seorang pejabat yang ditunjuk oleh raja [[Kerajaan Pagaruyung|Pagaruyung]] yang sangat berkuasa ketika itu, yang datang berkeliling Sumatera Utara untuk menempatkan pejabat-pejabatnya.<ref>{{cite book | last =Brenner | first =J.F. von | authorlink = | coauthors = | title =Besuch bei den Kannibalen Sumatras: erste Durchquerung der unabhangigen Batak-Lande | publisher = Wurl | date = | location =Wurzburg | url = | doi = | isbn = | page =}}</ref> Dalam sepucuk surat kepada Marsden bertahun 1820, [[Raffles]] menulis bahwa para pemimpin Batak menjelaskan kepadanya bahwa Sisingamangaraja adalah seorang keturunan [[Suku Minangkabau|Minangkabau]], dah bahwa di Silindung terdapat sebuah arca batu berbentuk manusia sangat kuno yang diduga dibawa dari Pagaruyung. <ref>{{cite book | last =Raffles | first =Stamford | authorlink = | coauthors = | title =Memoir of the life and public services of Sir Thomas Stamford Raffles | publisher = John Murray | date = | location =London | url = | doi = | isbn = | page =}}</ref> Sampai awal abad ke-20, Sisingamangaraja masih mengirimkan upeti secara teratur kepada pemimpin Minangkabau melalui perantaraan Tuanku Barus yang bertugas menyampaikannya kepada pemimpin Pagaruyung.
Sisingamangaraja, dinasti Sisingamangaraja XII, adalah keturunan seorang pejabat yang ditunjuk oleh raja [[Kerajaan Pagaruyung|Pagaruyung]] yang sangat berkuasa ketika itu, yang datang berkeliling Sumatera Utara untuk menempatkan pejabat-pejabatnya.<ref>{{cite book | last =Brenner | first =J.F. von | authorlink = | coauthors = | title =Besuch bei den Kannibalen Sumatras: erste Durchquerung der unabhangigen Batak-Lande | publisher = Wurl | date = | location =Wurzburg | url = | doi = | isbn = | page =}}</ref> Dalam sepucuk surat kepada Marsden bertahun 1820, [[Raffles]] menulis bahwa para pemimpin Batak menjelaskan kepadanya mengenai Sisingamangaraja yang merupakan keturunan [[Suku Minangkabau|Minangkabau]], dah bahwa di Silindung terdapat sebuah arca batu berbentuk manusia sangat kuno yang diduga dibawa dari Pagaruyung. <ref>{{cite book | last =Raffles | first =Stamford | authorlink = | coauthors = | title =Memoir of the life and public services of Sir Thomas Stamford Raffles | publisher = John Murray | date = | location =London | url = | doi = | isbn = | page =}}</ref> Sampai awal abad ke-20, Sisingamangaraja masih mengirimkan upeti secara teratur kepada pemimpin Minangkabau melalui perantaraan Tuanku Barus yang bertugas menyampaikannya kepada pemimpin Pagaruyung.


== Kerajaan Raja Sisingamangaraja XII ==
== Kerajaan Raja Sisingamangaraja XII ==

Revisi per 5 Oktober 2010 02.10

Berkas:Sisingamangaraja 1.jpg
Si Singamangaraja XII
(sumber: foto-foto.com)

Raja Sisingamangaraja XII (Bangkara, Tapanuli, 1849 – Simsim, Tano Batak, 17 Juni 1907); bergelar Ompu Pulo Batu adalah seorang penguasa di daerah Tapanuli, Sumatra Utara pada akhir abad ke-19. Dia wafat pada 17 Juni 1907 saat membela diri dari serangan pasukan Belanda. Makamnya berada di Soposurung, Balige setelah dipindahkan dari Tarutung. Nama Sisingamangaraja berasal dari Bahasa Sansekerta yang berarti singa dan mangaraja (maharaja).

Asal Usul

Sisingamangaraja, dinasti Sisingamangaraja XII, adalah keturunan seorang pejabat yang ditunjuk oleh raja Pagaruyung yang sangat berkuasa ketika itu, yang datang berkeliling Sumatera Utara untuk menempatkan pejabat-pejabatnya.[1] Dalam sepucuk surat kepada Marsden bertahun 1820, Raffles menulis bahwa para pemimpin Batak menjelaskan kepadanya mengenai Sisingamangaraja yang merupakan keturunan Minangkabau, dah bahwa di Silindung terdapat sebuah arca batu berbentuk manusia sangat kuno yang diduga dibawa dari Pagaruyung. [2] Sampai awal abad ke-20, Sisingamangaraja masih mengirimkan upeti secara teratur kepada pemimpin Minangkabau melalui perantaraan Tuanku Barus yang bertugas menyampaikannya kepada pemimpin Pagaruyung.

Kerajaan Raja Sisingamangaraja XII

Perlu diketahui bahwa kerajaan Raja Singamangaraja XII yang diwarisinya dari leluhurnya bukanlah sebuah kerajaan dalam pengertian umum. Secara politik, beliau hanyalah raja negerinya sendiri, negeri Bangkara (diucapkan Bakkara). Setelah pendeta Ludwig Ingwer Nommensen membuka pos zending di Silindung maka Singamangaraja khawatir kekuasaan Belanda akan segera masuk ke Tanah Batak. Beliau menjadi pemimpin negeri-negeri Batak yang menentang penjajahan Belanda. Karena merasa terancam oleh Singamangaraja XII maka Nomensen minta agar Belanda mengirim pasukan untuk segera menaklukkan Silindung. Pada 6 Februari 1878 pasukan Belanda tiba di Pearaja, kediaman penginjil Ludwig Ingwer Nommensen, dan bersama-sama dengan penginjil Nommensen pasukan Belanda berangkat ke Bahal Batu untuk menyusun benteng pertahanan. Si Singamangaraja yang merasa terprovokasi mengumumkan perang (pulas) pada tanggal 16 Februari. Dalam perang yang menjadi terkenal dengan Perang Toba (juga disebut Perang Batak atau Perang Singamangaraja), pasukan Belanda yang diperbantukan oleh pasukan Batak Kristen untuk memberantas perlawanan Singamangaraja, membakar puluhan kampung, termasuk Bangkara, kampungnya Singamangaraja XII sendiri. Singamangaraja terpaksa mengundurkan diri ke daerah Dairi dan dari situ ia berkali-kali menyerang Belanda hingga akhirnya ditembak mati dalam sebuah patroli Belanda di tengah hutan daerah Dairi pada tahun 1907

Gelar

Gelar Singamangaraja adalah gelar kelompok turun temurun yang memiliki keistimewaan wibawa (sahala) raja iman dari cabang marga Sinambela, tinggal di Bangkara. Karena keistimewaan, keunggulan, kearifan yang berlangsung turun-temurun mereka dihormati sebagian besar orang Batak, khususnya dari belahan marga besar Sumba. Pahlawan nasional Indonesia ini yang disebut juga Ompu Pulo Batu adalah Singamangaraja yang keduabelas.

Cap Sisingamangaraja XII

Singamangaraja XII memiliki tiga cap yang telah diteliti oleh Uli Kozok dalam buku "Surat Batak: Sejarah Perkembangan Tulisan Batak, Berikut Pedoman Menulis Aksara Batak dan Cap Si Singamangaraja XII. Jakarta : Gramedia. 2009.

Referensi

  1. ^ Brenner, J.F. von. Besuch bei den Kannibalen Sumatras: erste Durchquerung der unabhangigen Batak-Lande. Wurzburg: Wurl. 
  2. ^ Raffles, Stamford. Memoir of the life and public services of Sir Thomas Stamford Raffles. London: John Murray.