Lompat ke isi

Iswahjoedi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 222.124.115.11 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Mimihitam
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 6: Baris 6:


Marsekal Madya Iswahyudi meninggal di [[Tanjung Hantu]], [[Malaysia]], [[14 Desember]] [[1947]] karena pesawatnya jatuh tertembak. Namun Jenazahnya tidak ditemukan hingga saat ini. Namun Secara simbolik sebagai bentuk penghargaan terhadap Marsekal Madya Iswahyudi atas perjuangannya hingga detik-detik terakhir maka ditempatkan makam pahlawan di [[TMP Kalibata]]. Pada [[10 November]] [[1960]], pemerintah Indonesia mengabadikan nama Iswahyudi dengan mengganti nama Lanud Maospati berganti nama menjadi [[Bandara Iswahyudi]], Madiun.
Marsekal Madya Iswahyudi meninggal di [[Tanjung Hantu]], [[Malaysia]], [[14 Desember]] [[1947]] karena pesawatnya jatuh tertembak. Namun Jenazahnya tidak ditemukan hingga saat ini. Namun Secara simbolik sebagai bentuk penghargaan terhadap Marsekal Madya Iswahyudi atas perjuangannya hingga detik-detik terakhir maka ditempatkan makam pahlawan di [[TMP Kalibata]]. Pada [[10 November]] [[1960]], pemerintah Indonesia mengabadikan nama Iswahyudi dengan mengganti nama Lanud Maospati berganti nama menjadi [[Bandara Iswahyudi]], Madiun.

Ketika Perjanjian [[:ms:Rundingan Damai Haadyai 1989|Haadyai]] antara Malaysia dengan [[Partai Komunis Malaya]] diadakan pada tahun 1989, seorang Indonesia turut muncul dalam gencatan senjata tersebut. Seorang penulis nasionalis Malaysia, [[:ms:Ishak Haji Muhammad|Ishak Haji Muhammad]] (Pak Sako), menduga komunis warga Indonesia tersebut ialah Iswahyudi.


{{Pahlawan Indonesia}}
{{Pahlawan Indonesia}}

Revisi per 24 Februari 2011 23.53

Berkas:Iswahyudi.jpg
Iswahyudi.

Marsda Anumerta Iswahyudi (15 Juli 1918 – 14 Desember 1947) adalah salah seorang pahlawan nasional Indonesia. Bersama Adisutjipto, Abdulrachman Saleh, dan Husein Sastranegara, Iswahyudi dikenal sebagai perintis TNI AU Indonesia.

Awal tahun 1947, Iswahyudi diangkat menjadi Komandan Lanud Maospati Madiun dengan dibantu oleh Wiweko Soepono dan Nurtanio. Di tahun ini juga, kembali Iswahyudi ditugaskan menjadi menjadi Komandan di Lanud Gadut Bukittinggi.

Marsekal Madya Iswahyudi meninggal di Tanjung Hantu, Malaysia, 14 Desember 1947 karena pesawatnya jatuh tertembak. Namun Jenazahnya tidak ditemukan hingga saat ini. Namun Secara simbolik sebagai bentuk penghargaan terhadap Marsekal Madya Iswahyudi atas perjuangannya hingga detik-detik terakhir maka ditempatkan makam pahlawan di TMP Kalibata. Pada 10 November 1960, pemerintah Indonesia mengabadikan nama Iswahyudi dengan mengganti nama Lanud Maospati berganti nama menjadi Bandara Iswahyudi, Madiun.

Ketika Perjanjian Haadyai antara Malaysia dengan Partai Komunis Malaya diadakan pada tahun 1989, seorang Indonesia turut muncul dalam gencatan senjata tersebut. Seorang penulis nasionalis Malaysia, Ishak Haji Muhammad (Pak Sako), menduga komunis warga Indonesia tersebut ialah Iswahyudi.