Daftar gunung berapi di Indonesia: Perbedaan antara revisi
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 20: | Baris 20: | ||
Satu dari 35 [[gunung berapi aktif]], yakni [[Pulau Weh]], terpisah dari daratan utama Sumatera. Pemisahan ini disebabkan oleh letusan besar yang menyebabkan daratan antara Weh dan Sumatera digenangi oleh air laut pada zaman [[Pleistosen]]. Gunung berapi terbesar di Sumatera adalah [[supervulkan]] [[Danau Toba|Toba]], {{convert|100|km|mi|abbr=on}} × {{convert|30|km|mi|abbr=on}} di kedalaman Danau Toba, yang terbentuk setelah [[kaldera|keruntuhan kaldera]] (sekitar 74.000 [[Sebelum Sekarang|BP]]).<ref name="Oppenheimer2002"/> Letusan ini diperkirakan mencapai skala 8 [[Volcanic Explosivity Index|VEI]], letusan gunung berapi terbesar yang diketahui sampai saat ini. Puncak tertinggi di jajaran pegunungan Bukit Barisan adalah [[Gunung Kerinci]], dengan ketinggian of 3.800 m (12,467 ft) dari permukaan laut. |
Satu dari 35 [[gunung berapi aktif]], yakni [[Pulau Weh]], terpisah dari daratan utama Sumatera. Pemisahan ini disebabkan oleh letusan besar yang menyebabkan daratan antara Weh dan Sumatera digenangi oleh air laut pada zaman [[Pleistosen]]. Gunung berapi terbesar di Sumatera adalah [[supervulkan]] [[Danau Toba|Toba]], {{convert|100|km|mi|abbr=on}} × {{convert|30|km|mi|abbr=on}} di kedalaman Danau Toba, yang terbentuk setelah [[kaldera|keruntuhan kaldera]] (sekitar 74.000 [[Sebelum Sekarang|BP]]).<ref name="Oppenheimer2002"/> Letusan ini diperkirakan mencapai skala 8 [[Volcanic Explosivity Index|VEI]], letusan gunung berapi terbesar yang diketahui sampai saat ini. Puncak tertinggi di jajaran pegunungan Bukit Barisan adalah [[Gunung Kerinci]], dengan ketinggian of 3.800 m (12,467 ft) dari permukaan laut. |
||
<onlyinclude> |
<onlyinclude> |
||
{| align="left" class="wikitable sortable" |
{| align="left" class="wikitable sortable" |
||
Baris 32: | Baris 31: | ||
| [[Peuet Sague]] || [[Gunung berapi kompleks|kompleks]] || align="right"|{{convert|sortable=on|2,801|m|ft}} || {{dts|format=dmy|2000|12|25}} (2) || {{coord|4.914|N|96.329|E|type:mountain}} |
| [[Peuet Sague]] || [[Gunung berapi kompleks|kompleks]] || align="right"|{{convert|sortable=on|2,801|m|ft}} || {{dts|format=dmy|2000|12|25}} (2) || {{coord|4.914|N|96.329|E|type:mountain}} |
||
|- |
|- |
||
| [[Geureudong]] || [[stratovulkan]] || align="right"|{{convert|sortable=on|2,885|m|ft}} || {{dts|format=dmy|1937}} || {{coord|4.813|N|96.82|E|type:mountain}} |
| [[Gunung Geureudong|Geureudong]] || [[stratovulkan]] || align="right"|{{convert|sortable=on|2,885|m|ft}} || {{dts|format=dmy|1937}} || {{coord|4.813|N|96.82|E|type:mountain}} |
||
|- |
|- |
||
| [[Gunung Kembar|Kembar]] || [[Gunung berapi perisai|perisai]] || align="right"|{{convert|sortable=on|2,245|m|ft}} || {{dtsh|format=dmy|2588000|||SM}}[[Pleistosen]] || {{coord|3.850|N|97.664|E|type:mountain}}<includeonly> |
| [[Gunung Kembar|Kembar]] || [[Gunung berapi perisai|perisai]] || align="right"|{{convert|sortable=on|2,245|m|ft}} || {{dtsh|format=dmy|2588000|||SM}}[[Pleistosen]] || {{coord|3.850|N|97.664|E|type:mountain}}<includeonly> |
Revisi per 22 Januari 2014 20.51
Geografi Indonesia didominasi oleh gunung api yang terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Beberapa gunung api terkenal karena letusannya, misalnya Krakatau, yang letusannya berdampak secara global pada tahun 1883,[1] letusan supervulkan Danau Toba yang diperkirakan terjadi 74.000 tahun sebelum sekarang yang menyebabkan terjadinya musim dingin vulkan selama enam tahun,[2] dan Gunung Tambora dengan letusan paling hebat yang pernah tercatat dalam sejarah pada tahun 1815.[3]
Gunung berapi di Indonesia merupakan bagian dari Cincin Api Pasifik. 150 entri dalam daftar di bawah ini dikelompokkan menjadi enam wilayah geografis, empat di antaranya memiliki gunung berapi dalam barisan Busur Sunda. Dua wilayah lainnya mencakup gunung berapi di Halmahera, termasuk pulau-pulau vulkanik di sekitarnya, serta gunung berapi di Sulawesi dan Kepulauan Sangihe. Wilayah terakhir berada dalam satu busur vulkan dengan gunung berapi Filipina.
Gunung berapi yang paling aktif adalah Kelut dan Merapi di Pulau Jawa, yang bertanggung jawab atas ribuan kematian akibat letusannya di wilayah tersebut. Sejak tahun 1000 M, Kelut telah meletus lebih dari 30 kali, dengan letusan terbesar berkekuatan 5 Volcanic Explosivity Index (VEI),[4] sedangkan Merapi telah meletus lebih dari 80 kali.[5] Asosiasi Internasional Vulkanologi dan Kimia Interior Bumi menobatkan Merapi sebagai Gunung Api Dekade Ini sejak tahun 1995 karena aktivitas vulkaniknya yang sangat tinggi
Hingga tahun 2012, Indonesia memiliki 127 gunung berapi aktif dengan kurang lebih 5 juta penduduk yang berdiam di sekitarnya. Sejak 26 Desember 2004, setelah gempa besar dan tsunami terjadi, semua pola letusan gunung berapi berubah, misalnya Gunung Sinabung, yang terakhir kali meletus pada 1600-an, tetapi tiba-tiba aktif kembali pada tahun 2010 dan meletus pada 2013.[6]
Ruang lingkup
Sumber utama dari daftar di bawah ini diambil dari buku "Volcanoes of the World" yang disusun oleh dua vulkanolog, yakni Tom Simkin dan Lee Siebert,[a] yang memuat daftar gunung berapi yang aktif dalam 10.000 tahun terakhir (Holosen).[7] Khusus Indonesia, Simkin dan Siebert menggunakan katalog gunung berapi aktif dari Asosiasi Internasional Vulkanologi dan Kimia Interior Bumi.[b] Buku Simkin dan Siebert adalah buku yang memuat daftar paling lengkap mengenai gunung berapi di Indonesia, meskipun akurasi catatan letusan dan korban jiwa yang ditimbulkan bervariasi di berbagai wilayah. Sumber pelengkap mengenai data vulkanik terbaru diperoleh dari Survei Vulkanologi Indonesia, badan pemerintah yang bertanggung jawab untuk memantau dan mencatat aktivitas vulkanik dan mitigasi bencana geologi di Indonesia.[8]
Kelompok geografis
Sumatera
Geografi Sumatera didominasi oleh jajaran pegunungan bernama Bukit Barisan. Jajaran pegunungan ini membentang sepanjang hampir 1,700 km (1,056 mi) dari utara ke selatan pulau, dan terbentuk oleh pergerakan lempeng tektonik Australia.[9] Lempeng ini bergerak dengan laju konvergensi 5,5 cm/tahun, yang menyebabkan terjadinya gempa bumi besar di sisi barat Sumatera, termasuk gempa bumi Samudera Hindia 2004.[10][11] Pergerakan tektonik ini tak hanya menyebabkan gempa bumi, tetapi juga perumusan ruang magma di bawah pulau.[9]
Satu dari 35 gunung berapi aktif, yakni Pulau Weh, terpisah dari daratan utama Sumatera. Pemisahan ini disebabkan oleh letusan besar yang menyebabkan daratan antara Weh dan Sumatera digenangi oleh air laut pada zaman Pleistosen. Gunung berapi terbesar di Sumatera adalah supervulkan Toba, 100 km (62 mi) × 30 km (19 mi) di kedalaman Danau Toba, yang terbentuk setelah keruntuhan kaldera (sekitar 74.000 BP).[2] Letusan ini diperkirakan mencapai skala 8 VEI, letusan gunung berapi terbesar yang diketahui sampai saat ini. Puncak tertinggi di jajaran pegunungan Bukit Barisan adalah Gunung Kerinci, dengan ketinggian of 3.800 m (12,467 ft) dari permukaan laut.
Lihat juga
Referensi
Referensi umum
- ^ aM. Neumann van Padang (1951). "Indonesia". Catalog of Active Volcanoes of the World and Solfatara Fields (edisi ke-1). Rome: IAVCEI. hlm. 1–271.
- ^ aTom Simkin and Lee Siebert (1994). Volcanoes of the World: A Regional Directory, Gazetteer, and Chronology of Volcanism During the Last 10,000 Years (edisi ke-2nd). Geoscience Press. ISBN 0-945005-12-1.
Catatan
- ^ Winchester, Simon (2003). Krakatoa: The Day the World Exploded: 8 27, 1883. HarperCollins. ISBN 0-06-621285-5.
- ^ a b Oppenheimer, C. (2002). "Limited global change due to the largest known Quaternary eruption, Toba ≈74 kyr BP?". Quaternary Science Reviews. 21 (14–15): 1593–1609. doi:10.1016/S0277-3791(01)00154-8.
- ^ Stothers, Richard B. (1984). "The Great Tambora Eruption in 1815 and Its Aftermath". Science. 224 (4654): 1191–1198. doi:10.1126/science.224.4654.1191. PMID 17819476.
- ^ "Kelut Eruptive History". Global Volcanism Program. Smithsonian Institution. Diakses tanggal 2006-12-19.
- ^ "Merapi Eruptive History". Global Volcanism Program. Smithsonian Institution. Diakses tanggal 2006-12-19.
- ^ "Indonesia Miliki 127 Gunung Api Aktif". 5 2, 2012.
- ^ "Summary Data Criteria". Global Volcanism Program. Smithsonian Institution. Diakses tanggal 2006-12-31.
- ^ "Centre of Volcanology & Geological Hazard Mitigation". Volcanological Survey of Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-12-16. Diakses tanggal 2006-12-31.
- ^ a b Simoes, M., Avouac, J.P., Cattin, R., Henry, P. (2004). "The Sumatra subduction zone: A case for a locked fault zone extending into the mantle" (PDF). Journal of Geophysical Research. 109: B10402. doi:10.1029/2003JB002958.
- ^ Subarya, C., Chlieh, M., Prawirodirdjo, L., Avouac, J.P., Bock, Y., Sieh, K., Meltzner, A., Natawidjaja, D.H., McCaffrey, R. (2006). "Plate-boundary deformation associated with the great Sumatra-Andaman earthquake" (PDF). Nature. 440 (7080): 46–51. doi:10.1038/nature04522. PMID 16511486.
- ^ Lay, T., Kanamori, H., Ammon, C., Nettles, M., Ward, S., Aster, R., Beck, S., Bilek, S., Brudzinski, M., Butler, R., DeShon, H., Ekstrom, G. (2005). "The Great Sumatra-Andaman Earthquake of 26 12 2004" (PDF). Science. 308 (5725): 1127–1133. doi:10.1126/science.1112250. PMID 15905392.
- ^ "Volcanoes of Indonesia - Sumatra". Global Volcanism Program. Smithsonian Institution. Diakses tanggal 2006-11-17.